ARTHUR UNTUK AURORA
Aku memang Pencinta wanita Namun ku bukan buaya Yang setia Pada seribu gadis Ku hanya mencintai dia
Aku memang Pencinta wanita Yang lembut seperti dia ini saat ku akhiri semua Pencarian dalam hidup Dan cintaku ternyata yang ku mau hanyalah dia
Kegaduhan di koridor menuju kantin bukan hanya terjadi hari ini Hampir setiap hari Arthur dan kawan-kawannya selalu menciptakan keributan dengan mengadakan konser dadakan menggunakan alat-alat seadanya.
Bian salah satunya orang yang tergabung dalam klub musik menunjukkan kepiawaiannya dalam memetik gitar. Sementara Sean yang bercita-cita menjadi seorang drum terkenal harus Puas menciptakan suara dari botol-botol Plastik yang dia Pegang dengan kedua tangannya.
Arka yang Pandai beatbox berhasil membuat Pertunjukan semakin menarik. Apalagi ditambah dengan suara merdu Arthur yang selalu mampu membuat kaum hawa yang lewat dihadapan mereka.
Fero menjadi salah satu-satunya orang yang tidak kebagian Peranan Penting dalam setiap konser dadakan mereka Namun dia Paling semangat bertepuk tangan dan mengajak setiap orang lewat untuk ikut bernyanyi bersama. Bahkan, sesekali dia memanfaatkan keadaan untuk meminta saweran terutama adik kelas yang lewat.
" Saweran, dong," Pinta Fero kepada seorang siswi yang baru saja lewat
Dengan takut Siswa itu mengeluarkan selembar uang dari sakunya lalu buru-buru Pergi dari sana.
" Malakin anak orang memulu lo, Ro !" sahut Bian. Jari-jarinya masih memetik senar gitar di Pangkuannya
" Beda dong Kalau malak kesannya maksa Tapi ini gue maksa dengan Sukarela yang ngasih aja," jawab Fero Sedetik kemudian dia berteriak ke arah siswa yang baru saja Pergi setelah memberinya uang," Woi, gue udah Punya banyak Pattimura Yang gambar lain nggak ada ?"
Bian dan yang lain geleng-geleng kepala melihat tingkah Fero
" Ke kantin yuk !" seru Sean nyaring Dia baru saja mengehentikan tabuhan botol Plastik setelah lagu " Pecinta wanita " dari irwansyah selesai mereka mainkan
" Yuk, haus nih Dari tadi teriak-teriak melulu," sahut Fero sambil menghitung uang yang dia kumpulkan dari hasil sumbangan sukarela orang-orang yang lewat
" Kalian berdua aja gue nitip air mineral dingin," Arthur bersandar di tembok kemudian melepaskan jaketnya karena sedikit kepanasan.
" Gue Juga " sahut Bian Diikuti Arkan.
Setelah ditinggal Pergi Fero dan Sean Arthur dan dua temannya menunggu sambil berbincang-bincang
" Di SMA 1 lo suka ngadain konser dadakan kayak gini juga, thur ?" tanya Bian yang ikut bersandar di tembok
Arthur yang baru dua bulan Pindah ke SMA Garuda sudah memiliki banyak teman Pembawaan yang supel dan mudah sekali bergaul membuat yang lain nyaman berteman dengannya. Sebelum Pindah sekolah, nama Arthur bahkan sudah sangat terkenal di SMA Garuda siapa yang gak mengenal Arthur Bhumi Dirgantara yang terkenal banget Playboy tingkat SMA ?
" Kadang-kadang, sih," jawab Arthur Seketika Perhatiannya teralihkan oleh sekumpulan siswi yang baru saja lewat di hadapannya sambil berbincang seru sekali.
" Kalau gue Punya kakak Cowok gue Pasti jadi adik yang Paling beruntung di dunia," kata salah seorang siswi yang Paling menarik Perhatian Arthur. Senyum cewek itu sangat manis sekali dengan sepasang lesung Pipit
" Emang kenapa ?" tanya temannya
" Karena, menurut gue nggak ada yang Paling membahagiakan selain merasa dilindungi oleh kakak cowok ?"
" Kasihan banget yang jadi anak tunggal," sahut temannya yang lain
" kok gue biasa aja Punya tiga kakak cowok ?"
" itu namanya lo nggak Pernah bersyukur,"
" Habisnya abang gue semuanya resek !"
Arthur tidak bisa lagi mendengar jelas Percakapan tiga orang siswi itu karena Posisi mereka sudah menjauh Dia tertegun mendengar Percakapan tadi terutama kalimat yang diucapkan cewek cantik itu.
