Dery menyusul

Andrew pulang kerumah, Ia menolak semua saran Abah Adi untuk menindak kejahatan secara hukum. Jika memang Maharani bisa bangkit dan membalas dendam, akan lebih baik begitu saja. Karena mereka memang lebih pantas mati untuk mendapat kan ganjaran nya.

Juragan Adi orang yang punya uang banyak, Kenalan nya orang berpangkat juga banyak. Dengan uang semua masalah bisa di selesai kan, Walau pun di penjara. Paling lama hanya lima tahun atau kurang dari itu.

Selepas di penjara mereka akan bebas lagi, Mereka bisa makan dan minum sepuas nya. Sementara Maharani sudah tiada dengan cara yang amat menyakit kan.

"Maafkan saya Abah, Saya ingin Maharani menghabisi mereka semua." Batin Andrew yang sekarang menuju rumah.

Di jalan ia malah berpapasan pula dengan abang nya Denis yang ke empat, Dery hanya menatap nya sambil tersenyum. Emosi Andrew langsung mencuat karena sekarang sudah tahu bahwa pria ini adalah salah satu nya yang mencelakai Maharani.

Dengan berjalan sedikit pincang karena kaki nya yang terluka akibat serangan manusia babi, Andrew menghantam wajah Dery dengan tinju nya sehingga pria itu jatuh tersungkur.

"Kau gila!" Pekik Dery mengusap mulut nya yang berdarah.

"Aku memang gila! Namun aku tidak binatang seperti kau." Bentak Andrew kembali menghajar Dery.

Dari postur tubuh saja Dery sudah kalah, Dan lagi usia Dery belum seberapa matang. Kekuatan nya tidak penuh seperti Andrew.

Buaaak, Buaaak.

Dery sudah tak kuat lagi berteriak karena Andrew menghajar mulut nya dengan membabi buta, Sampai ketika Andrew mengambil batu besar dan akan menimpa kepala bocah ini.

Wussshh.

Sreeeettt.

"Lepas kan aku."

Tidak tampak sosok yang menyeret tubuh Andrew, Jarak nya sekitar tiga meteran dari Dery yang sudah tergolek lemas sekarat. Andrew menatap kanan kiri untuk melihat siapa pelaku nya, Ia teringat tadi di alam mimpi sosok manusia babi pun tak menunjuk kan wujud pada awal nya.

"Jangan ganggu aku! Akan ku habisi binatang itu." Teriak Andrew mengacung kan pisau keara Dery yang sudah hilang.

Sontak saja Andrew kaget karena musuh nya sudah tidak ada, Ia segera berlari mencari sosok Dery yang seperti nya di seret oleh sesuatu. Langkah nya semakin masuk kedalam hutan, Andrew cukup merinding karena keadaan dalam hutan cukup gelap. Padahal belum malam.

"Aarrkkhh hentikan! Ampuni aku." Pekik suara Dery yang menggema.

Tidak bisa Andrew menemukan sosok Dery yang di bawa sesuatu entah kemana, Ia hanya berjalan sesuai dengan firasat nya saja. Ada pula bekas ceceran darah di atas daun kering, Kaki Andrew perlahan menuju arah pinggiran tebing.

Namun ternyata tidak ada sosok Dery di sana, Andrew cepat pergi karena takut juga melihat dasar jurang yang amat dalam.

"Aaarrrkhhh, Pergi dari ku."

Jerit pekik Dery kembali terdengar di telinga Andrew, Ia berlari mencari sumber suara yang sangat sulit untuk di temukan. Guyuran air hujan yang datang secara mendadak semakin menyamar kan suara teriakan Dery.

Duk.

Kaki Andrew menyandung sesuatu yang tergeletak di tanah, Betapa kaget nya Andrew saat menyadari benda apa itu. Terlihat jelas itu adalah sebuah tangan manusia yang masih mengucur kan darah segar, Andrew menutup mulut nya sambil melotot ngeri.

Jantung nya juga berdegup kencang takut kalau ini ulah nya binatang buas, Maka diri nya juga bisa dalam bahaya. Sebisa mungkin, Andrew berjalan tanpa menimbul kan suara.

