Aurora semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Arthur Dan ketika jaraknya hanya tinggal beberapa senti sebuah tangan meraih tangannya. Aurora mendongak Galen menuntunnya untuk bangkit berdiri.
" Jangan kamu yang kasih napas buatan,” kata Galen Pada Aurora Dia lalu berujar Pada Arkan yang duduk di dekat Arthur " Lo aja "
" Gue " tanya Arkan sambil menunjuk hidungnya sendiri. “ Gue nggak bisa.”
" Masa lo nggak Pernah diajarin hal dasar napas buatan Pas SMP, sih,”
" Udah lupa,” jawab Arkan
Aurora kemudian duduk kembali di tempatnya semula. Dia kemudian menarik Ethan agar semakin mendekat. " Buruan, gue ajarin Lo buka mulutnya begini.” Aurora mencontohkan seperti yang dia lakukan tadi. " Setelah itu lo ambil napas banyak-banyak terus transfer lewat mulutnya.”
Arkan mempraktikkan semua yang dikatakan Aurora Dengan ragu-ragu dia mendekatkan wajahnya ke wajah Arthur
" Buruan ” seru Aurora tak sabaran. " Gue bantu tekan dadanya.”
Dengan nekat Arkan mengambil napas banyak banyak, kemudian menghabiskan jaraknya dengan Arthur Namun dia tidak bisa mentransfer napas bantuan karena terhalang sesuatu. Rupanya mulutnya kini terhalang telapak tangan Arthur. Beberapa detik kemudian Arthur membuka matanya Dia langsung menjauhkan Arkan dari wajahnya.
Arthur mengubah Posisinya menjadi duduk.
" Mau Ngapain lo " tanyanya terkejut Pada Arkan. Berkali-kali dia melakukan gerakan meludah karena mendadak jijik dengan hal yang akan dilakukan Arkan Padanya.
Sikap yang ditunjukkan Arkan tidak jauh berbeda. Dia mengusap bibirnya sendiri.
" Najis lo Hampir aja bibir gue nggak Perawan lagi.”
Semua orang kini bernapas lega melihat Arthur sudah sadarkan diri. Kecuali Aurora. Cewek itu tampak kesal dengan Arthur yang dia duga hanya Pura-pura Pingsan.
" Jadi lo Pura-pura " kesal Aurora Pada Arthur
Arthur langsung menatap Aurora. " Gue hampir aja kehilangan nyawa Lo masih nyangka gue Pura-pura,” katanya tidak terima.
" Terus, kenapa lo bisa tiba-tiba sadar?”
" Jadi, lo mau gue nggak sadar selamanya,"
Aurora bangkit berdiri dengan kesal. Arthur selalu saja Punya kata-kata untuk membalas ucapannya.
Galen mendekat kemudian menyampirkan jas Cokelat miliknya di bahu Aurora. “ Kamu Pasti kedinginan Aku antar kamu Pulang, ya.”
Arthur ikut bangkit. Dia kemudian menghampiri Aurora dan menarik tangan Cewek itu untuk berpindah ke sebelahnya.
" Gue masih Pegang amanat nyokapnya buat anterin Aurora sampai rumah dengan selamat," kata Arthur Pada Galen.
" Kita Pulang sekarang " ucapnya Pada Aurora kemudian menuntun Cewek itu untuk mengikuti langkahnya.
Aurora menahan tangannya sendiri sebelum Arthur membawanya semakin jauh. Dia kemudian menunduk meraih high heels miliknya di tepi kolam. Setelah itu, dia menyempatkan diri mengucapkan sesuatu Pada Galen
" Sorry aku balik duluan, ya "
Setelah satu kalimat itu Arthur kembali melakukan usahanya membawa Aurora menjauh.
Aurora berusaha untuk tidak ambil Pusing dengan bisikan orang-orang yang kini tengah membicarakannya. Mereka semua bertanya-tanya maksud dari Perkataan Arthur tentang amanat dari ibunda Aurora. Aurora yakin, di sekolah nanti dia dan Arthur akan menjadi bahan gosip.