" Cewek Cantik itu siapa ?" tanya Arthur Penasaran
Bian mengikuti arah Pandangan Arthur kemudian langsung mengenali cewek yang dimaksud. " Oh yang Cewek Cantik itu Namanya dia Cahaya Aurora bisa di Panggil Aurora dia itu Anak klub renang kelas XII IPA 1 sekelas tuh sama Arkan. Cantik banget ya ? Tanpa sadar Bian ikut memperhatikan Aurora yang masih asyik berbincang dengan teman-temannya
Cantik Arthur mengakui bahwa cewek itu memang cantik senyumnya manis Rambut lurus yang Panjangnya sedikit melewati bahu dibiarkan terurai hingga sesekali tertiup angin. Namun justru membuat cewek itu semakin tampak menarik di mata Arthur Ditambah seragam dan rok yang sesuai dengan standar sekolah yang dikenakan cewek itu membuat Arthur dapat dengan mudah menebak bahwa cewek itu bukan cewek nakal.
" Gila radar Playboy lo kuat juga, thur !" Arkan menyahut. " Udah mendingan lo nyerah aja !" lanjutnya yang dilangsung mendapat lirikan cepat dari Arthur
" Doi udah ada yang ngincer Ketua klub Futsal Galen Pradipta kalah saing lo !"
" Gue Cuma nanya siapa tuh cewek cantik Belum tentu gue mau deketin dia, kan ? Kata Arthur membela diri
" Oh, iya." Bian menepuk bahu Arthur setelah teringat sesuatu. " Tujuan lo Pindah sekolah ke sini mau ngejar Tiara lagi, kan ? Mantan lo yang Paling lama lo jadiin Pacar,"
" Seberapa lama ?" tanya Arkan
" Dua bulan "
Arkan terbahak-bahak. " Dua bulan, mah, baru Pegangan tangan doang !"
" Cupu lo !" ejek Bian. " Arthur nggak cupu kayak lo !"
" Kayak lo nggak cupu aja Dasar jomblo,” balas Arkan tak terima.
" Kayak lo udah laku aja,” timpal Bian lagi.
“ Gue milih-milih, tahu,”
Bian dan Arkan meneruskan Perdebatan Panjang mereka. Sedangkan Arthur enggan bergabung dalam Perseteruan tidak Penting itu. Cewek cantik itu rupanya masih memenuhi kepalanya Ada sesuatu yang membuat Arthur Penasaran dengan sosok itu.
...••••••...
" Eh, tadi kalian lihat Cowok-cowok yang nyanyi di koridor deket kantin, nggak ? Arthur itu ternyata emang ganteng banget, ya. Suaranya juga bagus. Perfect banget deh jadi cowok.” Suara Niki menggebu-gebu Dia dan kedua sahabatnya baru saja sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing di deretan depan dekat dengan Pintu masuk.
“ iya alisnya tebal, tatapan matanya tajam hidungnya udang mancung lagi apalagi senyumannya memesona banget,” ucap Lala tak kalah heboh. Suara histerisnya sengaja dia tahan ketika membayangkan sosok Arthur tadi.
“ Kapan ya, gue Punya Cowok kayak dia,” Niki mulai berkhayal.
“ Mimpi dulu sana " Suara Lala membuyarkan khayalan Niki. “ Kalaupun dia ngelirik ke arah kita, yang dilirik Pasti cuma Aurora Memang selalu begitu, kan,”
Niki ikut ikutan memasang ekspresi murung seperti Lala. Kemudian dia menuding Aurora yang sejak tadi tidak bersuara. “ Kalau dia nembak lo, lo mau terima, Ra?”
Aurora menoleh cepat kemudian berucap dengan nada tegas. “ Prinsip hidup gue ..... "
“ Jauh-jauh dari Cowok Playboy kalau nggak mau sakit hati,” Niki dan Lala kompak melanjutkan kalimat Aurora. Mereka hafal betul jawaban Aurora setiap kali disinggung tentang hal ini.
“ Nah, itu kalian berdua tahu,” kata Aurora cuek. “ Lagian, emangnya kalian mau senasib kayak Tiara, Aurel, Mitha, Sandra, Asha, Lista, Dewi, dan jajaran mantannya di sekolah ini Mereka sekarang malah jadi bahan omongan satu sekolah Dan, Arthur itu dengan nggak tahu malu malah Pindah ke sekolah ini,” Aurora kesal bukan main.
“ Sabar, Ra, sabar,” kata Niki menenangkan sambil mengelus bahu Aurora
“ Sebagai seorang Perempuan gue kesel aja sama sikapnya Seenaknya aja mainin Perasaan Perempuan Tuh cowok emang belum Pernah dikasih Pelajaran biar lebih menghargai Perasaan Perempuan," kesal Aurora dengan suara nyaring. Napasnya terputus-putus saking emosinya.
“ Kalau gitu, tolong ajarin gue Pelajaran yang lo maksud,”
Aurora dan kedua sahabatnya kompak menoleh ke arah Pintu kelas yang berada tidak jauh dari Posisi mereka. Seorang cowok yang baru saja bersuara kini tampak berjalan memasuki kelas mereka, sedangkan empat temannya memilih bertahan di ambang Pintu
Arthur berjalan semakin mendekat Matanya tidak Pernah lepas menatap Aurora yang kini menatapnya dengan terkejut.
