Episode 14

Di Rumah Aslan, Kiana tengah terbaring di tempat tidur tanpa memakai busana apapun kecuali sepasang Kaus Kaki Panjang berwarna Putih yang di kenakannya sembari mengendus aroma Aslan yang ada di tempat tidur

Setelah di tinggal oleh Aslan, Kiana menjadi sangat kesepian dan perasaannya selalu di penuhi oleh Rasa Cemas dan Rasa Khawatir

Bahkan Kiana sampai tidak bisa makan dan tidur dengan tenang karena terus Merindukan serta Mengkhawatirkan Aslan

Kiana juga tak pernah pergi dari rumah ataupun membuka Pintu rumah sejak Kepergian Aslan, Kiana terus berada di rumah untuk menunggu Kepulangan Aslan

Kiana memeluk Bantal yang ada di tempat tidur lalu mengendusnya untuk merasakan Aroma Aslan yang ada di bantal itu, "Aroma Aslan membuatku semakin merindukannya..." Ucapnya

Kemudian Kiana melihat ke arah Kain yang menutupi Tempat tidur lalu menemukan sebuah Noda Merah Darah, Kemudian Kiana membelai Bagian Noda tersebut, "Kesucianku... Telah aku berikan kepada Aslan... Tapi, Apakah itu cukup agar aku bisa menjadi istri yang baik untuk Aslan?" Ucapnya

Kiana menghela nafasnya, "Aslan... Aku harap kamu baik baik saja... Aku sangat merindukanmu, Dan aku juga sangat mengkhawatirkanmu... Aku tidak bisa hidup tanpamu Aslan... Jadi, Kumohon... Pulanglah Ke Rumah Dengan Selamat..." Ucapnya

*TOK TOK TOK

Tiba tiba terdengar suara ketukan Pintu, Hal itu membuat Kiana bertanya tanya siapa yang datang

Kemudian Kiana beranjak dari tempat tidur lalu segera memakai pakaiannya dan turun ke lantai bawah untuk melihat Siapa yang datang

Saat Kiana telah berada di Pintu Depan Rumah, Kiana ragu ragu untuk membuka Pintunya karena Kiana hanya akan membukakan Pintu untuk Aslan

*TOK TOK TOK

Suara Ketukan pintu kembali terdengar

Kiana menarik nafasnya lalu menghembuskannya untuk meredakan rasa gelisahnya, "S-siapa...?" Ucapnya

"Kiana... Ini Aku..."

Terdengar Suara yang tidak asing di telinga Kiana

Secepat Kilat Kiana langsung membuka Pintu dan melihat sosok yang ada di Luar Rumah, Seketika, Kiana langsung menitihkan Air matanya saat melihat Sosok Aslan yang tengah berdiri di depan Rumah

"Kiana..." Ucap Aslan

Kesedihan Kiana tak bisa di bendung lagi dan akhirnya Kiana menangis dengan keras, Kemudian Kiana langsung memeluk Aslan dalam kesedihannya

Aslan tersenyum, Kemudian Aslan membalas pelukan Kiana, "ASLAN... ASLAN... INI BENAR BENAR DIRIMU ASLAN... ASLAN..." Ucap Kiana dalam Tangisannya

Kiana memeluk Aslan dengan sangat erat dan tak mau melepaskan Aslan, Aslan hanya bisa tersenyum saat melihat Kiana melampiaskan seluruh Rasa Kerinduannya

...----------------...

Di Ruangan Aslan, Aslan dan Kiana tengah berciuman

Beberapa saat kemudian, Kiana melepaskan Ciumannya, "Aslan... Aku sangat bahagia bisa melihatmu lagi" Ucapnya

Aslan tersenyum, "Kita hanya berpisah selama beberapa hari, apakah kamu sangat merindukan aku?" Ucapnya

Kiana cemberut, "Tentu saja aku sangat merindukanmu... Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu..." Ucapnya

Aslan tersenyum, "Maaf karena telah membuatmu menungguku terlalu lama Kiana" Ucapnya

Kiana tersenyum bahagia, "Selama kamu pulang ke rumah dengan selamat, Aku akan terus menunggumu sampai kapanpun" Ucapnya

"Kiana..." Ucap Aslan

Kemudian Tatapan Aslan dan Kiana saling terkunci satu sama lain, Setelah itu, Aslan dan Kiana kembali berciuman

