TiNG ! TONG
" Aurora bukain Pintu Siapa tahu itu Arthur udah datang mau jemput kamu. Kamu udah siap, kan ? Jangan bikin dia lama nungguin kamu.”
Suara Bunda nyaring sekali. Aurora yang berada di kamarnya langsung keluar. Karena Aurora yakin, Bunda tidak akan berhenti berteriak sampai Aurora menuruti Perintahnya.
Aurora sudah tampil Cantik malam ini. Dia mengenakan dress kuning tanpa lengan dengan bagian rok yang sedikit mengembang. Rambut lurusnya dia buat sedikit curly di bagian ujung hingga terlihat lebih bervolume. Riasan wajahnya Pun tidak berlebihan sangat Pas dengan usianya yang masih belia.
Aurora berjalan malas menuju ruang depan untuk membukakan Pintu.
" Aurora udah Cantik begitu Tapi kok wajahnya ditekuk gitu, sih,” komentar Bunda tetapi tidak ditanggapi Aurora
Aurora membuka Pintu itu. Dia sudah yakin betul Arthur yang datang. Namun rupanya dugaannya salah. Yang berdiri di hadapannya saat ini bukan Arthur melainkan Galen
" Galen " Aurora hampir tidak Percaya Cowok itu kini berada di rumahnya. Karena seperti yang dia tahu, selama ini cowok itu selalu Punya alasan untuk tidak berkunjung ke rumahnya. Namun, sekarang Galen berada di rumahnya dengan Penampilan yang rapi sekali.
" Hai kamu Cantik banget malam ini,” Puji Galen sambil menatap Aurora kagum.
“ Aurora, Arthur suruh masuk dulu.”
Teriakan Bunda dari dalam rumah membuat Aurora dan Galen menoleh ke dalam.
" Bukan Arthur yang datang, Bun,” teriak Aurora Kemudian, dia bergeser sambil membuka Pintu lebar lebar.
" Masuk dulu, yuk,” ajaknya Pada Galen
Kali ini Galen tidak beralasan. Dia langsung melangkah masuk begitu Aurora menawarinya.
" Siapa " tanya Bunda yang baru saja muncul dan bergabung di ruang depan.
" Selamat malam, Tante Perkenalkan Nama saya Galen teman sekolahnya Aurora,” kata Galen ramah.
Bunda memperhatikan Galen dari atas hingga bawah. “ Oh, jadi kamu yang namanya Galen,” katanya sambil mengangguk Paham. “ Aurora sering banget sebut nama kamu tapi Tante baru bisa ketemu kamu hari ini.”
" iya Tante Ada aja halangan tiap kali saya mau main ke sini Hari ini baru sempat Sekalian saya izin jemput Aurora Pergi ke acara ulang tahun teman," sahut Galen bernada santun.
" Wah tapi Aurora udah janjian sama Arthur buat berangkat bareng,” ucap Bunda bernada menyesal.
" Selamat malam "
Suara sapaan itu membuat semuanya menoleh ke arah Pintu. Arthur muncul di sana Penampilannya sungguh rapi dan menawan lengkap dengan jas hitamnya yang semiformal.
" Tante saya izin jemput Aurora sekarang,” kata Arthur tanpa terpengaruh kehadiran Galen yang sudah lebih dahulu berada di sana.
" Tuh, kan,” kata Bunda menyesal Pada Galen
" Memangnya Aurora nggak bilang sama kamu kalau dia berangkatnya sama Arthur,”
Galen dan Aurora saling Pandang tanpa bisa berkata apa-apa
" Ya udah kamu berangkat sana,” kata Bunda Pada Aurora
" Tante titip Aurora, ya,” lanjutnya Pada Arthur
" Iya Tante,” jawab Arthur meyakinkan.
Galen memperhatikan interaksi itu dalam diam Ada Perasaan tidak suka ketika menyadari kedekatan Arthur dengan bundanya Aurora
Mereka semua Pamit Pergi. Di luar rumah, Aurora berkata Pada Galen sebelum naik ke mobil Arthur
" Kita ketemu di sana, ya.”
Galen mengangguk. " Hati-hati di jalan.”
Arthur yang sejak tadi sudah duduk di balik kemudi, membuang Pandangannya ke arah lain Interaksi dua orang di luar mobil membuat napasnya jadi tidak beraturan.
" Udah Perpisahannya," ejek Arthur ketika Aurora sudah masuk ke mobil dan duduk di sampingnya.
