PART 14. Mika

Arthur membaringkan tubuhnya di kasur Mika malam ini Dia sungguh tidak bisa tidur Kakinya seolah melangkah sendiri memasuki kamar ini.

Kini bukan hanya Mika yang ada di kepala Arthur ketika memasuki kamar ini. Bayangan Aurora juga ikut menyeruak di dalam Pikirannya saat ini. Entah membiarkan Aurora masuk ke kamar ini adalah keputusan yang tepat atau tidak Karena sekarang, ketakutan Arthur sedikit berkurang untuk masuk ke kamar ini.

Masih dalam Posisi berbaring Arthur mengambil Ponsel di saku celananya kemudian mencari kontak seseorang di sana dan menghubunginya.

Untuk sekian lama Arthur hanya mendengar nada sambung yang monoton dari ujung Ponselnya. Arthur memejamkan matanya ketika meyakini beberapa detik lagi sambungan telepon akan dihubungkan ke kotak suara. Namun, dugaannya keliru Seseorang menjawab dari seberang sana.

" Halo "

Arthur langsung mengubah Posisi menjadi duduk Suara Aurora di seberang sana membuat suaranya mendadak hilang. Dia masih sulit memercayainya. Dia kira Aurora tidak akan mengangkat Panggilan darinya.

" Halo?” Suara Aurora kembali terdengar.

" Gue seneng banget Akhirnya lo angkat Panggilan dari gue,” sahut Arthur tanpa salam Pembuka.

Hening sejenak. Baru kemudian Aurora menjawab dengan nada angkuh khasnya.

" Karena gue nggak mau lo dateng ke rumah gue malam malam begini!"

Arthur tertawa Pelan. Rupanya Aurora masih mengingat ancamannya beberapa waktu lalu.

" Ada apa lo telepon gue?"

" Gue lagi kangen aja Pengin denger suara lo,” jawab Arthur sambil tersenyum walau dia yakin Aurora di seberang sana tidak dapat melihat senyumannya.

Hening lagi kali ini lebih lama daripada sebelumnya.

" Kalau nggak ada yang Penting, gue tutup teleponnya sekarang!” ancam Aurora kesal.

Arthur tersenyum semakin lebar Aurora masih tetap dingin Padanya. “Jawaban gue tadi Penting banget, loh.”

" Gue tutup sekarang ! Jangan telepon lagi. Gue nggak akan angkat,”

Tuttt tuttt tuttt

Arthur menjauhkan Ponselnya ketika sambungan telah diputus secara sepihak dari seberang sana Mau sampai kapan Aurora bersikap dingin Padanya ?

Arthur kembali membaringkan tubuhnya sambil merentangkan tangannya lebar lebar. Bersamaan dengan itu sebelah tangannya menyentuh sesuatu di tepi kasur Rupanya hair dryer yang sempat digunakan Aurora belum disimpan ke tempat semula.

Arthur kembali bangkit kemudian meraih hair dryer itu untuk dia simpan. Dia membuka laci nakas untuk menyimpan hair dryer di sana.

Namun gerakan tangannya tiba-tiba berhenti ketika melihat sebuah buku catatan berwarna kuning ada di sana.

Arthur mulai berpikir. Buku itu tampak asing baginya Dia merasa tidak Pernah melihat buku itu ada di kamar ini.

Padahal dia merasa sudah menjelajahi setiap sudut kamar ini sejak kepergian Mika Apakah buku itu terlewat karena tertutup hair dryer ? Mengingat ukuran buku itu memang tidak sebesar buku tulis Pada umumnya.

Arthur meraih buku berwarna kuning itu dan mengganti tempatnya untuk menyimpan hair dryer

Arthur membuka halaman Pertama buku itu dan langsung dapat mengenali tulisan Manda di sana. Ini buku diary Mika

Arthur merasa beruntung karena menemukan buku diary Mika. Karena dia yakin banyak hal dalam buku ini yang bisa memberikannya petunjuk untuk menguak kasus adik kesayangannya.

Arthur membaca halaman pertama dengan perasaan campur aduk. Hari itu Arthur ingat betul hari itu Hari ketika dia bertengkar hebat dengan Mika dua tahun yang lalu. Bahkan, Mika menulis dengan jelas tanggal mereka bertengkar.

