PART 18. Please

" Arkan, Arthur kok dua hari ini nggak kelihatan Dia ke mana,"

Tanpa sadar, Aurora menajamkan Pendengarannya ketika mendengar Niki melontarkan Pertanyaan tentang Arthur Pada Arkan.

" Katanya, sih, lagi sakit Butuh dijenguk seseorang biar cepat sembuh,” jawab Arkan dengan canda. Suaranya sengaja dibuat nyaring agar Aurora mendengarnya.

" Bisa aja lo.” Niki merespons malu-malu. “ Lo nggak nengokin dia?”

Arkan menggeleng dari bangkunya.

" Rencananya hari ini, tapi katanya nggak usah datang kalau cuma bikin rusuh. Besok dia udah bisa masuk.”

" Yah, Padahal gue mau titip salam," kata Niki lesu.

...••••••...

" Bun, Aurora izin Pergi ke toko buku yang di Perempatan jalan itu, ya.”

" Sama siapa?” tanya Bunda yang masih sibuk menyiapkan sesuatu di dapur.

" Hm, sama Galen," jawab Aurora, " Sebentar aja kok, Bun.”

" Emangnya dia udah datang jemput kamu?”

" Belum, sih, Bun. Palingan bentar lagi.”

" Ya udah, kalau gitu kamu bantu Bunda dulu, ya.” Bunda mendekat sambil membawa rantang susun yang terbuat dari aluminium.

“ ini apaan, Bun?” tanya Aurora heran.

“ ini makanan buat Arthur Bunda minta tolong kamu antar ke rumahnya, ya.”

Aurora berdecak sebal. “ Apa-apaan sih, Bun?”

" Eh, nggak boleh gitu Tadi mamanya Arthur itu telepon Bunda. Katanya dia khawatir Arthur nggak masuk sekolah dua hari karena sakit. Dia minta tolong kita nengokin sebentar keadaan Arthur di rumahnya.” Bunda menjelaskan.

" ini kamu kasih makanan ini buat Arthur ya Bunda yakin dia Pasti belum makan dari Pagi.” Bunda meletakkan rantang itu di meja makan.

Aurora menghela napas berat berkali-kali kenapa Arthur selalu saja menyusahkan hidupnya.

“ Kamu kalau tahu Arthur sakit, kasih tahu Bunda, dong. Bunda, kan, udah janji sama mamanya buat sering sering nengokin keadaan Arthur,”

" Mana Aurora tahu Aurora, kan, nggak sekelas sama dia,” jawab Aurora cuek.

" Ya udah, mulai sekarang kamu cari tahu, ya. Biar Bunda nggak kelewatan begini.”

“ Bunda ini sebenarnya bundanya Aurora atau bundanya Arthur, sih?” kesal Aurora

" Kayaknya Aurora nggak Pernah diperhatiin sampai segininya sama Bunda.”

“ Aurora.” Suara Bunda melunak. “ Bunda kurang Perhatian apa sama kamu ? Kalau Bunda cuma bantu teman Bunda aja, kok. Kamu jangan cemburu ya, Sayang.” Bunda mengelus sayang rambut Aurora

...••••••...

Aurora sudah berteriak berkali-kali di depan rumah Arthur. Mulai dari sapaan salam Penuh santun hingga teriakan seperti mengajak ribut. Namun, sama sekali tidak ada tanda tanda kehidupan di dalam sana.

Aurora hampir hilang kesabaran. Dia sudah tidak Punya banyak waktu. Galen akan menjemputnya sebentar lagi. Aurora menyentuh Pintu Pagar Rumah itu. Tidak terkunci. Ragu-ragu Aurora masuk hingga berhenti tepat di depan Pintu utama.

Usahanya mengetuk hingga berteriak memberi salam tak kunjung mendapat respons dari dalam. Aurora sempat mengira mungkin saja Arthur tidak ada di rumah. Namun, Pintu yang tidak terkunci membuatnya memutuskan untuk mencari tahu.

“ Arthur ” teriak Aurora untuk kali kesekian. Rumah ini tidak terlalu luas dan hanya terdiri atas satu lantai. Namun, mengapa Arthur tidak juga menjawab Panggilannya sejak tadi ?

Aurora melangkah semakin dalam hingga berhenti di depan Pintu yang dia yakini adalah Pintu kamar Arthur. Dia melirik keadaan di dalam kamar melalui celah Pintu yang terbuka sedikit. Arthur ada di dalam sedang berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi hingga dada.

“ Aurora ” Arthur menyebut nama itu tanpa membuka mata.

Aurora tersentak di tempatnya. Dia lalu membuka lebar Pintu kamar Arthur sambil bicara gelagapan.

" G-gue udah teriak-teriak dari depan, tapi lo nggak nyahut-nyahut.”

Arthur langsung membuka matanya, kemudian mengubah Posisi menjadi duduk. Dia tak kalah terkejut melihat Aurora berada di kamarnya.

“ Lo, kenapa bisa ada di sini?” tanya Arthur setelah melepas headset yang dia Pakai sejak tadi.