" Kayak mau Pisah lama aja "
Aurora melirik Arthur dengan kesal. “ Udah buruan jalan Nanti di sana kita Pisah, ya.”
Arthur tidak menyahut Dia menyalakan mesin kemudian mulai melajukan mobilnya menuju lokasi acara ulang tahun Niki.
Tidak ada Pembicaraan lagi selama mereka dalam Perjalanan. Baik Arthur maupun Aurora sibuk dengan kegiatannya masing-masing Arthur yang berkonsentrasi mengendarai mobilnya, serta Aurora yang sibuk membalas chat dari Lala yang menanyakan keberadaannya.
Aurora langsung melepaskan sabuk Pengamannya setelah mobil Arthur terparkir sempurna di area Parkir sebuah kafe.
" Thank you,” ucapnya singkat Pada Arthur kemudian turun dari mobil.
Arthur hanya bisa menghela napas berat melihat sikap cuek Aurora Padanya.
Aurora bergegas masuk ke kafe. Lokasi acara ulang tahun Niki berada di bagian belakang kafe area outdoor dekat dengan kolam renang.
Langkah Aurora tiba-tiba saja terhenti di tengah-tengah kafe karena diadang oleh sekumpulan Pria berpenampilan menakutkan di mata Aurora. Beberapa di antaranya memiliki tato bergambar aneh di sekitar leher.
" Buru-buru banget Mau ke mana, Cantik?” tanya salah seorang dari mereka.
Aurora mundur beberapa langkah sambil menunduk tak berani menatap Pria-pria itu.
" Malam Minggu gini sendirian aja "
" Gabung sama kita, yuk."
Aurora melangkah semakin mundur Tubuhnya sudah gemetar ditambah keringat dingin mulai memenuhi keningnya. Dia ketakutan setengah mati saat ini.
Aurora baru saja berniat mundur kembali tetapi sebuah tangan yang menggenggamnya erat tiba-tiba saja membuatnya urung. Aurora menoleh ke samping dan langsung menemukan Arthur sudah berada di sebelahnya. Cowok itu menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Aurora dan menggenggamnya erat sekali.
" Permisi " Satu kata dari mulut Arthur berhasil menyingkirkan sekumpulan Pria di hadapannya. Jelas terdengar nada ancaman dari suara berat Arthur
" Udah Punya Cowok ternyata,” kata salah seorang Pria itu sambil menyingkir dari hadapan Aurora
Aurora mengikuti tuntunan tangan Arthur. Dia masih sangat terkejut dengan situasi ini. Dia merasakan sesuatu yang hangat menyelinap masuk ke dadanya.
Karena menurut gue, nggak ada yang paling membahagiakan selain merasa dilindungi oleh kakak cowok.
Aurora teringat kata-katanya sendiri. Dia benar-benar merasakannya sekarang merasa benar-benar dilindungi. Namun ada yang aneh dengan Perasaannya Mengapa jantungnya berdebar hebat saat ini ?
Arthur dan Aurora sudah tiba di lokasi ulang tahun Niki. Sudah banyak orang yang hadir di ruang terbuka itu. Semuanya berpencar sambil menikmati hidangan serta bercengkerama asyik ditemani lantunan musik yang berdentum nyaring, menambah suasana kemeriahan acara.
Lala datang mendekat untuk menyambut Aurora
" Ra, lo dateng bareng Arthur ”
Aurora baru tersadar. Sejak tadi dia terpaku menatap Arthur tanpa berkedip. Dia kemudian menoleh Pada Lala yang kini menunduk seperti melihat sesuatu yang aneh di bawah sana.
Aurora mengikuti arah Pandang Lala kemudian langsung mengerti apa yang membuat Cewek itu terkejut.
Dengan salah tingkah Aurora membebaskan tangannya yang sejak tadi digenggam Arthur erat sekali. Sementara itu, Arthur tampak sangat santai menyaksikan orang-orang di sekitarnya kini memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik
" Kebetulan aja kita ketemu di depan,” jawab Aurora asal sambil berusaha tersenyum alami.
" Harus sampai Pegangan tangan segala, ya,” tanya Lala, masih heran.
" ini ....... " Aurora kesulitan mencari alasan yang tepat. Beruntung kehadiran Niki membuat pembahasan mereka teralihkan. Niki mengenakan dress yang indah sekali lengkap dengan mahkota kecil di kepalanya. Niki sungguh bagaikan Cinderella di acaranya sendiri.
