Sumur dalam Pura

Selepas maghrib, Juragan Adi tiba di rumah dengan orang kepercayaan nya. Yaitu Ujang dan juga Jajak, Entah mereka dari mana tadi. Andrew juga tidak bertanya karena sibuk berbincang dengan ibu nya.

Dari tadi pagi mood Laras belum juga kembali selepas mengungkit masalah Maharani, Ia terus menangis karena sangat takut membayang kan nasib putri nya yang entah bagai mana. Jika mati ia ingin melihat jasad nya walau hanya tulang belulang saja.

"Pokok nya aku akan berusaha mencari Rani bu." Janji Andrew.

"Harus ketemu ya nak, Ibu ndak bisa kalau adik mu hilang tanpa kabar sedikit pun begini." Ucap Laras.

"Apa sebelum nya Rani ada punya kekasih bu?" Tanya Andrew.

"Ndak ada nak, Sudah ibu tanya kan pada Lisa." Jawab Laras.

Andrew sibuk berpikir mencari kemungkinan kemana pergi nya Maharani, Ia agak curiga jika Rani minggat bersama kekasih nya. Namun Laras bilang bahwa Rani tak punya kekasih.

"Ibu istirahat dulu ya, Besok aku akan menelusuri jejak Rani." Ucap Andrew memberi kan ibu nya harapan.

Laras pun menurut masuk kedalam kamar, Sungguh ia merasa berdosa kepada Maharani sekarang. Jika putri nya memang sudah tidak ada, Pasti lah sekarang sedang menyaksikan bahwa hidup nya sangat enak

Suami yang baik dan selalu perhatian kepada nya, Serta anak tiri yang bagai kan anak kandung. Andai saja Maharani masih ada di sini, Tentu Laras akan merasa menjadi wanita paling bahagia

"Kamu jangan memberi ibu harapan Ndrew!" Juragan Adi duduk bersebelahan dengan putra nya.

"Maksud ayah apa? Kan aku cuma mau berusaha mencari Rani." Bingung Andrew.

"Kamu pikir selama ini ayah tidak mencari nya? Kesana kemari ayah mencari keberadaan Rani, Namun hasil nya selalu nihil." Juragan Adi menunjukan wajah sedih.

"Masa tidak ada petunjuk sedikit pun Yah?!" Andrew tidak percaya.

Juragan Adi menghembus kan nafas kasar dan menerawang jauh, Wajah tua nya terlihat susah dan penuh duka. Andrew jadi merasa tidak enak kepada Ayah nya.

"Malam itu dia cuma perpamitan mau kemasjid, Ayah sudah melarang karena firasat yang tidak enak! Namun Rani tetap berangkat walau hujan juga cukup deras." Kenang juragan Adi.

"Ibu kamu melihat nya di depan pintu sambil tersenyum, Tak ayah sangka kalau itu adalah senyum terakhir ibu mu! Dia tak pernah tersenyum lagi sekarang." Juragan Adi mengelap air mata nya yang jatuh.

Andrew juga menangis sambil menunduk, Gadis yang amat ceria dan juga periang. Kini sudah tidak ada lagi di antara mereka, Mungkin saja hati masih bisa tenang jika Rani memang meninggal karena sakit.

Dari arah dapur, Diah dan Marni mendengar kan percakapan antara ayah dan anak itu. Marni yang kesal karena mereka mendapat tugas untuk menaruh sesajen di pura.

"Kamu tuh kalau kerja jangan merutuk terus to Mar." Seragah Dia sambil membawa obor untuk menerangi jalan.

"Ya kenapa kok ndak siang gitu loh mbak! Aku juga punya rasa takut biar pun pembantu." Kesal Marni.

"Banyak protes saja kamu, Kan memang sudah biasa nya kita menaruh sesajen." Ujar Diah yang kesabaran nya amat tebal.

Walau sebenar nya Diah juga takut malam begini harus berjalan menuju Pura, Mereka lewat jalan setapak agar bisa segera sampai di sana. Marni yang membawa nampan besar dengan berbagai macam isi.