Aurora jadi merasa seperti cewek mesum yang tertangkap basah sedang mengintip. Padahal, dia tidak ada maksud sama sekali.

" G-gue cuma mau anterin titipan Bunda buat lo,” kata Aurora sambil mengangkat rantang yang dibawanya.

" Gue taruh di ruang tamu aja, ya," ujarnya sambil melangkah menjauh dari kamar Arthur

Arthur langsung turun dari kasur untuk menyusul Aurora. Namun, baru satu langkah menjauh dari kasurnya, Pening yang hebat langsung menghantam kepalanya tanpa ampun. Arthur memegangi kepalanya dan berdiam diri beberapa detik sebelum akhirnya melanjutkan langkah menuju ruang tamu.

“ ini semua dari Bunda,” kata Aurora sambil meletakkan rantang di atas meja ruang tamu.

" Bunda khawatir sama lo yang katanya lagi sakit Tapi, kayaknya lo sehat-sehat aja,” lanjutnya sambil memperhatikan Arthur yang baru saja menyusulnya ke ruang tamu.

Arthur duduk di sofa ruang tamu. Dia hanya sekilas menatap rantang itu. “ Bilang sama Tante makasih, ya,” katanya, kemudian matanya kembali menatap Aurora yang tampak sangat rapi seperti hendak Pergi ke suatu tempat.

“ Lo mau ke mana?”

" Mau ke toko buku Gue Pamit, ya,” Pamit Aurora Dia berbalik dan berjalan menuju pintu utama, tetapi Pertanyaan Arthur selanjutnya membuatnya berhenti dan kembali menoleh.

“ Sama Galen,"

Aurora mengangguk. “ Kayaknya dia udah sampai di rumah.” Aurora baru saja berbalik Namun lagi-lagi suara Arthur membuatnya membeku di tempatnya.

“ Jangan Pergi sama dia,” ucap Arthur Pelan tetapi memperingatkan

" Gue mohon kali ini jangan Pergi sama dia,” ulangnya Kali ini dengan nada memohon.

Permintaan Arthur ini bukan tanpa alasan. Dia sudah berpikir keras selama berhari-hari. Sekuat yang dia bisa, dia mencoba merangkai setiap kemungkinan yang bisa saja terjadi dan berkaitan dengan kasus Mika. Dan, salah satu kemungkinan terbesar yang dia temukan adalah bahwa Galen memang Cowok yang disukai Mika.

Kesimpulan ini semakin kuat karena Galen menyukai Aurora yang juga memiliki lesung Pipit seperti Mika. Walaupun Arthur masih harus menyelidiki lebih lanjut apakah Galen yang mengakibatkan Mika Pergi jauh atau bukan. Namun, satu yang tidak Arthur inginkan. Arthur tidak ingin Aurora bernasib sama seperti Mika. Dia tidak ingin kehilangan orang yang dia sayang untuk kali kedua.

Aurora kembali menoleh Pada Arthur sambil mengerutkan keningnya. “ Gue ke sini cuma anterin titipan Bunda Tugas gue udah selesai Sekarang gue Pamit!"

Arthur bangkit dari duduknya setelah melihat Aurora berbalik dan melanjutkan langkah menuju Pintu utama. Sesampainya di sana Malik berhasil menutup kembali Pintu yang baru saja dibuka Aurora seperempatnya.

Aurora terkejut luar biasa. ini kali kedua Arthur membuatnya tersentak kaget dalam Posisi yang sama. Bedanya kali ini bukan lemari yang ditahan Arthur, melainkan Pintu utama.

Dengan suara yang bergetar, Arthur berucap tepat di telinga Aurora. “ Gue lagi nggak mau sendirian Please temenin gue di sini sebentar.”

Aurora masih tidak bergerak samasekali. Dia masih berusaha meredakan rasa terkejutnya. Apalagi, Posisinya yang sangat dekat dengan Arthur membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

“ Please,” ucap Arthur sekali lagi. Kali ini suaranya berbisik. Dia hampir tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Pusing itu kembali bergelut hebat di kepalanya hingga membuat Pandangannya gelap seketika.

Dalam Posisinya kini Arthur menyandarkan dahinya di bahu Aurora. Kepalanya sungguh terasa berat saat ini.

Aurora yang terkejut semakin kaku dibuatnya. Dahi Arthur di bahunya terasa sangat hangat. Aurora tidak mungkin salah. Dia bisa merasakannya walau kulit dahi Cowok itu terhalang kemeja yang dikenakannya.

Aurora menoleh. Bersamaan dengan itu Pula, Pipinya langsung bersentuhan dengan Pelipis Arthur. Aurora bisa merasakan suhu kulit Arthur yang hangat.

“ Arthur, lo ....” Aurora menyentuh Pipi Arthur dengan sebelah tangannya

" Lo demam,” lanjutnya. Dia hendak berbalik menghadap cowok itu. Namun, Arthur dengan cepat menyentuh tangan Aurora yang masih menyentuh Pipinya hingga membuat Aurora tetap Pada Posisinya.

