Tidak ada yang lebih mengasyikkan bagi Dara selain menghabiskan waktu luang Pada Minggu dengan menonton drama atau film favoritnya di dalam kamar. Seperti saat ini sudah hampir 2 jam lamanya Perhatian Aurora enggan beralih sedikit Pun dari layar laptop yang sedang menayangkan film action thriller favoritnya, The Commitment. Film itu dibintangi anggota Bigbang TOP, serta artis muda berbakat Kim Yoo Jung.
Walaupun ini bukan kali Pertama Aurora menonton film itu tetapi kesan yang dia rasakan selalu sama. Dia begitu kagum Pada sosok Ri Myung Hoon yang rela berjuang demi melindungi adik Perempuannya
" Punya Kakak Cowok Pasti seru,” gumam Aurora. Dia merasa semakin sering memutar film itu dia malah semakin iri dengan semua orang di dunia ini yang memiliki kakak laki-laki.
Aurora menutup layar laptopnya setelah film itu berakhir. Dia lalu keluar dari kamar dan menghampiri bundanya yang sedang sibuk di ruang tengah.
Aurora mendekati Bunda yang sedang mengeluarkan barang-barang dari dalam kotak besar.
“ Bun. “
" Hmmm,” sahut Bunda tanpa menoleh.
" Aurora Pengin banget deh Punya Kakak Cowok,” kata Aurora yang kini duduk
di samping Bunda.
Bunda melirik sekilas, kemudian kembali sibuk dengan kegiatannya. “ Kamu nggak ada Permintaan yang lain aja selain itu Bunda udah bosen dengar kamu minta Kakak cowok Kasih adik buat kamu aja Bunda belum tentu sanggup kamu malah minta yang enggak-enggak.”
“ Habisnya Aurora suka iri aja sama orang-orang yang Punya Kakak Cowok Asyik banget bisa dijaga dan merasa dilindungi.”
Bunda menghentikan kesibukannya kemudian memutar tubuhnya hingga menghadap Aurora sepenuhnya. “ Kalau Cuma buat jaga dan lindungi kamu nggak Perlu Punya Kakak Cowok Ayah kamu kurang hebat apa jagain kamu sampai segede ini,” Dia mengelus gemas kepala Putrinya.
“ Kalau itu, sih, beda,” keluh Aurora. “ Ayah itu terlalu Protektif banget Masa Aurora nggak dibolehin main sama teman-teman Aurora.”
“ Ya jelas nggak boleh Aurora sayang.” Bunda mencubit hidung mancung Aurora dengan gemas. “ Orang tua mana yang nggak larang anak gadisnya main di luar sampai larut malam,”
Aurora mencebikkan bibirnya. Bunda hanya menanggapi dengan senyuman singkat kemudian kembali sibuk dengan kegiatan awalnya.
“ Bun.”
" Hmmm.”
" Nanti malam Aurora boleh main ke luar sama teman Aurora, kan ? Janji, deh Pulangnya nggak malam malam.”
“ Sama siapa?”
“ Sama teman Aurora "
Bunda menoleh kembali. “ Cowok ” tebaknya.
Aurora tersenyum kaku sambil mengangguk.
“ Kamu udah Punya Pacar?” tanya Bunda.
“ Bukan Pacar, Bun. Belum Eh, maksudnya dia teman Aurora. Namanya Galen Orangnya baik,” jelas Aurora sedikit Panik Dia yakin Bunda tidak akan mengizinkannya berpacaran sebelum lulus sekolah.
“ Ajak main ke rumah.”
“ Bun, aku sama dia cuma temenan.”
“ Ya memang kalau berteman nggak boleh diajak main ke sini ? Kamu dari dulu sering banget sebut nama Galen tapi sampai sekarang Bunda nggak Pernah tahu yang mana orangnya. Bunda, kan, juga harus tahu siapa teman dekat anak gadis Bunda yang cantik ini.” Bunda mencubit dagu Aurora Penuh sayang.
Aurora masih cemberut " Jadi Aurora nggak dibolehin Pergi, nih ?”
Bunda tersenyum manis. “ Ajak ke sini aja ya Sayang Kenalin sama Ayah sama Bunda. Lebih aman juga kalau mainnya di rumah.”
“ Bunda nggak asyik, nih.” Aurora bangkit dengan wajah ditekuk. Dia kemudian berlalu Pergi.
