Aneh

Abah Adi berulang kali menyebut nama Allah ketika melihat kondisi Denis yang sangat parah, Orang kepercayaan nya sudah membawa Denis kerumah sakit kota untuk mendapat kan perawatan. Mereka sungguh tidak tega melihat Denis yang tersiksa begitu.

Sekarang mereka bimbang mau mengambil keputusan apa, Ragu mau memberi tahu keluarga Denis. Karena Lukas baru mendapat terawangan, Orang yang menyiksa Denis punya tato yang sama seperti yang memperkosa Maharani.

"Saat itu pak Mus memang sangat marah karena Denis menuduh ayah saya, Tapi bukan kah wajar bila dia marah Bah? Itu kan sama saja menyebar fitnah." Andrew masih berusaha membela Ayah nya.

"Jadi menurut Denis, Ayah mu yang memperkosa Maharani?" Abah Adi sedikit kaget.

Andrew mengangguk pelan, Entah kenapa sekarang pun ia malah curiga pada Ayah nya. Hati Andrew tidak mau di ajak percaya dengan juragan Adi.

"Apa ayah mas punya tato?" Lukas bertanya.

"Setahu ku tidak ada! Namun aku akan memastikan dulu." Lirih Andrew.

Setelah sedikit merunding kan rencana yang akan mereka lakukan, Andrew pulang kembali kerumah. Tadi ia memang langsung membawa Denis menuju padepokan, Karena Denis malah semakin histeris ketika akan di bawa pulang kerumah.

Tentu saja Andrew jadi curiga pada keluarga itu, Apa lagi ia sempat melihat abang nya Denis punya tato semua. Hanya saja Andrew tidak tau pasti gambar nya seperti apa.

Tugas nya sekarang adalah mencari di mana letak nya benang pelindung, Karena benang itu lah yang melindungi para pelaku agar tidak ketahuan meski ada yang bisa menerawang jauh.

"Apa mungkin memang Ayah yang melakukan nya?" Batin Andrew sangat berkecamuk.

Untuk menenang kan pikiran nya yang sangat kusut, Ia mampir dan duduk di pos ronda. Ada orang di sana sedang berjaga, Namun mereka malah tertidur ngorok.

"Asem! Malah serem lihat pohon pisang." Umpat Andrew ketika tak sengaja melihat rumpunan pohon pisang.

Tapi mata Andrew seolah di paksa untuk melihat kearah sana, Sekejap kemudian Andrew terpaku karena malah melihat mendiang ibu nya yang telah lama meninggal.

Ibu kandung Andrew meninggal tanpa sakit, Usia nya juga belum seberapa tua ketika meninggal. Tanpa sadar kaki Andrew berjalan mendekati rumpunan pohon pisang.

"Ibu...Aku kangen sama ibu." Andrew terisak pelan.

Layla adalah nama ibu kandung Andrew, Ia di tinggal ketika berusia empat belas tahun. Rasa rindu amat membuncah dalam dada pria ini.

Ketika Andrew mengusap mata nya yang basah, Sosok Layla hilang dari pandangan nya. Hanya kegelapan saja yang menyelimuti, Malahan hidung Andrew mencium bau gosong seperti daging terbakar.

"Mas!"

Andrew kaget karena dari pos ronda orang orang itu berteriak memanggil nya, Punggung Andrew juga mendadak terasa sangat dingin dan berat.

"Cepetan lari mas." Pekik warga.

Sebenar nya Andrew ingin menurut dan lari, Namun entah kenapa kaki nya sangat berat untuk di gerak kan. Ia berjalan seperti patung yang sangat kaku.

"Lari mas! Sampean kenapa kesana sih." Sentak mereka terlihat sangat panik.

Sebisa mungkin Andrew membaca surah alquran yang ia hapal, Seratus persen Andrew yakin kalau di belakang nya ada setan. Dari ekspresi orang dan juga tubuh nya yang terasa sangat tidak nyaman, Mau bergerak leluasa sana ia tidak sanggup. Seolah di tahan oleh mahluk itu.

Sreeett.

Seorang pria yang usia nya sekitar empat puluhan menarik tangan Andrew, Akhir nya mereka bisa lari meninggal kan kerumunan pohon pisang.