Setelah beberapa saat, Kiana melepaskan Ciumannya, Wajah Kiana memerah, "Aslan... Kamu sudah kembali ke rumah... Apakah itu artinya... Kita bisa segera menikah?" Ucapnya

Aslan tersenyum, Kemudian Aslan mencium bibir Kiana, "Tunggulah sampai Wabah ini berakhir, setelah itu, Aku akan menikahimu" Ucapnya

Kiana tersenyum manis, "Benarkah? Apa kamu berjanji?" Ucapnya

Aslan mengangguk, "Aku berjanji" Ucapnya

Kiana tersenyum bahagia, Kemudian Kiana kembali memeluk Aslan dengan erat, "Aku tidak sabar untuk menikah denganmu Aslan... Aku ingin segera menjadi Istrimu dan melahirkan banyak anak untukmu..." Ucapnya

Tanpa Kiana sadari, Ucapannya terlalu mengungkapkan isi hatinya, dan sesaat setelahnya, Wajah Kiana memerah lalu Kiana membenamkan wajahnya ke Tubuh Aslan untuk menutupi Rasa Malu nya

Aslan tersenyum, "Terima Kasih Kiana..." Ucapnya

Kemudian Aslan mulai menidurkan Kiana di atas tempat tidur, Lalu Aslan mulai melepaskan Pakaian yang Kiana kecuali Sepasang Kaus Kaki Panjang yang Kiana kenakan

Kiana tersenyum manis, "Aslan... Kumohon... Aku sudah manahan diriku selama berhari hari..." Ucapnya

Aslan tersenyum, Kemudian Aslan mencium bibir Kiana, "Sesuai Keinginannu Kiana" Ucapnya

Kemudian Aslan dan Kiana menikmati Malam itu bersama sama dengan kebahagiaan yang selalu mengitari mereka berdua

...----------------...

Di Pagi Harinya, Yuna dan Serafina mendatangi Rumah Aslan dan mereka berdua di sambut dengan hangat oleh Aslan dan juga Kiana

Yuna dan Serafina duduk di Kursi yang ada di ruang tamu di temani oleh Aslan dan juga Kiana yang duduk di pangkuan Aslan

"Apa yang membawa kalian berdua kemari?" Ucap Aslan

Yuna tersenyum, "Aslan... Kami datang ke sini untuk membicarakan soal Naga yang berhasil kamu bunuh" Ucapnya

"Begitu... Lalu apa yang ingin kamu bicarakan?" Ucap Aslan

Yuna senang karena Aslan mau mendengarkannya, "Kerajaan Calestia menginginkan Mayat Naga Es milikmu, Tentu saja kami tidak akan mengambil semua bagian Naga Es itu, Kamu bisa memilih Bagian dari Mayat Naga Es yang kamu inginkan, Dan mengenai sisanya akan di Simpan oleh Kerajaan untuk membuat Perlengkapan yang akan di berikan kepada para Ksatria, Bagaimana menurutmu?" Ucapnya

"Begitu... Aku tidak masalah dengan hal itu, lagipula aku juga tidak terlalu memerlukan Mayat Naga itu" Ucap Aslan

Perkataan Aslan jelas membuat Yuna dan Serafina terkejut, "K-kalau begitu... Apa ada Bagian dari Mayat Naga Es yang kamu inginkan?" Ucap Yuna

Aslan berpikir sejenak, "Soal itu... Apakah kamu bisa memberikan Jantung Naga Es itu kepadaku?" Ucapnya

Yuna tersenyum, "Tentu, Mengapa Tidak?" Ucapnya

"Aku hanya menginginkan Jantungnya, Sisanya bisa kalian simpan untuk Kerajaan" Ucap Aslan

Yuna senang karena Aslan mudah untuk di ajak bernegosiasi, "Baiklah... Ngomong Ngomong ada hal lain yang ingin aku bicarakan, Ekstraksi Darah Naga Es berhasil di lakukan dengan lancar dan kami mendapatkan 7 Tong Tambahan yang berisi penuh dengan Darah Naga, Dan sesuai dengan yang kamu inginkan, Kami mengirimkan 1 Tong Darah Naga dan Resep Obat Wabah Black Corpse ke semua Bangsa yang Terkena Wabah, Tapi pengirimannya akan membutuhkan waktu untuk sampai ke Bangsa Bangsa yang di tuju, Meskipun begitu, Wabah ini akhirnya bisa di atasi berkat dirimu" Ucapnya

