Di Pagi Hari
Aslan terbangun dari tidurnya, Kemudian Aslan bangkit dari tempat tidur lalu melihat ke arah samping nya dan mendapati Kiana yang tengah tertidur nyenyak tanpa memakai busana apapun kecuali sepasang kaus kaki panjang yang Kiana kenakan
Aslan tersenyum, Kemudian Aslan mengelus Kepala Kiana dengan lembut, Sentuhan yang Aslan berikan kepada Kiana membuat Kiana terbangun dari tidurnya, "Umm... Aslan... Selamat Pagi..." Ucap Kiana sembari mengusap matanya
Aslan kembali tersenyum, "Selamat Pagi Kiana..." Ucapnya
Kemudian Kiana bangkit dari tempat tidur lalu merangkak ke arah Aslan dan mencium Pipi Aslan, "Ayo... Kita harus segera berangkat ke Akademi..." Ucap Kiana
Aslan kembali tersenyum dan membalas ciuman Kiana dengan mencium Kening Kiana, "Baiklah..." Ucapnya
...----------------...
Dalam Perjalanan Ke Akademi, Kiana terlihat lebih bahagia daripada biasanya, Dan Kiana juga terlihat lebih percaya diri dan juga lebih ceria daripada sebelumnya
Aslan tersenyum karena senang melihat Keceriaan Kiana, Kemudian Aslan menanyakan sesuatu kepada Kiana, "Kiana... Apa kamu masih merasakan Rasa Sakitnya?" Ucap Aslan Bertanya Kepada Kiana
Wajah Kiana langsung memerah saat mendengar apa yang Aslan katakan, "S-sedikit..." Ucapnya
"Apa perlu aku sembuhkan menggunakan Sihir penyembuhan?" Ucap Aslan Bertanya Kepada Kiana
Kiana menggelengkan kepalanya, "Tidak... Tidak Perlu... Aku... Aku ingin merasakan Rasa Sakit Kebahagiaan ini untuk waktu yang lebih lama lagi..." Ucapnya
Aslan tersenyum, "Baiklah..." Ucapnya
Kiana menganggap Rasa Sakit Kehilangan Kesuciannya sebagai Rasa Sakit Kebahagiaan yang membuatnya bisa bersatu dengan Aslan
Aslan dan Kiana berjalan bersama dan bermesraan di sepanjang jalan, Dan Kemesraan mereka juga di lihat langsung oleh Murid bahkan orang lain
Segera setelah Aslan dan Kiana sampai di dalam Akademi, Aslan dan Kiana langsung pergi menuju ke Kelas Mereka
...----------------...
Di dalam kelas memiliki suasana yang tenang, semua Murid saling berbincang satu sama lain dan tak menyebabkan keributan apapun, yang paling menjadi Pusat Perhatian adalah Lucas dan Alicia karena mereka berdua adalah Pangeran dan juga Putri dari 2 Kerajaan Vampir
Bagaimanapun juga, Berteman dengan Pangeran dan Putri Raja adalah impian bagi semua Murid yang ada, jika bisa menjalin hubungan baik dengan salah satu dari mereka, itu akan menjadi keberuntungan yang akan membawa banyak keuntungan
Dari sekian banyaknya Murid, tidak ada satupun dari mereka yang berani mendekati Aslan, itu karena Kemampuan Aslan jauh melebihi kemampuan seluruh Murid yang ada di dalam Kelas 1 A, Bahkan Kemampuan Aslan juga melebihi Lucas yang di anggap sebagai Yang Paling Jenius
Akibat apa yang Aslan lakukan di Hari Pertama Akademi, itu membuat Jurang Permusuhan di antara Aslan dengan Lucas, yang mana hal itu jelas akan merepotkan jika harus berurusan dengan seorang Pangeran Mahkota
Aslan menghela nafasnya, lalu Aslan melirik ke arah Kiana yang tengah bersandar di bahunya, kemudian Aslan melirik ke arah tangan kirinya yang tengah di genggam erat oleh Kiana, Kemudian Aslan tersenyum, (Bermusuhan dengan seorang Pangeran Mahkota memang akan menjadi masalah yang merepotkan... Tapi aku tidak peduli dengan hal itu, selama Kiana bisa bahagia tanpa terikat masalah apapun, aku tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal, apalagi sampai harus berurusan dengan Pangeran Mahkota itu) Ujar Aslan dalam benaknya
Kemudian Kiana beranjak dari bahu Aslan, "Aslan... Malam ini kamu ingin makan apa?" Ucap Kiana
Aslan tersenyum, "Aku ingin makan Sup Kentang Manis buatanmu" Ucapnya
Kiana tersenyum, "Baiklah... Tapi... Kita tidak memiliki sisa Kentang di rumah" Ucapnya
"Tidak apa, setelah pulang dari Akademi, kita bisa ke Pasar untuk berbelanja" Ucap Aslan
Kiana tersenyum bahagia, "Baik..." Ucapnya
Beberapa Menit setelahnya, Bu Serafina masuk ke dalam kelas, lalu seluruh murid segera kembali duduk di tempat mereka masing masing
"Baiklah Semuanya... Pelajaran Hari Ini Akan Kita Mulai... Sekarang Buka Buku Pelajaran Kalian Masing Masing" Ucap Bu Serafina
...----------------...