17 September 2020

ini kali Pertama gue nulis buku diary. Gue Pikir selama ini buku diary nggak ada gunanya sama sekali. Dan, gue menganggap Orang-orang yang rajin nulis di buku harian adalah Orang-orang orang yang nggak Punya kerjaan. Karena, waktu itu gue merasa cukup dengan adanya orang yang mau dengerin setiap curhatan gue. Orang yang Paling gue sayang selain orang tua gue.

Tapi ternyata gue salah besar. Gue baru sadar hari ini bahwa buku diary jauh lebih baik untuk mencurahkan Perasaan gue yang sesungguhnya Ketimbang curhat sama seseorang yang udah gue Percaya selama ini tapi dia nggak bisa ngertiin Perasaan gue sama sekali.

Arthur menutup buku itu rapat-rapat Dia baru membaca dua Paragraf, tetapi rasanya sungguh berat baginya. Dia tahu betul orang yang dimaksud Mika dalam buku ini. Dia sadar betul setelah kejadian itu Mika seolah menjaga jarak dengannya. Gadis itu tidak Pernah lagi curhat Padanya.

Apa Arthur sudah mengatakan sesuatu yang salah saat itu ? Sebagai seorang Kakak dia hanya ingin melindungi adik satu-satunya Sungguh hanya itu.

Arthur memejamkan matanya rapat-rapat. Hatinya bergejolak hebat saat ini. Seandainya dia diizinkan untuk kembali ke tanggal itu Pasti dia akan berbicara sehati-hati mungkin. Dia tidak ingin Mika menjauh darinya Perlahan-lahan hingga benar-benar meninggalkannya seperti saat ini.

...••••••...

Flashback

" Kamu diantar Pulang sama siapa,"

Mika terlonjak kaget begitu menemukan kakaknya sedang bersandar tepat di samping Pintu yang baru saja dia buka dangan sangat hati hati

" Sama teman," jawab Mika Dia bergegas menutup Pintu dan berbalik masuk ke rumah. Sialnya terjadi hal yang Paling tidak diharapkannya.

Arthur mengikutinya dan berusaha mengimbangi langkahnya

" Teman apa?" cecar Arthur.

" Ya, teman Mika," jawab Mika malas.

" Cowok "

Mika tidak tahan untuk tidak berhenti Dia kemudian menatap kakaknya dengan kesal.

" Emang Mika nggak boleh Punya teman Cowok,”

" Kakak nggak bilang begitu Cuma belakangan ini kamu kayak nyembunyiin sesuatu dari Kakak," ungkap Malik akhirnya.

" Mana ada latihan renang sampai jam 9.00 malam begini ? Hampir tiap hari, lagi.”

" Habis latihan renang Mika makan sama teman-teman Udah, ah. Mika capek, mau istirahat.” Mika melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Arthur masih saja mengikuti Mika hingga ke depan Pintu kamar.

" Kakak Cuma nggak mau kamu dekat apalagi Pacaran sama Cowok yang nggak bener."

" Yang nggak bener gimana, sih, maksud Kakak?”

Mika kembali menatap Arthur dengan emosi yang memuncak.

" Nggak bener kayak Kak Arthur ? Iya ? Cowok Playboy yang cuma mau mainin Perasaan Cewek,"

" Mika kamu jangan kurang ajar, ya," Nada suara Arthur mulai meninggi.

" Loh, bener kan, apa kata Mika barusan ? Kak Arthur emang Playboy. Satu sekolahan Mika udah Pada tahu bahwa Kakak emang Playboy. Makanya, Mika nggak Pernah mau ada yang tahu bahwa Kak Arthur itu kakaknya Mika,” Mika menyahut dengan nada suara yang tak kalah tinggi.

Napas Arthur sudah tidak beraturan karena berusaha keras menahan emosinya sendiri. Dia pun tidak bisa menimpali kata-kata Mika barusan.

Predikat Playboy yang telanjur tersemat Pada dirinya memang sudah menyebar luas di sekolahnya bahkan sampai ke beberapa sekolah lain. Karena mantannya tersebar di berbagai sekolah di Ibu Kota. Biarpun begitu Arthur sama sekali tidak Pernah merusak Cewek mana pun yang sempat menjadi Pacarnya. Karena dia memandang adiknya Mika Melihat Pacar-pacarnya sama saja seperti melihat Mika. Dia tidak ingin Mika dirusak oleh Cowok yang dari awal hanya ingin mempermainkan Perempuan.

" Pokoknya, Kakak nggak mau kamu Pulang malam lagi. Kakak yang akan jemput kamu setelah kamu selesai latihan renang!" bentak Arthur dengan nada suara yang meninggi.

