Hari ini Arthur sudah masuk sekolah dan kembali ke rutinitasnya berkumpul bersama teman-temannya untuk mengisi waktu istirahat mereka. Teman-temannya menyadari sesuatu, Arthur berubah menjadi sedikit Pendiam sejak sakit.
“ Kita maklumin aja Nyawanya belum ngumpul semua, mungkin,” sahut Bian ketika Arkan menyinggung Perubahan sikap Arthur
Mereka kembali Pada kegiatan masing-masing, sampai kemudian Pertanyaan Arkan membuat Perhatian mereka terpusat kembali.
“ Sean, lo sama Diana udah jadian?”
Sean menghentikan gerakan jari-jari tangannya yang sedang menciptakan nada-nada Pelan dari senar gitar di Pangkuannya. Fero juga melakukan hal serupa. Gerakan tangannya yang sedang menciptakan suara dari tabuhan botol-botol Plastik tiba-tiba saja berhenti ketika mendengar Pertanyaan Arkan barusan.
“ Masih gitu-gitu aja,” Jawab Sean tanpa menoleh.
" Kenapa ? Udah bosen ngejar dia?" tanya Arkan lagi.
Sean meletakkan gitar di samping duduknya lalu mulai duduk bersandar di tembok koridor menuju kantin.
" Belum sreg aja buat nembak.”
" Kalau lo nggak serius sama Diana mending lepasin, deh!” Fero ikut bersuara. Semenjak tahu Sean sudah sangat dekat dengan Diana dia mencoba mengalah dan tidak ingin bersaing dengan sahabatnya sendiri. Namun jawaban Sean yang seperti itu membuatnya tidak terima. Dia merasa tidak ikhlas melepaskan Diana untuk Cowok yang tidak sungguh sungguh seperti Sean
“ Kenapa, Sean ? Masih kebayang adik kelas yang lo suka waktu itu, ya?” tebak Arkan.
" Siapa, tuh, namanya?” Dia mencoba berpikir, tetapi gagal. “ Aduh, gue lupa Yang dari klub renang itu, loh!”
Arthur yang sejak tadi hanya diam langsung menoleh ketika mendengar Arkan menyebut "adik kelas” dan “klub renang”.
Sean berdecak kesal. “ Nggak usah di ingetin masa lalu, deh!”
Arkan terbahak. “ Tuh Cewek juga udah nggak Pernah kelihatan lagi, ya,” Dia jadi bertanya-tanya sendiri.
" Mungkin udah lanjut ke SMA lain,” sahut Sean
“ Adik kelas?” Suara Arthur akhirnya terdengar juga. Dia tidak tahan untuk tidak menyahut ketika Penasaran dengan kata-kata Arkan
" iya, waktu kelas X, Sean sempat suka sama adik kelas yang masih duduk di SMP kelas VIII,” jelas Arkan
“ Siapa?” desak Arthur tanpa sadar.
“ Lo nggak kenal, Thur,” Sean menyahut cepat. Dia lalu bangkit dari duduknya.
" Balik ke kelas, yuk. Sebentar lagi bel masuk.”
“ Ngeles aja lo bisanya, Sean,” goda Arkan
“ Lo sendiri, udah move on belum?” tuding Sean Pada Arkan yang masih menertawakannya.
Tawa Arkan seketika mereda. Dengan cepat dia bangkit berdiri lalu mengapit leher Satya dengan tangannya.
" Yuk, balik ke kelas!” ajaknya, mengalihkan Perhatian yang lain.
Tanpa menunggu Persetujuan yang lain Arkan dan Sean berjalan lebih dahulu menuju kelas, kemudian diikuti Bian dan Fero
Arkan satu-satunya yang masih bertahan di tempatnya. Dia semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi dua tahun lalu? Seberapa erat kaitan teman temannya dengan kasus Mika ? Dia merasa kurang bila hanya mencurigai Arkan dan Galen Nyatanya, Sean juga sangat mencurigakan.
...••••••...
" Lagian, lo jadi Cewek baperan banget sih, Ki ! Kita berdua Udah tahu dari awal Arthur itu sukanya sama Aurora, malah lo yang baper!”
Niki hanya bisa mengaduk aduk mi ayam di hadapannya dengan tidak berselera. Ceramah Panjang lebar dari Lala yang duduk di sebelahnya sudah cukup membuatnya kenyang. Bila tahu begitu, dia seharusnya tidak Perlu memesan mi ayam kantin siang ini.
" Kalau udah kayak gini, siapa yang salah, coba ? Nggak enak, kan, musuhan sama sahabat sendiri?” Lala jadi kesal sendiri melihat tingkah Niki yang mogok bicara dengan Aurora beberapa hari ini.
" Ki, maafin ....... "
" Gue yang salah” Niki memotong cepat ucapan Aurora. Dia menghentikan kegiatan mengaduk, kemudian menatap Aurora yang duduk tepat di seberangnya
" Gue yang salah, Ra," ulang Niki. “ Gue yang kege-eran Jelas jelas Arthur sukanya sama lo. Malah gue yang baper.” Niki tersenyum miris. “ Bego banget, ya, gue?”
“ Bagus, deh, kalau lo nyadar!” Lala masih tampak kesal. “ Lagian ngapain ribut gara-gara Cowok, sih ? Keenakan banget tuh Cowok kalau berhasil ngerusak Persahabatan kita!"
“ Jadi, lo nggak marah lagi sama gue, kan, Ki?” tanya Aurora memastikan. Dia sungguh merasa bersalah, walau kenyataannya ini sama sekali bukan kesalahannya.
" Maafin gue ya, Ra,” sahut Niki. “ Lo nggak salah, tapi malah lo yang minta maaf. Nggak heran memang kalau banyak yang suka sama lo. Karena hati lo baik banget.”
Aurora tersenyum lega. “ Lo juga baik kok, Ki.” Dia menyentuh tangan Niki di atas meja kantin yang dibalas Niki dengan genggaman Pula. Keduanya saling melempar senyum, begitu Pula Lala yang lega melihat kedua sahabatnya sudah akur kembali.
...••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anonymous
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-30
0
Anonymous
lanjut Thor
2024-01-30
0
Anonymous
next Thor 😘😘😊
2024-01-30
0