Mati satu

Juragan Adi menyadari jika tatapan putra nya amat sengit, Ia berusaha menampak kan senyum ramah agar Andrew tak semakin curiga pada nya. Diah sudah berhasil pergi dari sana, Entah kemana pergi nya pembantu itu membawa sesajen.

"Ayah punya pesugihan?!" Tuduh Andrew langsung.

"Apa yang kau katakan Ndrew! Dari dulu Ayah sudah punya semua nya, Harta ini peninggalan dari kakek mu." Bentak juragan Adi.

"Lalu apa arti nya semua ini? Kenapa Ayah sangat suka dukun." Andrew tak kalah garang.

"Kamu pikir dukun hanya untuk meminta pesugihan saja? Ayah kesana karena minta doa dan tangkal marabahaya." Geram juragan Adi.

Mata Andrew memicing sinis kepada Ayah nya, Kini ia yakin seratus persen dengan ucapan Denis. Pasal nya saat tadi Juragan Adi mengangkat tangan, Tanpa sengaja mata Andrew melihat sebuah tato bergambar iblis berkepala ular.

Itu sama seperti yang Lukas gambar kan saat melihat penerawangan, Dan Andrew juga melihat tato itu saat di gudang.

"Itu Ayah kan? Kenapa Ayah tega pada nya." Andrew terduduk lemas.

"Apa yang kau bicarakan sebenar nya?!" Kesabaran Juragan Adi sudah hampir habis.

"Ayah yang memperkosa Maharani kan! Lalu kalian semua menggilir adik ku, Bahkan kalian juga membunuh nya." Teriak Andrew dengan wajah merah.

Anak buah Juragan Adi tampak kaget dengan tuduhan yang Andrew lepas kan, Bahkan pria tua ini juga mendelik kaget. Tidak menduga jika putra nya akan berucap demikian.

Plaaak.

Belum sempat Andrew bicara lagi kepada Ayah nya, Tiba tiba saja Laras keluar dan menampar putra nya. Andrew agak kaget melihat Laras yang terlihat sangat kaku, Pandangan nya juga sangat hampa.

"Anak kurang ajar! Berani nya kau bicara tidak sopan kepada Ayah mu." Laras memarahi Andrew.

"Bu! Maharani itu sudah meninggal karena di bunuh mereka." Andrew mengguncang bahu Laras.

"Jangan sembarangan kau Andrew! Maharani masih hidup dan dia hanya ingin hidup sendiri." Laras berkata marah.

Andrew menoleh kepada Ayah nya yang tampak menatap nya tajam, Ia menyadari jika Laras sudah di racuni otak nya. Mungkin saja saat tadi di bawa kedukun.

"Adik mu itu masih hidup! Dia baru saja menelfon ibu, Cuma Maharani tidak mau hidup bersama kita lagi." Jelas Laras.

"Tidak bu! Ku mohon sadar lah, Rani sudah meninggal kan kita." Andrew masih berusaha menyadar kan ibu nya.

"Ck! Kau ini kenapa sangat membenci Rani? Pantas saja putriku tidak ingin tinggal di sini." Laras kembali marah dan meninggal kan Andrew.

Juragan Adi mendekati putra nya yang masih melongo bingung dengan sikap Ibu nya, Kini hati Andrew sudah tidak punya iba lagi kepada Ayah nya. Hanya tinggal rasa benci saja, Walau sejujur nya ia belum menemukan bukti yang nyata bahwa ini memang ulah juragan Adi.

"Tidak perlu menggali masalah yang sudah lama terkubur nak, Mari nikmati saja hidup kita yang sekarang." Juragan Adi menepuk pundak Andrew.

"Aku akan mencari semua bukti tentang kematian Maharani." Andrew tetap keras kepala.

"Lakukan lah jika kau memang bisa, Namun jangan berharap kau bisa mengalah kan ku. Kau itu anak yang ku besar kan, Rasa nya mustahil bisa mengalah kan orang yang membesar kan mu." Tantang Juragan Adi.

Andree mendengus kasar dengan tingkah Ayah nya, Tidak ada lagi keraguan di hati nya bahwa Juragan Adi memang yang melakukan pemerkosaan pada Maharani. Keluarga Denis mungkin juga ikut serta, Karena mereka memang antek nya Juragan Adi.