Para warga percaya jika Pura itu bisa membawa rezeki jika di rawat dengan baik, Mereka juga meniru juragan Adi yang selalu menaruh sesajen di sana. Bahkan seharus nya malam ini juragan Adi mengada kan pesta karena esok akan memanen padi, Namun gagal dengan alasan Laras yang kurang sehat.

Akhir nya mereka berdua sampai di depan Pura yang terlihat sangat menyeram kan, Agak ragu Marni menapaki tangga membawa sesajen nya untuk di taruh dalam. Rumput yang menjalar pada dinding semakin menambah seram nya suasana.

"Taruh sini cepetan." Diah tampak gelisah ketika sudah di dalam Pura.

Di dalam Pura ada sebuah sumur kecil yang air nya sangat jernih, Sesajen itu di taruh nya tepat berhadapan dengan sumur tersebut. Banyak bekas sesajen lain yang masih segar dan ada juga yang telah membusuk.

Blup, Blup.

Tiba tiba air sumur itu seperti mendidih dan menimbul kan gelembung, Sontak Marni dan Diah kaget bukan kepalang. Padahal mereka masih berniat untuk membersih kan bekas sesajen.

"Apa itu mbak?!" Marni memeluk Diah yang terpaku melihat sumur.

Air sumur terus menimbul kan gelembung yang semakin besar, Diah terpana ketika ada rambut yang mengambang kepermukaan. Kepala juga semakin muncul keatas.

Angin kencang bertiup membuat obor yang Diah bawa padam, Marni menjerit ketakutan dan berlari tak tentu arah. Terpisah dari Diah yang masih menajam kan mata untuk melihat sosok yang muncul dari dalam sumur.

"Eh...hehehe..."

Suara yang sangat serak terdengar di telinga nya Diah, Bau bangkai bercampur harum melati menusuk hidung mancung nya. Tangan yang sangat dingin menyentuh pundak Diah.

"Tolong akuh..."

"Aarrkhhhh!"

Marni menjerit histeris karena ia memegang entah apa, Benda yang basah berbau anyir. Diah yang sedang terpana karena di datangi penunggu Pura jadi kaget dan tersadar.

"Marni...Kamu kenapa Mar?!" Diah berusaha mencari keberadaan Marni.

Tapi karena keadaan yang sangat gelap, Ia sangat susah mencari sosok Marni. Sedang kan Marni yang tergelosor jatuh dan menggigil ketakutan, Kini bisa bernafas lega karena mendapat kan sebuah tangan.

"Aku takut mbak." Marni mengira bahwa itu adalah Diah.

"Takut apa mbak Marni?"

Sebuah suara yang sangat Marni kenal, Suara yang sudah setahun lama nya tidak Marni dengar lagi. Kini mendadak suara itu bertanya kepada nya pada keadaan yang sangat gelap gulita ini.

"Rani? Non Rani benar kah ini kamu." Marni menggeragap wajah itu.

Tapi tangan Marni malah memegang wajah yang membusuk, Tentu saja Marni kaget bukan kepalang. Di telapak tangan nya juga ada sebuah benda bulat yang bau nya tak karuan.

"Mbak Diah tolong aku...." Pekik Marni sekencang kencang nya.

"Sakjane koe ki neng ndi to Mar?!" Diah juga kebingungan mencari Marni.

Klontang.

Pasti nya nampan yang telah tersandung oleh Diah, Karena keadaan di dalam Pura sangat lah gelap. Ia berniat untuk membuka pintu saja agar ada sedikit cahaya rembulan yang masuk untuk menerangi.

"Ya Allah tolong lah kami." Doa Diah dalam hati nya.

Akhir nya Diah menemukan pintu dan langsung membuka nya lebar, Untung ada rembulan yang menyinari bumi malam ini. Tampak Marni yang meringkuk ketakutan dekat dengan sumur di dalam Pura.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒑𝒂 𝑹𝒂𝒏𝒊 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒖𝒎𝒖𝒓 𝑷𝒖𝒓𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒚𝒂 🤔🤔

2024-04-27

0

A B U

A B U

next,

2024-04-04

1

Ass Yfa

Ass Yfa

Rani jadi timbal bpk tirinya untuk kekayaannya

2024-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!