Episode 3

Terbitnya Matahari Pagi

Di Barat Kota Latonia, Terdapat sebuah Arena Pertempuran yang telah di penuhi oleh ratusan orang yang ingin mendaftarkan diri dalam Turnamen Pedang Dan Sihir

Sejak Pagi Buta, Ratusan orang telah mengantri untuk mendaftarkan diri, Termasuk Aslan yang tengah mengantri di barisan panjang yang mengarah ke Tempat Pendaftaran Sihir

Aslan juga mendapatkan selembar kertas yang berisi Kriteria dan Aturan yang berlaku untuk Turnamen Kali Ini

"Tidak ada batasan usia, Minimal menguasai Sihir Tier 2 ke atas dan Jumlah Minimal Kapasitas Mana adalah 5.000 atau Lebih... Sihir Tier 2 bukan masalah bagiku, Tapi, Angka Minimal Kapasitas Mana yang di butuhkan ini bukankah terlalu kecil? Kapasitas Manaku saat ini seharusnya berjumlah lebih dari 500.000, Apakah aku harus menekan Manaku?" Ucap Aslan

Kemudian Antrian Aslan maju selangkah demi selangkah, Namun masih butuh waktu agar Aslan bisa mencapai tempat pendaftaran

Aslan melihat Antrian yang ada di sebelahnya yang mana Antrian itu adalah Antrian bagi pendaftar yang ingin mengikuti Turnamen Pedang

"Turnamen Pedang? Seharusnya para Ahli Pedang akan menjadi seorang Warrior di masa depan, meskipun namanya adalah Turnamen Pedang, tapi senjata yang di gunakan oleh para Kontestan bersifat bebas, bisa memakai Pedang, Tombak, Kapak, Panah atau senjata apapun, Itu berlaku juga untuk Akademi Ksatria" Ucap Aslan

Setelahnya, Antrian Aslan maju selangkah demi selangkah, Butuh banyak waktu agar Aslan bisa sampai di tempat Pendaftaran

Selama mengantri, Aslan terus membaca Kriteria dan Aturan Turnamen, Banyak hal yang ada dalam peraturannya, antara lain adalah Penentuan Pemenang, Seseorang Harus membuat lawannya tak sadarkan diri atau tak bisa lagi bertarung, Pembunuhan di larang dalam Turnamen, dan apabila terdapat unsur ketidaksengajaan dalam suatu aksi, pelaku akan di tahan selama beberapa waktu sampai semua bukti di kumpulkan, dan Pelaku akan bebas jika terbukti tidak bersalah atas ketidaksengajaan itu, namun apabila pelaku terbukti bersalah, maka dia akan di lempar ke dalam penjara

Aslan menghela nafasnya karena bingung dengan peraturan yang ada di dalam Turnamen

"Tidak boleh membunuh? Sepertinya ini akan menjadi sedikit sulit, tapi aku akan mencoba untuk tidak membunuh lawanku, mungkin membuatnya sekarat sudah lebih dari cukup" Ucap Aslan

Aslan kembali membaca apa yang ada di kertasnya, di katakan bahwa Turnamen ini di gelar oleh seorang Komandan Militer Kerajaan Calestia yang tengah Singgah di Kota Latonia untuk mencari Bakat yang ada di Kota Latonia

Waktu berlalu dan akhirnya tiba giliran Aslan untuk mendaftarkan diri, Kemudian seorang Panitia mendatangi Aslan, "Sebutkan Nama, Umur, dan Sihir Tier berapa yang kamu kuasai" Ucap nya

"Aslan Nokin, 18 Tahun, Sihir Tier 2" Ucap Aslan

Kemudian Panitia mencatat semua yang Aslan ucapkan

"Perlihatkan Sihir yang kamu kuasai" Ucap Panitia

Kemudian Aslan mengulurkan tangannya dan mulai mengeluarkan Sihirnya, Lingkaran Sihir berwarna Putih terbentuk, kemudian Sebongkah Es Panjang menyerupai Tombak muncul dari dalam Lingkaran Sihir

"Ice Spear, Sihir Tier 2" Ucap Panitia

Kemudian Panitia kembali mencatat hal itu di sebuah kertas

"Baiklah, sekarang saatnya untuk mengukur Jumlah Kapasitas Mana milikmu, Sentuhlah Kristal Sihirnya dan alirkan sedikit Mana milikmu ke dalamnya" Ucap Panitia

