NovelToon NovelToon

ARTHUR UNTUK AURORA

PART 1. Awal bertemu

Aku memang Pencinta wanita Namun ku bukan buaya Yang setia Pada seribu gadis Ku hanya mencintai dia

Aku memang Pencinta wanita Yang lembut seperti dia ini saat ku akhiri semua Pencarian dalam hidup Dan cintaku ternyata yang ku mau hanyalah dia

Kegaduhan di koridor menuju kantin bukan hanya terjadi hari ini Hampir setiap hari Arthur dan kawan-kawannya selalu menciptakan keributan dengan mengadakan konser dadakan menggunakan alat-alat seadanya.

Bian salah satunya orang yang tergabung dalam klub musik menunjukkan kepiawaiannya dalam memetik gitar. Sementara Sean yang bercita-cita menjadi seorang drum terkenal harus Puas menciptakan suara dari botol-botol Plastik yang dia Pegang dengan kedua tangannya.

Arka yang Pandai beatbox berhasil membuat Pertunjukan semakin menarik. Apalagi ditambah dengan suara merdu Arthur yang selalu mampu membuat kaum hawa yang lewat dihadapan mereka.

Fero menjadi salah satu-satunya orang yang tidak kebagian Peranan Penting dalam setiap konser dadakan mereka Namun dia Paling semangat bertepuk tangan dan mengajak setiap orang lewat untuk ikut bernyanyi bersama. Bahkan, sesekali dia memanfaatkan keadaan untuk meminta saweran terutama adik kelas yang lewat.

" Saweran, dong," Pinta Fero kepada seorang siswi yang baru saja lewat

Dengan takut Siswa itu mengeluarkan selembar uang dari sakunya lalu buru-buru Pergi dari sana.

" Malakin anak orang memulu lo, Ro !" sahut Bian. Jari-jarinya masih memetik senar gitar di Pangkuannya

" Beda dong Kalau malak kesannya maksa Tapi ini gue maksa dengan Sukarela yang ngasih aja," jawab Fero Sedetik kemudian dia berteriak ke arah siswa yang baru saja Pergi setelah memberinya uang," Woi, gue udah Punya banyak Pattimura Yang gambar lain nggak ada ?"

Bian dan yang lain geleng-geleng kepala melihat tingkah Fero

" Ke kantin yuk !" seru Sean nyaring Dia baru saja mengehentikan tabuhan botol Plastik setelah lagu " Pecinta wanita " dari irwansyah selesai mereka mainkan

" Yuk, haus nih Dari tadi teriak-teriak melulu," sahut Fero sambil menghitung uang yang dia kumpulkan dari hasil sumbangan sukarela orang-orang yang lewat

" Kalian berdua aja gue nitip air mineral dingin," Arthur bersandar di tembok kemudian melepaskan jaketnya karena sedikit kepanasan.

" Gue Juga " sahut Bian Diikuti Arkan.

Setelah ditinggal Pergi Fero dan Sean Arthur dan dua temannya menunggu sambil berbincang-bincang

" Di SMA 1 lo suka ngadain konser dadakan kayak gini juga, thur ?" tanya Bian yang ikut bersandar di tembok

Arthur yang baru dua bulan Pindah ke SMA Garuda sudah memiliki banyak teman Pembawaan yang supel dan mudah sekali bergaul membuat yang lain nyaman berteman dengannya. Sebelum Pindah sekolah, nama Arthur bahkan sudah sangat terkenal di SMA Garuda siapa yang gak mengenal Arthur Bhumi Dirgantara yang terkenal banget Playboy tingkat SMA ?

" Kadang-kadang, sih," jawab Arthur Seketika Perhatiannya teralihkan oleh sekumpulan siswi yang baru saja lewat di hadapannya sambil berbincang seru sekali.

" Kalau gue Punya kakak Cowok gue Pasti jadi adik yang Paling beruntung di dunia," kata salah seorang siswi yang Paling menarik Perhatian Arthur. Senyum cewek itu sangat manis sekali dengan sepasang lesung Pipit

" Emang kenapa ?" tanya temannya

" Karena, menurut gue nggak ada yang Paling membahagiakan selain merasa dilindungi oleh kakak cowok ?"

" Kasihan banget yang jadi anak tunggal," sahut temannya yang lain

" kok gue biasa aja Punya tiga kakak cowok ?"

" itu namanya lo nggak Pernah bersyukur,"

" Habisnya abang gue semuanya resek !"

Arthur tidak bisa lagi mendengar jelas Percakapan tiga orang siswi itu karena Posisi mereka sudah menjauh Dia tertegun mendengar Percakapan tadi terutama kalimat yang diucapkan cewek cantik itu.

" Cewek Cantik itu siapa ?" tanya Arthur Penasaran

Bian mengikuti arah Pandangan Arthur kemudian langsung mengenali cewek yang dimaksud. " Oh yang Cewek Cantik itu Namanya dia Cahaya Aurora bisa di Panggil Aurora dia itu Anak klub renang kelas XII IPA 1 sekelas tuh sama Arkan. Cantik banget ya ? Tanpa sadar Bian ikut memperhatikan Aurora yang masih asyik berbincang dengan teman-temannya

Cantik Arthur mengakui bahwa cewek itu memang cantik senyumnya manis Rambut lurus yang Panjangnya sedikit melewati bahu dibiarkan terurai hingga sesekali tertiup angin. Namun justru membuat cewek itu semakin tampak menarik di mata Arthur Ditambah seragam dan rok yang sesuai dengan standar sekolah yang dikenakan cewek itu membuat Arthur dapat dengan mudah menebak bahwa cewek itu bukan cewek nakal.