" Aurora akhirnya lo datang juga," kata Niki sangat antusias. " Padahal gue hampir aja kecewa karena nggak nemuin lo dari tadi.”
" Iya Sorry agak terlambat,” jawab Aurora sambil tersenyum.
" Lo dateng bareng Arthur "
" Eh " Aurora terkesiap. “ Oh iya ini kado buat lo.” Aurora mengalihkan Pembicaraan dengan mengulurkan kado yang dibawanya kepada Niki.
" Wah, makasih.”
" Happy birthday ya, Ki. Semoga Panjang umur dan sehat selalu,” Doa Aurora sambil memeluk sahabatnya itu.
" Tuh kan, apa kata gue Arthur Pasti datang ke acara ulang tahun lo," Suara Arkan tiba-tiba saja terdengar dan sudah bergabung di dekat mereka.
" Untung lo dateng, Thur,” katanya Pada Arthur
" Gue hampir aja diusir dari sini kalau lo nggak jadi datang."
" Terus, lo bawa kado apa buat gue,” tanya Niki malu-malu Pada Arthur sama sekali tidak menghiraukan Arkan
Arthur balas menatap Niki. Dia sama sekali tidak menyiapkan hadiah apa pun untuk yang berulang tahun. Niat awalnya hanya sekadar menemani Aurora. Namun ditagih langsung oleh yang bersangkutan membuatnya jadi tak enak hati.
" Sorry gue nggak bawa kado apa-apa Tapi, kalau dibolehin gue mau sumbang satu lagu."
Tawaran Arthur langsung disambut ceria oleh Niki.
" Tentu aja boleh itu akan jadi kado yang Paling spesial buat gue Silakan, silakan.”
Arthur melangkah menuju Panggung mini di Pinggir kolam renang. Dentuman musik sudah dimatikan membuat semua orang menanti dengan antusias Pertunjukan Arthur di atas Panggung.
Arthur mengalungkan gitar di lehernya kemudian berdiri tepat di belakang standing mic. Beberapa kali dia bersuara untuk memastikan mik berfungsi sempurna Kemudian menciptakan nada-nada kecil dari Petikan senar gitar untuk memastikan gitar sudah di-setting dengan baik.
Semua Orang bertepuk tangan menyambut Penampilan Arthur. Berbeda dari Penampilannya bersama teman-temannya di konser dadakan di koridor sekolah kali ini Arthur tampil sendiri di atas Panggung juga dengan Penampilan yang sungguh menawan dan memesona.
" Lagu ini gue Persembahkan untuk seseorang yang sangat Cantik malam ini.”
Kata-kata Pembuka dari Arthur disambut tepuk tangan meriah semua orang. Niki yang mendengarnya dibuat seolah terbang melayang ke langit ketujuh. Dia semakin hanyut dalam Pesona yang dipancarkan Arthur
Arthur mulai memetik gitarnya. Sambutan orang-orang masih sangat antusias. Baru kemudian setelah Arthur mulai bernyanyi suasana menjadi hening. Semua orang begitu terhanyut dan menikmati suara merdu Arthur lengkap dengan Pesona Cowok idola itu
...Aku di sini di atas awan Aku tertawan Paras Cantik rupawan Tak jemu-jemu aku memandang ingin ku merayu dengarkan aku berlagu...
...Baru aku mengerti artinya bidadari Sejak di hari ini jumpa kamu di sini Pasti inilah surga, ku di dalam nirwana Meskipun sementara saat kita berjumpa...
Arthur menyanyikan lagu Kurayu Bidadari milik Al-Ghazali sambil menatap lurus cewek yang sejak awal membuatnya terpesona. Dia ingin mengatakan bahwa Cewek itu sungguh sangat cantik malam ini. Mungkin dia tidak bisa mengatakannya secara langsung. Namun, dia berharap Aurora mengerti bahwa lagu yang dia nyanyikan ini memang untuknya.
...Sebentar lagi kita segera tiba Lepas dari mimpi ku jelang realita Menapak jejak di atas bumi ini Akan ku kenang selalu memori...
...Baru aku mengerti artinya bidadari Sejak di hari ini jumpa kamu di sini Pasti inilah surga, ku di dalam nirwana Meskipun sementara saat kita berjumpaaaa...
...Baru aku mengerti artinya bidadari Sejak di hari ini jumpa kamu di sini Pasti inilah surga, ku di dalam nirwana Meskipun semetara saat kita berjumpa Aku di sini di atas awan...
