Santri

Kosong. Rumah Denis sama sekali tidak ada penghuni nya, Andrew baru sadar bahwa orang tua dan abang nya Denis. Semua bekerja di pabrik padi milik juragan Adi, Pasti nya sekarang mereka sedang kerja di sana.

Andrew pun pergi dari rumah itu, Ia melaju kan motor nya entah kemana. Pikiran nya sangat kalut dengan hilang nya Maharani, Apa lagi sudah tidak ada lagi sosok hantu yang menampak kan wujud kepada nya.

Braak.

Karena membawa motor sambil melamun, Andrew tak sengaja menabrak seorang santri yang akan menyebrangi jalan. Untuk nya ia sedang tidak ngebut.

"Ya Allah! Maaf kan saya." Andrew turun dari motor nya.

Santri tersebut nampak pincang ketika berdiri, Namun sorot mata nya malah menatap kebelakang Andrew. Sehingga membuat Andrew bingung, Ia menoleh untuk memastikan. Apa kah ada orang di belakang nya.

"Maaf ya dik, Saya tadi melamun." Sesal Andrew.

"Tidak kok mas, Saya juga yang salah." Jawab Santri sopan.

"Kamu mau kemana? Biar saya antar kan, Atau mau periksa dulu. Barang kali ada yang terluka." Tawar Andrew.

Memang kaki nya terasa sangat sakit akibat di tabrak Andrew tadi, Akhir nya santri tersebut mau di antar kan oleh Andrew menggunakan motor nya.

"Mas mau kemana?" Tanya santri ketika sudah di atas motor.

"Hanya mencari angin saja, Tadi agak melamun jadi tidak fokus." Jawab Andrew.

Santri pun tidak mengajak Andrew bicara lagi, Tiba di padepokan yang ternyata milik abah Adi. Pernah Andrew di ceritakan oleh mang Ujang, Kata nya juragan Adi juga banyak membantu. Karena nama mereka yang sama dan menganggap kembar.

Secara tidak sengaja malah Andrew berpapasan dengan abah Adi yang akan keluar, Usia nya sekitar tujuh puluh tahunan. Namun masih tampak bugar dan wajah nya bercahaya, Beda jauh dengan juragan Adi.

"Assalamualaikum." Andrew menyapa abah Adi sopan.

"Walaikum sallam, Ada apa kok mengantar santri saya?" Tanya abah Adi.

"Tadi saya tidak sengaja menabrak nya, Maaf kan saya Abah." Andrew menunduk sopan.

Abah Adi menatap sengit pada sosok yang tidak bisa Andrew lihat, Sosok yang sama seperti santri tadi lihat. Mungkin orang lain pasti akan kabur ketakutan melihat sosok yang sangat menyeram kan ini, Namun tidak bagi abah Adi. Ia malah ingin mengajak nya bicara.

Namun sosok itu seperti menolak, Abah Adi mengenali bahwa itu ada keponakan nya yang telah hilang selama satu tahun ini. Seketika ia jatuh ketanah sangking tak kuasa menahan pilu di dalam hati.

"Maharani..." Desis abah Adi.

Andrew terkejut bukan kepalang ketika nama adik nya di sebut, Apa lagi melihat reaksi orang tua yang ada di hadapan nya ini. Santri tadi segera memapah abah Adi masuk kedalam.

"Terima kasih sudah mengantar saya, Maaf jika saya tidak bisa mengajak masuk." Santri tadi tak punya nyali mengajak Andrew mampir.

"Tidak! Kemari lah anak muda, Ada yang perlu saya bicara kan pada anda." Abah Adi mengajak masuk.

Andrew masuk dan membantu abah Adi juga agar berjalan tenang, Setelah di duduk kan dan di beri minum. Abah Adi baru tenang sambil mengusap air mata nya yang jatuh tanpa bisa di cegah lagi.

"Kamu anak nya juragan Adi?" Abah Adi membuka suara.

"Iya bah, Saya baru datang beberapa hari yang lalu." Angguk Andrew.

"Katakan kan lah padaku, Apa saja yang kamu temui selama di sini." Pinta abah.

