" ini Kenapa jadi sunyi senyap kayak kuburan gini,” Arkan garuk-garuk kepala melihat Pemandangan di depannya saat ini. Niatnya untuk menyusul Arthur ke kantin tertahan di koridor tempat dia dan kawan-kawan biasa melakukan konser dadakan.
Arkan memandangi temannya satu Persatu Semua lengkap. Ada Arthur yang sedang sibuk dengan Ponselnya Bian yang sedang membaca komik Detektif Conan yang dia Pinjam dari Arthur kemarin, kemudian juga ada Fero dan Sean yang duduk saling memunggungi. Biasanya dua orang itu yang Paling heboh ketika mereka mengadakan konser dadakan.
Arkan mulai dapat membaca situasi Dia kemudian duduk di antara Fero dan Sean.
" Lo berdua kenapa jadi kayak laki bini yang lagi Pisah ranjang gini, sih,”
Sean tak merespons. Dia sengaja sibuk memetik senar gitar di Pangkuannya. Sementara Fero sekarang jadi Pura-pura sibuk mengikat tali sepatunya.
Arkan berdecak kesal. “ Begini, nih, urusannya kalau suka sama cewek yang sama.” Dia kemudian menghadap ke arah Arthur
" Thur, nih Orang berdua diem-dieman gini bukannya diakurin malah dibiarin aja.”
Arthur tidak menoleh sama sekali Dia masih sibuk dengan Ponselnya. “ Udah Pada gede ini Udah, biarin aja,” katanya cuek. “ Bentar lagi juga tuh Cewek yang mereka rebutin bosen sama mereka.”
Sean dan Fero menoleh kompak ke arah Arthur karena tersinggung.
Merasa diperhatikan Arthur menyimpan Ponsel ke saku seragamnya kemudian membalas tatapan tersinggung Sean dan Fero
“ Semua udah ada jodohnya masing-masing Ro, Sean, Kalau nyatanya nggak ada satu Pun dari kalian berdua yang berakhir sama tuh cewek, kalian Cuma sia-siain hubungan temenan kalian. Kalau mau saingan, yang sehat lah. Jangan ngambek ngambekan kayak gini,” kata Arthur menceramahi. Sean dan Fero,“ Lo juga, Ro,” tudingnya Pada Fero,“ Badan doang digedein, tapi ngambek mulu kerjaannya Kalau mau tikung, ya tikung secara jantan Jangan bisanya menggerutu doang di belakang,"
Sean dan Fero saling lirik dalam diam tetapi mata mereka hanya bertemu sepersekian detik karena dengan cepat mereka kembali membuang Pandangan satu sama lain.
Suara tepuk tangan Arkan membuat semuanya menoleh termasuk Bian yang baru saja memunculkan wajahnya dari balik komik yang dipegangnya.
“ Bijak sekali kata-katamu, Thur Lama-lama bisa ganti nama jadi Arthur Teguh lo,” Puji Arkan bernada mengejek. “ Yuk, ah, kita mulai konsernya." Dia bangkit berdiri kemudian memberi kode kepada teman-temannya untuk bersiap di Posisi masing-masing
Arthur baru saja menyamankan Posisi duduknya dengan bersandar di tembok untuk memulai konser tetapi Aurora yang baru saja lewat di hadapannya membuatnya menegakkan kembali tubuhnya.
Arthur langsung bangkit berdiri. “ Kita ke kantin, yuk," ajaknya tanpa menoleh Pada teman-temannya
“ Gimana sih, Thur Kita baru aja mau mulai konser nih," keluh Arkan yang sudah bersiap untuk mengawali konser mereka dengan beatbox.
" Kalau kalian berdua nggak mau, gue sendiri aja.” Tanpa menoleh Arthur berjalan sendiri menuju kantin. Kalau saja dia tidak melihat Aurora berjalan menuju kantin bersama dengan Galen tentu dia tidak akan bersikeras untuk menyusul Cewek itu.
