Nasib Denis

Lukas yang usai menuai kan sholat malam, Tiba tiba mendapat terawangan lagi. Ia segera bergegas mencari Abah Adi yang tadi di lihat nya sedang duduk di teras padepokan, Tampak nya orang tua itu sangat kepikiran dengan nasib keponakan nya.

"Abah! Saya melihat hutan lebat." Lukas langsung duduk di hadapan Abah Adi.

"Lakukan nak." Abah Adi berpindah di sebelah Lukas memberi nya tambahan energi.

"Itu mas Andrew, Dia menangis di hutan lebat. Ada sosok yang mengajak nya pergi kesuatu tempat, Dia mengikuti sosok itu." Ujar Lukas menahan kekuatan yang ingin mendorong nya pergi.

"Ada kah harimau di dekat nya nak?" Tanya Abah Adi.

"Ada Bah! Harimau itu mengikuti dari belakang, Aakkkhhhh!"

Kembali Lukas terpekik karena serangan nya sangat luar biasa, Untung Abah Adi sudah sigap menutup penerawangan Lukas. Sehingga santri ini tidak sampai terluka parah.

"Pura! Mas Andrew menuju Pura yang di ujung hutan." Ujar Lukas terengah engah menahan sakit nya.

"Pura?"

Andrew memang sekarang berada di depan Pura yang sangat menyeram kan itu, Jantung pria ini berdegup kencang ketika Maharani muncul lagi dari sebelah Pura. Ia berbeda dari biasa nya, Wajah nya sama sekali tidak ada luka.

"Rani...Ya Allah ini memang kamu dik." Andrew menutup mulut nya tak percaya.

Seurai senyum miris keluar dari bibir Maharani, Sekejap ia menghilang setelah menunjuk sesuatu di belakang Pura. Andrew berjalan hati hati untuk melihat, Sebuah pintu kecil ada di belakang Pura.

"Apa aku harus masuk?" Batin Andrew ragu karena takut juga.

Namun akhir nya, Andrew memutus kan untuk masuk kedalam. Pintu terkunci, Andrew bingung mau membuka nya dengan apa, Teringat di pinggang nya ada pisau yang tadi perubahan wujud si Loreng.

Klek.

Pintu terbuka dengan mudah nya setelah Andrew mencoba dengan pisau tersebut, Bau amis darah menyeruak ketika pintu terbuka lebar. Keadaan dalam sangat gelap gulita.

Di ambil nya ponsel dari dalam saku dan menghidup kan santer, Betapa kaget nya pria ini ketika melihat seorang anak laki laki sedang di pasung dengan keadaan tubuh yang penuh luka dan darah.

"Siapa dia? Ya Allah kasihan nya." Andrew mendekat untuk melihat wajah anak ini.

Bagai kan berlapi lapis seperti tango rasa terkejut Andrew, Anak laki laki itu adalah Denis putra nya pak Mus. Bocah ini antara hidup dan mati, Mata nya juga membiru seperti bekas di tonjok.

"Den! Denis sadar lah." Andrew mengguncang tubuh Denis.

"Aaauuh, Auhhh!"

Denis yang tersadar malah berbicara seperti orang bisu, Andrew kebingungan karena awal nya Denis bisa bicara. Namun ia abai kan saja dulu itu, Yang penting adalah membuka gembok yang berada di pasungan.

Klek,Klek.

Dengan pisau itu juga, Andrew bisa membuka gembok besar. Ia membantu Denis berdiri agar bisa cepat pergi dari dalam Pura ini.

"Astagfirullah!"

Terjengkang Andrew ketika melihat Denis sudah tidak punya telapak tangan lagi, Kedua tangan nya seperti di potong oleh seseorang.

"Siapa yang melakukan ini padamu?!" Tanya Andrew setelah berhasil menguasai diri.

"Auhh, Aauuuh."

Jawaban yang keluar dari mulut Denis hanya seperti itu, Sambil tangan nya yang buntung menunjuk kedalam mulut. Andrew menyenteri kedalam mulut anak ini.

"Hueeekk!"