Andrew menelan ludah mengingat pengalaman pertama nya ketika datang saat malam itu, Bahkan mengingat saja membuat Andrew merinding disco.

"Benar kah dia Maharani abah?" Tanya Andrew gemetar.

"Seperti nya begitu nak, Apa yang sudah terjadi pada keponakan ku." Abah Adi tampak pilu.

"Abah...Aku bisa melihat nya."

Pekik santri yang tadi habis di tabrak Andrew, Tiba tiba saja ia mendapat kan pandangan masa lalu ketika memejam kan mata. Santri tersebut mencengkeram kuat tangan abah Adi karena ada sesuatu kekuatan yang menghalangi pemandangan nya.

"Dia pergi kemasjid dan sudah ada yang mengintai nya, Dia di bekap Abah." Pekik santri itu lagi.

"Terus lihat nak, Abah akan berusaha melindungi mu." Abah Adi menyalur kan energi kepada santri nya.

Sementara itu Andrew mendengar kan dengan perasaan yang amat tak karuan, Membayang kan Maharani yang memang sudah tiada dan sekarang jadi hantu gentayangan.

"Dia di bawa kegudang, Banyak orang yang sudah menunggu nya, Abah." Ujar santri.

"Terus kan nak."

"Dia di telanjangi, Ya Allah astagfirullah." Santri membuang muka karena melihat Maharani yang di telanjangi.

"Gadis itu di perkos* bah! Aku tidak bisa melihat ini." Santri tidak sanggup melihat pemandangan haram tersebut.

"Tunggu! Bisa kah kamu lihat wajah orang itu?" Andrew juga ikut bertanya.

"Tidak! Wajah nya buram semua, Tidak ada satu pun wajah yang terlihat jelas. Namun orang yang sedang memperkosa ini, Punya tato." Ucap santri.

Abah Adi lengah menjaga santri nya karena dia sangat syok mendengar keponakan nya yang di perkosa banyak orang, Sehingga membuat santri itu terserang dengan kekuatan yang menjaga agar tidak ada seorang pun yang tau.

"Uhuk, Hueeekk."

Santri muntah darah segar sangat banyak, Bahkan mata dan telinga serta hidung nya juga mengucur kan darah yang sangat deras. Abah Adi tersentak kaget, Ia menempel kan telapak tangan nya di punggung santri.

Sambil berkomat kamit membaca doa memohon pertolongan kepada Allah, Perlahan santri itu tenang dan darah nya juga berhenti mengalir.

"Ada lintah nya Bah!" Teriak Andrew terjengkang sangking kaget nya.

"Astagfirullah, Sungguh kejam orang ini." Desis abah Adi.

Binatang hitam itu berusaha keluar dari mata santri yang barusan menerawang, Abah Adi meminta garam kasar. Garam tersebut ia baca kan doa dan di tempel pada kelopak mata agar lintah tersebut keluar.

"Sakit Bah." Rintih santri mencengkeram tangan Andrew yang memegangi nya.

"Tahan nak, Abah akan menarik nya keluar."

Akhir nya binatang penghisap darah itu berhasil keluar dari mata santri, Pandangan nya kembali normal walau masih ada sedikit membayang akibat darah yang keluar tadi.

"Orang itu memasang tangkal, Agar kita tidak bisa melihat wajah nya! Harus ada yang memutus benang pelindung." Ucap santri.

"Berapa jumblah orang itu?" Tanya Andrew.

"Sekitar sepuluh orang, Namun bisa juga lebih." Santri berkata lirih.

"Mereka semua menggilir adik ku?" Andrew bertanya pelan nyaris tanpa suara.

Ternyata saat malam ia melihat gadis yang ada di gudang itu, Memang lah Maharani. Mungkin benar jika ada yang memasang benang pelindung, Sehingga Andrew mau pun santri ini tidak bisa melihat wajah mereka.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝑨𝒚𝒐 𝒂𝒃𝒂𝒉 𝑨𝒅𝒊 𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒓𝒆𝒘

2024-04-27

0

A B U

A B U

next,

2024-04-04

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Penangkal nya di Pura sudah diputus Andrew tapi dipasang lagi kayak nya,sungguh kejam kau Pak Adi tega kamu biadab😠😠😠

2024-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!