Mengorek info

Malam yang dingin karena di sertai hujan gerimis mengguyur kampung, Namun Maharani tetap berangkat kemasjid karena ia memang anak yang sangat rajin beribadah. Ajaran sang ayah tidak pernah surut dalam jiwa gadis ini.

"Ndak usah kemasjid lah nak, Hari hujan gini." Cegah Laras.

"Rani bosan di rumah terus bu, Kan ada payung juga." Kekeh Maharani.

"Yang lain sudah pada berangkat, Besok saja nak." Laras merasa kan firasat nya yang tidak enak.

Maharani tetap kekeh ingin pergi kemasjid, Dari dalam juragan Adi hanya menatap tak mampu mencegah kepergian putri nya. Laras juga akhir nya mengalah, Maharani pergi dengan hati yang riang melambai kan tangan kepada ibu nya.

Jalan yang lumayan gelap, Hanya tersinar oleh lampu dari rumah warga. Maharani sebenar nya agak takut karena merasa seperti sedang di awasi orang, Menatap kanan kiri. Namun tidak ada apa pun di sekitar nya.

Greepp.

Sebuah tangan kekar membekap mulut nya kencang, Maharani berusaha berontak agar bisa lepas. Namun tubuh nya yang kecil terasa sangat mudah bagi orang ini untuk menggendong nya.

"Hmmm! Lepas kan aku." Pekik Maharani tertahan.

Bagai kan karung berasa saja, Maharani di gendong di pundak usai mulut nya di sumpal dengan kain. Jalanan terlihat membalik karena posisi nya yang demikian, Namun Maharani masih hapal betul arah kemana ia di bawa.

"Buka pintu nya."

Pintu gudang terbuka lebar dan orang yang membawa Maharani segera masuk, Di lempar nya tubuh kecil itu keatas jerami padi yang sangat gatal.

"Tunggu lah di sini anak manis, Jangan banyak tingkah jika tak mau sengsara!" Peringat orang tersebut.

"Lepas kan aku, Aku mohon padamu." Maharani menangis.

Maharani kaget setelah sadar di mana ia berada, Terlebih sudah ada orang yang selama ini sangat ia kenal. Orang yang tidak akan pernah ia sangka akan tega melakukan ini kepada nya, Orang tersebut tersenyum penuh arti.

Tangan kekar nya bergerak cepat merampas kerudung yang Maharani pakai, Tubuh kecil itu ia tindih dengan nafs* yang tak tertahan lagi. Bahkan leher Rani sampai basah karena di jilati oleh orang tersebut.

"Lepas kan saya...Tolong jangan lakukan ini." Hiba Maharani terisak.

"Kau yang memilih jalan ini sayang, Awal nya aku sudah meminta baik baik." Ujar pria itu.

"Kau setan tak tau diri, Manusia biadap." Pekik Maharani sangat marah.

Plaakk.

Satu tamparan keras mendarat di wajah cantik nya, Bahkan cap lima jari juga ada di sana membekas merah. Pria ini menyingkap rok gadis cantik ini, Dengan kekuatan penuh. Ia menarik C* Maharani dan menyumpal mulut Maharani kembali.

"Hmmpp!"

Sekuat apa pun Maharani memberontak, Namun ia tidak bisa menghindari lagi pemerkosa*n yang terjadi pada tubuh nya. Pria memacu kencang di atas tubuh gadis kecil ini, Maharani hampir setengah pingsan karena merasa kan sakit yang sangat luar biasa.

"Aakkhh, Aahhh enak nya."

Desah*n laknat itu terus keluar dari mulut pria ini, Di robek baju atasan Maharani dan menampil kan gunung kembar yang berwarna pink, Ia melahap nya kasar sambil menggigit gigit kecil dan menimbul kan bercak.

"Ooohh aakhhh, Hmmm kau nikmat sekali." Racau pria ini semakin memperlaju gerakan nya dan terkesan brutal.

Tetes air mata gadis ini tak ia hirau kan, Yang penting ia merasa puas dan nikmat. Tanpa memikir kan nasib orang yang sudah ia perkos* dengan kasar seperti ini.

