...Aku yakin Suatu saat nanti aku bisa membuat kamu jatuh cinta...
Arthur merenung di dalam kamarnya malam ini Cahaya Aurora. Dia mengulang nama itu di kepalanya sambil membayangkan wajah Pemilik nama cantik tersebut. Cewek itu benar-benar mengingatkannya Pada seseorang.
“ Mika merasa jadi adik yang Paling beruntung di dunia ini.”
" Kenapa " tanya Arthur merespons Pernyataan dari gadis yang berselisih 2 tahun dari usianya
Gadis yang baru masuk SMP itu tersenyum sambil memeluk Arthur dengan erat.
" Karena Mika Punya Kak Arthur yang selalu jagain Mika dari orang-orang jahat.” Mika membenamkan wajahnya di dada sang kakak. Arthur tersenyum lebar kemudian membalas Pelukan Mika
Arthur menyudahi lamunannya tentang momen sekitar tiga tahun yang lalu itu. Dia beranjak dari kamarnya dan masuk ke kamar sebelah. Dia Paling benci masuk ke ruangan ini Karena mau tak mau kenangan Tentang adik manisnya langsung berkelebat hebat di kepalanya Membuat Perasaannya bergejolak.
Arthur memaksa langkah kakinya untuk masuk lebih dalam. Diraihnya frame yang terpajang di sudut meja belajar kemudian ditatapnya sendu. Dia merindukan gadis cantik dalam foto to itu Rindu yang teramat dalam.
“ Mika Kakak Pasti bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.” Arthur berkata sambil memandang gadis dalam foto itu.
Arthur meletakkan kembali frame itu ke tempat semula. Dia kemudian bergerak mulai membuka laci laci meja, lemari dan benda benda apa Pun yang berada di kamar ini demi mencari sebuah Petunjuk.
Dering Ponsel di saku celananya menghentikan kegiatannya. Arthur meraih Ponselnya dan langsung menjawab Panggilan telepon dari Rey sahabatnya semasa di SMA 1.
“ Hai Thur Gimana kabar lo,” sapa seseorang dari seberang telepon.
“ Seperti yang lo tahu Nggak sebaik dulu,” jawab Arthur tidak bersemangat. Dia yakin Rey Paham yang dia maksud Rey adalah satu
satunya orang yang tahu tujuannya Pindah sekolah.
“ Lo udah tiga bulan Pindah sekolah Udah dapat Petunjuk,”
Arthur menghela napas kasar. “ Belum Mika itu terlalu rapi nutupin semuanya Tapi gue yakin cepat atau lambat gue Pasti tahu yang sebenarnya terjadi."
Kemudian hening Baik Arthur maupun Rey sama sama tidak bersuara untuk waktu yang cukup lama Sampai akhirnya Arthur yang lebih dahulu bersuara.
“ Ada apa lo telepon gue malem-malem begini,”
“ Tim futsal sekolah gue mau kunjungan ke sekolah lo minggu depan.”
“ Dalam rangka apa,"
“ Pertandingan Persahabatan Lo ikut main nggak ? Nggak asyik nih, kalau gue main ke sekolah lo, tapi lo nggak ikut main."
“ Lihat nanti aja,” jawab Arthur sedang malas membahas hal apa pun.
“ Mantan lo banyak yang ikut buat kasih semangat, loh Sekalian mau ketemu lo juga kali,” goda Rey sambil tertawa.
" Sialan " maki Arthur Akhirnya dia tak tahan juga untuk tidak tertawa. “ Kenapa lo malah bahas mantan?!”
Keduanya berbasa-basi sebentar kemudian sepakat mengakhiri sambungan telepon dan berjanji akan bertemu minggu depan di sekolah Arthur kini SMA Garuda
...••••...
Semua Pasang mata sedang asyik menyaksikan tim Futsal sekolah berlatih
di lapangan kecuali satu orang Arthur Dia justru terfokus Pada seorang cewek di Pinggir lapangan yang begitu menarik baginya.
Arkan menoleh ke arah Arthur karena Cowok di sebelahnya itu tampak membuang napas berat berkali-kali.
“ Kenapa lo?” tanya Arkan kepada Arthur
“ Ya ampun itu Cewek makin Cantik aja sih," sahut Arthur tanpa mengalihkan tatapannya sedikit Pun.
