" Fero gue mohon "
Fero sudah bersiap menyambut Galen yang semakin mendekat Dia berusaha membaca gerakan kaki Galen ketika cowok itu mengambil ancang-ancang untuk melepaskan tendangannya.
Tidak terbaca Galen sama sekali tidak tahu akan ke mana arah bola yang ditendang Galen Dia memutuskan untuk melayang ke sebelah kanan bersamaan dengan tendangan yang dilepaskan Galen. Fero berhasil menghalau bola itu tetapi bukan dengan tangannya. Tanpa dia duga bola itu menghantam keras Pelipisnya hingga terpantul kembali ke tengah lapangan Beruntung Arthur dengan sigap menguasai bola.
“ Fero lo ..... " Arthur khawatir dengan kondisi Fero
“ Gue baik-baik aja,” kata Fero sambil memegangi Pelipisnya Dia kini jatuh terduduk sambil menahan sakit Fero melihat ada sedikit darah di tangannya yang baru saja menyentuh Pelipisnya
" segininya amat Perjuangan gue !
Kata-kata Fero sedikit menenangkan Arthur Dia segera bergerak menjauh sebelum Galen berhasil menyusulnya Kini gilirannya berhadapan
" Sial ” umpat Fero “ Malu banget gue Aksi gue tadi nggak ada keren-kerennya sama sekali,”
“ Selamat ya, Fero,”
Fero mendongak, menatap Sean yang baru saja mengucapkan selamat kepadanya.
“ Cuma seminggu " tegas Sean. “ Setelah itu gue akan mengejar ketertinggalan gue.”
Fero tersenyum mendengar kalimat itu Tidak salah memang dia memilih teman. Dia tahu Pasti teman-temannya selalu memegang janji dan bisa diandalkan termasuk Sean
“ Lo bakal ketinggalan jauh,” ejek Fero dengan canda.
Mereka tertawa bersama Sampai kemudian Sean ikut bersuara. “ Luka lo harus cepat-cepat diobati Fero Ayo ke ruang UKS sekarang.”
“ Kayaknya luka gue lebih serius daripada Fero,” ucap Arthur tiba-tiba Semua kompak menoleh ke arahnya.
Arkan bangkit dan memperhatikan Arthur dari atas hingga bawah. “ Perasaan, lo baik-baik aja Nggak ada luka sama sekali.”
" Rasanya sakit, tapi nggak berdarah.” Arthur memegang dadanya sendiri. Tatapannya lurus menatap ke tengah lapangan.
Teman-temannya kompak mengikuti arah Pandang Arthur, kemudian berdecak Pelan begitu mengerti apa maksud Perkataan Arthur barusan. Aurora ada di sana, sedang memberikan Perhatian kepada Galen dengan mengulurkan sebotol air mineral untuk cowok itu.
" Nggak usah jealous, lo juga nggak kalah Populer,” kata Arkan memberi semangat
" Tuh, udah banyak yang ngantre buat ngasih lo minum,” katanya sambil menunjuk ke Pinggir lapangan.
“ Tenang-tenang, nanti Pasti disampein salamnya.” Bian entah sejak kapan sudah sibuk menghalau cewek-cewek yang berniat memberikan minuman langsung kepada Arthur
" Sini minumannya dikumpulin dulu.”
Arthur hanya sekilas menyaksikan Pemandangan itu, lalu kembali menatap Aurora yang masih berada di samping Galen
" Beda, Arkan Gue maunya dia yang ngasih.”
Arkan menghela napas Pasrah. “ Keras kepala, sih, kalau dibilangin Selamat Patah hati kalau gitu,” Dia menepuk Pelan bahu Arthur kemudian Membantu Fero bangkit dan mengantar temannya itu ke UKS untuk segera diobati.
...•••••...
" Lo beneran nggak mau Pertimbangin dia sekali lagi, Ra,” tanya Niki sambil menikmati jus jeruk
Aurora yang duduk berseberangan dengan Niki langsung menyahut. “ Gue harus Pertimbangin apa lagi, sih ? Kalian berdua tahu, kan, gue nggak suka sama cowok Playboy," tegasnya.
“ Kali aja dia tobat jadi Playboy kalau lo terima dia, Ra.” Lala yang duduk di samping Niki ikut memberikan Pendapat.
“ Kalian berdua kok jadi Pada ngeselin gini sih?” kesal Aurora Dia jadi tidak berselera menghabiskan mi ayam kantin favoritnya yang tinggal setengah.
“ Bener tuh, yang dibilang temen lo Gue bisa aja tobat kalau lo mau terima gue.”
Aurora terkejut mendengar suara itu, begitu Pula Niki dan Lala. Aurora semakin kesal ketika tanpa Permisi Arthur duduk tepat di sebelahnya dengan membawa serta semangkuk bakso yang masih utuh.
“ Lo ngapain duduk di sini,” kesal Aurora Pada Arthur
“ Lo nggak lihat gue lagi makan?” Arthur merespons santai kemudian mulai menyantap bakso yang dibawanya.
“ Lo kan bisa duduk di tempat lain.”
“ Gue maunya duduk di sebelah lo.”