"Tapi, Bukan kah orang sekampung ini memang di bawah kendali Ayah! Jangan bilang mereka semua juga menggilir Rani." Andrew terperangah tak percaya dengan pemikiran nya.

Itu semua bisa saja terjadi, Karena warga sini seolah anteng saja tentang kehilangan Maharani. Gosip sedikit pun tidak ada, Apa mungkin memang mereka semua ini menyetubuh* Maharani secara paksa dan bergantian.

...****************...

Diah berjalan tergesa gesa menuju Pura, Ini adalah sesajen untuk di letak kan di sana. Pemberian dari dukun Kuncoro, Sebenar nya hati Diah sangat lah ketakutan bila mendapat kan tugas malam seperti ini.

Namun apa lah daya karena dia hanya seorang pembantu, Semua ucapan majikan harus di turuti agar tidak di pecat dan mendapat kan bonus saat gajian.

Sreek, Sreeek.

Suara daun kering yang seperti di seret membuat Diah kaget, Ia menoleh kebelakang dengan cepat. Namun tidak ada apa apa di belakang nya, Jantung Diah sudah berdegup kencang karena bau bangkai sangat menusuk hidung.

Konon kata nya, Jika bau bangkai yang menyengat seperti ini dan di sertai bau amis darah. Itu adalah hantu jahat yang punya dendam.

"Kau takut Mbak Diah?"

"Aaarkkhh."

Diah sampai melempar kan nampan nya yang berisi sesajen sangking kaget nya dengan Maharani yang sudah di hadapan nya, Wajah Maharani hancur dan bola mata yang menggantung keluar.

"Pergi...Menjauh dari ku." Pekik Diah beringsut ketakutan.

"Aku juga takut saat itu Mbak! Aku memohon pertolongan kepada mu." Maharani menangis dengan air mata darah.

"Maaf kan aku Rani, Tolong jangan sakiti aku." Isak Diah.

Wussssh.

"Aakkhh!"

Maharani berkelebat dan membuat cakaran di leher Diah, Hingga darah seperti air keran. Karena pembuluh darah nya terkoyak lebar akibat cakaran dari Maharani.

"Aakh, Am...Ampuni akk..uu Rani...

Diah menekap luka yang menganga itu dengan tangan nya, Rani tertawa melengking membuat burung malam yang bertengger segera berterbangan karena takut.

Craasss.

"Aaakkhh, Aaahhh."

Wajah Diah robek dari mulut hingga ketelinga, Rasa nya sangat sakit. Namun tidak seberapa jika di banding kan dengan rasa sakit yang Maharani alami.

Hantu Maharani menggerak kan kepala nya dengan sangat kaku seolah akan patah, Tubuh nya juga bergerak kaku dengan suara gemeretak. Ternyata pagar yang di buat dukun Kuncoro belum sepenuh nya hilang, Hanya benang. Pelindung saja yang berhasil putus.

Tadi ketika Andrew masuk kedalam rumah, Ternyata pria itu kembali menyandung benang pelindung. Sehingga arwah Maharani sedikit terbebas dan bisa membalas kan dendam nya.

"Kau di beri mulut untuk bicara, Namun kau tutup karena uang yang di sumpal kan." Geram Maharani lalu menghilang.

Diah berulang kali menggelepar seperti ayan di potong, Tak lama ia menghembus kan nafas terakhir nya dengan leher dan mulut yang koyak sampai telinga.

Pembantu ini sebenar nya melihat ketika Maharani sedang di sekap oleh beberapa orang di dalam gudang, Namun ia tidak memberi tahu siapa pun karena mendapat kan ancaman.

Terlebih lagi, Diah mendapat kan uang tutup mulut yang lumayan besar. Jadi rahasia itu ia telan sendiri sampai ia mati sekarang.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒍 𝒊𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒎𝒑𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒊𝒍𝒊𝒓 𝑹𝒂𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂 😡😡😡

2024-04-27

0

A B U

A B U

next.

2024-04-04

1

Ass Yfa

Ass Yfa

akhirnya msti satu

2024-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!