Arkan berdecak Pelan Kalau sudah begini tentu saja tidak ada Pilihan lain selain membubarkan diri. Karena mereka yakin tidak ada orang yang betul-betul niat memperhatikan konser mereka bila tidak ada Arthur
Tanpa Perlu berembuk empat serangkai itu langsung bangkit berdiri dan berjalan menyusul Arthur
Sesampainya di kantin Arthur langsung dapat menemukan Aurora yang kini sudah duduk berhadapan dengan Galen di salah satu meja di tengah kantin. Keduanya tampak asyik sekali bercengkerama sambil melemparkan senyum manis satu sama lain.
Kapan Aurora mau senyum manis begitu sama gue ?
Arthur sengaja duduk di bangku Panjang yang Paling ujung, sejajar dengan Posisi duduk Aurora di ujung bangku Panjang sebelahnya Mereka kini hanya terpisahkan jalan yang lebarnya tidak sampai semeter.
Tidak lama kemudian Arkan dan yang lainnya muncul dan langsung mengisi bangku-bangku kosong di sekitar Arthur
" Nggak jadi konsernya," tanya Arthur Pada Arkan
“ Percuma juga, nggak ada yang mau nonton kalau nggak ada lo,”
“ Bisa aja lo,”
Keributan di meja sebelah membuat Aurora menoleh. Ekspresi cerianya seketika berubah kesal begitu menyadari keributan itu berasal dari Arthur dan kawan-kawannya
" Oh iya, aku beliin ini buat kamu.” Aurora kembali menoleh kepada Galen yang sedang merogoh saku seragamnya Cowok itu kemudian mengulurkan sebuah gantungan kunci lucu berbentuk kelinci kepadanya.
" Kemarin waktu aku nganterin Mama ke rumah saudara di Bandung aku lihat ada yang jual ini," kata Galen menjelaskan. “ Aku langsung ingat sama kamu soalnya, kan, waktu itu kamu Pernah bilang suka banget sama Snowball di film The Secret Life of Pets ini buat kamu.”
Aurora menyambut gantungan kunci itu Senyumnya mengembang sempurna tanpa bisa dia cegah. “ Ya ampun Galen ini lucu banget,” serunya antusias Matanya berbinar binar menatap gantungan kunci karakter
Snowball di film The Secret Life of Pets lengkap dengan kunci wortel yang digenggam karakter itu.
“ iya, lucu kayak kamu,” sahut Galen tak kalah senang. Senyumnya selalu merekah tiap kali Aurora memperlihatkan sepasang lesung Pipit yang manis kepadanya.
Arthur melihat Pemandangan itu dengan kesal. Arkan yang duduk tepat di sebelahnya mulai Panik takut kalau-kalau Arthur tidak bisa mengendalikan emosinya.
“ Panas gue ” seru Arthur dengan suara nyaring Tangannya membuka satu kancing bagian atas kemejanya hingga total ada dua kancing yang terbuka bebas, memperlihatkan kaus Putih yang dia kenakan sebagai dalaman.
" Sabar, Thur, sabar.” Arkan menahan tangan Arthur agar Cowok itu tidak bangkit berdiri dan memulai keributan. Dia kemudian melirik Fero yang baru saja tiba membawa segelas es kelapa muda Tanpa Permisi dia langsung merebut gelas itu dari Fero dan memberikannya kepada Arthur.
" Nih, Thur dinginin dulu Pakai es kelapa.”
“ Arkan itu minuman gue," kata Fero tak terima.
“ Cuma buat basa-basi doang,” bisik Arkan Pada Fero dengan gerakan bibir.
Tanpa diduga Arthur meraih gelas es kelapa di tangan Arkan dan meneguknya dengan rakus. Fero dan Arkan menatap tak Percaya. Apalagi setelah Arthur meneguk habis air kelapa itu kemudian mengentakkan gelasnya di meja kantin dengan suara yang teramat nyaring membuat hampir semua orang yang berada di kantin menoleh ke arahnya termasuk Aurora dan Galen
“ Tuh kan, Arkan,” keluh Fero kesal.