Arkan mengikuti arah Pandangan Arthur dan langsung memahami yang dimaksud cowok itu. Ada Aurora di sana yang sedang asyik menyaksikan seseorang yang tengah berlatih futsal di lapangan.
Arkan balik menatap Arthur dan menepuk Pelan bahu Cowok itu. “ Jelas aja Doi lagi lihatin Pangerannya latihan Futsal.”
Arthur langsung menoleh ke arah Arkan
“ Pangeran?” tanyanya belum mengerti.
“ Gue udah Pernah cerita, kan ? Kalau Aurora udah ada yang ngincer Tuh orangnya.” Arkan menunjuk cowok yang sedang berlari menggiring bola di lapangan.
Beberapa saat kemudian suara heboh Penonton bergemuruh ketika cowok yang ditunjuk Arkan baru saja berhasil mencetak gol.
“ Dia yang namanya Galen Pradipta Kapten tim Futsal sekolah kita.” Arkan kembali menjelaskan kepada Arthur ,“ Udah gue bilang mendingan lo nyerah aja deh kalau mau dapetin Aurora Dia sama Galen itu udah kelihatan banget tertarik satu sama lain Sering jalan bareng juga Tinggal tunggu Galen nembak aja jadian Pasti mereka,” lanjut Arkan Panjang lebar.
" Tapi belum jadian, kan " ujar Arthur
" Belum Tapi gue yakin mereka Pasti bakalan jadian sebentar lagi," sahut Arkan
" Kok lo bisa tau mereka bakalan jadian," sahut Arthur
" Ya ampun Arthur Bhumi Dirgantara gue kan udah bilang kalau Aurora itu suka sama Galen dari kelas 1 dan Galen juga suka sama Aurora tinggal Galen aja yang belum nembak Aurora," ujar Arkan Panjang lebar
Arthur mencerna baik-baik setiap kalimat Arkan barusan. Dia Pun menganalisis yang dimaksud Ethan dengan “ tertarik satu sama lain”. Dia baru saja menemukan buktinya Galen yang baru saja mencetak gol, kini melemparkan senyum ke arah Aurora di Pinggir lapangan. Dan dibalas cewek itu dengan senyuman lebar serta tatapan kagum.
Arthur mulai terpancing keadaan. “ Kalau buat narik Perhatiannya Cuma harus jago main Futsal gue juga bisa,” ucapnya kemudian melangkah memasuki lapangan dengan sangat Percaya diri.
“ Eh, Thur, lo mau ke mana,” cegah Arkan Percuma Karena Arthur sudah terlalu jauh dari jangkauannya.
Bian yang sejak tadi hanya diam langsung merapat Pada Arkan. “ Arthur mau ngapain tuh?”
Arkan mengangkat bahu. “ Mau nantangin Galen kayaknya,” tebaknya.
Arthur melangkah masuk ke lapangan kemudian mengambil bola yang kebetulan bergulir mendekatinya. Para Pemain menatapnya heran. Sebagian dari mereka menunggu Arthur melemparkan bola itu ke tengah lapangan. Namun cukup lama Arthur tidak juga menurunkan bola dalam genggamannya. Semua orang mulai tak sabar Bukan hanya Para Pemain melainkan juga Para Penonton yang memadati Pinggir lapangan.
Galen maju dua langkah ke arah Arthur Kemudian berteriak dengan tidak sabar
" Woy, lempar bolanya!”
“ Gue mau gabung jadi tim inti," kata Arthur dengan suara lantang.
Galen tersenyum sinis sambil memandang Arthur dari atas hingga bawah. “ Emangnya Siapa lo Anak klub Futsal aja bukan,"
Arthur tersenyum semakin lebar. “ Oh iya kenalin Nama gue Arthur Bhumi Dirgantara dari kelas XII IPA 2 Calon Pacarnya Cahaya Aurora, anak klub renang, kelas XII IPA 1," teriaknya dengan suara nyaring.
Suasana kembali ricuh Para Penonton bersorak karena keberanian Arthur berbicara seperti itu di tengah lapangan Apalagi kalimat itu ditujukan kepada Galen yang mereka semua tahu adalah cowok yang sedang dekat dengan Aurora
Aurora terkejut sekaligus kesal bukan main Pada Arthur. Dia kini dengan cepat menjadi Pusat Perhatian orang-orang di sekitar lapangan. Sementara Galen tampak membuang napas kasar berkali-kali kali. Dia sempat
Melirik Aurora sekilas kemudian kembali menatap Arthur yang seolah sedang menantangnya terang-terangan.