" Pokoknya Mika nggak mau sampai Kak Arthur jemput Mika di sekolah. Mika malu Punya Kakak Playboy kayak Kak Arthur," Mika masuk ke kamarnya dan membanting Pintu tepat di hadapan Arthur

...••••••...

Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai di sekolah. Padahal bunyi bel masuk diprediksi masih lebih dari setengah jam lamanya. Dia adalah makhluk kelima yang menampakkan diri Pagi ini di ruang kelasnya XII

" Tumben dateng Pagi Arkan " sapa teman sekelasnya yang duduk di Pojok kelas Dudu namanya.

" Gue biasanya juga dateng Pagi Cuma males aja kalau langsung ke kelas,” kata Arkan beralasan sambil duduk di bangkunya di bagian tengah kelas.

" Terus kenapa hari ini langsung masuk kelas?” tanya Dudu lagi.

Arkan menoleh. “ Gue Pinjem PR Matematika lo, dong. Mau salin soal yang dari Pak Bima kemarin.”

" Huh, dateng Pagi ada maunya ternyata.”

" Buruan. Gue nyalinnya Cepet, kok,” desak Arkan yang sudah berjalan mendekati meja Dudu.

" Soalnya doang, kan?”

Arkan berdecak sekali. “ Sama temen Perhitungan banget sih Lo Gue lihat cara Penyelesaiannya juga Nanti PR berikutnya, lo boleh salin Punya gue, deh,” tawarnya.

" Ogah waktu itu lo nawarin barter juga ke Andi. Bukannya dapet nilai 100 malah zonk. Gue nggak mau jadi korban berikutnya,” tolak Dudu mentah-mentah

" Tenang, yang selanjutnya bisa dipercaya. Gue minta bantuan Arthur dia Pinter Matematika.”

Setelah melalui Perdebatan yang cukup Panjang akhirnya Arkan berhasil membawa buku latihan Dudu ke mejanya Secepat yang dia bisa Arkan menyalin sama Persis dengan yang ada pada buku Dudu. Mulai dari Pemilihan kata titik koma sampai jarak antarvariabel.

Satu Per satu teman-teman sekelasnya mulai berdatangan. Sebagian dari mereka juga heboh mencari teman yang sudah mengerjakan PR. Kemudian seseorang yang berdiri tepat di depannya membuat Arkan mendongak Arthur berada di kelasnya.

Arkan tidak memedulikan Arthur Dia yakin temannya itu datang bukan untuk mencarinya, melainkan Aurora

" Pagi banget lo main ke sini Aurora masih belum dateng,” kata Arkan yang kembali sibuk dengan kegiatan awalnya.

" Gue nyariin lo,” jawab Arthur sambil duduk di depan Arkan. Dia sengaja memutar tubuhnya hingga berhadapan langsung dengan cowok itu.

Arkan menghentikan gerakan menulisnya kemudian menatap Arthur dengan curiga

" Tumben Ada apaan lo nyariin gue,”

" Ada yang mau gue tanyain sama lo.”

Arkan mendadak risi. " Nada suara lo bisa biasa aja nggak ? Gue jijik denger suara lo yang serius gitu.”

" Yee, gue emang lagi serius ini.”

" Ada apaan?” Kali ini Arkan merespons dengan serius Pula.

" Lo kan belum Pernah Pacaran sama sekali,” kata Arthur yang langsung ditanggapi Arkan dengan tatapan tak suka.

" Nggak usah diperjelas juga kali,” kata Arkan tersinggung Kalau saja bukan karena kebetulan kelas masih sepi Arkan Pasti sudah membungkam mulut Arthur dengan buku Paket.

" Jadi gue mau tanya selera lo. Lo suka Cewek yang kayak gimana?” Arthur melanjutkan Pertanyaannya tanpa menghiraukan tatapan sinis Arkan

" Lo kenapa tiba-tiba tanya beginian, sih?”

“Jawab aja. Gue cuma mau tahu!” desak Arthur

" Yakin, lo mau tahu tipe Cewek yang gue suka kayak gimana?” Pancing Arkan, yang dijawab Arthur dengan anggukan Pelan

" Gue suka sama Cewek yang Cantik, manis, rambutnya sedikit melewati bahu, tingginya sekitar 160 cm, kulitnya Putih.”

Arthur mengerutkan keningnya. “ Spesifik banget. Emang lo udah Punya target,” tanyanya heran. Dan lagi Arthur seperti mengenali seseorang yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan Arkan tadi.