" Please jangan Pergi Gue butuh lo di sini,” ucap Arthur dengan suara yang semakin melemah. Dia rasa, dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Rasa Pusing di kepalanya seperti tidak Punya belas kasihan Padanya.

Dering Ponsel di saku menyadarkan Aurora dari keterpakuannya. Dia meraih Ponselnya Ada sebuah Panggilan masuk dari Galen. Baru saja Aurora hendak menjawabnya, tetapi suara Arthur membuatnya ragu.

“ Jangan diangkat,” bisik Arthur seolah tahu siapa si Penelepon itu. “ Please tetap di sini.”

...••••••...

Terpopuler

Comments

Siti Nina

Siti Nina

makin seru ceritanya Keren 👍

2024-02-01

0

Anonymous

Anonymous

jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin

2024-01-29

0

Anonymous

Anonymous

next Thor

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1. Awal bertemu
2 PART 2. Pertandingan
3 PART 3. PDKT
4 PART 4. Masih abu-abu
5 PART 5 Teka-Teki
6 PART 6 Hai
7 PART 7 Hampir saja
8 PART 8. Tetangga Baru
9 PART 9. Cemburu
10 PART 10. Begitu rumit
11 PART 11. DINNER
12 PART 12. Just The Way You Are
13 PART 13. Maaf
14 PART 14. Mika
15 PART 15. Penuh teka-teki
16 PART 16. Kita Jodoh
17 PART 17. Misterius
18 PART 18. Please
19 PART 19. Perhatian
20 PART 20. Curiga
21 PART 21. Truth or dare
22 PART 22. Aurora dan Mama
23 PART 23. Hujan
24 PART 24. Ada apa dengan Aurora ?
25 PART 25. Jatuh Cinta
26 PART 26. Suka
27 PART 27. Tentang Mika Kirana
28 PART 28. Diary Mika
29 PART 29. The Discussion
30 PART 30. ini Bukan Mimpi ?
31 PART 31. Cinta Salah
32 PART 32. Kembali Dingin lagi ?
33 PART 33. Kemarahan Arthur ?
34 PART 34. Kesalahpahaman
35 PART 35. Terbongkar
36 PART 36. Terluka
37 PART 37 Tentang kebahagiaan ?
38 PART 38. Menjauh
39 PART 39. Berubah
40 PART 40. Memilih
41 PART 41. Devil
42 PART 42 Melawan kata Hati
43 PART 43. Keputusan
44 PART 44 Foto wifie
45 PART 45. Rencana Arkan ?
46 PART 46 Merelakan
47 PART 47. Tempat Untuk Pulang ?
48 PART 48. Carolina Band
49 PART 49. Arkan & Jessica
50 PART 50. Gue mau Lo Bahagia ?
51 PART 51. Maaf & Terima kasih
52 PART 52. See you again
53 53. Please Buat Dia Bahagia ?
54 PART 54. Bertemu kembali ?
55 PART 55. I LOVE YOU CAHAYA AURORA
56 PART 56. Kejutan
Episodes

Updated 56 Episodes

1
PART 1. Awal bertemu
2
PART 2. Pertandingan
3
PART 3. PDKT
4
PART 4. Masih abu-abu
5
PART 5 Teka-Teki
6
PART 6 Hai
7
PART 7 Hampir saja
8
PART 8. Tetangga Baru
9
PART 9. Cemburu
10
PART 10. Begitu rumit
11
PART 11. DINNER
12
PART 12. Just The Way You Are
13
PART 13. Maaf
14
PART 14. Mika
15
PART 15. Penuh teka-teki
16
PART 16. Kita Jodoh
17
PART 17. Misterius
18
PART 18. Please
19
PART 19. Perhatian
20
PART 20. Curiga
21
PART 21. Truth or dare
22
PART 22. Aurora dan Mama
23
PART 23. Hujan
24
PART 24. Ada apa dengan Aurora ?
25
PART 25. Jatuh Cinta
26
PART 26. Suka
27
PART 27. Tentang Mika Kirana
28
PART 28. Diary Mika
29
PART 29. The Discussion
30
PART 30. ini Bukan Mimpi ?
31
PART 31. Cinta Salah
32
PART 32. Kembali Dingin lagi ?
33
PART 33. Kemarahan Arthur ?
34
PART 34. Kesalahpahaman
35
PART 35. Terbongkar
36
PART 36. Terluka
37
PART 37 Tentang kebahagiaan ?
38
PART 38. Menjauh
39
PART 39. Berubah
40
PART 40. Memilih
41
PART 41. Devil
42
PART 42 Melawan kata Hati
43
PART 43. Keputusan
44
PART 44 Foto wifie
45
PART 45. Rencana Arkan ?
46
PART 46 Merelakan
47
PART 47. Tempat Untuk Pulang ?
48
PART 48. Carolina Band
49
PART 49. Arkan & Jessica
50
PART 50. Gue mau Lo Bahagia ?
51
PART 51. Maaf & Terima kasih
52
PART 52. See you again
53
53. Please Buat Dia Bahagia ?
54
PART 54. Bertemu kembali ?
55
PART 55. I LOVE YOU CAHAYA AURORA
56
PART 56. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!