Sesampainya di depan kafe Aurora menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Arthur
" Gue bisa jalan sendiri "
Arthur berhenti melangkah kemudian menoleh Pada Aurora yang menatapnya kesal. Setelah membuang napas kasar Arthur melanjutkan langkahnya menuju tempat Parkir mobilnya Sementara Aurora mengekor di belakangnya.
Arthur dan Aurora sudah masuk ke mobil Arthur melajukan mobilnya tanpa kata-kata Sementara Aurora sibuk mengomentari keadaannya yang basah kuyup.
" Gawat nih Bunda bisa marah kalau gue Pulang dalam keadaan begini.”
Arthur melirik Aurora sekilas kemudian kembali berkonsentrasi Pada jalanan di depannya. “ Lo keringin di rumah gue aja sebentar," katanya yang sukses membuat Dara menoleh. “Masih jam 21.00. Satu jam cukup, kan, buat keringin baju lo," lanjutnya tanpa menoleh.
Aurora tidak langsung menyahut Dalam hati dia ingin menolak tawaran itu. Namun setelah dia Pikirkan kembali saran dari Arthur barusan terdengar lebih baik ketimbang Pulang dalam keadaan seperti ini dan membuat bundanya cemas.
...••••••...
" Masuk " Perintah Arthur. " Lo mau sampai kapan berdiri di depan Pintu,"
Aurora melangkah masuk ke rumah Arthur sebelum diperintah dua kali Dia merasa sangat tidak nyaman dengan dress yang melekat di tubuhnya saat ini. Terasa lembap dan dingin membuat tubuhnya menggigil walau jas milik Galen yang masih tersemat di bahunya sedikit membantu mengurangi rasa dingin itu.
Aurora mengikuti langkah Arthur yang terus berjalan semakin ke dalam. Dia kemudian ikut berhenti ketika Arthur terdiam di depan Pintu sebuah kamar. Sebelah tangan Cowok itu menggenggam daun Pintu itu Cukup lama seolah ragu untuk membukanya.
Baru saja Aurora membuka mulutnya untuk bersuara Arthur sudah membuka lebar Pintu kamar itu. Nuansa soft Pink langsung menyambut, membuat Aurora dapat menebak dengan mudah bahwa ini adalah kamar Perempuan.
Arthur masuk ke kamar itu lalu mengambil sesuatu dari laci nakas. " Lo keringin Pakai ini aja," katanya sambil meletakkan hair dryer di atas spring bed. " Lo tunggu di sini Gue ambilin lo baju ganti.” Arthur bergegas keluar dari kamar itu dan masuk ke ruangan di sebelahnya.
Aurora melangkah ragu memasuki kamar bernuansa Pink itu Dia melepaskan jas milik Galen dan meletakkannya di tepi spring bed Aurora tidak langsung menyalakan hair dryer untuk mulai mengeringkan rambutnya. Dia malah mengitari kamar itu sambil melihat lihat setiap benda yang ada di sana.
Sudah jelas ini adalah kamar Perempuan Apakah Arthur Punya adik atau kakak Perempuan ? Aurora jadi Penasaran sendiri. Dia kemudian berjalan mendekati lemari pakaian di sudut kamar. Bila benar ini kamar adik atau kakak Perempuan Arthur bukankah seharusnya Aurora bisa meminjam salah satu Pakaiannya ? Mengapa Arthur malah keluar untuk mengambil baju ganti untuknya ?
Aurora meraih gagang Pintu lemari itu kemudian membukanya Perlahan. Belum ada senti Pintu itu terbuka seseorang sudah mendorongnya cepat hingga membuat Pintu lemari itu kembali tertutup rapat.
Aurora sungguh terkejut. Apalagi ketika sebuah suara terdengar Penuh ancaman tepat di telinganya.
" Jangan Pernah sentuh apa pun di kamar ini tanpa izin gue,”
Tubuh Aurora mendadak kaku. Suara bentakan barusan baru kali Pertama didengarnya dari cowok itu Aurora sungguh ingin menyingkir segera dari sana, tetapi Arthur masih bertahan di Posisinya Dada Cowok itu menempel rapat di Punggungnya.
" Ganti baju lo Pakai kaus ini " Arthur mengulurkan sebuah kaus Pada Aurora. Dia kemudian berbalik Pergi setelah Aurora menyambut Pemberiannya dengan tangan sedikit gemetar.