"Ampuni aku Rani...Huhuhu ku mohon." Deri memohon pada sosok yang sangat menyeram kan itu.

Seorang gadis dengan wajah hancur dan mata menggantung di pipi, Dery tampak beringsut ketakutan melihat Hantu Maharani yang sangat mengerikan ini. Padahal dia lah yang membuat gadis cantik ini menjadi demikian.

"Aku sudah memohon padamu saat itu, Tapi kau masih saja memperkosa ku." Isak Maharani terdengar sangat pedih.

"Ampuni aku Rani, Aku di paksa oleh mereka." Dery menahan rasa sakit nya dan menghiba pada arwah gadis yang pernah di perkosa nya.

Craaak.

Kelima kuku Maharani yang berwarna hitam menebar bau busuk itu menancab di punggung Dery, Hanya terdengar rintihan saja dari mulut pria ini.

"Sakit kan rasa nya? Saat itu aku juga kesakitan." Seringai Maharani.

Klek, Ceklek!

Kepala Dery di putar hingga menghadap kebelakang, Pemuda ini meninggal akibat tulang leher nya yang patah berderak. Di sambut dengan tawa Maharani yang sangat menyeram kan.

"Rani...

Bergetar bibir Andrew ketika menyebut nama adik nya, Maharani hanya menatap Andrew sekilas dan langsung menghilang dari pandangan. Andrew yang tersadar pun segera pergi meninggal kan hutan.

Berjalan sempoyongan karena menahan sakit pada kaki nya, Air mata Andrew bercampur dengan air hujan. Walau belum sepenuh nya terbukti bahwa sang Ayah juga terlibat, Namun Andrew sudah membenci nya duluan.

"Apa kah kami saja yang bahagia Rani? Apa kau selama ini menderita." Andrew berpegangan pada pohon untuk menahan tubuh nya.

Aauuuummm.

Belum hilang rasa sedih nya karena baru melihat Maharani dengan bentuk yang amat menyeram kan, Tiba tiba saja Andrew kaget dengan auman harimau yang berada tepat di samping nya. Sampai terloncat kaget dan jatuh ketanah, Harimau menatap nya sambil mendekat.

"Habis lah aku, Kenapa Abah Adi memberi ku senjata yang terus berubah bentuk." Rutuk Andrew dalam hati nya.

Mengira jika Loreng akan memakan nya, Andrew bersiap menutup mata. Namun bulu lembut itu malah terasa menggosok pipi nya, Bahkan bagian telinga juga dapat Andrew rasakan.

"K..Kau ingin membujuk ku?" Kaget Andrew tak percaya.

Sleruup.

"Aiissh itu geli." Teriak Andrew menjauh kan kepala Loreng.

Lidah harimu ini terus menjilati Andrew dari pipi hingga ketangan, Tak lupa menggosok kan kepala nya dengan gaya seperti kucing kecil. Sontak saja Andrew lupa dengan rasa sedih nya karena mendapat hiburan.

...****************...

Pak Mus menunggu kepulangan kedua putra nya, Delon yang tadi di suruh melihat Denis belum pulang. Dery juga belum tampak batang hidung nya.

"Palingan mereka masih main pak." Ujar Doli santai sambil merokok.

"Kalau abang mu tidak mungkin main, Dia pasti pulang dulu untuk melapor." Sahut pak Mus.

"Tapi kan ya ndak mungkin nyasar to, Wong kampung ini cuma seujung kuku." Doli masih tetap santai.

"Kau ini selalu menganggap remeh! Yang kita hadapi ini mahluk alam lain sekarang Dol, Ndak bisa di anggap enteng." Kesal pak Mus.

"Ya sudah! Biar ku datangi saja Pura itu, Bisa apa memang nya si Maharani." Doli berkata dengan sombong nya.

Firasat pak Mus sedang tidak bagus, Sejak maghrib tadi ia sudah cemas karena dua putra nya belum juga pulang.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒊𝒔 𝒌𝒍 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒄𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂 😭😭😭

2024-04-27

0

A B U

A B U

lanjut

2024-04-04

1

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

loreng itu punya ustdzd adi, kyk nya itu pusaka nya ali, bpk kandung rani yg sudah meninggal

2024-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!