Puas karena hasrat nya sudah tersalur kan, Pria ini keluar dari gudang dan mengunci pintu dengan gembok besar. Maharani masih di dalam dan menangisi hidup nya yang sudah hancur lebur di tangan pria yang berotak binatang.

...****************...

Andrew keluar menggunakan motor untuk mengunjungi rumah Lisa teman nya Maharani, Barang kali saja gadis itu punya sedikit petunjuk dan bisa ia gunakan.

"Dengan dik Lisa ya?" Tegur Andrew ketika melihat gadis sedang menyiram bunga.

"Iya mas saya Lisa, Ini mas Andrew kan." Ternyata Lisa mengenali Andrew.

"Eh iya, Saya abang nya Maharani." Andrew tersenyum.

Lisa mempersilah kan Andrew duduk di teras karena seperti nya pemuda ini ada yang ingin di bicarakan, Andrew pun duduk sambil menunggu Lisa yang membuat kan minum untuk nya.

"Ada apa mas Andrew datang menemui saya?" Tanya Lisa.

"Kamu teman nya Rani kan?" Andrew bertanya memastikan.

"Hhmm." Lisa mengangguk.

"Apa kamu ada pernah di ajak bicara oleh Maharani tetang sesuatu yang penting? Atau dia punya kekasih." Andrew bertanya pelan.

Lisa menunduk sedih mendengar nama teman nya di sebut lagi, Ia memang teman dekat dengan Maharani. Karena Lisa adalah anak orang yang kurang mampu, Banyak yang tidak mau berteman dengan nya. Namun Maharani tetap mau bersama diri nya.

"Kalau kekasih setau ku tidak punya mas, Namun orang yang ia sukai ada." Jawab Lisa.

"Oh maksud nya, Maharani naksir?" Ujar Andrew.

"Iya mas, Nama nya Denis." Lisa berkata sambil menatap wajah tampan Andrew.

"Boleh tau ndak rumah nya di mana?" Tanya Andrew lagi.

Lisa menyebut kan rumah yang berada agak jauh dari sini, Foto bocah itu pun ia tunjukan kepada Andrew. Memang cukup tampan meski lebih tampan Andrew.

"Eeh maaf mas." Lisa tersipu malu ketika tak sengaja payud*r* nya menabrak tangan Andrew.

"Hmm iya, Kalau begitu saya pamit dulu." Andrew beranjak pergi dari rumah gadis ini.

"Boleh saya minta No ponsel nya ndak mas? Siapa tau kita bisa bertukar info." Lisa mendekati Andrew.

Andrew pun memberi kan No ponsel nya kepada gadis ini, Ia berniat mendatangi rumah Denis untuk bertanya tentang Maharani. Barang kali saja bocah itu tau.

"Assalamualaikum."

"Walaikum salam."

Seorang pria lumayan berumur membuka pintu dan agak kaget melihat kedatangan Andrew, Siapa yang tidak kenal dengan anak juragan Padi ini. Hampir seluruh kampung mengenal nya walau hanya tau muka dan nama saja.

"Ada den Andrew, Silah kan masuk Den." Pak mus menyuruh Andrew masuk.

Rumah yang tidak seberapa mewah, Namun lebih bagus jika di banding kan dengan milik Lisa. Pak Mus menyuruh Andrew duduk di kursi rotan yang di anyam bagus.

"Ada apa ya Den?" Tanya pak Mus langsung.

"Saya mau ngobrol sama Denis pak, Apa Denis nya Ada?" Tanya Andrew sopan.

"Oh ada! Sebentar ya Den saya panggil kan dulu." Pamit pak Mus.

Pak Mus pergi kebelakang untuk memanggil putra kelima nya, Ia memiliki anak lima dan semua nya laki laki. Denis adalah anak yang paling kecil, Sekarang usia nya sudah tujuh belas tahun, Sebaya dengan Maharani karena mereka memang teman sekelas.

Terpopuler

Comments

Milady Adara

Milady Adara

terus terabg saya itu paling malas kalau menolong orang yg ngeyel kalau dikasih tau..ini saya pernah ngalamin..

2024-04-16

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏

2024-04-27

0

A B U

A B U

next,

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!