Aurora baru bisa bernapas lega begitu mendengar Pintu kamar ditutup. Dia berbalik dan Arthur sudah tidak ada di kamar ini.
Tuh Cowok kerasukan apa, sih ?
Tanpa berniat membuang waktu Aurora segera mengganti Pakaiannya dengan kaus Pemberian Arthur. Cowok itu sepertinya sengaja memilihkan kaus yang ukurannya besar hingga tubuh mungil Aurora seolah tenggelam di balik kaus itu. Saking besarnya Panjang kaus itu menutupi hampir seluruh Pahanya.
" Baguslah ini nggak terlalu buruk dan Cukup nyaman juga,” komentarnya.
Aurora lalu duduk di tepi kasur dan menyalakan hair dryer untuk mulai mengeringkan rambutnya yang masih lembap.
Suara ketukan Pintu terdengar di sela kesibukannya mengeringkan rambut. Aurora mematikan sejenak hair dryer di tangannya kemudian berjalan untuk membukakan Pintu itu yang sebelumnya dia kunci ketika berganti Pakaian.
Arthur muncul ketika Aurora membuka lebar Pintu itu. Cowok itu sudah berganti Pakaian dengan kaus santai dan celana Pendek.
" Sesuai yang lo minta gue nggak sentuh benda apa pun di kamar ini selain hair dryer dan kaus ini,” kata Aurora bernada angkuh sambil menyentuh kaus yang dikenakannya.
Arthur menatap Penampilan Aurora dengan tatapan kikuk. Jantungnya mendadak berdebar tak karuan ketika menyadari bahwa Cewek itu tengah mengenakan kaus miliknya. Dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Dia merasa jadi sangat dekat dengan Aurora walau kenyataannya Cewek itu masih sulit diraih hingga detik ini.
Aurora menyadari Perubahan ekspresi Arthur yang mendadak membuatnya canggung. Dia mulai dapat menebak apa yang dipikirkan
Cowok itu saat ini. Tanpa kata-kata lanjutan Aurora berbalik dan kembali duduk di tepi ranjang untuk kembali melakukan kegiatan awalnya mengeringkan rambut.
Arthur menyusul dengan langkah ragu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya walau tidak gatal sama sekali. Dia kemudian ikut duduk di tepi ranjang tepat di sebelah Aurora
Aurora Pura-pura tidak Peduli Yang dia inginkan saat ini adalah Cepat-cepat mengeringkan rambut serta Pakaiannya kemudian bergegas Pulang.
Arthur menatap Aurora dalam diam Dia mendadak menyesal karena sempat membentak Cewek itu tadi. Dia sungguh kehilangan akal sehatnya saat Aurora mencoba membuka lemari Pakaian, yang mungkin saja akan kembali mengingatkannya Pada sosok Mika
Arthur juga tidak ingin membiarkan Aurora memakai Pakaian Mika Itu sama saja menyiksa dirinya sendiri. Karena dia yakin Aurora akan terlihat semakin mirip dengan adiknya.
Arthur mengambil alih hair dryer dari tangan Aurora ketika menyadari Cewek itu kesulitan mengeringkan rambut bagian belakang.
Aurora terpaku untuk beberapa saat. Dia hanya terdiam sambil sesekali berusaha menahan debaran jantungnya yang tidak menentu ketika merasakan tangan Arthur menyentuh rambut bagian belakangnya dan mengeringkannya.
" Maafin gue, ya," kata Arthur saat tepat di belakang Aurora. " Gue tadi sama sekali nggak berniat buat bentak lo.”
Aurora masih bergeming Suara Arthur yang terdengar sangat dekat itu sama sekali tidak membantu meredakan debaran jantungnya saat ini. Namun justru semakin hebat.
Untuk waktu yang Cukup lama keduanya tidak bersuara lagi. Baik Arthur maupun Aurora sedang sibuk menenangkan debaran jantung masing-masing Ditambah Arthur kini jadi terbuai dengan aroma segar buah-buahan dari rambut Aurora
...••••••...
" Gue udah lihat videonya Kocak banget sumpah," Sean tak henti-henti tertawa membayangkan video yang dimaksudnya. Aksi tidak bisa diamnya itu tentu menarik Perhatian setiap orang yang melewati koridor menuju kantin.