" Gila radar Playboy lo kuat juga, thur !" Arkan menyahut. " Udah mendingan lo nyerah aja !" lanjutnya yang dilangsung mendapat lirikan cepat dari Arthur

" Doi udah ada yang ngincer Ketua klub Futsal Galen Pradipta kalah saing lo !"

" Gue Cuma nanya siapa tuh cewek cantik Belum tentu gue mau deketin dia, kan ? Kata Arthur membela diri

" Oh, iya." Bian menepuk bahu Arthur setelah teringat sesuatu. " Tujuan lo Pindah sekolah ke sini mau ngejar Tiara lagi, kan ? Mantan lo yang Paling lama lo jadiin Pacar,"

" Seberapa lama ?" tanya Arkan

" Dua bulan "

Arkan terbahak-bahak. " Dua bulan, mah, baru Pegangan tangan doang !"

" Cupu lo !" ejek Bian. " Arthur nggak cupu kayak lo !"

" Kayak lo nggak cupu aja Dasar jomblo,” balas Arkan tak terima.

" Kayak lo udah laku aja,” timpal Bian lagi.

“ Gue milih-milih, tahu,”

Bian dan Arkan meneruskan Perdebatan Panjang mereka. Sedangkan Arthur enggan bergabung dalam Perseteruan tidak Penting itu. Cewek cantik itu rupanya masih memenuhi kepalanya Ada sesuatu yang membuat Arthur Penasaran dengan sosok itu.

...••••••...

" Eh, tadi kalian lihat Cowok-cowok yang nyanyi di koridor deket kantin, nggak ? Arthur itu ternyata emang ganteng banget, ya. Suaranya juga bagus. Perfect banget deh jadi cowok.” Suara Niki menggebu-gebu Dia dan kedua sahabatnya baru saja sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing di deretan depan dekat dengan Pintu masuk.

“ iya alisnya tebal, tatapan matanya tajam hidungnya udang mancung lagi apalagi senyumannya memesona banget,” ucap Lala tak kalah heboh. Suara histerisnya sengaja dia tahan ketika membayangkan sosok Arthur tadi.

“ Kapan ya, gue Punya Cowok kayak dia,” Niki mulai berkhayal.

“ Mimpi dulu sana " Suara Lala membuyarkan khayalan Niki. “ Kalaupun dia ngelirik ke arah kita, yang dilirik Pasti cuma Aurora Memang selalu begitu, kan,”

Niki ikut ikutan memasang ekspresi murung seperti Lala. Kemudian dia menuding Aurora yang sejak tadi tidak bersuara. “ Kalau dia nembak lo, lo mau terima, Ra?”

Aurora menoleh cepat kemudian berucap dengan nada tegas. “ Prinsip hidup gue ..... "

“ Jauh-jauh dari Cowok Playboy kalau nggak mau sakit hati,” Niki dan Lala kompak melanjutkan kalimat Aurora. Mereka hafal betul jawaban Aurora setiap kali disinggung tentang hal ini.

“ Nah, itu kalian berdua tahu,” kata Aurora cuek. “ Lagian, emangnya kalian mau senasib kayak Tiara, Aurel, Mitha, Sandra, Asha, Lista, Dewi, dan jajaran mantannya di sekolah ini Mereka sekarang malah jadi bahan omongan satu sekolah Dan, Arthur itu dengan nggak tahu malu malah Pindah ke sekolah ini,” Aurora kesal bukan main.

“ Sabar, Ra, sabar,” kata Niki menenangkan sambil mengelus bahu Aurora

“ Sebagai seorang Perempuan gue kesel aja sama sikapnya Seenaknya aja mainin Perasaan Perempuan Tuh cowok emang belum Pernah dikasih Pelajaran biar lebih menghargai Perasaan Perempuan," kesal Aurora dengan suara nyaring. Napasnya terputus-putus saking emosinya.

“ Kalau gitu, tolong ajarin gue Pelajaran yang lo maksud,”

Aurora dan kedua sahabatnya kompak menoleh ke arah Pintu kelas yang berada tidak jauh dari Posisi mereka. Seorang cowok yang baru saja bersuara kini tampak berjalan memasuki kelas mereka, sedangkan empat temannya memilih bertahan di ambang Pintu

Arthur berjalan semakin mendekat Matanya tidak Pernah lepas menatap Aurora yang kini menatapnya dengan terkejut.

“ Lo mau, kan, ajarin gue Pelajaran yang lo maksud tadi ? Biar gue bisa lebih menghargai Perasaan Perempuan,” Arthur mengulang Pertanyaannya kali ini tepat di hadapan Aurora

Aurora kehilangan suaranya.

Arthur menempelkan kedua telapak tangannya di meja Aurora kemudian menyejajarkan wajahnya dengan cewek itu.

" Mulai sekarang, lo harus Jadi Cewek gue," katanya bernada Perintah.

Aurora terkejut luar biasa begitu Pula kedua sahabatnya dan orang-orang yang berada di dalam kelas yang Perhatiannya kini teralihkan sejak kehadiran Arthur

“ Gila Arthur mau saingan sama Galen,” bisik Arkan takjub dengan sikap Arthur

“ Emang Dasar jiwa Playboy Baru aja ngomongin Tiara sekarang malah nembak cewek lain,” Bian geleng-geleng kepala di sebelah Arthur Tidak salah memang bila Arthur dijuluki Playboy sejati.

Aurora mulai dapat menguasai diri Dia marah bukan main dengan Pernyataan Arthur barusan. Seenaknya saja cowok itu memintanya untuk menjadi Pacarnya.

Aurora bangkit berdiri dengan kedua tangan mengentak meja kuat-kuat membuat Arthur juga ikut menegakkan Punggungnya Dia kemudian membalas tatapan Arthur dengan tak kalah tajam.