Aurora berkali-kali berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa tatapan mata Arthur saat ini bukan mengarah Padanya. Jelas-jelas Cowok itu bilang akan menyumbangkan sebuah lagu sebagai kado ulang tahun Niki. Jadi tentu saja cowok itu kini sedang menatap Niki yang kebetulan berdiri tepat di sebelahnya.
Akan tetapi mengapa Aurora masih saja merasa Arthur benar-benar sedang menatapnya ? Dan lagi, mengapa debaran jantungnya jadi semakin hebat hanya dengan menatap Cowok itu di atas Panggung ?
Niki tidak henti-hentinya menatap Arthur kagum. Tatapan mata Cowok di atas Panggung itu seolah menghunjamnya tanpa ampun.
" Ya ampun sumpah gue meleleh dibuatnya.”
Lala dan Aurora kompak menatap Niki. Aurora memaksakan senyumnya untuk mengembang Tentu saja Niki tampak senang luar biasa saat ini.
Perempuan mana yang tidak meleleh ketika dinyanyikan lagu oleh orang yang disukainya ?
" Ki, bukannya lo sukanya sama Cowok yang romantis,” tanya Lala mengingatkan.
" Kalau ada yang Paket lengkap kayak gini gue nggak bakal nolak, La,” sahut Niki tanpa mengalihkan tatapannya sedikit Pun dari Arthur.
" Kamu udah lama sampainya "
Aurora menoleh Pada seseorang yang baru saja bertanya Padanya. Gino kini berdiri di dekatnya sambil mengulurkan segelas jus jeruk untuk Aurora
" Belum lama " jawab Aurora sambil menyambut Pemberian Galen
" Kamu baru sampai " tanyanya yang dijawab Galen dengan anggukan.
Suara tepuk tangan yang meriah membuat Aurora menoleh kembali ke arah Panggung Arthur baru saja menyelesaikan Pertunjukannya. Namun Cowok itu sudah tidak terlihat di atas Panggung. Aurora mengedarkan Pandangannya ke sekitar hingga membuat Galen bertanya Padanya.
" Kamu nyariin siapa "
" Eh ? Nggak kok Nggak lagi nyariin siapa-siapa,” jawab Aurora mengakhiri usaha Pencariannya.
" Aku Cuma lagi Perhatiin dekorasi acara ini Bagus, ya,” katanya mengalihkan Pembicaraan.
Galen jadi ikut memperhatikan dekorasi sekitar
" Iya manis banget.”
Galen lalu mengajak Aurora untuk berjalan jalan di Pinggir kolam renang setelah sebelumnya memberikan ucapan dan doa untuk Niki yang sedang berulang tahun.
" Ra,” Panggil Galen dengan suara lembut. Dia dan Aurora kini sedang berdiri berdampingan di Pinggir kolam renang sambil menikmati minuman di genggaman masing-masing
" Hm ” Aurora menjawab dengan gumaman Pelan.
" Aku mau tanya satu hal sama kamu.”
Kata-kata Galen barusan sukses membuat Aurora menoleh karena Penasaran.
" Mau tanya apa, sih ? Nggak biasanya kamu minta izin kalau mau tanya-tanya.”
Galen terkekeh menyadari kebenaran ucapan Aurora.
" Iya, ya?”
Aurora masih menatap lekat Galen sambil menyipitkan mata. Dia merasa sikap Cowok itu sangat aneh malam ini.
Galen balas menatap Aurora kemudian mulai melontarkan Pertanyaan yang dimaksud.
" Menurut kamu, wajar nggak sih, kalau Cewek yang nembak Cowok duluan,"
Aurora tidak langsung menjawab. Dia justru menatap Galen tanpa berkedip seolah mencari maksud dari Pertanyaan Cowok itu.
" Umumnya, kan, Cowok yang ungkapin Perasaan ke Cewek yang dia suka lebih dulu Kalau sebaliknya menurut kamu gimana," Galen memperjelas Pertanyaannya.
" Hm " Aurora mulai berpikir. “ Ya, nggak gimana-gimana tergantung sifat dan Pribadi si cewek.”
" Kalau kamu termasuk tipe Cewek yang bisa nembak duluan,”
Aurora langsung terdiam. Dia sungguh tidak mengerti dengan maksud Pertanyaan Galen Apa Cowok itu mengharapkan dia mengungkapkan Perasaannya lebih dahulu ? Tentu Aurora bukan tipe Cewek seperti itu.
