Diki ketakutan

Diki tak berani keluar dari kamar nya setelah melihat kematian kedua saudara nya yang amat tragis, Apa lagi tadi ia mendengar pak Mus berkata bahwa ini bisa jadi ulah nya Maharani.

Hati nya mulai tidak tenang, Apa pun yang ia lakukan seolah sedang di perhatikan oleh sesorang. Bahkan mau kekamar mandi pun Diki tidak berani.

"Kau ini kenapa sih?!" Bentak Doli kesal dengan kelakuan adik nya.

"Aku takut bang! Bagai mana jika Maharani memang jadi arwah gentayangan." Diki duduk sambil mengigiti kuku nya.

"Kau gila! Ini sudah setahun lebih sejak kejadian itu." Bentak Doli.

Walau pun sudah setahun yang lalu, Namun baru sekarang Diki merasa kan takut kepada Maharani. Tepat nya setelah melihat kematian Delon dan Dery, Hati nya semakin tak karuan. Di tambah ia juga merasa bersalah dengan nasib nya Denis.

"Bagai mana dengan Denis bang?" Diki teringat adik bungsu nya.

"Ngapain kau tanya dia? Mau mati pun aku tidak peduli." Doli memang sangat keras kepala.

Di tinggal saja Diki yang masih ketakutan tersebut, Doli pergi entah kemana. Sedang kan Diki mulai was was tak karuan, Bahkan suara cicak saja bisa membuat Diki tantrum.

Braaak.

"Aaakkh setan!" Pekik Diki ketika mendengar suara ribu dari dapur.

Seperti suara yang di banting dengan keras nya, Diki berlari keluar dari rumah karena tak berani sendirian. Lebih baik ia kembali bekerja di tempat Juragan Adi saja, Karena diam di rumah malah lebih menakut kan.

"Kok sudah kerja saja kau Dik?" Tegur Novan teman nya.

"Aku merasa ketakutan saat di ruman Van." Diki berkata Lirih.

"Takut sama Delon dan Dery?" Novan mengangkat alis nya heran.

"Itu salah satu nya, Namun aku juga takut pada Maharani." Ujar Diki.

Novan langsung menarik Diki menjauh dari para wanita yang sibuk mengurus padi, Mereka tidak mau jika para wanita itu sampai mendengar nya. Terlebih Diki sedang mengungkit masalah satu tahun yang lalu.

"Kau ini ngomong apa sih? Kenapa kau ungkit masalah itu." Kesal Novan.

"Aku takut Van, Keluarga ku sudah mati dua." Cemas Diki.

"Mereka bisa saja meninggal karena hal lain, Mana bisa hantu membunuh." Novan masih tak percaya.

Diki menghembus kan nafas berat karena sudah dua orang menyangkal ucapan nya, Tidak ada yang percaya pada ketakutan yang Diki alami. Mereka semua menyepelekan ketakutan nya.

"Kau hanya syok saja! Nanti juga kau akan terbiasa." Novan menepuk pundak Diki.

"Terbiasa bagai mana? Aku takut jika Maharani mengincar ku pula." Sengit Diki.

"Kau jaga ucapan mu tentang Maharani Dik! Juragan Adi tidak mau mendengar masalah itu." Novan mencengkeram keras pundak Diki.

Nyawa Diki bisa dalam bahaya jika Juragan Adi marah karena ia terus mengungkit masalah Maharani, Diki tahu sendiri bagai mana kejam nya Juragan mereka jika sudah marah.

"Kau sebaik nya ambil istirahat di rumah atau liburan entah kemana." Saran Novan.

"Di rumah malah membuat ku gila." Rutuk Diki sangat putus asa.

Novan berlalu meninggal kan Diki yang celingak celinguk ketakutan, Novan menjalan kan mesin yang untuk menggiling padi. Namun baru saja tangan nya ingin menyentuh jerami, Tiba tiba saja ada yang menarik nya kuat dan masuk kedalam mesin penggilingan.

"Aarrkkhh!"

Para wanita berteriak ketakutan melihat Novan yang tubuh nya penyet karena tergiling mesin padi, Darah memburai membasahi jerami padi yang sudah kering.