Aslan menyentuh Kristal Sihir besar yang berukuran 2 Kali Ukuran Tubuh Orang Dewasa yang ada di hadapannya, Lalu Aslan mulai menyalurkan sedikit Mana miliknya ke dalam Kristal Sihir

[ Aslan Nokin, Kapasitas Mana: 5.850 ]

Terdengar suara lembut dari seorang Perempuan yang berasal dari dalam Kristal Sihir

"Kapasitas Sihir di atas 5.000, Baiklah anak muda, kamu lolos, sekarang pergilah ke dalam dan tunggu giliran untuk masuk ke dalam Arena" Ucap Panitia

Dengan itu, Aslan berhasil mendaftarkan dirinya untuk mengikuti Turnamen

...----------------...

Ratusan orang duduk mengelilingi Arena Pertempuran dan menyaksikan Pertarungan yang tengah berlangsung di dalam Arena

Dan di sana juga terlihat seseorang yang tengah duduk di Kursi Penting yang ada di Arena, Seorang Wanita cantik berambut merah dan mengenakan sebuah Armor yang bersinar, Dia adalah Komandan Militer Kerajaan Calestia, Yuna Lionheart

Yuna menonton pertarungan yang berlangsung sembari menilai setiap Kontestan yang bertanding

Sesaat setelahnya, Walikota Kota Lantonia yang tengah duduk di samping Yuna mulai berbicara, "Bagaimana Nona Yuna? Apa ada Kontestan yang membuat Anda Tertarik?" Ucapnya

Yuna menggelengkan kepalanya, "Tidak ada satupun dari mereka yang menarik perhatianku" Ucapnya

"Tenang Saja Nona Yuna, Di Pertarungan selanjutnya, ada seorang Pemuda Bernama Dean Faronet, Dia adalah Jenius yang tak tertandingi di kota ini, kuyakin dia akan menarik perhatian Nona Yuna" Ucap Walikota

Yuna menghela nafasnya, "Kuharap Juga Begitu" Ucapnya

Pertarungan yang berlangsung akhirnya berakhir, Dan sekarang waktu nya untuk Pertarungan Selanjutnya

Suara Sorakan penonton semakin meriah, Dan dari Gerbang sebelah Kanan, Seorang Pemuda Muncul sembari melambaikan tangannya

Dean Faronet, Jenius Tak Tertandingi di Kota Latonia

Walikota Tertawa karena senang, "Hahaha, Lihat Nona Yuna, Dia sudah muncul, Dean Faronet, Jenius Abadi Milik Kota Latonia" Ucapnya

Melihat Walikota yang begitu membanggakan Dean, Yuna juga ingin melihat seberapa berbakatnya Dean yang di juluki sebagai seorang Jenius di Kota Latonia, "Kuharap Dia Tidak Mengecewakan ku" Ucapnya

Kemudian, Dari Gerbang lain yang ada di Arena, Seorang Pemuda muncul dan memasuki Arena

Seluruh Sorakan dan kemeriahan yang ada di Arena langsung berhenti dan langsung memasuki keadaan sunyi

Pemuda itu adalah Aslan, yang mana semua orang tau bahwa Aslan adalah seorang sampah dari Daerah Kumuh

"Aslan? Si Sampah Itu?" Ucap Dean yang terkejut karena melihat Aslan

Yuna menjadi penasaran karena melihat sosok Aslan, "Walikota, Siapa Pemuda itu?" Ucap Yuan Bertanya Kepada Walikota

Walikota berkeringat, "Pemuda itu... Dia hanyalah seorang Sampah dari Daerah Kumuh, Dia bahkan tidak bisa menggunakan Sihir ataupun mengayunkan pedang" Ucapnya

Ketertarikan Yuna muncul pada saat itu juga, "Seorang Sampah yang tidak bisa menggunakan Sihir dan tidak bisa menggunakan Pedang tapi bisa melewati Kriteria Turnamen ini? Menarik" Ucapnya

Aslan yang berdiri di tengah Arena di buat cukup kagum karena keramaian yang ada di Arena

"Tempat ini cukup ramai" Ucap Aslan

"HEY SAMPAH"

Tiba tiba ada seseorang yang berteriak

Aslan mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara tersebut dan melihat bahwa yang berteriak itu adalah lawannya, yaitu Dean Faronet