" Aurora, kamarmu udah rapi belum ? Udah nggak ada yang ketinggalan di rumah lama kan,”
Aurora mengabaikan Pertanyaan Bunda. Dia kini tengah memikirkan cara agar Galen mau berkunjung ke rumahnya. Aurora juga heran cowok itu selalu menghindar ketika diajak ke rumah. Saat Gino mengantarnya Pulang Pun, cowok itu selalu menolak ajakan Aurora untuk mampir sebentar.
“ Oh iya, Aurora Bunda mau minta tolong.”
Kali ini Aurora menoleh tetapi masih menekuk wajahnya.
“ Nanti temani Bunda main ke rumah teman lama Bunda, ya Tinggalnya di Perumahan ini juga, cuma beda blok.”
" Kok Aurora nggak Pernah tahu sih Bunda Punya teman yang tinggal dekat sini.”
“ ini teman akrab Bunda waktu SMA dulu Bunda juga udah lama banget hilang kontak sama dia Tapi seharusnya, sih, alamatnya masih sama.”
“ Ya udah, iya,” jawab Aurora malas.
“ Dandan yang Cantik, ya,” seru Bunda.
“ Emangnya mau Ngapain,” tanya Aurora heran.
“ Yang Bunda tahu, anak Cowoknya ganteng banget tau Kamu juga jangan mau kalah, ya Dandan yang Cantik, biar Bunda bisa banggain kamu juga Siapa tahu kalian bisa jadi akrab Kalau nggak salah usianya sepantaran kamu juga.”
“ Bunda itu sebenarnya mau ketemu sama teman lama atau mau jual anak gadisnya sih,” tanya Aurora asal.
“ Aurora kamu jangan ngomong sembarangan gitu,"
“ Ya habisnya Bunda kayak mau jodohin aku sama anaknya teman Bunda itu,” sahut Aurora dengan malas,“ Bunda sendiri, kan, yang bilang kalau aku nggak boleh Pacaran sebelum lulus sekolah,”
“ Kalau kenalan dulu, kan, nggak ada salahnya Siapa tahu kalian berdua beneran cocok,” goda Bunda.
“ Tuh kan, Bunda,” Aurora gemas sekaligus kesal dengan cara Bunda menggodanya Kalaupun Aurora diperbolehkan berpacaran sebelum lulus, tentu dia tidak akan memilih cowok yang tidak dia kenal atau baru dikenalnya. Mengapa harus bersusah Payah mencari Pilihan ketika seseorang yang diharapkannya sesungguhnya sudah ada di depan mata ? Hanya saja banyak faktor yang membuat mereka belum juga bisa bersama.
Aurora meraih Ponsel di sakunya sambil melanjutkan langkah menuju kamarnya. Dia berniat mengirim Pesan kepada Galen untuk mengajak cowok itu berkunjung ke rumahnya malam ini seperti Permintaan Bunda. Semoga saja kali ini cowok itu tidak menolak tawarannya.
Aurora baru saja menyalakan layar Ponselnya. Rupanya sudah ada chat masuk dari teman sekelasnya Arkan
...••••••...
Ting
" Arkan handphone lo bunyi, tuh,” kata Arthur sambil menggeser duduknya mendekati Arkan
" Sini gantian mainnya.” Dia berusaha merebut stik PS dari Arkan tetapi Arkan kuat sekali menahannya.
“ Bentaran Lagi seru, nih,” sahut Arkan tanpa sedikit Pun menoleh kepada Arthur
“ Arkan, sini gantian mainnya,” kata Arthur kepada Sean yang sedang menjadi lawan main Arkan saat ini.
" Udah, biarin aja Sean main sepuasnya Thur," sahut Brian yang sedang asyik membaca komik Detektif Conan berseri koleksi Malik.
" Kasihan dia lagi Patah hati.”
“ iya, Thur Daripada Sean ngebayangin fero yang lagi mesra mesraan sama Diana sekarang, mending biarin aja dia Puas-puasin main PS,” tambah Arkan, masih asyik memainkan stik console dengan sangat berlebihan.
“ Kampret lo Pada " kesal Sean tak tertahan. Dia melampiaskan semua emosinya Pada stik PS di genggamannya.
“ Kalian tuh tamu, tapi nggak ada sopan sopannya sama tuan rumah.” Arthur geleng-geleng kepala melihat tingkah teman temannya.
Arthur melirik kembali Ponsel Arkan yang berada tidak jauh darinya. Layar Ponsel itu masih menyala, menampilkan sebuah Pop up Pesan dari si Pengirim. Awalnya dia tidak menaruh minat sama sekali tetapi sebuah nama yang tidak sengaja terbaca membuatnya menoleh kembali. Kali ini dia sengaja mencondongkan tubuhnya mendekati Ponsel itu untuk memperjelas yang dilihatnya.