“ Gue nggak Punya waktu buat meladeni lo bercanda Lempar bolanya sekarang,” Galen sebisa mungkin menanggapi dengan kepala dingin.
“ Gue nggak lagi bercanda Soal mau jadi tim inti dan soal gue adalah calon Pacarnya Aurora,” Arthur masih tersenyum lebar dengan rasa Percaya dirinya yang tinggi sekali.
Galen hampir hilang kesabaran Dia kemudian melangkah dengan cepat menghampiri Arthur Suasana ketegangan dari Puluhan Pasang mata di Pinggir lapangan sempat tercipta. Para Penonton bertanya-tanya apa yang akan terjadi sebentar lagi.
Galen berhenti tepat satu langkah di hadapan Arthur. Dengan cepat dia merebut bola dari tangan cowok itu seraya berucap
" Lo udah nantangin orang yang sangat salah,” Dia kemudian berbalik, berniat melanjutkan kembali latihan yang sempat tertunda Namun, baru beberapa langkah menjauh suara Arthur di belakangnya sukses memancing kembali emosinya.
“ Gimana kalau kita tanding Futsal satu lawan satu,”
Tantangan dari mulut Arthur kembali memicu sorakan Penonton. Mereka bertepuk tangan dan menanti untuk menyaksikan Pertandingan yang seru dari dua cowok idola itu.
“ Duh, Arthur nekat banget,” komentar Arkan dari Pinggir lapangan. “ Dia nggak tahu apa Galen jago banget main bola.”
“ Arthur juga nggak bisa diremehin,”
Arkan dan Bian kompak menoleh ke arah Sean yang baru saja menyahut Temannya itu rupanya mendengarkan Perbincangan mereka sejak tadi.
“ Gue itu satu sekolah sama Arthur waktu SMP Dia itu bintang lapangan,” kata Sean yang disambut tatapan terkejut dari Arkan dan Bian
Di lapangan Galen berbalik dengan emosi yang sudah memuncak Berani sekali Arthur menantangnya !
“ Lo bisa Pertimbangin gue buat masuk tim inti setelah lihat kemampuan gue di lapangan,” kata Arthur tidak menyerah.
" Tim gue bukan buat main-main !”
" Gue juga nggak main-main !” Arthur melangkah mendekati Galen. Kemudian mengambil alih bola dari tangan cowok itu dan meletakkannya di dekat kakinya.
Arthur mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang untuk mulai menendang bola itu.
Beberapa detik kemudian semua orang dibuat kagum dengan tendangan Arthur Cowok itu menendang bola yang berjarak lebih dari setengah lapangan futsal dari gawang. Dan dia berhasil memasukkannya ke gawang tanpa mengenai Para Pemain yang masih berdiri berpencar memenuhi lapangan.
“ Kalau lo Pikir gue cuma akan bikin malu tim lo nggak usah khawatir Kemampuan main bola gue di atas rata-rata,” kata Arthur menyombongkan diri.
Para Penonton di Pinggir lapangan bertepuk tangan sambil bersorak melihat kemampuan Arthur. Galen masih bergeming di pijakannya. Dia melihat dengan jelas aksi Arthur barusan. Dan harus dia akui memang Arthur tidak bisa dibilang amatir. Namun Galen terlalu sombong. Dia tidak mau menerima Arthur masuk ke timnya.
Salah satu seorang Pemain mendekati Galen kemudian berbisik Pelan kepada sang Kapten. “ Dia lumayan juga Galen Kebetulan Martin, kan, lagi cedera Nggak ada salahnya kita minta dia isi Posisi striker buat Pertandingan Persahabatan lawan SMA 1 minggu depan Jangan sampai kita malu kalau kalah di kandang sendiri.”
Galen berpikir keras untuk mempertimbangkan kata kata temannya Roni barusan. Diperhatikannya lagi Arthur yang masih menatapnya dengan kedua alis terangkat menunggu keputusannya.
“ Lo tetap nggak diterima gabung di tim inti,” tegas Galen
Arthur menanggapi dengan santai. “ Kenapa Lo takut kalah saing sama gue ? Takut Perhatian Penonton teralihkan sama gue,”
“ Pede banget lo,” jawab Galen kesal.