"Tolong Novan! Cepetan tolongin dia." Pekik para wanita.

Diki tak berani bergerak sangking takut nya dengan kejadian ini, Menggigil ketakutan tak berani bergerak karena Novan meninggal tepat di hadapan nya. Bahkan tubuh pemuda itu habis tergilas bagai kan triplek gepeng.

"Jangan bunuh aku Rani...Aku terpaksa melakukan nya." Pekik Diki sangat histeris.

"Kau bicara apa sih Dik? Ayo bantuin ini teman mu." Pekik para wanita.

Diki tidak mendengar kan nya sama sekali, Ia malah berlari ketengah sawah sambil berteriak minta ampunan kepada Maharani. Para ibu ibu jadi menatap heran dengan tingkah laku pemuda itu.

...****************...

Mobil Andrew ngebut karena sudah ketinggalan jauh, Karena Jajak pergi menggunakan motor. Dan Andrew juga terkena macet akibat ada orang ramai yang mengubur kan Dery dan Delon.

Braaak.

Mobil Andrew malah menabrak orang yang sedang berlari kencang, Mobil di rem mendadak sampai Pak nino juga terjungkal.

"Siapa itu barusan?" Kaget Andrew segera keluar dari mobil.

"Apa ada orang yang tertabrak?" Nino juga ikut keluar karena panik.

Mereka kaget karena melihat Diki yang tampak sangat gelisah dan juga ketakutan, Bahkan tubuh nya gemetaran dengan muka yang pucat pasi.

"Kau! Kau salah satu jahanam itu." Geram Andrew mencengkeram baju Diki.

"Tolong aku...Tolong selamat kan aku." Diki menangis ketakutan.

"Mas Diki kenapa?" Pak Nino berusaha menenang kan Diki.

Nino juga agak kewalahan karena Andrew sangat emosi melihat orang yang pernah menyakiti adik nya, Diki pun malah terus menangis ketakutan seperti anak kecil.

"Ampuni aku...Tolong ampuni aku." Diki malah bersimpuh di kaki nya Andrew.

"Mas Diki tenang lah dulu, Kamu kenapa?" Nino berusaha bertanya lembut.

"Maharani..Aku berdosa pada nya." Diki mengakui kesalahan nya.

"Berdosa kenapa mas Diki?" Nino bertanya pelan.

Andrew masih berusaha menetral kan emosi nya karena tadi sangat tersulut, Namun ia berusaha diam karena seperti nya Diki akan mengakui. Karena Andrew memang butuh orang yang mengakui dan mencerita kan semua kejadian yang menimpa Maharani.

"Lupa kan saja dulu Jajak, Sebaik nya kita bertanya pada dia." Nino memberi usul.

Tadi Andrew sudah sempat mencerita kan semua masalah nya saat di mobil, Sehingga Nino pun ikut marah. Gadis kecil yang sering di asuh nya malah jadi korban pemerkosaan sadis.

"Kami memperkosa nya! Aku hanya di paksa mas Nino." Diki menggerung sambil menutup wajah.

"Siapa yang kau perkosa?!" Andrew bertanya ingin memastikan.

Diki menatap kanan kiri seolah ada yang mengejar nya, Keringat dingin membasahi seluruh tubuh. Bahkan tangan Diki terasa sangat dingin.

"Aku hanya di paksa...Jika tidak mau maka aku akan di bunuh." Diki mengusap air mata nya.

"Siapa yang memaksa mu dan siapa yang kau perkosa?!" Bentak Andrew tak sabar.

Nino memberi Diki air minum agar sedikit tenang, Air satu botol penuh langsung habis di tenggak nya. Andrew menendang jok mobil karena untuk meluap kan emosi nya.

Tampak nya Diki masih belum bisa bicara sekarang, Karena kondisi nya sangat tidak bagus. Nino memberi kode agar Diki bisa bernafas lega dan nanti nya bisa bicara dan mengungkap kan fakta.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒚𝒐 𝑫𝒊𝒌𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒓𝒆𝒘

2024-04-27

0

A B U

A B U

lanjut

2024-04-04

1

Dede Maesaroh

Dede Maesaroh

up dong ka

2024-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!