"SAMPAH SEPERTI MU KENAPA BISA ADA DI SINI" Ucap Dean yang marah

Aslan menggaruk kepalanya karena bingung, "Kenapa aku ada di sini? Jelas itu Karena aku mengikuti Turnamen ini, Aku telah melewati Proses pendaftarannya dan sekarang aku ada di sini" Ucap Aslan

Dean mengepalkan tangannya dengan kuat, "Kau Pikir Tempat Ini Adalah Tempat Bermain Untuk Sampah Seperti mu?" Ucapnya

Aslan kembali menggaruk kepalanya, "Sudahlah, Aku di sini untuk mengikuti Turnamennya, bukan untuk mendengarkan omong kosongmu" Ucap Aslan

Aslan terhenti selama beberapa saat setelah melihat wajah Dean dengan jelas, "Kau... Bukankah kau yang selama ini terus membuatku menderita?" Ucap Aslan Bertanya Kepada Dean

Dean Tertawa, "Hahaha... Itu benar, akulah yang telah membuat hidupmu menderita" Ucapnya

Aslan menggertakkan giginya, "Pas Sekali, Karena sekarang kita berada di sini, Aku benar benar sangat ingin menghajarmu" Ucap nya

Dean kembali tertawa, "Hahaha... Sampah yang bermimpi di siang bolong... Baiklah, jangan sampai ini terlihat seperti aku sedang menindas mu, aku akan memberimu 3 kesempatan untuk menyerang ku terlebih dahulu sebelum aku membuatmu cacat seumur hidup" Ucapnya

Aslan menggertakkan giginya, "Baiklah..." Ucapnya

Dean Tersenyum Bangga, "Baiklah, Walikota, Segera Mulai Pertarungannya" Ucapnya

Kemudian Walikota berdiri dari kursinya

"Baiklah, Tanpa menunda waktu lagi, Pertarungan Di--"

"Tunggu"

Saat Walikota ingin melangsungkan Pertarungan, Aslan menghentikan Walikota. untuk memulai pertarungan

"Apa tempat ini sudah di pasangi Pelindung yang cukup kuat?" Ucap Aslan Bertanya Kepada Walikota

Walikota menatap ke arah Aslan dengan tatap yang tidak pasti, "Arena ini telah di pasangi Pelindung yang kuat untuk melindungi semua Penonton, jadi kamu tidak perlu khawatir" Ucapnya

Aslan menghela nafas lega, "Baiklah, kalau begitu, mulai saja pertarungannya" Ucap Aslan

Walikota menatap Aslan dengan tatapan yang penuh kebencian, "Pertarungan Di Mulai" Ucapnya

Kemudian Dean maju beberapa langkah menghampiri Aslan, "Sekarang, Gunakanlah semua kekuatanmu yang tak berguna itu sebelum aku membuatmu cacat seumur hidup" Ucapnya

"Kau benar benar sangat percaya diri dengan kekuatanmu ya?" Ucap Aslan

Dean tersenyum, "Benar, Karena aku adalah yang terkuat di Kota Ini, Sekarang, Seranglah aku dengan 3 kesempatan yang kau miliki" Ucapnya

Aslan Tersenyum di sertai dengan Urat wajahnya yang muncul akibat dirinya yang kesal, "Baiklah" Ucapnya

Kemudian Aslan menjuntaikan tangan kanannya ke atas

"Giga Fireball"

*WHOOOMMM

*WHUUUUUUSSSSHHH

Seketika, Sebuah Lingkaran Sihir Raksasa Muncul dari tangan kanan Aslan dan memunculkan sebuah Bola Api Raksasa yang hampir menutupi seluruh Arena Pertempuran

Semua orang yang ada di sana terkejut setengah mati tak terkecuali Yuna dan Walikota

Panas dari Bola Api Raksasa milik Aslan menyebar dan mengakibatkan Rasa Terbakar yang teramat kuat ke semua orang

(T-TIER 5.... SIHIR TIER 5!!! TERLEBIH LAGI... TANPA RAPALAN!!!) Ujar Yuna Dalam Benaknya yang terkejut

Panas yang di rasakan Yuna mulai menggerogoti tubuhnya, meskipun Yuna memiliki Resistensi tinggi terhadap api, namun Perasaan Terbakar oleh Sihir Tier 5 bukanlah hal yang main main untuk Yuna

"K-KUAT SEKALI... B-BAGAIMANA SAMPAH SEPERTIMU BISA MEMPUNYAI KEKUATAN SEBESAR INI?" Ucap Dean yang kewalahan