" Gue nggak suka sama Cowok sama Player,”

Arthur tersenyum sambil mengangguk Pura-pura Paham dengan jawaban Aurora barusan. Jelas dia bukan kriteria cowok yang disukai cewek itu. Mantannya banyak di sekolah ini begitu Pula di sekolah lain.

“ Gue nggak suka sama cowok yang suka bikin onar,”

Lagi-lagi Arthur hanya mengangguk sambil tersenyum. Bukan Arthur Bhumi Dirgantara namanya bila sehari saja tidak buat onar di sekolah. Mulai dari bolos, nongkrong di kantin selama jam Pelajaran ataupun membuat gaduh di kelas kelas.

“ Gue nggak suka sama cowok yang banyak gaya,"

Kali ini Arthur tidak mengangguk tetapi masih tersenyum sambil menatap cewek itu lekat lekat.

“ intinya, gue nggak suka sama lo!” tegas Aurora kepada Arthur dengan nada Penuh Penekanan.

“ Udah selesai ngomongnya," tanya Arthur dengan gaya santainya.

Aurora heran dengan reaksi Arthur Sudah jelas dia baru saja menolak mentah-mentah Pernyataan Arthur tetapi cowok itu sama sekali tidak terlihat tersinggung.

“ Gue mungkin memang nggak bisa sepenuhnya mengubah sifat dan sikap gue buat jadi cowok yang lo suka Tapi gue bisa buat lo suka sama apa yang nggak lo suka,”

Aurora membulatkan matanya mendengar Pernyataan Arthur barusan.

“ Gue jamin lo nggak akan nolak ketika gue nembak lo sekali lagi,” ucap Arthur dengan sangat Percaya diri Senyumnya tidak Pernah Pudar dari wajahnya. “ Bye, Cantik,” Dia kemudian berbalik meninggalkan Aurora yang masih menatapnya dengan kening berkerut.

Arthur disambut teman-temannya di luar kelas.

“ Gila, emang cuma seorang Arthur yang tetep kelihatan keren walau baru aja ditolak,” kagum Arkan tak terelakkan.

“ Emangnya lo Arkan baru niat nembak aja udah kencing duluan,” ejek Fero

“ Sialan lo ! Siapa yang kemarin Panas dingin waktu ngirim chat ke Diana," balas Arkan tak mau kalah.

“ Lo ngirim chat ke Diana juga, Fero," tanya Fero cepat.

Sean langsung menoleh. “ Lo Juga ” tanyanya balik kepada Fero

“ Wah, jangan nikung temen sendiri, dong,” kata Fero bernada kecewa.

“ Pada mau ribut di sini atau di kelas,” tanya Bian tidak berupaya menengahi sama sekali.

" Arthur udah duluan, tuh.” Dia kemudian menyusul Arthur

Bunyi bel tanda masuk memaksa Sean dan Fero untuk menyudahi Pembahasan mereka Mereka menyusul Arthur dan Bian menuju kelas mereka tanpa kata-kata sedangkan Arkan sudah sejak tadi masuk ke kelasnya yang baru saja ditinggalkan Arthur

...•••••...

PART 2. Pertandingan

...Aku yakin Suatu saat nanti aku bisa membuat kamu jatuh cinta...

Arthur merenung di dalam kamarnya malam ini Cahaya Aurora. Dia mengulang nama itu di kepalanya sambil membayangkan wajah Pemilik nama cantik tersebut. Cewek itu benar-benar mengingatkannya Pada seseorang.

“ Mika merasa jadi adik yang Paling beruntung di dunia ini.”

" Kenapa " tanya Arthur merespons Pernyataan dari gadis yang berselisih 2 tahun dari usianya

Gadis yang baru masuk SMP itu tersenyum sambil memeluk Arthur dengan erat.

" Karena Mika Punya Kak Arthur yang selalu jagain Mika dari orang-orang jahat.” Mika membenamkan wajahnya di dada sang kakak. Arthur tersenyum lebar kemudian membalas Pelukan Mika

Arthur menyudahi lamunannya tentang momen sekitar tiga tahun yang lalu itu. Dia beranjak dari kamarnya dan masuk ke kamar sebelah. Dia Paling benci masuk ke ruangan ini Karena mau tak mau kenangan Tentang adik manisnya langsung berkelebat hebat di kepalanya Membuat Perasaannya bergejolak.

Arthur memaksa langkah kakinya untuk masuk lebih dalam. Diraihnya frame yang terpajang di sudut meja belajar kemudian ditatapnya sendu. Dia merindukan gadis cantik dalam foto to itu Rindu yang teramat dalam.

“ Mika Kakak Pasti bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.” Arthur berkata sambil memandang gadis dalam foto itu.

Arthur meletakkan kembali frame itu ke tempat semula. Dia kemudian bergerak mulai membuka laci laci meja, lemari dan benda benda apa Pun yang berada di kamar ini demi mencari sebuah Petunjuk.

Dering Ponsel di saku celananya menghentikan kegiatannya. Arthur meraih Ponselnya dan langsung menjawab Panggilan telepon dari Rey sahabatnya semasa di SMA 1.

“ Hai Thur Gimana kabar lo,” sapa seseorang dari seberang telepon.

“ Seperti yang lo tahu Nggak sebaik dulu,” jawab Arthur tidak bersemangat. Dia yakin Rey Paham yang dia maksud Rey adalah satu

satunya orang yang tahu tujuannya Pindah sekolah.

“ Lo udah tiga bulan Pindah sekolah Udah dapat Petunjuk,”

Arthur menghela napas kasar. “ Belum Mika itu terlalu rapi nutupin semuanya Tapi gue yakin cepat atau lambat gue Pasti tahu yang sebenarnya terjadi."

Kemudian hening Baik Arthur maupun Rey sama sama tidak bersuara untuk waktu yang cukup lama Sampai akhirnya Arthur yang lebih dahulu bersuara.