Niki dan Lala yang memperhatikan interaksi antara Arthur dan Aurora mulai berbisik sambil menyikut satu sama lain. Mereka sempat terpesona karena bisa melihat wajah tampan Arthur dalam jarak yang sangat dekat Mereka juga menyayangkan sikap jutek Aurora kepada cowok itu.
Sementara itu di meja lain Arkan geleng-geleng kepala melihat tingkah Arthur yang tidak gentar mendekati Aurora
" Arthur belum nyerah juga ya Jelas-jelas Aurora sukanya sama Galen,”
“ Udah, biarin aja Namanya juga lagi usaha,” sahut Sean
“ Lo nggak ngasih gue ucapan selamat,” tanya Arthur sambil melirik Aurora
“ Buat apa,”
“ Karena gue berhasil ngalahin Galen.”
“ Gue nggak Peduli.” Aurora bangkit dari duduknya. “ Minggir, gue mau lewat!” serunya Pada Arthur. Kalau saja Aurora tidak memilih duduk di Pojok kantin tentu dia bisa dengan mudah Pergi sejak tadi Masalahnya dia duduk di bangku Panjang. Di sebelah kanannya tembok, sedangkan di sebelah kirinya ada Arthur yang enggan memberinya jalan Aurora bisa saja melompat keluar dari bangku itu. Namun dia sadar tidak bisa bertingkah seperti itu karena sedang mengenakan rok.
“ Duduk dulu Temenin gue Bentar lagi kelar kok.”
“ Lo tuh ngeselin banget, sih.”
“ Awalnya emang ngeselin tapi lama lama ngangenin, kok,” sahut Arthur sambil tersenyum menggoda.
Aurora semakin emosi dibuatnya sementara dua cewek di depannya hampir berteriak mendengar kata-kata Arthur. Tanpa Punya Pilihan lain Aurora kembali duduk. Dia berharap cowok itu segera menghabiskan makanannya dan bergegas menjauh darinya.
“ Lo memang galak begini, ya, buat narik Perhatian cowok?” tanya Arthur sambil memutar tubuhnya menghadap Dara. Dia baru saja menyantap habis semangkuk baksonya.
“ Maksud lo apa?" tanya Aurora belum Paham.
“ Kalau lo memang sengaja jutek dan jual mahal buat narik Perhatian gue, selamat, lo udah berhasil.” Arthur menatap Aurora dengan lekat lekat. Tampak jelas dari Pancaran matanya bahwa dia sungguh tertarik Pada cewek itu.
Aurora mendadak salah tingkah akibat kata kata sekaligus tatapan Arthur. Sialnya jantungnya mulai bekerja tak normal saat ini Sebisa mungkin dia mencoba untuk dapat menguasai diri.
Dengan cepat Aurora bangkit. “ Udah selesai, kan, makannya ? Sekarang minggir ! Gue mau lewat!”
Arthur tersenyum kecil begitu menyadari Aurora benar-benar bersikap dingin dan jutek Padanya. Arthur ikut bangkit tetapi tidak langsung memberi jalan.
" Gue boleh tahu nomor handphone lo,” Pinta Arthur yang sukses membuat Aurora menahan napasnya saking terkejut. Begitu Pula semua orang di kantin yang sejak tadi memperhatikan mereka.
“ Lo nanya Pertanyaan yang sia-sia,” jawab Aurora kesal. “ Sekarang lo bisa Pergi.”
Lagi-lagi Arthur tersenyum menanggapi jawaban dingin Aurora. “ itu artinya lo mau gue cari tahu sendiri, kan?” Dia mengambil kesimpulan sendiri, kemudian langsung mengangguk. “ Menarik Lo satu-satunya cewek yang bikin gue harus usaha buat dapetin nomor handphone seseorang.”
Aurora kehabisan kata-kata. Dia sama sekali tidak meminta Arthur untuk berusaha mencari tahu sendiri nomor Ponselnya Namun cowok itu justru mengartikannya demikian.
“ Sampai ketemu lagi, Auroraku,” Setelah melemparkan senyumnya, Arthur berbalik Pergi meninggalkan kantin diikuti teman-temannya. Dia membuat seisi kantin bersorak nyaring mendengar Panggilan manisnya untuk Aurora
Aurora langsung jatuh terduduk di tempatnya semula. Dia menahan malu sejadi jadinya saat ini. Dia tidak habis Pikir Cowok itu Percaya diri sekali.
“ Ra, kenapa lo nggak ngasih nomor handphone lo ? Aduh, sayang banget,” keluh Lala kepada Aurora
“ iya, Ra. Tahu gitu, tadi lo kasih nomor handphone gue aja buat dia Nggak apa-apa deh, gue Pura-pura jadi lo biar bisa chat sama dia.” Niki menambahkan.
“ Kalian berdua udah nggak waras, ya,” kesal Aurora,“ Yang jelas, gue nggak mau berurusan sama cowok yang suka tebar Pesona ke Cewek-cewek kayak dia. Gue yakin, bukan gue aja yang lagi diincer sama dia Dasar Playboy," Aurora mengatur napasnya yang naik turun. Kehadiran Arthur di kehidupannya sungguh menguras banyak emosinya.
...••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
binijaemin
wakakakka ngakak bgt niki😭😭
2024-02-07
0
Via
next Thor
2024-01-20
0
Via
lanjut Thor
2024-01-20
0