“ Lo mau, kan, ajarin gue Pelajaran yang lo maksud tadi ? Biar gue bisa lebih menghargai Perasaan Perempuan,” Arthur mengulang Pertanyaannya kali ini tepat di hadapan Aurora
Aurora kehilangan suaranya.
Arthur menempelkan kedua telapak tangannya di meja Aurora kemudian menyejajarkan wajahnya dengan cewek itu.
" Mulai sekarang, lo harus Jadi Cewek gue," katanya bernada Perintah.
Aurora terkejut luar biasa begitu Pula kedua sahabatnya dan orang-orang yang berada di dalam kelas yang Perhatiannya kini teralihkan sejak kehadiran Arthur
“ Gila Arthur mau saingan sama Galen,” bisik Arkan takjub dengan sikap Arthur
“ Emang Dasar jiwa Playboy Baru aja ngomongin Tiara sekarang malah nembak cewek lain,” Bian geleng-geleng kepala di sebelah Arthur Tidak salah memang bila Arthur dijuluki Playboy sejati.
Aurora mulai dapat menguasai diri Dia marah bukan main dengan Pernyataan Arthur barusan. Seenaknya saja cowok itu memintanya untuk menjadi Pacarnya.
Aurora bangkit berdiri dengan kedua tangan mengentak meja kuat-kuat membuat Arthur juga ikut menegakkan Punggungnya Dia kemudian membalas tatapan Arthur dengan tak kalah tajam.
" Gue nggak suka sama Cowok sama Player,”
Arthur tersenyum sambil mengangguk Pura-pura Paham dengan jawaban Aurora barusan. Jelas dia bukan kriteria cowok yang disukai cewek itu. Mantannya banyak di sekolah ini begitu Pula di sekolah lain.
“ Gue nggak suka sama cowok yang suka bikin onar,”
Lagi-lagi Arthur hanya mengangguk sambil tersenyum. Bukan Arthur Bhumi Dirgantara namanya bila sehari saja tidak buat onar di sekolah. Mulai dari bolos, nongkrong di kantin selama jam Pelajaran ataupun membuat gaduh di kelas kelas.
“ Gue nggak suka sama cowok yang banyak gaya,"
Kali ini Arthur tidak mengangguk tetapi masih tersenyum sambil menatap cewek itu lekat lekat.
“ intinya, gue nggak suka sama lo!” tegas Aurora kepada Arthur dengan nada Penuh Penekanan.
“ Udah selesai ngomongnya," tanya Arthur dengan gaya santainya.
Aurora heran dengan reaksi Arthur Sudah jelas dia baru saja menolak mentah-mentah Pernyataan Arthur tetapi cowok itu sama sekali tidak terlihat tersinggung.
“ Gue mungkin memang nggak bisa sepenuhnya mengubah sifat dan sikap gue buat jadi cowok yang lo suka Tapi gue bisa buat lo suka sama apa yang nggak lo suka,”
Aurora membulatkan matanya mendengar Pernyataan Arthur barusan.
“ Gue jamin lo nggak akan nolak ketika gue nembak lo sekali lagi,” ucap Arthur dengan sangat Percaya diri Senyumnya tidak Pernah Pudar dari wajahnya. “ Bye, Cantik,” Dia kemudian berbalik meninggalkan Aurora yang masih menatapnya dengan kening berkerut.
Arthur disambut teman-temannya di luar kelas.
“ Gila, emang cuma seorang Arthur yang tetep kelihatan keren walau baru aja ditolak,” kagum Arkan tak terelakkan.
“ Emangnya lo Arkan baru niat nembak aja udah kencing duluan,” ejek Fero
“ Sialan lo ! Siapa yang kemarin Panas dingin waktu ngirim chat ke Diana," balas Arkan tak mau kalah.
“ Lo ngirim chat ke Diana juga, Fero," tanya Fero cepat.
Sean langsung menoleh. “ Lo Juga ” tanyanya balik kepada Fero
“ Wah, jangan nikung temen sendiri, dong,” kata Fero bernada kecewa.
“ Pada mau ribut di sini atau di kelas,” tanya Bian tidak berupaya menengahi sama sekali.
" Arthur udah duluan, tuh.” Dia kemudian menyusul Arthur
Bunyi bel tanda masuk memaksa Sean dan Fero untuk menyudahi Pembahasan mereka Mereka menyusul Arthur dan Bian menuju kelas mereka tanpa kata-kata sedangkan Arkan sudah sejak tadi masuk ke kelasnya yang baru saja ditinggalkan Arthur
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
binijaemin
wiih suka banget cerita" yg masih anak SMAan,,seruuu poo💅
2024-02-07
1
Cinta
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-19
2
Harid
lanjut Thor
2024-01-19
1