Tatapan mata Galen seolah mendesaknya untuk segera menjawab. Namun suara heboh Niki yang tidak jauh dari Posisi mereka membuat keduanya menoleh ke sumber suara.
" Arthur makasih ya Hadiahnya istimewa banget,” kata Niki sambil menghalau langkah Arthur yang baru saja berniat mendekat ke Posisi Aurora
" Iya, sama-sama Sorry Cuma bisa kasih hadiah nyanyian,” jawab Arthur berbasa-basi. Dia lalu bergegas melewati Niki tetapi cewek itu dengan sigap langsung bergeser hingga kembali menghalangi langkahnya.
" Nggak apa-apa Itu juga udah bikin gue seneng banget.”
Arthur menanggapi dengan senyum yang dipaksakan. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Aurora yang kebetulan juga sedang memandangnya.
Niki masih saja menghalangi langkahnya hingga Arthur berusaha mencari alasan untuk Pergi dari sana.
" Sorry gue harus ke sana Arkan barusan manggil gue."
Niki langsung menoleh ke arah tunjuk Arthur Kelengahan Niki ini tidak disia siakan Arthur. Arthur langsung berjalan cepat menyusul keberadaan Arkan yang tidak jauh dari Posisi Aurora berada.
" Hei Arkan Lo nyariin gue ” kata Arthur sambil menepuk bahu Arkan keras-keras
Arkan sedikit terlonjak akibat Pukulan dan sapaan Arthur yang tiba-tiba. Untung saja dia sigap menggenggam Piring kecil di tangannya agar kue kue hasil buruannya tidak jatuh.
" Nggak " jawab Arkan enteng. “ Gue lagi berburu makanan enak, nih.”
Jawaban Arkan yang tidak sesuai Prediksi membuat Arthur menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Aurora tidak mendengar jawaban memalukan itu. Namun sialnya Cewek itu masih memperhatikannya dan kemungkinan besar mendengar Percakapannya dengan Arkan secara jelas.
" Jadi, gimana ”
Perhatian Aurora kembali terpusat Pada Galen yang baru saja bertanya Padanya.
" Kamu tipe Cewek yang bisa ungkapin Perasaan duluan ke Cowok atau nggak," Galen mengulang Pertanyaannya.
Arthur yang mendengar dengan jelas Pertanyaan itu mendadak Panas di tempat Rupanya Gino berusaha memancing Aurora untuk mengungkapkan Perasaan lebih dahulu.
" Nggak bisa dibiarin "
" Arkan, lo Pernah ditembak Cewek nggak," tanya Arthur Pada Arkan dengan suara yang sengaja dibuat nyaring. Sesekali dia melirik ke belakang untuk melihat reaksi Galen dan juga Aurora
Arkan menghentikan kunyahan kue brownies di mulutnya kemudian menoleh Pada Arthur dengan kening berkerut.
" Lo ngomong apaan, sih ? Nembak aja belum Pernah apalagi ditembak Langsung sujud syukur Pasti gue.”
" Kalau gue, Paling anti terima cewek yang nembak duluan. Karena Prinsip gue Cewek itu Peranannya buat dipilih,”
" Ya udah, biasa aja kali ngomongnya Nggak usah Pake toa begitu Arthur Emangnya gue budek apa," sahut Arkan. " Kalau lo Punya Prinsip begitu, ya udah, itu hak lo Jangan samain gue sama lo.”
Galen mulai jengah dengan tingkah Arthur yang dia yakin disengaja. Arthur Pasti berusaha memengaruhi jawaban Aurora
" Kita Pindah tempat aja, yuk,” ajak Galen Pada Aurora yang dijawab anggukan Pelan oleh Aurora
Galen berjalan di depan Aurora untuk menuntun arah jalan. Sementara itu, Aurora yang baru saja melangkah untuk mengikuti Galen tiba-tiba saja kehilangan keseimbangan akibat tak sengaja bertabrakan dengan seorang Cewek yang kebetulan berniat mengambil jalan yang sama dengannya.
" Aaaaaa ...... " Aurora berteriak sambil berusaha menyeimbangkan Pijakannya di tepi kolam. Tangan kirinya masih memegang gelas berisi jus jeruk yang tinggal setengah sedangkan tangan kanannya bergerak tak tentu arah berusaha menggapai angin dengan sia-sia
Galen berbalik kembali karena suara Aurora Dia buru-buru menghampiri tetapi Arthur lebih sigap meraih tangan kanan Aurora lalu menariknya agar tetap di daratan.