“ Ada apa lo telepon gue malem-malem begini,”

“ Tim futsal sekolah gue mau kunjungan ke sekolah lo minggu depan.”

“ Dalam rangka apa,"

“ Pertandingan Persahabatan Lo ikut main nggak ? Nggak asyik nih, kalau gue main ke sekolah lo, tapi lo nggak ikut main."

“ Lihat nanti aja,” jawab Arthur sedang malas membahas hal apa pun.

“ Mantan lo banyak yang ikut buat kasih semangat, loh Sekalian mau ketemu lo juga kali,” goda Rey sambil tertawa.

" Sialan " maki Arthur Akhirnya dia tak tahan juga untuk tidak tertawa. “ Kenapa lo malah bahas mantan?!”

Keduanya berbasa-basi sebentar kemudian sepakat mengakhiri sambungan telepon dan berjanji akan bertemu minggu depan di sekolah Arthur kini SMA Garuda

...••••...

Semua Pasang mata sedang asyik menyaksikan tim Futsal sekolah berlatih

di lapangan kecuali satu orang Arthur Dia justru terfokus Pada seorang cewek di Pinggir lapangan yang begitu menarik baginya.

Arkan menoleh ke arah Arthur karena Cowok di sebelahnya itu tampak membuang napas berat berkali-kali.

“ Kenapa lo?” tanya Arkan kepada Arthur

“ Ya ampun itu Cewek makin Cantik aja sih," sahut Arthur tanpa mengalihkan tatapannya sedikit Pun.

Arkan mengikuti arah Pandangan Arthur dan langsung memahami yang dimaksud cowok itu. Ada Aurora di sana yang sedang asyik menyaksikan seseorang yang tengah berlatih futsal di lapangan.

Arkan balik menatap Arthur dan menepuk Pelan bahu Cowok itu. “ Jelas aja Doi lagi lihatin Pangerannya latihan Futsal.”

Arthur langsung menoleh ke arah Arkan

“ Pangeran?” tanyanya belum mengerti.

“ Gue udah Pernah cerita, kan ? Kalau Aurora udah ada yang ngincer Tuh orangnya.” Arkan menunjuk cowok yang sedang berlari menggiring bola di lapangan.

Beberapa saat kemudian suara heboh Penonton bergemuruh ketika cowok yang ditunjuk Arkan baru saja berhasil mencetak gol.

“ Dia yang namanya Galen Pradipta Kapten tim Futsal sekolah kita.” Arkan kembali menjelaskan kepada Arthur ,“ Udah gue bilang mendingan lo nyerah aja deh kalau mau dapetin Aurora Dia sama Galen itu udah kelihatan banget tertarik satu sama lain Sering jalan bareng juga Tinggal tunggu Galen nembak aja jadian Pasti mereka,” lanjut Arkan Panjang lebar.

" Tapi belum jadian, kan " ujar Arthur

" Belum Tapi gue yakin mereka Pasti bakalan jadian sebentar lagi," sahut Arkan

" Kok lo bisa tau mereka bakalan jadian," sahut Arthur

" Ya ampun Arthur Bhumi Dirgantara gue kan udah bilang kalau Aurora itu suka sama Galen dari kelas 1 dan Galen juga suka sama Aurora tinggal Galen aja yang belum nembak Aurora," ujar Arkan Panjang lebar

Arthur mencerna baik-baik setiap kalimat Arkan barusan. Dia Pun menganalisis yang dimaksud Ethan dengan “ tertarik satu sama lain”. Dia baru saja menemukan buktinya Galen yang baru saja mencetak gol, kini melemparkan senyum ke arah Aurora di Pinggir lapangan. Dan dibalas cewek itu dengan senyuman lebar serta tatapan kagum.

Arthur mulai terpancing keadaan. “ Kalau buat narik Perhatiannya Cuma harus jago main Futsal gue juga bisa,” ucapnya kemudian melangkah memasuki lapangan dengan sangat Percaya diri.

“ Eh, Thur, lo mau ke mana,” cegah Arkan Percuma Karena Arthur sudah terlalu jauh dari jangkauannya.

Bian yang sejak tadi hanya diam langsung merapat Pada Arkan. “ Arthur mau ngapain tuh?”

Arkan mengangkat bahu. “ Mau nantangin Galen kayaknya,” tebaknya.

Arthur melangkah masuk ke lapangan kemudian mengambil bola yang kebetulan bergulir mendekatinya. Para Pemain menatapnya heran. Sebagian dari mereka menunggu Arthur melemparkan bola itu ke tengah lapangan. Namun cukup lama Arthur tidak juga menurunkan bola dalam genggamannya. Semua orang mulai tak sabar Bukan hanya Para Pemain melainkan juga Para Penonton yang memadati Pinggir lapangan.

Galen maju dua langkah ke arah Arthur Kemudian berteriak dengan tidak sabar

" Woy, lempar bolanya!”

“ Gue mau gabung jadi tim inti," kata Arthur dengan suara lantang.

Galen tersenyum sinis sambil memandang Arthur dari atas hingga bawah. “ Emangnya Siapa lo Anak klub Futsal aja bukan,"

Arthur tersenyum semakin lebar. “ Oh iya kenalin Nama gue Arthur Bhumi Dirgantara dari kelas XII IPA 2 Calon Pacarnya Cahaya Aurora, anak klub renang, kelas XII IPA 1," teriaknya dengan suara nyaring.

Suasana kembali ricuh Para Penonton bersorak karena keberanian Arthur berbicara seperti itu di tengah lapangan Apalagi kalimat itu ditujukan kepada Galen yang mereka semua tahu adalah cowok yang sedang dekat dengan Aurora

Aurora terkejut sekaligus kesal bukan main Pada Arthur. Dia kini dengan cepat menjadi Pusat Perhatian orang-orang di sekitar lapangan. Sementara Galen tampak membuang napas kasar berkali-kali kali. Dia sempat

Melirik Aurora sekilas kemudian kembali menatap Arthur yang seolah sedang menantangnya terang-terangan.