Aslan tersenyum, "Itu Kabar yang bagus, Menurutmu, Berapa lama waktu yang di butuhkan sampai Wabah ini benar benar teratasi?" Ucapnya

Yuna berpikir sejenak, "Menurut Perhitungan yang di lakukan, Setidaknya butuh waktu 3 sampai 4 Bulan untuk bisa mengatasi wabah ini sampai ke akar akarnya" Ucapnya

Aslan menghela nafasnya, "Kiana, Apa kamu bisa menunggu selama itu?" Ucapnya

Kiana mengarahkan pandangannya ke arah Aslan, "Tidak apa Aslan, Aku akan menunggu semua ini selesai terlebih dahulu" Ucapnya

Yuna penasaran dengan Kiana yang sangat dekat dengan Aslan seperti sepasang kekasih, "Apa kalian memiliki Hubungan Khusus?" Ucap Yuna

Aslan mengangguk, "Ya, Kiana adalah Kekasihku, Dan Aku akan menikahi Kiana saat semua ini telah berakhir" Ucapnya

Yuna tersenyum, "Kalau Begitu, Kami akan membantu dalam Pernikahan Kalian, Anggap saja ini sebagai Balas Budi Kerajaan meskipun ini tidak seberapa, Dan 1 Hal lagi, Raja dan Ratu Kerajaan Calestia ingin bertemu denganmu dan memberikan penghargaan kepadamu" Ucapnya

"Aku akan sangat senang jika kalian ingin membantu Pernikahanku dengan Kiana, tapi apa kalian telah mengungkapkan identitasku kepada Raja?" Ucap Aslan

Yuna menggelengkan Kepalanya, "Itulah salah satu alasan kami datang ke sini untuk menanyakan apakah kamu mau mengungkap identitasmu atau kamu mau menyembunyikan identitasmu?" Ucapnya

"Untunglah kalian tidak mengungkapkan Identitasku, Dan juga aku tidak ingin mengungkapkan identitasku" Ucap Aslan

Yuna tersenyum, "Jika itu yang kamu inginkan maka itu yang akan kamu dapatkan, Kami tidak akan pernah mengungkapkan identitasmu kepada siapapun" Ucapnya

Aslan mengangguk, "Terima Kasih" Ucapnya

Yuna tersenyum, "Semua hal yang harus Kami lakukan di sini telah selesai kami lakukan, Jadi, kami pamit undur diri" Ucapnya

"Baiklah... Apa perlu ku antar sampai pintu depan?" Ucap Aslan

Kemudian Yuna berdiri, "Tidak Perlu repot repot... Kalau begitu, Kami Pamit" Ucapnya

Yuna membungkuk 30 derajat kepada Aslan sebelum pergi meninggalkan Ruangan, Serafina melihat ke arah Masternya lalu membungkuk 90 derajat, "Master... Saya Mohon Undur Diri Terlebih Dahulu" Ucapnya

Aslan mengangguk, "Baiklah" Ucapnya

Kemudian Serafina kembali berdiri tegak, Serafina tersenyum manis sebelum akhirnya pergi mengikuti Yuna

Kiana penasaran mengapa Wali Kelasnya memanggil Aslan dengan sebutan Master, "Aslan... Mengapa Bu Serafina memanggilmu Master?" Ucapnya

Aslan tersenyum, Kemudian Aslan mencium bibir Kiana, "Ada beberapa hal yang terjadi, Aku akan menceritakannya kepadamu saat waktunya telah tiba" Ucapnya

Kiana tersenyum, "Baiklah..." Ucapnya

...----------------...

Produksi Obat Wabah Black Corpse terus di lakukan tanpa henti

Hasil yang di dapatkan dari Produksi masal ini berhasil menyelamatkan ratusan ribu bahkan jutaan nyawa

Darah Naga yang di kirim ke Bangsa lain juga cukup membutuhkan waktu untuk sampai, Namun setelah sekian lama Waktu pengiriman, Akhirnya Seluruh Darah Naga tiba di semua bangsa yang terkena wabah

Dan secara cepat Bangsa Bangsa itu mulai memproduksi Obat Wabah Black Corpse untuk segera menghentikan mimpi buruk ini

3 Bulan berlalu, Wabah Black Corpse akhirnya berakhir dengan total Korban Meninggal mencapai 3,9 Juta Jiwa dan menjadi salah satu Wabah Terparah yang pernah terjadi dalam sejarah

...----------------...