Hari ini ada beberapa pelajaran tambahan yang mengakibatkan Aslan dan Kiana pulang dari Akademi lebih lama dari biasanya
Namun itu tidak menghalangi Aslan dan Kiana untuk berbelanja ke Pasar
Di Dalam Distrik Pedagang, Aslan dan Kiana memutuskan untuk sedikit bersenang senang bersama sebelum pergi berbelanja, Aslan dan Kiana menjelajahi setiap Kios dan Toko yang menarik, Membeli Makan Ringan dan menikmatinya bersama serta memainkan berbagai permainan berhadiah yang di adakan Pedagang yang ada di sana
Suasana Hati Kiana begitu Bahagia karena bisa menghabiskan waktunya bersama Aslan, Kebahagiaan Kiana hanya ada pada Aslan dan bukan orang lain, Dari titik ini, Kiana Telah Berada Di Titik Dimana Dirinya Tidak Akan Bisa Hidup Tanpa Aslan
Maka dari itulah, Kiana mengunci Rapat hatinya hanya untuk Aslan seorang, Dan tidak akan pernah ada orang lain yang di Cintai Kiana selain Aslan
Semua yang Kiana butuhkan dan yang Kiana harapkan hanyalah untuk bisa berada di sisi Aslan selamanya, sebagai seorang Kekasih dan sebagai seorang Istri dari Aslan
Setelah selesai Bersenang senang, Aslan dan Kiana melanjutkannya dengan Berbelanja semua kebutuhan yang di perlukan
Dan setelah selesai berbelanja, Aslan dan Kiana memutuskan untuk segera pulang ke Rumah
...----------------...
Banyak orang berlalu lalang di jalanan, Kereta Kuda yang membawa banyak barang lewat di tengah jalan, dan Tiang Kristal Cahaya menerangi seluruh Jalanan
Aslan membawa barang belanjaan di tangan kanannya sementara tangan kirinya tengah di genggam Erat oleh Kiana
"Aslan... Saat sampai di rumah... Apa kamu mau mandi bersama denganku...?" Ucap Kiana
Aslan melihat ke arah Kiana yang wajahnya sudah sangat merah, Kemudian Aslan tersenyum, "Dengan Senang Hati" Ucapnya
Kiana tersenyum bahagia dan mempererat genggaman tangannya kepada tangan Aslan
Beberapa saat kemudian, Aslan dan Kiana berpapasan dengan Bu Serafina yang tengah berdiri di depan sebuah Toko
Aslan melihat kegelisahan yang terpancar dari Bu Serafina, untuk memastikan bahwa semua baik baik saja, Aslan memutuskan untuk menghampiri dan menyapa Bu Serafina
"Bu Serafina...?" Ucap Aslan memanggil Bu Serafina
Bu Serafina langsung mengarahkan pandangannya ke arah Sumber suara tersebut dan mendapati Aslan dan juga Kiana yang tengah berjalan menghampiri
"Kalian berdua... apa yang kalian lakukan di sini?" Ucap Bu Serafina
"Kami baru saja selesai berbelanja dan ingin segera pulang" Ucap Aslan
Kemudian Bu Serafina Menghela nafasnya, "Bagus... Segeralah Pulang dan jangan keluar Rumah saat sudah larut malam" Ucapnya
Kegelisahan semakin muncul dari dalam diri Bu Serafina, "Bu Serafina... Apa anda baik baik saja? Sepertinya anda terlihat sangat gelisah..." Ucap Aslan
"Ini bukan sesuatu yang harus kamu ketahui" Ucap Bu Serafina
Kiana mempererat genggaman tangannya kepada tangan Aslan, kemudian Aslan melihat ke arah Kiana, terlihat Kiana mengangguk saat Aslan menatapnya, Aslan tau apa yang Kiana inginkan, "Sebagai Seorang Murid Yang Berada Dalam Naungan Anda, Sudah Menjadi Kewajiban Saya Untuk Membantu Anda Jika Memang Saya Bisa Membantu" Ucap Aslan
Bu Serafina menghela nafasnya, "Lagipula... Cepat atau lambat hal ini juga akan di ketahui olehmu" Ucapnya
Kemudian Bu Serafina menghela nafasnya, lalu Bu Serafina melihat ke sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada orang di sekitarnya, Lalu Bu Serafina memasang ekspresi serius di wajahnya, "Muncul Wabah Mematikan Di Wilayah Utara..." Ucap Bu Serafina
Aslan dan Kiana terkejut setelah mendengar ucapan Bu Serafina, "Wabah mematikan?" Ucap Aslan
Bu Serafina mengangguk, "Untuk saat ini, Wabah ini hanya menjangkit seluruh Wilayah yang ada di Utara... Tapi tingkat penyebaran Wabah ini sangat cepat dan hampir menyentuh Wilayah Barat dan Timur... Wabah ini menginfeksi Saluran Darah seseorang, mengakibatkan beberapa gejala seperti Demam, Bintik Merah di sekujur tubuh, Muntah Darah hingga kejang kejang, orang yang telah terinfeksi tidak bisa bertahan lebih lama dari 7 hari, jumlah Korban saat ini telah mencapai lebih dari 21.000 orang yang meninggal..." Ucap Bu Serafina
Aslan berkeringat, "Apa sihir penyembuhan tidak bisa menyembuhkan Penyakit dari Wabah ini?" Ucapnya
Bu Serafina menggelengkan kepalanya, "Semuanya sia sia... kami sudah mencoba banyak hal untuk mengobati dan mencegah Penyakit ini menular ke lebih banyak orang... tapi semuanya sia sia..." Ucapnya
Aslan berkeringat, (Sepertinya... ini akan menjadi lebih merepotkan daripada berurusan dengan Seorang Pangeran Mahkota...) Ujar Aslan dalam benaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nur Tini
wabah memang selalu merepotkan, contohnya si corona,
2024-02-25
1