"Sampean kenapa kok kesana sih?" Warga bertanya sedikit kesal.

"Tadi saya melihat sesuatu di sana mas." Andrew menjawab masih planga plongo.

"Lain kali kalau lewat sini, Apa pun bentuk nya yang muncul dari sana. Abai kan saja mas, Itu bukan hal yang bagus." Nasihat pria yang menarik Andrew tadi bernama Nino.

"Tapi itu mendiang ibu saya." Andrew masih seperti orang bego.

Mereka mengajak Andrew duduk agar pemuda ini sedikit tenang, Mungkin karena warga baru. Jadi para lelembut ikut menegur diri nya.

Baru saja Andrew akan bercerita tentang apa yang di lihat nya, Mendadak mata nya melihat mobil milik juragan Adi entah pulang dari mana. Apa lagi mereka tampak dengan rombongan yang lumayan banyak.

"Maaf ya bapak bapak, Saya pulang dulu." Pamit Andrew tergesa gesa.

Karena ia tadi hanya berjalan kaki sehabis dari Pura, Maka ia hanya bisa mempercepat jalan nya saja untuk mengikuti rombongan besar juragan Adi. Mobil mewah itu berhenti nya agak kebelakang, Andrew bersembunyi di balik pohon kelapa yang berjejer dengan nanas.

"Itu ibu! Dari mana mereka?" Heran Andrew.

Juragan Adi tampak menggandeng Laras masuk kedalam rumah, Sementara anak buah nya sibuk mengeluar kan benda yang di bungkus kain putih. Mereka mengubur kan nya di setiap sudut rumah.

"Apa yang mereka kubur?" Batin Andrew bertanya tanya.

Mang Ujang juga tampak melempar kan sesuatu di atas atap rumah, Andrew sungguh tidak tau benda apa itu. Ia bertekad akan mencuri nya jika mereka lengah, Air yang berada dalam kendi tanah pun ikut di tuang kan mengitari rumah.

"Apa Ayah punya pesugihan? Tapi ndak mungkin lah, Kan dari dulu kami sudah kaya." Andrew bicara sendiri.

Ketika Andrew akan berdiri untuk masuk kedalam rumah, Ia tak sengaja melihat Maharani yang berdiri tak jauh dari rumah. Namun hantu adik nya hanya menatap tak berani mendekat, Pandangan mata nya juga tampak sedih.

"Ada ndak sih alat komunikasi dengan hantu?!" Andrew kesal sendiri jadi nya.

Andrew mendekat kearah Maharani berdiri tadi, Namun adik nya sudah menghilang di bawa angin. Hanya aroma bangkai dan bunga melati saja yang masih tertinggal.

Ctess.

Kaki Andrew seperti menyandung sesuatu yang sangat kuat, Namun terasa putus. Ia sibuk mencari karena bingung, Sampai Mang Ujang keluar karena kaget melihat Andrew yang masih di luar.

"Aden dari mana? Kok sampai malam begini." Mang Ujang tampak gelisah dan gugup.

"Main tadi di pos ronda." Dusta Andrew.

"Loh kapan berangkat nya? Tadi saya lihat Aden tidur." Desak mang Ujang.

"Terserah saya lah mau pergi kapan saja, Kok kamu jadi ngatur." Kesal Andrew.

"Maaf Den." Mang Ujang menunduk kan kepala.

Andrew bergegas masuk dengan hati yang sangat tidak karuan, Emosi nya sangat tidak terkendali. Ia berada dalam mode senggol bacok, Rewel tonjok.

"Apa yang kau bawa itu?" Tegur Andrew pada Diah.

"Eh astaga! Ini saya di suruh tuan." Jawab Diah gugup.

"Apa sih isi nya?" Andrew ingin membuka nampan yang di tutup kain hitam.

Tapi Diah mencegah nya dengan cara mundur dan menggeleng, Tepat pula juragan Adi keluar dari kamar dan wajah nya langsung berubah ketika melihat Andrew.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒚𝒐 𝑨𝒏𝒅𝒓𝒆𝒘 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒓𝒔 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂𝒏𝒊

2024-04-27

0

A B U

A B U

next

2024-04-04

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Apakah mba Diah juga mengetahui sesuatu🤔🤔

2024-03-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!