“ Gue nggak Punya waktu buat meladeni lo bercanda Lempar bolanya sekarang,” Galen sebisa mungkin menanggapi dengan kepala dingin.

“ Gue nggak lagi bercanda Soal mau jadi tim inti dan soal gue adalah calon Pacarnya Aurora,” Arthur masih tersenyum lebar dengan rasa Percaya dirinya yang tinggi sekali.

Galen hampir hilang kesabaran Dia kemudian melangkah dengan cepat menghampiri Arthur Suasana ketegangan dari Puluhan Pasang mata di Pinggir lapangan sempat tercipta. Para Penonton bertanya-tanya apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Galen berhenti tepat satu langkah di hadapan Arthur. Dengan cepat dia merebut bola dari tangan cowok itu seraya berucap

" Lo udah nantangin orang yang sangat salah,” Dia kemudian berbalik, berniat melanjutkan kembali latihan yang sempat tertunda Namun, baru beberapa langkah menjauh suara Arthur di belakangnya sukses memancing kembali emosinya.

“ Gimana kalau kita tanding Futsal satu lawan satu,”

Tantangan dari mulut Arthur kembali memicu sorakan Penonton. Mereka bertepuk tangan dan menanti untuk menyaksikan Pertandingan yang seru dari dua cowok idola itu.

“ Duh, Arthur nekat banget,” komentar Arkan dari Pinggir lapangan. “ Dia nggak tahu apa Galen jago banget main bola.”

“ Arthur juga nggak bisa diremehin,”

Arkan dan Bian kompak menoleh ke arah Sean yang baru saja menyahut Temannya itu rupanya mendengarkan Perbincangan mereka sejak tadi.

“ Gue itu satu sekolah sama Arthur waktu SMP Dia itu bintang lapangan,” kata Sean yang disambut tatapan terkejut dari Arkan dan Bian

Di lapangan Galen berbalik dengan emosi yang sudah memuncak Berani sekali Arthur menantangnya !

“ Lo bisa Pertimbangin gue buat masuk tim inti setelah lihat kemampuan gue di lapangan,” kata Arthur tidak menyerah.

" Tim gue bukan buat main-main !”

" Gue juga nggak main-main !” Arthur melangkah mendekati Galen. Kemudian mengambil alih bola dari tangan cowok itu dan meletakkannya di dekat kakinya.

Arthur mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang untuk mulai menendang bola itu.

Beberapa detik kemudian semua orang dibuat kagum dengan tendangan Arthur Cowok itu menendang bola yang berjarak lebih dari setengah lapangan futsal dari gawang. Dan dia berhasil memasukkannya ke gawang tanpa mengenai Para Pemain yang masih berdiri berpencar memenuhi lapangan.

“ Kalau lo Pikir gue cuma akan bikin malu tim lo nggak usah khawatir Kemampuan main bola gue di atas rata-rata,” kata Arthur menyombongkan diri.

Para Penonton di Pinggir lapangan bertepuk tangan sambil bersorak melihat kemampuan Arthur. Galen masih bergeming di pijakannya. Dia melihat dengan jelas aksi Arthur barusan. Dan harus dia akui memang Arthur tidak bisa dibilang amatir. Namun Galen terlalu sombong. Dia tidak mau menerima Arthur masuk ke timnya.

Salah satu seorang Pemain mendekati Galen kemudian berbisik Pelan kepada sang Kapten. “ Dia lumayan juga Galen Kebetulan Martin, kan, lagi cedera Nggak ada salahnya kita minta dia isi Posisi striker buat Pertandingan Persahabatan lawan SMA 1 minggu depan Jangan sampai kita malu kalau kalah di kandang sendiri.”

Galen berpikir keras untuk mempertimbangkan kata kata temannya Roni barusan. Diperhatikannya lagi Arthur yang masih menatapnya dengan kedua alis terangkat menunggu keputusannya.

“ Lo tetap nggak diterima gabung di tim inti,” tegas Galen

Arthur menanggapi dengan santai. “ Kenapa Lo takut kalah saing sama gue ? Takut Perhatian Penonton teralihkan sama gue,”

“ Pede banget lo,” jawab Galen kesal.

“ Atau jangan-jangan lo takut kalau Aurora lebih kagum sama gue dibanding lo,”

“ Sialan " Galen terpancing emosi Dia kemudian berjalan cepat mendekati Arthur

" Mau lo apa, sih?”

“ Udah jelas, kan ? Gue mau nantang lo tanding satu lawan satu Kalau gue menang gue dibolehin gabung jadi tim inti Gimana,” Arthur mengangkat kedua alisnya.

Galen mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat menahan emosi. Sorak-sorai Penonton semakin membuatnya terdesak Dia terdorong untuk meladeni tantangan Arthur Dia tidak suka dibuat malu di hadapan banyak orang apalagi di hadapan cewek yang disukainya.

“ Kalau lo kalah jangan berani ganggu tim gue!" ucap Galen yang secara tidak langsung menyanggupi tantangan dari Arthur “ Dan lo jangan Pernah deketin Aurora lagi,”

Kalimat terakhir Galen semakin memicu sorakan Penonton. Sementara itu Aurora yang menyaksikan Perseteruan itu dari Pinggir lapangan kini berusaha menahan Pipinya agar tidak terlihat memerah akibat kata-kata Galen barusan.

Lagi - Lagi Arthur menanggapi dengan sangat santai. Dia melangkah mendekati Galen kemudian berbicara dengan nada yang tidak terlalu keras sehingga hanya bisa didengar mereka berdua.