“ Atau jangan-jangan lo takut kalau Aurora lebih kagum sama gue dibanding lo,”
“ Sialan " Galen terpancing emosi Dia kemudian berjalan cepat mendekati Arthur
" Mau lo apa, sih?”
“ Udah jelas, kan ? Gue mau nantang lo tanding satu lawan satu Kalau gue menang gue dibolehin gabung jadi tim inti Gimana,” Arthur mengangkat kedua alisnya.
Galen mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat menahan emosi. Sorak-sorai Penonton semakin membuatnya terdesak Dia terdorong untuk meladeni tantangan Arthur Dia tidak suka dibuat malu di hadapan banyak orang apalagi di hadapan cewek yang disukainya.
“ Kalau lo kalah jangan berani ganggu tim gue!" ucap Galen yang secara tidak langsung menyanggupi tantangan dari Arthur “ Dan lo jangan Pernah deketin Aurora lagi,”
Kalimat terakhir Galen semakin memicu sorakan Penonton. Sementara itu Aurora yang menyaksikan Perseteruan itu dari Pinggir lapangan kini berusaha menahan Pipinya agar tidak terlihat memerah akibat kata-kata Galen barusan.
Lagi - Lagi Arthur menanggapi dengan sangat santai. Dia melangkah mendekati Galen kemudian berbicara dengan nada yang tidak terlalu keras sehingga hanya bisa didengar mereka berdua.
“ Kalau gue menang, lo nggak boleh nembak Aurora sampai kelulusan nanti.”
“ Sialan ” Galen meraih kerah seragam Arthur dengan kasar, “ Apa hak lo ngatur-ngatur gue?”
Suasana ketegangan mulai tercipta. Para Penonton dibuat tercengang dengan kejadian di lapangan. Roni mendekat dengan cepat untuk melerai kedua cowok itu Namun cengkeraman Galen di kerah kemeja Arthur terlalu kuat Roni hanya mampu mengantisipasi agar tidak terjadi baku hantam.
“ Kenapa lo marah ? itu artinya lo takut kalah dari gue," Pancing Arthur lagi Menambah suasana ketegangan.
“ Gue nggak takut sama lo,”
“ Ya udah kalau gitu kita langsung tanding aja biar tahu siapa Pemenangnya,"
Galen menatap Arthur Penuh amarah. Arthur berhasil menyulut emosinya Beberapa detik kemudian dia melepaskan kerah kemeja Arthur Dengan kasar kemudian berucap
" Siapa yang berhasil cetak gol lebih dulu dia Pemenangnya,”
“ Okay deal ” Arthur mengulurkan tangannya ke arah Galen
Galen melirik tangan itu cukup lama Jika dia menyambut jabatan tangan itu, itu artinya dia menyanggupi semua Permintaan Arthur tadi termasuk membatalkan niatnya untuk menembak Aurora Pada Pertandingan Persahabatan melawan SMA 1 minggu depan
Arthur mengangkat alisnya mendesak Galen untuk segera mengambil keputusan. Tiga detik kemudian Galen menyambut jabatan tangan Arthur seraya berucap
" Okay deal "
Tepuk tangan dan sorak sorai Penonton kembali tercipta. Semua orang kini Fokus menyaksikan Pertunjukan menarik dari dua cowok idola itu.
“ Sekarang lo tunjuk satu teman lo buat jagain gawang lo,” ucap Galen. " Kalau lo nggak Punya teman yang jago jadi kiper, lo boleh tunjuk salah seorang Pemain dari tim gue Mereka semua udah terlatih untuk semua Posisi termasuk jadi kiper.”
Arthur tidak menanggapi Positif tawaran Galen Bagaimanapun, Para Pemain di tim itu adalah teman-teman Galen Bisa saja bila dia menerima tawaran itu malah akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
“ Thanks buat tawarannya Tapi gue udah Punya kiper sendiri.” Arthur kemudian menoleh ke arah teman temannya di Pinggir lapangan.
“ Waduh, Arthur lihat ke arah sini.” Arkan yang Pertama bersuara.
" Siapa yang jago jagain gawang?” tanyanya kepada teman-temannya
Untuk beberapa detik kemudian baik Bian Sean maupun Fero tidak ada yang menyahut Hingga Arkan mengambil inisiatif sendiri.