Fero ikut terbahak-bahak di samping Sean
" Kenapa nggak beneran aja sih, Arkan lo kasih napas buatan buat Arthur," tanyanya langsung Pada Arkan
" Kampret ! Kalian berdua bisa Pada diem nggak, sih," kesal Arkan Dia tidak habis Pikir masih ada saja orang yang sempat mengabadikan momen memalukan malam Minggu lalu kemudian menyebarkannya di grup.
Bian ikut terkekeh-kekeh Pelan Dia kemudian menoleh Pada Arthur yang sejak tadi tampak tidak Peduli dengan Pembahasan menggelikan itu.
" Bisa banget modus lo, Thur, Thur, " katanya Pada Arthur sambil geleng-geleng kepala.
" Jadi, lo beneran modus biar Aurora kasih lo napas buatan,” tanya Sean memastikan Pada Arthur
" Udah Pasti modus seratus Persen," yakin Bian
" Gue tahu Arthur emang nggak bisa berenang Tapi dia itu jago banget nahan napas dalam air Semenit 2 menit mah, bukan apa-apa buat dia.”
Semua kompak menatap Arthur yang masih tidak bersuara Diamnya cowok itu membuat yang lain menyimpulkan bahwa Perkataan Bian adalah benar.
Arkan adalah yang Paling marah saat ini.
" Sialan emang ! Hampir aja gue jadi korbannya.”
Sean dan Fero semakin terbahak melihat reaksi Arkan
" Lagian, kenapa lo gantiin Aurora, sih,” Arthur tak kalah kesal Pada Arkan yang merusak rencananya. " Udah bagus Aurora yang kasih napas buatan buat gue.”
" Galen yang narik dia,” balas Arkan
" Ya, lo harusnya jangan mau gantiin.”
" Lo nggak kasih gue kode, sih.”
" Lo-nya aja yang nggak Peka "
Arkan dan Arthur masih menyalahkan satu sama lain. Hingga kemudian Perhatian Arthur teralihkan Pada tiga orang Cewek yang berjalan melewatinya. Salah seorang di antara tiga cewek itulah yang membuatnya tidak bisa mengalihkan tatapannya sedetik pun.
Aurora balas menatap Arthur Namun mata mereka hanya bertemu sedetik karena Aurora dengan cepat mengalihkannya ke lain arah. Sedangkan Niki yang berjalan di sebelah Dara justru terus menatap Arthur dengan malu-malu
" Aduh, Arthur lagi lihatin gue,” bisik Niki malu-malu Dia sibuk merapikan rambut dengan jari-jarinya karena salah tingkah.
Aurora tidak menoleh lagi ke arah Arthur. Dia justru menarik tangan Niki dan Lala untuk berjalan semakin cepat Ada yang aneh dengan Perasaannya.
Arthur masih menatap Aurora walau Cewek itu sudah menghilang di belokan koridor.
" Tumben nggak ngajak ke kantin," komentar Sean Pada Arthur. " Biasanya lihat Aurora manisnya ke kantin nalurinya Pengin ngikut terus,” ejeknya.
Arthur menghela napas sesaat. " Hari ini libur dulu,” sahutnya.
Pikiran Arthur kini melayang Pada kejadian tak terduga di kamar Mika malam Minggu lalu Saat dia dan Aurora diliputi rasa canggung luar biasa karena hanya berdua dalam satu ruangan.
Arthur yakin Aurora juga merasakan kecanggungan itu Maka tak heran bila Cewek itu langsung menjauh ketika Arthur belum selesai mengeringkan rambutnya. Aurora langsung memaksa Arthur untuk keluar kamar kemudian Cewek itu dengan Cepat mengganti kembali Pakaiannya dengan dress miliknya yang masih setengah basah Aurora bersikeras untuk Pulang saat itu juga.
Arthur tersenyum ketika mengingat kembali kejadian itu. Aurora benar-benar lucu Dan dia bersyukur karena Aurora mengambil keputusan yang tepat sebelum Arthur tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
...•••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Clara
lanjut Thor jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-29
0
Anonymous
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin aja
2024-01-29
0
Harid
Please Thor Jangan lama-lama ya
2024-01-29
0