“ Kalau gue menang, lo nggak boleh nembak Aurora sampai kelulusan nanti.”

“ Sialan ” Galen meraih kerah seragam Arthur dengan kasar, “ Apa hak lo ngatur-ngatur gue?”

Suasana ketegangan mulai tercipta. Para Penonton dibuat tercengang dengan kejadian di lapangan. Roni mendekat dengan cepat untuk melerai kedua cowok itu Namun cengkeraman Galen di kerah kemeja Arthur terlalu kuat Roni hanya mampu mengantisipasi agar tidak terjadi baku hantam.

“ Kenapa lo marah ? itu artinya lo takut kalah dari gue," Pancing Arthur lagi Menambah suasana ketegangan.

“ Gue nggak takut sama lo,”

“ Ya udah kalau gitu kita langsung tanding aja biar tahu siapa Pemenangnya,"

Galen menatap Arthur Penuh amarah. Arthur berhasil menyulut emosinya Beberapa detik kemudian dia melepaskan kerah kemeja Arthur Dengan kasar kemudian berucap

" Siapa yang berhasil cetak gol lebih dulu dia Pemenangnya,”

“ Okay deal ” Arthur mengulurkan tangannya ke arah Galen

Galen melirik tangan itu cukup lama Jika dia menyambut jabatan tangan itu, itu artinya dia menyanggupi semua Permintaan Arthur tadi termasuk membatalkan niatnya untuk menembak Aurora Pada Pertandingan Persahabatan melawan SMA 1 minggu depan

Arthur mengangkat alisnya mendesak Galen untuk segera mengambil keputusan. Tiga detik kemudian Galen menyambut jabatan tangan Arthur seraya berucap

" Okay deal "

Tepuk tangan dan sorak sorai Penonton kembali tercipta. Semua orang kini Fokus menyaksikan Pertunjukan menarik dari dua cowok idola itu.

“ Sekarang lo tunjuk satu teman lo buat jagain gawang lo,” ucap Galen. " Kalau lo nggak Punya teman yang jago jadi kiper, lo boleh tunjuk salah seorang Pemain dari tim gue Mereka semua udah terlatih untuk semua Posisi termasuk jadi kiper.”

Arthur tidak menanggapi Positif tawaran Galen Bagaimanapun, Para Pemain di tim itu adalah teman-teman Galen Bisa saja bila dia menerima tawaran itu malah akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

“ Thanks buat tawarannya Tapi gue udah Punya kiper sendiri.” Arthur kemudian menoleh ke arah teman temannya di Pinggir lapangan.

“ Waduh, Arthur lihat ke arah sini.” Arkan yang Pertama bersuara.

" Siapa yang jago jagain gawang?” tanyanya kepada teman-temannya

Untuk beberapa detik kemudian baik Bian Sean maupun Fero tidak ada yang menyahut Hingga Arkan mengambil inisiatif sendiri.

“ Lo aja Fero,” tunjuknya ke arah Sean

" Badan lo, kan, agak lebar dibanding kita kita Lumayan bisa nutupin gawang.”

“ Ogah,” tolak Fero “ Sean aja tuh Sekalian latihan Kalau nggak bisa jaga gawang dengan baik gimana mau jaga Perasaan Perempuan,”

“ Lah dia malah baper Urusan kalian tentang Diana belum kelar juga," Arkan mulai Pusing.

“ Oke gue yang jadi kiper,” kata Fero Pada akhirnya. “ Tapi janji Kalau gue berhasil jaga gawang tanpa kebobolan satu gol Pun, lo nggak boleh ngirim chat ke Diana selama seminggu,” lanjutnya kepada Sean

“ Apa-apaan lo,” Sean tidak terima.

“ Kita berdua bersaingan Secara sehat aja Sean," ucap Fero “ ini namanya gue lagi usaha. Kalau nyatanya gue kebobolan, gue rela, kok, nggak ngirim chat ke Diana selama seminggu. Gimana ? Fair, kan?”

Sean masih berpikir Dia merasa selama beberapa hari ini hubungannya dengan Fero tidak harmonis sejak mengetahui fakta bahwa mereka berdua menyukai cewek yang sama. Namun Perkataan Fero ada benarnya Dia akan menerima tantangan temannya itu untuk bersaing secara sehat.

“ Buruan mikirnya,” Arkan mendesak Sean

“ Arthur udah lama nunggunya,”

“ Oke, gue Pegang ucapan lo,” kata Sean kepada Fero

“ Okay, deal,"

Sean menyambut uluran tangan Fero “Deal!”

“ Udah kelamaan salamannya,” Arkan melerai tangan Sean dan Fero kemudian mengarahkan Fero untuk segera menghampiri Arthur di lapangan.

Fero bergabung di lapangan Para Pemain yang sebelumnya memenuhi lapangan sudah menyingkir. Kini hanya ada Galen dan Yoga kiper utama timnya, Arthur dan Fero serta Roni yang ditugaskan menjadi wasit.

Setelah berembuk sebentar mereka semua kini bersiap di Posisi masing-masing Bola diletakkan di tengah-tengah lapangan. Galen dan Arthur dipersilakan merebut bola setelah wasit meniup Peluit tanda dimulainya Permainan.

Galen berhasil merebut bola sesaat setelah Roni meniup Peluit. Arthur langsung mengejar dan membayang bayangi cowok itu untuk mengacaukan konsentrasinya. Perebutan bola Pun terjadi. Para Penonton terbawa suasana hingga hanyut ke dalam Permainan indah dua cowok itu di lapangan.

Untuk waktu yang cukup lama bola hanya berpindah dari kaki Galen dan Arthur bergantian. Belum ada yang berhasil mendekati gawang satu sama lain. Hingga akhirnya Arthur berhasil mengelabui Galen dengan gocekan tipuan Kini Arthur menggiring bola mendekati gawang Galen

Dan sebelum Galen berusaha merebut bola itu dia sudah lebih dahulu melepaskan tendangan ke arah gawang.