Aslan tersenyum, Kemudian Aslan memposisikan dirinya untuk melemparkan Bola Api Raksasa nya

"Jangan Mati Ya" Ucap Aslan

Kemudian Aslan langsung melemparkan Bola Api Raksasanya ke arah Dean

"TIDAAAAAAAAAAAAKKK" Dean Berteriak

*DUAAAARRR

Ledakan Besar Terjadi dan menghempaskan segala sesuatu yang ada di sekitarnya dan membuat kawah yang sangat besar di Arena Pertarungan

Dengan Dean yang telah berubah menjadi Hitam dan nyawanya yang sekarat, Pertarungan di menangkan oleh Aslan dengan sangat mudah

Semua orang terkejut dengan hal itu tak terkecuali Yuna dan Walikota

Yuna berkeringat, "Dia... Kerajaan Membutuhkannya..." Ujar Yuna

Kemudian Yuna segera berdiri, "Walikota, Kirim Anak Itu Ke Tempat ku sekarang Juga!!" Ucapnya

"T-tapi Nona..." Ucap Walikota

"Jangan banyak alasan lagi, Aku Mau Anak Ini Sekarang Juga" Ucap Yuna

Kemudian Yuna segera pergi meninggalkan tempat tersebut, "Anak Ini... Adalah Bakat Yang Sangat Langka, Bahkan jika harus mengorbankan banyak hal, Anak ini masih terlalu langka untuk di biarkan begitu saja" Ucapnya

...----------------...

Di sebuah Ruangan, Aslan duduk bersama seorang Wanita yang ada di seberang tempat duduknya

"Perkenalkan, Nama saya adalah Yuna Lionheart, Saya adalah Komandan Militer Kerajaan Calestia" Ucapnya

Aslan mengangguk, "Aslan Nokin, Penduduk Daerah Kumuh" Ucapnya

Kemudian Yuna menghela nafasnya, "Aslan Nokin, Aku akan langsung ke intinya, Apa kamu mau Bersekolah Di Akademi Sihir Yang Ada Di Ibukota?" Ucap Yuna Bertanya Kepada Aslan

"Apa aku harus melakukan itu?" Ucap Aslan

"Tidak, Kamu bisa menolak jika kamu tidak mau, tapi, Selama kamu menempuh pendidikan Di Akademi Sihir, Semua kebutuhanmu akan terpenuhi, Kamu juga akan tinggal di Ibukota, dan mendapatkan Tempat Tinggal yang layak, Kantin Akademi menyediakan berbagai macam Hidangan Kelas Atas, Dan kamu juga bisa mendapatkan berbagai pengetahuan baru serta kamu juga bisa mempelajari semua tentang Sihir " Ucap Yuna

Kemudian Yuna menatap ke arah Aslan, (Bakat seperti ini sangat jarang di temui, bahkan dia telah melampaui Pangeran Kerajaan Varandal... Monster ini... Harus aku dapatkan) Ujar Yuna dalam benaknya

Aslan memikirkan berbagai hal dalam pikirannya, (Bersekolah? Itu adalah hal yang baru dalam hidupku, lagipula aku juga masih kekurangan informasi mengenai apa yang terjadi selama ratusan tahun ini, jadi, kesempatan ini tidak bisa aku biarkan begitu saja) Ujar Aslan dalam Benaknya

Kemudian Aslan menghela nafasnya, "Baiklah, Aku menerima Tawaranmu" Ucap Aslan

Yuna tersenyum bahagia, "Pilihan Yang Bagus, Sekarang Kamu Bisa Mempersiapkan Semua Barang Yang Ingin Kamu Bawa Dan Besok Kita Akan Berangkat Ke Ibukota" Ucapnya

(Jika Aslan bisa lulus dari Akademi, Maka itu akan menjadi keuntungan besar bagi Kerajaan ini, Dengan adanya Aslan sebagai seorang yang memiliki potensi menjadi seorang Sage di masa depan, Maka, Kerajaan Calestia bisa berkembang lebih jauh lagi) Ujar Yuna dalam benaknya

Terpopuler

Comments

Nurul

Nurul

Tak sadarkan diri = Sekarat

Pemikiran orang kuat emang beda

2024-02-29

0

Nur Tini

Nur Tini

lanjutkan thor... aslan manusia biasa ya... bukan dari ras vampire

2024-02-22

1

Rey Xuan

Rey Xuan

kok vampir ngga takut matahari

2024-02-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!