Tak kuat lagi Andrew dengan kengerian yang barusan ia lihat, Denis tidak punya lidah juga. Tampak nya di potong seperti tangan nya juga, Mungkin saja Denis tau sesuatu. Sehingga orang tersebut membuat Denis demikian.

"Apa ini perbuatan Ayah mu?" Tanya Andrew lemas.

Denis mengangguk sambil menangis, Sudah dua malam ini ia terpasung karena ulah Ayah dan juga Abang nya. Lidah Denis di potong agar tidak bicara fakta, Dan tangan nya agar tidak bisa menyampai kan lewat tulisan.

Ketika Andrew pulang dari rumah Denis saat itu, Denis di hajar oleh Ayah dan ke empat abang nya. Tentu saja Denis tak kuat melawan mereka yang berbadan tinggi, Sementara ia hanya lah bocah berusia tujuh belas tahun.

"Kau mau mati hah? Dasar bocah kurang ajar!" Delon menginjak perut adik nya.

Hek.

Bahkan Denis sampai mengeluar kan kotoran akibat injakan yang sangat kuat itu, Belum lagi dari abang nya yang lain. Kepala Denis sudah bocor karena di hantam dengan kursi kayu.

Pak Mus yang sudah selesai menghajar hanya diam saja, Tanpa ada niat untuk menghentikan anak anak nya. Denis pingsan karena tak kuat dengan hajaran mereka.

"Apa yang harus kita lakukan pak? Bisa habis kita kalau bocah ini buka mulut." Diki abang ke empat meminta pendapat bapak nya.

"Diki benar pak!" Cetus Delon juga khawatir.

"Kenapa kalian takut? Lagi pula kemana dia akan bercerita, Toh mereka semua juga sudah tau." Doli tetap santai.

"Kau gila! Tak kau lihat tadi anak nya juragan Adi datang." Bentak pak Mus berang.

"Benar! Sebaik nya kita habisi saja bocah sialan ini." Dery sangat ingin membunuh adik bungsu nya.

Pak Mus masih bimbang jika harus membunuh putra nya, Ia hanya ingin membuat Denis jera saja. Tapi Denis memang sangat sulit di ajari dengan cara nya, Bocah ini sangat benci dengan hal yang di laknat Allah.

"Potong saja lidah nya." Ujar pak Mus kemudian.

"Tidak pak, Ku mohon jangan." Denis yang kesadaran nya pulih langsung memohon.

"Jika kau tidak mau, Maka ikuti kami langkah kami." Pak Mus memberi kesempatan untuk anak nya.

"Aku tidak sudi menjadi budak iblis." Teriak Denis.

Tampak nya pak Mus menjadi sangat marah karena Denis masih saja menolak nya, Sebuah gunting sangat tajam ia ambil. Delon dan Doli memegangi tangan Denis agar tak meronta, Sedang kan Dery membuka mulut adik nya dan Diki menarik lidah Denis keluar.

"Aaaaaa.."

Sekuat tenaga, Denis mencoba lepas dari mereka. Namun sia sia saja, Akhir nya gunting di tangan pak Mus memotong habis lidah Denis. Ia hanya bisa meraung dengan suara sengau dan tenggorokan penuh darah.

"Aaaauuu."

Denis bergulung gulung di lantai sangking sakit nya yang ia rasakan, Lidah tergigit sedikit saja rasa nya bukan main. Ini malah di potong dalam keadaan hidup.

"Rasakan itu, Kini kau tidak bisa bicara lagi." Ejek Delon puas.

"Tapi bisa saja dia menyampai kan nya lewat tulisan." Cetus Diki.

"Hah? Diki benar pak, Dia bisa saja menulis." Kaget Dery.

Tanpa banyak bicara, Pak Mus mengambil kapak untuk memotong tangan anak nya. Bagai kan menjagal binatang, Pak Mus dengan santai membacok kedua tangan putra nya.

Setelah itu mereka membawa Denis yang sekarat karena kesakitan kedalam Pura, Mereka memasung nya di sana dan meninggal kan Denis sendirian.

Terpopuler

Comments

Desi BA

Desi BA

kejam nya 😭😭😭

2024-05-10

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 😡😡😡😭😭😭

2024-04-27

0

A B U

A B U

keluarga gila

lanjut

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!