Semua mata mengikuti arah bola yang memelesat mendekati gawang dalam suasana menegangkan Semua menunggu sesuatu hal terjadi Apakah Arthur bisa semudah ini menang dari Galen ?

Rupanya Yoga sudah mengantisipasi datangnya bola Dengan mudahnya bola itu masuk ke Pelukannya. Penonton langsung mengeluh, ada Pula yang menghela napas lega karena bersyukur bola tidak masuk ke gawang.

Tanpa berlama-lama Yoga langsung melemparkan bola kepada Galen yang rupanya sudah bersiap-siap berlari mendekati gawang Arthur

Arthur terlambat bergerak Bola kini sepenuhnya dalam Penguasaan Galen yang dengan bebasnya berlari di depannya. Harapan satu-satunya hanya tinggal Fero yang menjaga gawang. Semoga Fero bisa melakukan tugasnya sebagai kiper dengan baik. Karena bila Fero gagal itu artinya tidak ada lagi kesempatan bagi Arthur untuk mendekati Aurora

Fero gue mohon !

...••••••...

PART 3. PDKT

" Fero gue mohon "

Fero sudah bersiap menyambut Galen yang semakin mendekat Dia berusaha membaca gerakan kaki Galen ketika cowok itu mengambil ancang-ancang untuk melepaskan tendangannya.

Tidak terbaca Galen sama sekali tidak tahu akan ke mana arah bola yang ditendang Galen Dia memutuskan untuk melayang ke sebelah kanan bersamaan dengan tendangan yang dilepaskan Galen. Fero berhasil menghalau bola itu tetapi bukan dengan tangannya. Tanpa dia duga bola itu menghantam keras Pelipisnya hingga terpantul kembali ke tengah lapangan Beruntung Arthur dengan sigap menguasai bola.

“ Fero lo ..... " Arthur khawatir dengan kondisi Fero

“ Gue baik-baik aja,” kata Fero sambil memegangi Pelipisnya Dia kini jatuh terduduk sambil menahan sakit Fero melihat ada sedikit darah di tangannya yang baru saja menyentuh Pelipisnya

" segininya amat Perjuangan gue !

Kata-kata Fero sedikit menenangkan Arthur Dia segera bergerak menjauh sebelum Galen berhasil menyusulnya Kini gilirannya berhadapan

" Sial ” umpat Fero “ Malu banget gue Aksi gue tadi nggak ada keren-kerennya sama sekali,”

“ Selamat ya, Fero,”

Fero mendongak, menatap Sean yang baru saja mengucapkan selamat kepadanya.

“ Cuma seminggu " tegas Sean. “ Setelah itu gue akan mengejar ketertinggalan gue.”

Fero tersenyum mendengar kalimat itu Tidak salah memang dia memilih teman. Dia tahu Pasti teman-temannya selalu memegang janji dan bisa diandalkan termasuk Sean

“ Lo bakal ketinggalan jauh,” ejek Fero dengan canda.

Mereka tertawa bersama Sampai kemudian Sean ikut bersuara. “ Luka lo harus cepat-cepat diobati Fero Ayo ke ruang UKS sekarang.”

“ Kayaknya luka gue lebih serius daripada Fero,” ucap Arthur tiba-tiba Semua kompak menoleh ke arahnya.

Arkan bangkit dan memperhatikan Arthur dari atas hingga bawah. “ Perasaan, lo baik-baik aja Nggak ada luka sama sekali.”

" Rasanya sakit, tapi nggak berdarah.” Arthur memegang dadanya sendiri. Tatapannya lurus menatap ke tengah lapangan.

Teman-temannya kompak mengikuti arah Pandang Arthur, kemudian berdecak Pelan begitu mengerti apa maksud Perkataan Arthur barusan. Aurora ada di sana, sedang memberikan Perhatian kepada Galen dengan mengulurkan sebotol air mineral untuk cowok itu.

" Nggak usah jealous, lo juga nggak kalah Populer,” kata Arkan memberi semangat

" Tuh, udah banyak yang ngantre buat ngasih lo minum,” katanya sambil menunjuk ke Pinggir lapangan.

“ Tenang-tenang, nanti Pasti disampein salamnya.” Bian entah sejak kapan sudah sibuk menghalau cewek-cewek yang berniat memberikan minuman langsung kepada Arthur

" Sini minumannya dikumpulin dulu.”

Arthur hanya sekilas menyaksikan Pemandangan itu, lalu kembali menatap Aurora yang masih berada di samping Galen

" Beda, Arkan Gue maunya dia yang ngasih.”

Arkan menghela napas Pasrah. “ Keras kepala, sih, kalau dibilangin Selamat Patah hati kalau gitu,” Dia menepuk Pelan bahu Arthur kemudian Membantu Fero bangkit dan mengantar temannya itu ke UKS untuk segera diobati.

...•••••...

" Lo beneran nggak mau Pertimbangin dia sekali lagi, Ra,” tanya Niki sambil menikmati jus jeruk

Aurora yang duduk berseberangan dengan Niki langsung menyahut. “ Gue harus Pertimbangin apa lagi, sih ? Kalian berdua tahu, kan, gue nggak suka sama cowok Playboy," tegasnya.

“ Kali aja dia tobat jadi Playboy kalau lo terima dia, Ra.” Lala yang duduk di samping Niki ikut memberikan Pendapat.

“ Kalian berdua kok jadi Pada ngeselin gini sih?” kesal Aurora Dia jadi tidak berselera menghabiskan mi ayam kantin favoritnya yang tinggal setengah.

“ Bener tuh, yang dibilang temen lo Gue bisa aja tobat kalau lo mau terima gue.”