Cahaya Aurora. Arthur kini yakin betul bahwa Pesan masuk itu berasal dari Aurora. Baru saja Arthur hendak meraih Ponsel itu tangan Arkan dengan cepat sudah mendahuluinya.
“ Lo chatting-an sama Aurora " tanya Arthur sambil menoleh.
Beberapa saat kemudian dia baru menyadari bahwa Arkan adalah teman sekelas Aurora Tentu saja cowok itu kemungkinan besar Punya nomor Ponsel Aurora
" Gue minta nomornya, dong.”
“ Sori, Thur untuk Kali ini gue nggak bisa bantu lo. Gue udah janji sama Aurora nggak akan kasih nomor dia ke lo,” jawab Arkan tanpa dosa.
“ Lo kapan, sih, Pernah bantu gue,” sindir Arthur “ Tega lo sama teman sendiri.”
“ Sekali lagi sori, Thur Sebagai seorang cowok, gue harus bisa Pegang ucapan gue sendiri,” lanjut Arkan sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
Arthur berdecak kesal, kemudian bangkit dan memilih keluar dari kamarnya. Di luar kamar dia bertemu Rey yang beberapa saat lalu meminta izin untuk Pergi ke toilet.
“ Sepi amat nih rumah lo Nyokap ke mana Thur,” tanya Rey yang kini ikut berhenti di depan Pintu kamar Arthur Biasanya ibunya Arthur selalu menyambutnya dengan ramah tiap kali dia main ke rumah ini. Dan, seperti yang dia tahu, ayahnya Arthur lebih sering berada di luar kota untuk keperluan bisnis. Pulangnya tidak menentu. Bisa berminggu-minggu, bahkan hitungan bulan.
“ Sejak Kepergian Mika, Nyokap lebih milih tinggal di Bogor, di rumah Nenek. Alasannya karena belum siap tinggal di rumah ini lagi Mika terlalu banyak ninggalin kenangan di rumah ini. Apalagi di kamar itu.” Arthur menunjuk kamar Persis di sebelah kamarnya. Berkali-kali dia membuang napas berat. Sejujurnya berat Pula baginya tinggal di rumah ini seorang diri. Sering kali bayangan adik kesayangannya datang menghampiri dan membuat Perasaannya bergejolak hebat.
" Kenapa kamar Mika nggak dibongkar aja Maksudnya, biar lo sama nyokap lo nggak terus-terusan sedih dan kepikiran Mika Bagaimanapun, life must go on, right,” Rey menepuk bahu Arthur mencoba memberikan kekuatan moral kepada sahabatnya itu.
Arthur menggeleng. “ Gue yang nggak setuju Walaupun Nyokap sering saranin untuk bongkar kamar Mika, tapi gue selalu nolak Karena gue yakin, masih banyak Petunjuk yang bisa gue dapat dari sana. Mungkin nggak sekarang, tapi suatu saat nanti.”
Rey semakin mempererat cengkeraman tangannya di bahu Arthur. Sahabatnya itu memang sedang butuh untuk dikuatkan.
“ Adik lo memang beruntung banget Punya abang kayak lo,” kata Rey
Seketika pintu kamar Arthur terbuka Arkan muncul dari dalam.
" Adik ” tanyanya heran. “ Lo Punya Adik Thur?”
Sean dan Brian yang berada di dalam kamar ikut menoleh karena suara nyaring Arkan
Arthur sedikit Panik tetapi secepat mungkin berusaha mengalihkan Perhatian. Sejak awal Pindah sekolah ke SMA Garuda Arthur tidak ingin ada yang tahu bahwa dia adalah kakaknya Manda. Dia tidak ingin informasi itu hanya akan menghambat Penyelidikannya terhadap kasus Mika di sana.
“ Lo udah selesai mainnya, Arkan ?” tanya Arthur sambil menerobos masuk ke kamar kemudian duduk di tempat yang baru saja ditinggalkan Ethan.
" Giliran gue main, ya,” katanya sambil meraih stik PS yang tak bertuan.
“ Gue Cuma ke toilet sebentar habis itu gue lanjut main,” ujar Arkan memberi Peringatan kepada Arthur
" Ayo tanding Sean ” seru Arthur kepada sean. “ Keburu Arkan balik dari toilet.”
“ Jangan mau Sean Tunggu gue balik. Gue nggak lama kok Udah di ujung soalnya.” Arkan langsung memelesat menuju toilet.
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anonymous
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2024-01-23
0
Anonymous
next Thor
2024-01-23
0
Anonymous
next Thor
2024-01-23
0