Setelah sarapan selesai, Aurora dan Isabella membagi tugas untuk hari itu.
Aurora akan membersihkan kamar-kamar dan memastikan semuanya rapi.
Sementara Isabella fokus pada aktivitas sosial dan kegiatan yang melibatkan para pengunjung atau tamu-tamu istimewa.
Keduanya bergerak dengan cermat dan efisien, menjalankan tugas-tugas mereka dengan tekun.
Hari ini, Isabella memiliki rencana istimewa yang membuatnya bersemangat.
Dia berniat mengadakan pesta minum teh yang elegan di taman indah villa Elara.
Rencananya adalah mengundang teman-temannya, para Nona muda dari keluarga bangsawan lainnya, untuk berkumpul dan menikmati suasana yang hangat dan menyenangkan.
Dan tentu saja untuk memberi tahukan mereka rencana pertunangannya dengan Tuan Muda Adelard.
Isabella mendekati Aurora dengan senyuman ceria. "Aurora," katanya dengan lembut, "aku memiliki ide yang bagus untuk hari ini.
Aku ingin mengadakan pesta minum teh di taman, dan aku ingin mengundang teman-teman ku, para Nona muda dari keluarga bangsawan lainnya."
Aurora merasa senang melihat semangat Isabella. "Tentu, Nona Isabella. Aku akan segera memberi tahu pelayan lainnya untuk mengirim undangan ke kediaman mereka."
Isabella mengangguk, ekspresinya penuh antusiasme. "Aku ingin semuanya sempurna, mulai dari dekorasi hingga hidangan yang akan disajikan. Aku ingin pesta ini menjadi momen yang tak terlupakan."
Aurora tersenyum mengangguk. "Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar, Nona Isabella. Pesta ini pasti akan menjadi sukses."
Segera setelah percakapan mereka, Aurora bergerak cepat untuk memberi tahu pelayan lainnya tentang rencana pesta minum teh.
Mereka bekerja sama dengan hati-hati untuk mempersiapkan undangan dan merencanakan detail acara dengan teliti.
Saat hari menjelang sore, taman villa Elara mulai disiapkan dengan dekorasi yang indah dan meja-meja yang ditata dengan apik.
Isabella memilih tempat yang sempurna, di bawah naungan pohon rindang, untuk menjadikan pesta ini semakin spesial.
Dia sangat berharap bahwa pesta ini akan membawa kebahagiaan dan menguatkan hubungan antara para Nona muda.
Saat matahari perlahan turun ke cakrawala, suasana di villa Elara semakin hidup dengan kedatangan para tamu yang datang dengan kereta kuda.
Kereta-kereta mewah itu bergantian berjalan menuju halaman depan villa, mengantarkan para Nona Muda dari keluarga bangsawan lainnya yang datang untuk merayakan pesta minum teh yang diadakan oleh Nona Isabella.
Aurora berdiri di dekat pintu masuk, menyambut kedatangan setiap tamu dengan senyuman hangat.
Dia merasa gembira melihat keramaian yang tercipta, dengan gaun-gaun indah dan topi-topi elegan yang menghiasi tamu-tamu yang datang.
Para Nona Muda keluar dari kereta kuda dengan elegan, sorot mata mereka penuh antusiasme.
Mereka mengenakan pakaian yang megah dan perhiasan yang memukau, mencerminkan keanggunan dan keindahan bangsawan.
Beberapa dari mereka membawa bunga atau hadiah lainnya untuk memberikan selamat kepada Nona Isabella.
Isabella, yang berdiri dengan anggun di tengah-tengah taman yang dihiasi dengan meja-meja indah, menyambut setiap tamu dengan senyuman lembut.
Para tamu yang diundang oleh Nona Isabella adalah lima Nona Muda yang memiliki kepribadian yang kuat, meskipun status dan strata sosial mereka berada di bawah keluarga bangsawan Elara.
Pertama, ada Lady Marcella Devereux, seorang wanita yang anggun namun tegas.
Dia sering terlihat mengenakan gaun dengan warna-warna yang mencolok dan perhiasan yang mencuri perhatian.
"Salam, Isabella," sapa Lady Marcella dengan senyum manis, namun ada sejumput kebanggaan dalam tatapannya.
"Sepertinya pesta ini cukup mengesankan, bukan?"
Isabella tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Marcella. Aku berharap semuanya menikmati waktu mereka."
Selanjutnya, ada Lady Arabella Wycliffe, seorang Nona Muda dengan kepribadian yang penuh percaya diri.
Dia dikenal karena keberaniannya dalam mengembara dan berpetualang.