“ Nanti lo beli lagi aja,” kata Arkan enteng Dia kemudian kembali menoleh Pada Arthur
" Gimana, Thur ? Udah adem, kan?”
Arthur tidak menyahut. Kini dia sedang beradu Pandang dengan Galen kemudian menyempatkan diri melirik Aurora yang juga balas menatapnya.
“ Aku boleh duduk di sini, ya,”
Pertanyaan dari suara lemah lembut itu membuat Arthur menoleh. Tiara kini berdiri di hadapannya sambil menunjuk kursi kosong tepat di seberang Arthur
“ Aku boleh gabung, kan?” tanya Tiara sekali lagi.
Arthur sempat terkejut untuk beberapa saat Namun lirikan sekilasnya Pada Aurora yang kini sedang memperhatikannya membuatnya bisa menjawab dengan cepat.
“ Of course Kursi itu memang sengaja gue siapin buat lo,” ucap Arthur sambil sesekali melirik Aurora di sebelahnya.
Tiara tersenyum malu-malu kemudian duduk manis di kursi itu.
“ Kamu udah tiga bulan lebih sekolah di sini tapi kita belum Pernah bener-bener duduk bareng kayak gini,” kata Tiara memulai Pembicaraan.
Fero dan yang lainnya merasa Pembicaraan Tiara dan Malik membutuhkan Privasi. Dengan sadar diri empat serangkai itu saling Pandang bergantian, kemudian memilih memisahkan diri dan Pindah ke meja lain.
“ ingat nggak Arthur kita dulu sering banget minum es kelapa muda yang masih sama batoknya," lanjut Tiara sambil melirik gelas di genggaman Arthur yang hanya menyisakan beberapa lembar serutan kelapa di dalamnya.
" Kamu minum ini bikin aku teringat sama kenangan itu.”
Arthur masih menyempatkan diri melirik Aurora yang rupanya masih memperhatikan interaksinya dengan Tiara. Namun ekspresi cewek itu masih sulit dia baca.
“ Kapan-Kapan kita bisa minum es kelapa muda sama sama lagi,” kata Arthur sambil memaksakan senyumnya Pada Tiara.
" Beneran,” Tiara tampak antusias.
“ Balik ke kelas, yuk,” ajak Aurora Pada Galen
“ Kamu nggak jadi makan,” tanya Galen
“ Selera makanku mendadak hilang," Aurora bangkit kemudian melewati jalanan di sebelah meja Arthur Galen menyusulnya di belakang.
Mata Arthur terus memperhatikan kepergian Aurora hingga Cewek itu menghilang di balik Pintu kantin.
“ Kamu lagi lihatin apa, sih?” tanya Tiara Penasaran. Dia mengikuti arah Pandang Arthur tetapi tidak berhasil menemukan Petunjuk apa Pun di Pintu kantin.
“ Kita ngobrolnya lain kali aja, ya,” kata Arthur sambil bangkit berdiri. Dia kemudian meninggalkan Tiara sendiri dengan kebingungan akan sikap anehnya.
...••••••...
" Ra, buruan sini.” Niki memanggil Aurora yang baru saja merapikan buku buku Pelajarannya di atas meja dan hendak keluar kelas. Kelas sudah lumayan sepi sejak bel Pulang berbunyi 5 menit yang lalu. Kini hanya menyisakan beberapa orang di dalam kelas termasuk Aurora
Aurora membalikkan tubuhnya menoleh Pada Niki yang kini sedang berkumpul di tengah kelas bersama dengan beberapa teman sekelasnya. Kesepuluh Perempuan yang berkumpul di sana tampak sedang merundingkan sesuatu yang sangat Penting.
" Sini, Ra. Kita mau tanya sesuatu yang Penting banget.” Kali ini Lala yang mendesak Aurora untuk segera mendekat.