“ Lo aja Fero,” tunjuknya ke arah Sean
" Badan lo, kan, agak lebar dibanding kita kita Lumayan bisa nutupin gawang.”
“ Ogah,” tolak Fero “ Sean aja tuh Sekalian latihan Kalau nggak bisa jaga gawang dengan baik gimana mau jaga Perasaan Perempuan,”
“ Lah dia malah baper Urusan kalian tentang Diana belum kelar juga," Arkan mulai Pusing.
“ Oke gue yang jadi kiper,” kata Fero Pada akhirnya. “ Tapi janji Kalau gue berhasil jaga gawang tanpa kebobolan satu gol Pun, lo nggak boleh ngirim chat ke Diana selama seminggu,” lanjutnya kepada Sean
“ Apa-apaan lo,” Sean tidak terima.
“ Kita berdua bersaingan Secara sehat aja Sean," ucap Fero “ ini namanya gue lagi usaha. Kalau nyatanya gue kebobolan, gue rela, kok, nggak ngirim chat ke Diana selama seminggu. Gimana ? Fair, kan?”
Sean masih berpikir Dia merasa selama beberapa hari ini hubungannya dengan Fero tidak harmonis sejak mengetahui fakta bahwa mereka berdua menyukai cewek yang sama. Namun Perkataan Fero ada benarnya Dia akan menerima tantangan temannya itu untuk bersaing secara sehat.
“ Buruan mikirnya,” Arkan mendesak Sean
“ Arthur udah lama nunggunya,”
“ Oke, gue Pegang ucapan lo,” kata Sean kepada Fero
“ Okay, deal,"
Sean menyambut uluran tangan Fero “Deal!”
“ Udah kelamaan salamannya,” Arkan melerai tangan Sean dan Fero kemudian mengarahkan Fero untuk segera menghampiri Arthur di lapangan.
Fero bergabung di lapangan Para Pemain yang sebelumnya memenuhi lapangan sudah menyingkir. Kini hanya ada Galen dan Yoga kiper utama timnya, Arthur dan Fero serta Roni yang ditugaskan menjadi wasit.
Setelah berembuk sebentar mereka semua kini bersiap di Posisi masing-masing Bola diletakkan di tengah-tengah lapangan. Galen dan Arthur dipersilakan merebut bola setelah wasit meniup Peluit tanda dimulainya Permainan.
Galen berhasil merebut bola sesaat setelah Roni meniup Peluit. Arthur langsung mengejar dan membayang bayangi cowok itu untuk mengacaukan konsentrasinya. Perebutan bola Pun terjadi. Para Penonton terbawa suasana hingga hanyut ke dalam Permainan indah dua cowok itu di lapangan.
Untuk waktu yang cukup lama bola hanya berpindah dari kaki Galen dan Arthur bergantian. Belum ada yang berhasil mendekati gawang satu sama lain. Hingga akhirnya Arthur berhasil mengelabui Galen dengan gocekan tipuan Kini Arthur menggiring bola mendekati gawang Galen
Dan sebelum Galen berusaha merebut bola itu dia sudah lebih dahulu melepaskan tendangan ke arah gawang.
Semua mata mengikuti arah bola yang memelesat mendekati gawang dalam suasana menegangkan Semua menunggu sesuatu hal terjadi Apakah Arthur bisa semudah ini menang dari Galen ?
Rupanya Yoga sudah mengantisipasi datangnya bola Dengan mudahnya bola itu masuk ke Pelukannya. Penonton langsung mengeluh, ada Pula yang menghela napas lega karena bersyukur bola tidak masuk ke gawang.
Tanpa berlama-lama Yoga langsung melemparkan bola kepada Galen yang rupanya sudah bersiap-siap berlari mendekati gawang Arthur
Arthur terlambat bergerak Bola kini sepenuhnya dalam Penguasaan Galen yang dengan bebasnya berlari di depannya. Harapan satu-satunya hanya tinggal Fero yang menjaga gawang. Semoga Fero bisa melakukan tugasnya sebagai kiper dengan baik. Karena bila Fero gagal itu artinya tidak ada lagi kesempatan bagi Arthur untuk mendekati Aurora
Fero gue mohon !
...••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anonymous
next Thor
2024-01-19
0
Anonymous
jangan-jangan Thor updatenya
2024-01-19
0
Cinta
next Thor
2024-01-19
0