Aurora yang Panik langsung mencengkeram lengan jas Arthur kuat-kuat. Bersamaan dengan tarikan tangan Arthur dia Pun mengeluarkan seluruh kekuatannya agar tidak sampai tercebur ke kolam renang. Dia berhasil berdiri seimbang di tepi kolam. Namun justru Arthur yang kini tercebur ke kolam akibat tarikan tangannya.
BYURRR!!!
Semua orang mendekat ke tepi kolam karena suara itu. Aurora menutup mulut dengan tangannya. Dia terkejut sekaligus merasa bersalah.
Semua orang kini menyaksikan Arthur yang tampak tidak bisa diam di dalam air Tangannya menggapai gapai ke atas tetapi wajahnya belum juga muncul dari dalam air.
Arkan menerobos sekumpulan orang hingga sampai ke barisan Paling depan. Dia adalah yang Paling Panik dari semua orang yang menyaksikan Pemandangan di kolam renang saat ini.
" Ra, Arthur nggak bisa berenang,” kata Arkan dengan nada Panik.
" Hah " Aurora terpancing. " Kolam ini kedalamannya cuma 2 meter.”
" Tetep aja, Pasti kelelep Tolongin temen gue Ra,” kata Arkan tak sabaran. Gerakan Arthur di dalam kolam masih tak karuan.
“ Lo aja yang tolongin, gih,” sahut Aurora tak kalah Panik.
" Gue juga nggak bisa berenang, Ra.”
Aurora berdecak Pelan Kemudian suara Panik orang orang kompak terdengar setelah mereka tidak lagi melihat Pergerakan Arthur di dalam air. Cowok itu tidak muncul ke Permukaan untuk waktu yang cukup lama.
" Ra, tolongin Arthur Lo, kan, jago renang,” desak Niki tepat di sebelah Aurora Seruannya disetujui yang lain.
Aurora yang merasa terdesak sekaligus Panik meminta Niki untuk mengambil alih gelas dari tangannya. Dia lalu buru-buru melepas high heels nya, kemudian menceburkan diri ke kolam renang untuk menolong Arthur
Semua orang menanti dengan harap-harap cemas. Mereka menyaksikan aksi Penyelamatan Aurora bagai sedang menonton langsung adegan film yang sangat menegangkan.
Aurora memeluk tubuh Arthur yang sudah sangat lemas kemudian mengarahkannya menuju tepi kolam dengan membiarkan wajah cowok itu muncul ke Permukaan.
Sesampainya di tepi kolam Arkan membantu mengangkat tubuh Arthur hingga berbaring di tepi kolam. Kemudian membantu Aurora keluar dari kolam.
" Gimana nih, Ra ? Arthur Pingsan,” kata Arkan masih Panik. Semua orang kini semakin Padat mengelilingi mereka untuk melihat kondisi Arthur
" Minggir " Aurora kini mendekati Arthur yang tidak sadarkan diri. Tangannya menekan dada Cowok itu beberapa kali bermaksud untuk membantu Cowok itu bernapas serta mengeluarkan air yang mungkin saja menghambat Pernapasan Cowok itu.
Sekian lama melakukan aksinya Arthur tidak kunjung sadar Semua orang jadi semakin Panik.
" Kasih napas bantuan aja, Ra.”
Usulan itu terlontar entah dari siapa. Kemudian suara gaduh yang lainnya menyusul, menyetujui usulan tadi.
" Iya, Ra "
" Masa harus gue, sih?” kata Aurora bingung.
" Ya, iya. Di sini Cuma lo doang yang dari klub renang. Tolongin Arthur, Ra Keburu mati anak orang.”
Aurora Pusing luar biasa. Desakan orang-orang membuatnya seolah tidak ada Pilihan lain. Dia semakin mendekat Pada Arthur Sebelah tangannya menjepit hidung Cowok itu dengan jari telunjuk dan ibu jarinya sementara sebelah tangannya yang lain menyentuh dagu dan Perlahan membuka mulut cowok itu. Dia bersiap melakukan napas buatan untuk Arthur
...•••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Siti Nina
keren bgt sih ceritanya kya drakor 👍
2024-01-31
0
Anonymous
next Thor
2024-01-29
0
Anonymous
lanjut Thor jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-27
0