" Plus Punya sepasang lesung Pipit,” tambah Arkan yang kini melebarkan senyumannya.

" Heh ! Lo mau coba nikung gue," kesal Arthur setelah mengerti Cewek yang dimaksud Arkan adalah Aurora

Arkan tertawa keras melihat reaksi serius yang ditunjukkan Arthur

" Lagian Pertanyaan lo aneh banget Cowok sederhana kayak gue nggak Perlu Cewek yang Populer Cukup Cewek yang manis dan bisa ngertiin gue apa adanya.”

Arthur spontan melakukan gerakan seperti ingin muntah Kata-kata Arkan barusan dirasanya sangat menggelikan. Ditambah sikap dan gerakan tangan Arkan yang sengaja dibuat berlebihan ketika berandai-andai tadi.

" Kenapa, sih, lo tiba-tiba tanya tipe Cewek yang gue suka?” tanya Arkan Penasaran.

" Lo mau cariin gue Cewek "

" Nggak,” jawab Arthur Cepat. " Gue Cuma kasihan aja karena lo udah kelamaan jomblo.” Arthur terbahak di akhir kalimatnya.

" Sialan emang " umpat Arkan, " inget Thur Roda itu berputar. Nggak selamanya hubungan asmara si Playboy berakhir indah.”

" Ih, ada Arthur Seger banget Pagi-pagi udah lihat Pemandangan yang menyehatkan mata.”

Suara Cewek dari arah Pintu kelas membuat Arthur menoleh. Niki baru saja masuk ke kelas bersama dengan Aurora Mereka langsung menempati kursi masing-masing. Bedanya Aurora sudah tidak lagi menoleh ke arahnya setelah duduk. Sedangkan Niki masih sempat-sempatnya mencuri Pandang ke arah Arthur

" Gue sekarang udah bukan Cowok Playboy lagi, " kata Arthur dengan suara yang terdengar seperti sedang memberikan Pengumuman besar-besaran.

" Hm, mulai Caper nih anak,” respons Arkan kali ini dia mengerti kode dari Arthur

Arthur sengaja mengeraskan suaranya agar Aurora mendengar Perkataannya.

" Cewek yang jadi target gue Cuma satu dan ada di kelas ini,” ucap Arthur lantang sambil melirik ke meja Aurora

" Kalau gue berhasil dapetin dia, gue jamin gue nggak akan Pernah lepasin dia sampai kapan pun.”

" Wuaaaaaa ...” Suasana kelas mendadak ricuh akibat pengumuman nyaring Arthur Sebagian besar di antara mereka sudah bisa menebak siapa Cewek yang dimaksud Arthur

Aurora memilih untuk tidak bereaksi apa pun walau debaran jantungnya saat ini sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama. Sedangkan Niki yang duduk tepat di hadapan Aurora mendadak salah tingkah sambil sesekali melirik ke arah Arthur

" Udah, balik sana ke kelas lo,” usir Arkan terang terangan. " Bikin rusuh kelas Orang aja,”

Arthur menurut. Dia bangkit dan berjalan menuju Pintu kelas. Dalam Perjalananya dia sengaja berhenti tepat di samping meja Aurora kemudian membuat ketukan berirama dari jari-jari tangannya di meja itu.

Tuk tuk tuk tuk.

Aurora tersentak kemudian mendongak. Matanya langsung bertemu dengan mata Arthur Namun, hanya sebentar karena Cowok itu kembali melanjutkan langkah ke luar kelas. Aurora hampir tidak Percaya ketukan berirama itu mampu membuat Aurora terus memperhatikan kepergian Arthur

Tatapan Aurora ke arah Pintu kelas mendadak teralihkan oleh Niki yang tiba-tiba saja berbalik menghadapnya dengan senyum yang mengembang sempurna.

" Tadi lo denger dia ngetuk-ngetuk meja, kan?” tanya Niki antusias.

" Ya ampun, tuh Cowok emang Paling bisa narik Perhatian gue." Niki menyentuh kedua Pipinya yang memerah kemudian kembali membenarkan Posisi duduknya menghadap ke depan tanpa menunggu tanggapan dari Aurora

Aurora jadi ragu Sebenarnya dia sendiri yang terlalu Percaya diri bahwa Cewek yang dimaksud Arthur tadi adalah dirinya ataukah Niki ?

...••••••...