Aurora kemudian mendekat karena sangat Penasaran. “ Mau tanya apaan, sih,” Dia lalu duduk di salah satu bangku yang dekat dengan sekumpulan Cewek-cewek itu.
" Kita lagi debat serius, nih,” kata Lala memulai Penjelasannya. “ Dari tadi hasilnya imbang terus Jadi kita butuh lo buat nentuin suara terbanyak.”
“ Emangnya lagi voting apaan,” tanya Aurora makin Penasaran.
" Kalau disuruh Pilih lo lebih suka Cowok yang romantis atau humoris,”
Pertanyaan Lala barusan membuat keadaan menjadi gaduh. Semua temannya langsung menyuarakan Pendapat beserta alasan mereka masing-masing. Suaranya berisik sekali hingga membuat Aurora Pusing mendengarnya.
" Suara kita di sini imbang, nih. Lima orang Pilih Cowok romantis, dan lima orang Pilih Cowok humoris. Kalau lo, Pilih yang mana,”
Desakan Lala membuat Aurora mulai berpikir
“ Lo Pasti Pernah Punya Pacar yang romantis, dong," tanya Lala mulai memancing.
Mata Aurora menerawang jauh Dia sedang membayangkan sesuatu Bukan Pacar seperti yang disebutkan Lala Karena dia memang belum Pernah Pacaran sama sekali Namun, kini dia justru sedang membayangkan sosok Galen yang menurutnya sangat romantis.
“ Lo Pasti Pernah dikasih surprise sama seseorang atau dia kasih hadiah yang bisa menyentuh hati lo banget, kan,”
Senyum Aurora Perlahan mengembang ketika kini membayangkan momen-momen manisnya dengan Galen. Cowok itu selalu Perhatian kepadanya. Bahkan tidak jarang cowok itu menghadiahkan sesuatu kepadanya walau bukan Pada hari spesialnya. Walaupun barang barang itu tidak mahal tetapi sungguh menyentuh hatinya. Contohnya gantungan kunci Snowball yang Galen berikan kepadanya beberapa waktu lalu.
" Nah, kalau Cowok yang humoris, Cowok yang bisa menghidupkan suasana dengan leluconnya Bikin suasana jadi menyenangkan.”
Kali ini Aurora mencoba membayangkan sisi humoris Galen tetapi dia tampak kesulitan Cowok itu jarang sekali bercanda Justru cenderung bersikap manis kepadanya.
“ Biar gampang, lo bayangin aja Arthur Dia itu lucu banget.”
Perkataan salah seorang teman sekelas Aurora yang bernama Risma seketika membuyarkan bayangan Aurora. Nama Arthur yang baru saja lolos masuk ke telinganya membuat senyum di wajahnya sirna tak berbekas.
“ iya, selalu bisa bikin kita ketawa walau cuma bisa lihat dari Jauh Cara dia bercanda sama teman-temannya kayaknya asyik banget Pantas aja Arkan betah temenan sama dia Pokoknya Pasti ketawa mulu kalau jadi Pacarnya Mau, deh.” Kali ini komentar Panjang lebar dari temannya yang bernama Sari Wajah cewek itu berbinar-binar dengan suara hampir histeris.
Aurora mendadak hilang selera untuk bersuara.
" Jadi gimana, Ra ? Lo lebih suka Cowok yang mana," desak Niki.
" Contoh Cowok humorisnya nggak bisa yang lain aja,” kata Aurora sebal. “ Ngerusak imajinasi gue aja,”
“ Arthur itu lucu lagi, Ra.” Sari mencoba menghasut. “ Murah senyum lagi terus bisa bikin teman-temannya ketawa Orangnya asyik buat diajak bercanda.”
“ Udah gitu Arthur itu ganteng lagi Jago gombal juga. Ya ampun, kapan gue bisa digombalin dia," Risma memejamkan matanya membayangkan kemungkinan ucapannya.