Altar Pernikahan Di Perbatasan Wilayah Selatan

Di Malam hari dengan Bulan Purnama berwarna Biru, Aslan dan Kiana melangsungkan pernikahan mereka

Dengan hanya mengundang Yuna dan Serafina sebagai saksi, Dan juga Ellen yang akan menjadi Pembaca Sumpah antara kedua mempelai

Aslan dan Kiana berjalan menuju ke atas Altar menghampiri Ellen, Setelah itu, Aslan dan Kiana saling bertatapan

Kiana terlihat sangat Cantik, Imut dan Menawan dengan Gaun Pengantin Berwarna Putih Bersih Sebersih Salju yang tengah di kenakannya

Sementara Aslan terlihat sangat Tampan dengan Setelannya yang tampak seperti Seorang Pangeran

Kemudian Ellen mulai melangsungkan Pernikahan Antara Aslan dengan Kiana, "Dengan Nama Dari 7 Leluhur Vampir, Hari Ini, Pada Malam Bulan Purnama Biru, Aslan Nokin Dan Kiana Viena Akan Bersatu Dalam Takdir Yang Telah Mempersatukan Mereka Berdua" Ucap Ellen

Kemudian Ellen mengarahkan pandangannya ke arah Aslan, "Aslan Nokin, Apa Kamu Bersedia Menerima Kiana Viena Sebagai Istrimu Dan Akan Selalu Menjaga, Melindungi Serta Membahagiakannya Selama Sisa Hidupmu?" Ucap Ellen

Aslan tersenyum, "Aku Bersedia..." Ucapnya

Kemudian Ellen mengalihkan pandangannya ke arah Kiana, "Kiana Viena, Apa Kamu Bersedia Menerima Aslan Nokin Sebagai Suamimu, Dan Akan Selalu Melayani, Menyayangi Dan Mencintainya Selama Sisa Hidupmu?" Ucap Ellen

Kiana tersenyum, "Aku Bersedia..."

Kemudian Ellen mengulurkan sebuah Kotak kecil yang berisi Sepasang Cincin Kembar, "Silahkan Pasangkan Cincin Ini Kepada Pasangan Kalian, Di Mulai Dari Mempelai Pria" Ucap Ellen

Aslan mengambil Cincin yang ada di kotak tersebut, Kemudian Aslan Mengenggam tangan kiri Kiana lalu memasangkan Cincin di Jari Manis Kiana

Kiana terlihat sangat bahagia, Kemudian Kiana mengambil Cincin yang ada di Kotak Kecil tersebut, Kemudian Kiana menggenggam tangan Kiri Aslan lalu memasangkan Cincin di Jari Manis Aslan

"Dengan Ini... Kalian Berdua Telah Resmi Menjadi Pasangan Suami Istri... Di Persilahkan Kepada Mempelai Pria Untuk Meninggalkan Tanda Pada Mempelai Wanita" Ucap Ellen

Kemudian Aslan membelai Pipi Kiana dengan lembut, Setelah itu, Aslan menggigit Leher bagian Kiri Kiana lalu menghisap darah Kiana

Setelah Aslan melepaskan gigitannya, Bekas Gigitan dari Taring Aslan membekas di leher Kiana dan dengan itu, Kiana telah menyerahkan seluruh Kehidupannya kepada Aslan dan menerima Aslan sebagai Suami Tercintanya

*PLOK PLOK PLOK PLOK

Tepuk Tangan di berikan oleh Yuna dan juga Serafina yang menjadi saksi atas Pernikahan Aslan dengan Kiana

Tatapan Aslan dan Kiana saling terkunci satu sama lain

"Aslan..." Ucap Kiana

"Kiana..." Ucap Aslan

Aslan dan Kiana saling tersenyum, Kemudian Aslan dan Kiana saling Berciuman

Di Bawah Sinar Bulan Purnama Biru yang Menyinari Altar Pernikahan, Aslan dan Kiana telah membentuk Takdir Cinta mereka yang tidak akan pernah bisa di hancurkan oleh apapun

Dan dengan Pernikahan ini, Kehidupan Aslan dan Kiana akan selalu di kelilingi oleh Kebahagiaan

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

udah kayak mau habis ceritanya

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!