Aurora terkejut mendengar suara itu, begitu Pula Niki dan Lala. Aurora semakin kesal ketika tanpa Permisi Arthur duduk tepat di sebelahnya dengan membawa serta semangkuk bakso yang masih utuh.

“ Lo ngapain duduk di sini,” kesal Aurora Pada Arthur

“ Lo nggak lihat gue lagi makan?” Arthur merespons santai kemudian mulai menyantap bakso yang dibawanya.

“ Lo kan bisa duduk di tempat lain.”

“ Gue maunya duduk di sebelah lo.”

Niki dan Lala yang memperhatikan interaksi antara Arthur dan Aurora mulai berbisik sambil menyikut satu sama lain. Mereka sempat terpesona karena bisa melihat wajah tampan Arthur dalam jarak yang sangat dekat Mereka juga menyayangkan sikap jutek Aurora kepada cowok itu.

Sementara itu di meja lain Arkan geleng-geleng kepala melihat tingkah Arthur yang tidak gentar mendekati Aurora

" Arthur belum nyerah juga ya Jelas-jelas Aurora sukanya sama Galen,”

“ Udah, biarin aja Namanya juga lagi usaha,” sahut Sean

“ Lo nggak ngasih gue ucapan selamat,” tanya Arthur sambil melirik Aurora

“ Buat apa,”

“ Karena gue berhasil ngalahin Galen.”

“ Gue nggak Peduli.” Aurora bangkit dari duduknya. “ Minggir, gue mau lewat!” serunya Pada Arthur. Kalau saja Aurora tidak memilih duduk di Pojok kantin tentu dia bisa dengan mudah Pergi sejak tadi Masalahnya dia duduk di bangku Panjang. Di sebelah kanannya tembok, sedangkan di sebelah kirinya ada Arthur yang enggan memberinya jalan Aurora bisa saja melompat keluar dari bangku itu. Namun dia sadar tidak bisa bertingkah seperti itu karena sedang mengenakan rok.

“ Duduk dulu Temenin gue Bentar lagi kelar kok.”

“ Lo tuh ngeselin banget, sih.”

“ Awalnya emang ngeselin tapi lama lama ngangenin, kok,” sahut Arthur sambil tersenyum menggoda.

Aurora semakin emosi dibuatnya sementara dua cewek di depannya hampir berteriak mendengar kata-kata Arthur. Tanpa Punya Pilihan lain Aurora kembali duduk. Dia berharap cowok itu segera menghabiskan makanannya dan bergegas menjauh darinya.

“ Lo memang galak begini, ya, buat narik Perhatian cowok?” tanya Arthur sambil memutar tubuhnya menghadap Dara. Dia baru saja menyantap habis semangkuk baksonya.

“ Maksud lo apa?" tanya Aurora belum Paham.

“ Kalau lo memang sengaja jutek dan jual mahal buat narik Perhatian gue, selamat, lo udah berhasil.” Arthur menatap Aurora dengan lekat lekat. Tampak jelas dari Pancaran matanya bahwa dia sungguh tertarik Pada cewek itu.

Aurora mendadak salah tingkah akibat kata kata sekaligus tatapan Arthur. Sialnya jantungnya mulai bekerja tak normal saat ini Sebisa mungkin dia mencoba untuk dapat menguasai diri.

Dengan cepat Aurora bangkit. “ Udah selesai, kan, makannya ? Sekarang minggir ! Gue mau lewat!”

Arthur tersenyum kecil begitu menyadari Aurora benar-benar bersikap dingin dan jutek Padanya. Arthur ikut bangkit tetapi tidak langsung memberi jalan.

" Gue boleh tahu nomor handphone lo,” Pinta Arthur yang sukses membuat Aurora menahan napasnya saking terkejut. Begitu Pula semua orang di kantin yang sejak tadi memperhatikan mereka.

“ Lo nanya Pertanyaan yang sia-sia,” jawab Aurora kesal. “ Sekarang lo bisa Pergi.”

Lagi-lagi Arthur tersenyum menanggapi jawaban dingin Aurora. “ itu artinya lo mau gue cari tahu sendiri, kan?” Dia mengambil kesimpulan sendiri, kemudian langsung mengangguk. “ Menarik Lo satu-satunya cewek yang bikin gue harus usaha buat dapetin nomor handphone seseorang.”

Aurora kehabisan kata-kata. Dia sama sekali tidak meminta Arthur untuk berusaha mencari tahu sendiri nomor Ponselnya Namun cowok itu justru mengartikannya demikian.

“ Sampai ketemu lagi, Auroraku,” Setelah melemparkan senyumnya, Arthur berbalik Pergi meninggalkan kantin diikuti teman-temannya. Dia membuat seisi kantin bersorak nyaring mendengar Panggilan manisnya untuk Aurora

Aurora langsung jatuh terduduk di tempatnya semula. Dia menahan malu sejadi jadinya saat ini. Dia tidak habis Pikir Cowok itu Percaya diri sekali.

“ Ra, kenapa lo nggak ngasih nomor handphone lo ? Aduh, sayang banget,” keluh Lala kepada Aurora

“ iya, Ra. Tahu gitu, tadi lo kasih nomor handphone gue aja buat dia Nggak apa-apa deh, gue Pura-pura jadi lo biar bisa chat sama dia.” Niki menambahkan.

“ Kalian berdua udah nggak waras, ya,” kesal Aurora,“ Yang jelas, gue nggak mau berurusan sama cowok yang suka tebar Pesona ke Cewek-cewek kayak dia. Gue yakin, bukan gue aja yang lagi diincer sama dia Dasar Playboy," Aurora mengatur napasnya yang naik turun. Kehadiran Arthur di kehidupannya sungguh menguras banyak emosinya.

...••••••...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!