Aurora langsung bangkit dari duduknya.
" Kalau contoh Cowok humorisnya kayak Arthur mending gue sama Cowok yang romantis aja, deh.” Dia kemudian berlalu Pergi menuju Pintu kelas.
" Tuh, kan, gue menang lagi Lebih asyik itu Punya Cowok romantis daripada Cowok humoris,” kata Niki membanggakan diri Pada teman-temannya. Dia didukung empat temannya yang bersuara sama dengannya Sedangkan lima orang yang bersuara berbeda tetap bersikeras bahwa Cowok humoris jauh lebih mengasyikkan dibanding Cowok romantis.
" Ra, lo mau ke mana ? Buru-buru amat,” teriak Lala ketika Aurora hampir menghilang di balik Pintu kelas.
“ Latihan renang sama anak-anak.”
...•••••...
" Thur, balik, nggak,”
" Duluan aja,” sahut Arthur Pada Sean yang sudah berdiri di Pintu kelas. “ Gue mau ke Perpus sebentar,”
“ Tumben rajin, ada angin apa, nih ? Biasanya juga ngajak bolos jam Pelajaran,”
" Dia mah, bolos juga tetep aja Pinter Nggak kayak kita,” sahut Fero yang entah sejak kapan sudah akur kembali dengan Sean Mungkin sejak kata-kata bijak dari Arthur menamparnya telak.
“ Kita ” Sean melirik Fero karena tersinggung.
" Bukan kita, tapi kalian," Bian yang baru saja menyusul ke Pintu kelas langsung mengoreksi kata-kata Fero
" Lo juga ” sahut Sean dan Fero kompak.
“ Ya udah, kita balik duluan ya, Thur,” teriak Sean Pada Arthur, “ inget belajarnya jangan giat-giat, nanti kita-kita jadi kelihatan banget begonya.”
Arthur terbahak di tempat duduknya Matanya mengikuti kepergian teman-temannya itu hingga menghilang di Pintu kelas.
Setelah berdiam diri di kelas selama beberapa menit Arthur berjalan keluar dari sana. Kakinya melangkah Perlahan menjauhi ruang kelas menuju ke suatu tempat. Bukan Perpustakaan seperti yang tadi disebutkannya, melainkan ke suatu tempat di area gedung SMP. Arthur merasa dia Perlu segera mencari suatu Petunjuk tentang Mika di sana.
...••••••...
Aurora baru saja selesai mengganti seragamnya dengan Pakaian renang yang biasa dia kenakan untuk berlatih bersama teman teman ekskul renangnya. Yaitu celana renang ketat yang Panjangnya tepat 5 senti di atas lututnya, juga baju renang tertutup lengan Pendek yang Pas badan.
Teman-temannya yang lain sudah mulai melakukan Pemanasan dan Peregangan otot di Pinggir kolam renang. Beruntung, Yayasan Garuda memiliki gedung olahraga sendiri dan arena kolam renang berada di indoor Jadi kebanyakan siswa Perempuan yang tergabung dalam ekskul renang tidak khawatir dan merasa risi bila latihan mereka dilihat orang banyak.
Yang lebih seru lagi ekskul renang banyak sekali Peminatnya. Anggotanya bukan hanya dari SMA melainkan juga dari SMP Garuda Yayasan sengaja menyatukan keduanya dengan alasan memaksimalkan fasilitas serta Potensi Para anggota klub renang.
Langkah Aurora terhenti ketika berniat menyusul teman temannya di Pinggir kolam Dia melihat seseorang sedang menjulurkan kepalanya dari balik Pintu masuk arena Cowok itu bertingkah sangat aneh seperti sedang mengintip keadaan di sekitar kolam renang.