Terpopuler

Comments

Clara

Clara

lanjut Thor

2024-01-29

0

Clara

Clara

next Thor

2024-01-29

0

Anonymous

Anonymous

lanjut Thor

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1. Awal bertemu
2 PART 2. Pertandingan
3 PART 3. PDKT
4 PART 4. Masih abu-abu
5 PART 5 Teka-Teki
6 PART 6 Hai
7 PART 7 Hampir saja
8 PART 8. Tetangga Baru
9 PART 9. Cemburu
10 PART 10. Begitu rumit
11 PART 11. DINNER
12 PART 12. Just The Way You Are
13 PART 13. Maaf
14 PART 14. Mika
15 PART 15. Penuh teka-teki
16 PART 16. Kita Jodoh
17 PART 17. Misterius
18 PART 18. Please
19 PART 19. Perhatian
20 PART 20. Curiga
21 PART 21. Truth or dare
22 PART 22. Aurora dan Mama
23 PART 23. Hujan
24 PART 24. Ada apa dengan Aurora ?
25 PART 25. Jatuh Cinta
26 PART 26. Suka
27 PART 27. Tentang Mika Kirana
28 PART 28. Diary Mika
29 PART 29. The Discussion
30 PART 30. ini Bukan Mimpi ?
31 PART 31. Cinta Salah
32 PART 32. Kembali Dingin lagi ?
33 PART 33. Kemarahan Arthur ?
34 PART 34. Kesalahpahaman
35 PART 35. Terbongkar
36 PART 36. Terluka
37 PART 37 Tentang kebahagiaan ?
38 PART 38. Menjauh
39 PART 39. Berubah
40 PART 40. Memilih
41 PART 41. Devil
42 PART 42 Melawan kata Hati
43 PART 43. Keputusan
44 PART 44 Foto wifie
45 PART 45. Rencana Arkan ?
46 PART 46 Merelakan
47 PART 47. Tempat Untuk Pulang ?
48 PART 48. Carolina Band
49 PART 49. Arkan & Jessica
50 PART 50. Gue mau Lo Bahagia ?
51 PART 51. Maaf & Terima kasih
52 PART 52. See you again
53 53. Please Buat Dia Bahagia ?
54 PART 54. Bertemu kembali ?
55 PART 55. I LOVE YOU CAHAYA AURORA
56 PART 56. Kejutan
Episodes

Updated 56 Episodes

1
PART 1. Awal bertemu
2
PART 2. Pertandingan
3
PART 3. PDKT
4
PART 4. Masih abu-abu
5
PART 5 Teka-Teki
6
PART 6 Hai
7
PART 7 Hampir saja
8
PART 8. Tetangga Baru
9
PART 9. Cemburu
10
PART 10. Begitu rumit
11
PART 11. DINNER
12
PART 12. Just The Way You Are
13
PART 13. Maaf
14
PART 14. Mika
15
PART 15. Penuh teka-teki
16
PART 16. Kita Jodoh
17
PART 17. Misterius
18
PART 18. Please
19
PART 19. Perhatian
20
PART 20. Curiga
21
PART 21. Truth or dare
22
PART 22. Aurora dan Mama
23
PART 23. Hujan
24
PART 24. Ada apa dengan Aurora ?
25
PART 25. Jatuh Cinta
26
PART 26. Suka
27
PART 27. Tentang Mika Kirana
28
PART 28. Diary Mika
29
PART 29. The Discussion
30
PART 30. ini Bukan Mimpi ?
31
PART 31. Cinta Salah
32
PART 32. Kembali Dingin lagi ?
33
PART 33. Kemarahan Arthur ?
34
PART 34. Kesalahpahaman
35
PART 35. Terbongkar
36
PART 36. Terluka
37
PART 37 Tentang kebahagiaan ?
38
PART 38. Menjauh
39
PART 39. Berubah
40
PART 40. Memilih
41
PART 41. Devil
42
PART 42 Melawan kata Hati
43
PART 43. Keputusan
44
PART 44 Foto wifie
45
PART 45. Rencana Arkan ?
46
PART 46 Merelakan
47
PART 47. Tempat Untuk Pulang ?
48
PART 48. Carolina Band
49
PART 49. Arkan & Jessica
50
PART 50. Gue mau Lo Bahagia ?
51
PART 51. Maaf & Terima kasih
52
PART 52. See you again
53
53. Please Buat Dia Bahagia ?
54
PART 54. Bertemu kembali ?
55
PART 55. I LOVE YOU CAHAYA AURORA
56
PART 56. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!