"Apakah kamu akan menjelajahi setiap sudut taman ini, Arabella?" tanya Isabella dengan senyum.
Lady Arabella mengangguk sambil tertawa. "Tentu saja, Isabella. Taman ini sungguh menakjubkan!"
Lalu ada Lady Seraphina Beaumont, seorang wanita muda yang cenderung bersikap pendiam.
Meskipun begitu, penampilannya yang anggun dan pesona yang halus selalu menarik perhatian.
"Apa kabar, Seraphina?" tanya Isabella dengan ramah.
Lady Seraphina tersenyum tipis. "Baik, Isabella. Taman ini memang cantik."
Kemudian ada Lady Gwendolyn Hartley, seorang Nona Muda yang sangat ambisius dan memiliki tekad kuat.
Dia sering terlihat mendiskusikan bisnis dan politik dengan percaya diri.
"Bagaimana pendapatmu tentang pesta ini, Gwendolyn?" tanya Isabella sambil mengangkat satu alis.
Lady Gwendolyn tersenyum dan berkata, "Sangat mengesankan, Isabella. Tapi tentu saja, masih ada banyak hal yang bisa ditingkatkan."
Terakhir, ada Lady Evelina Fairfax, seorang Nona Muda yang ceria dan selalu penuh energi.
Dia memiliki kecintaan terhadap seni dan sering terlihat menggambar atau menari di taman.
"Aku suka pilihanmu untuk mengadakan pesta di taman, Isabella," kata Lady Evelina dengan antusias. "Ini memberikan nuansa yang segar."
Teman-teman dekat Isabella, yang telah lama berkenalan sejak masa kanak-kanak, memandang Aurora dengan pandangan yang penuh skeptis.
Meskipun usia mereka hampir sebaya, perasaan takut tersaingi oleh pesona Aurora sering kali muncul di antara mereka.
Seiring pesta minum teh berlangsung, para Nona Muda ini mulai mengusik Aurora dengan senyuman yang merendahkan dan komentar-komentar merendahkan.
Lady Marcella mendekati Aurora sambil tertawa kecil.
"Oh, Aurora, betapa beruntungnya dirimu bisa berada di sini. Menyajikan teh dan kue kepada kami semua."
Aurora menjawab dengan senyuman yang ramah. "Tentu, Lady Marcella. Saya senang bisa membantu."
Lady Arabella bergabung dalam percakapan dengan nada sinis.
"Apakah kamu merasa ini adalah panggilan sejatimu, Aurora? Menjadi pelayan di pesta-pesta?"
Aurora menjaga ketenangan dirinya. "Saya melakukan tugas saya dengan senang hati, Lady Arabella."
Tidak mau ketinggalan, Lady Seraphina berbicara dengan lembut.
"Tapi tentu saja, ini adalah tempatmu yang tepat, bukan? Di belakang sana dengan para pelayanan lainnya, bukan di antara tamu."
Aurora merasa hatinya sedikit tersinggung oleh komentar mereka, tetapi dia tetap bersikap profesional.
"Saya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, Lady Seraphina."
Lady Gwendolyn tersenyum tajam. "Kau memang ahli dalam merendahkan diri, bukan?"
Aurora mencoba untuk menjaga ketenangan. "Saya hanya berusaha menjalankan tugas saya dengan baik."
Sementara itu, Lady Evelina mencibir. "Tugas sebagai pelayan tentu saja sangat mulia, bukan?"
Isabella, yang melihat kejadian ini dari jauh, merasa sedikit senang namun dia tidak ingin campur tangan.
Dengan langkah mantap, Isabella mendekati teman-temannya, para Nona Muda yang masih mengganggu dan merendahkan Aurora.
Dia memilih duduk di kursi yang telah disediakan dengan sengaja, sebuah tempat yang menunjukkan kedudukan dan wibawanya.
Isabella tetap diam, tanpa memberikan reaksi atau mencoba membela Aurora. Dia tahu bahwa tindakan diamnya sendiri sudah cukup untuk mengungkapkan sikapnya.
Isabella memutuskan untuk tidak membela Aurora atau membenarkan sikap teman-temannya yang merendahkan Aurora.
Dia sadar bahwa sikap teman-temannya yang merendahkan Aurora sebenarnya adalah bagian dari permainan cemburu dan iri yang sedang dia mainkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Alizeee
ikut donk, pesta minum tehnya!!/Drool/
2024-03-10
0
Cantika
adegan bully nya kurang greget
2024-02-07
1
NoName
Aurora mantap ngadepin bullyan nya. Tetep rendah hati tanpa jadi rendah diri. Nice
2024-02-01
2