" Lo lagi Ngapain di sini,” bentak Aurora sambil membuka Pintu arena lebar-lebar
Arthur tersentak karena terkejut Dia lalu menegakkan Punggungnya dan menatap Aurora dengan mata membulat Diperhatikannya lekat lekat Penampilan Aurora yang baru kali Pertama dilihatnya Cewek itu membuatnya hampir tidak dapat berkedip.
Aurora mengartikan horor cara Pandang Arthur kepadanya. Aurora langsung mendekap tubuhnya sendiri ketika menyadari hal yang membuat Cowok itu memandangnya aneh.
" Dasar Cowok mesum ! Lo Pasti mau ngintip Cewek-cewek di sini, kan,” Aurora langsung menghadiahi Arthur Pukulan bertubi-tubi tubi hingga Cowok itu kesulitan untuk menghindar.
Teman-teman Aurora yang sedang melakukan Pemanasan di Pinggir kolam renang seketika histeris karena melihat ada orang asing yang menyusup masuk ke arena mereka. Namun, justru sebagian dari mereka histeris karena menyadari orang asing itu adalah Arthur. Mereka sekarang malah jadi salah tingkah dan Pura-pura malu karena Arthur datang Pada saat mereka sedang berpakaian renang.
" Ra, Tunggu dulu dengerin Penjelasan gue dulu,” bela Arthur di tengah kesibukannya menghalau Pukulan-pukulan yang terus dihujankan Aurora kepadanya.
" Gue nggak bermaksud ngintip Beneran,” ujar Arthur lagi
" Pakai alasan segala lagi Dasar Cowok nggak tahu diri,” Aurora terus melampiaskan kekesalannya Pada Arthur
Arthur kemudian memberanikan diri untuk menahan kedua Pergelangan tangan Aurora agar cewek itu berhenti memukulnya. “ Gue Punya alasan kenapa gue bisa ada di sini Gue bisa jelasin bahwa gue ini bukan Cowok mesum seperti yang lo kira Paham,” katanya mencoba meyakinkan Aurora dengan tatapannya.
“ Apa ? Apa alasannya,” desak Aurora tak Percaya.
" Ra, Bu Poppy udah selesai ganti baju Bentar lagi Pasti sampai sini,” lapor salah seorang teman ekskul Aurora yang baru saja berlari dari ruang ganti. “ Bisa gawat kalau dia tahu ada orang asing yang menyusup masuk ke sini Bisa digantung hidup-hidup tuh orang.”
Arthur menelan ludahnya dengan susah Payah Kata-kata barusan terdengar sangat mengerikan. Benarkah Pelatih renang yang disebutkan siswi tadi sangat menakutkan ?
" Gue akan tunggu lo di depan gedung sampai lo selesai latihan renang Gue bisa jelasin semuanya,” ucap Arthur yang masih menggenggam erat-erat kedua tangan Aurora
Setelah mengatakan itu Arthur melepas genggamannya kemudian berlalu Pergi sebelum kehadirannya diketahui sang Pelatih hingga mengancam keselamatannya sendiri
Aurora dibuat heran dengan semua tingkah aneh Arthur. Alasan apa lagi yang akan dikarang Cowok itu ? Sudah jelas-jelas dia tertangkap basah sedang mengintip
" Ada apa ini ? Kenapa kalian semua belum mulai Pemanasan ? Ayo mulai," Suara tegas Bu Poppy langsung menggelegar di arena kolam renang Semua orang langsung berbaris rapi untuk memulai kembali Pemanasan mereka termasuk Aurora
...••••••...
Arthur duduk termenung di kursi di depan gedung olahraga. Dia terkejut menemukan Aurora ada di sana di arena kolam renang yang biasa digunakan klub renang SMP Gemilang berlatih ekstrakurikuler yang juga digeluti Mika Pada masanya.
Arthur baru tahu bahwa klub renang SMP dan SMA Garuda disatukan seperti ini Bila demikian kemungkinan besar Aurora mengenal Mika
...••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anonymous
next Thor
2024-01-23
0
Miko
lanjut Thor jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-23
0
ada saja
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-23
0