Pertengkaran

Laras duduk makan bersama dengan suami serta putra nya, Namun Andrew menyadari jika sikap ibu nya sangat jauh berubah semenjak pulang dari dukun malam itu. Tidak lagi banyak bicara, Bahkan menyapa nya juga tidak. Andrew merasa seperti orang asing saja di rumah ini.

"Aku pergi kekamar dulu ya mas." Pamit Laras tanpa menghabis kan makan nya.

"Iya, Jangan lupa di minum air nya." Juragan Adi tersenyum lebar.

Kini hanya tinggal mereka berdua yang berada di meja makan, Suasana juga bertambah canggung. Rasa benci Andrew semakin menggunung dalam hati nya, Sedang kan Juragan Adi terus tersenyum seolah mengejek putra nya.

"Jangan melakukan hal yang tidak akan sanggup kau tanggung." Juragan Adi berkata serius.

"Menurut mu aku tidak bisa mengungkap kematian Rani?" Andrew sudah tidak memanggil sebutan Ayah lagi.

"Kau ini kenapa sih Ndrew? Adik mu itu masih hidup." Juragan Adi nampak kesal.

"Cukup! Mungkin ibu percaya saja dengan ucapan mu, Tapi itu tidak berlaku bagi ku." Andrew membanting sendok makan nya.

Seringai mengejek keluar dari bibir Juragan Adi, Andrew semakin kesal saja membayang kan betapa biadab nya kelakuan pria tua ini.

"Satu persatu antek mu sudah mati di tangan Maharani, Tunggu saja giliran mu." Kecam Andrew.

"Silah kan jika dia bisa datang kesini, Akan ku bakar habis arwah nya." Juragan Adi tak kalah sinis.

Tidak ada sedikit pun rasa penyesalan tersirat dari ucapan pria tua bangka ini, Ia seolah merasa bangga karena sudah bisa menyakiti orang dan tidak mendapat balasan. Lebih tepat nya belum mendapat kan balasan dari Allah.

Juragan Adi pergi meninggal kan Andrew yang masih berdiri menatap nya marah, Satu kali gebrakan saja. Andrew berhasil membanting Ayah nya kelantai rumah yang sangat keras.

Buaaak.

"Apa yang Aden lakukan?!" Pekik Ujang melihat juragan nya kesakitan.

Tulang belakang Juragan Adi beradu dengan lantai sehingga ia sampai sesak nafas sangking sakit nya, Laras juga keluar dari kamar karena mendengar suara gedebuk yang amat kencang.

"Mas kamu kenapa?" Laras sangat panik melihat suami nya yang terbaring di lantai.

"Sa...kit sekali." Keluh Juragan Adi terengah engah.

"Apa yang terjadi ini?" Laras bertanya pada Ujang.

"Aden membanting Juragan dari belakang Bu." Ujang menjawab sambil menatap geram pada Andrew.

Emosi Laras langsung meledak karena hanya mendengar cerita sepihak saja, Lagi pula otak wanita ini seakan tidak sejalan dengan hati nya.

Plaak, Plaaak.

"Anak kurang ajar! Dia itu Ayah mu Andrew." Bentak Laras menggebu gebu.

"Ibu tidak ingin mendengar penjelasan ku?" Andrew bertanya sambil menatap Ibu nya nanar.

Selama ini Laras tak pernah menyakiti nya, Jangan kan menampar. Mencubit sedikit pun tidak pernah Ibu sambung nya ini lakukan, Namun semenjak pulang dari dukun. Tingkah Laras memang berubah jauh, Emosi nya gampang meledak.

"Sudah cukup semua tingkah mu Andrew! Aku menganggap ku seperti anak ku sendiri, Tapi balasan mu ternyata sangat kejam pada putri ku." Laras berurai air mata.

"Apa yang ku lakukan pada Rani bu?" Andrew bingung sendiri.

"Jangan berlagak tidak tau kau! Putri ku pergi karena menghindar dari tingkah biadab mu." pekik Laras histeris.

"Ibu!"

"Tidak usah menyangkal nya! Sekarang pun kau malah mengatakan Rani meninggal karena di perkosa Ayah mu. Kau sungguh keterlaluan Andrew." Laras jatuh kelantai sambil menangis.

Kini Andrew sadar bahwa Ayah nya menghasut Laras dan memfitnah diri nya, Hancur tentu saja Andrew rasakan karena tidak menyangka bila Ayah nya akan sebejat ini.

"Bangsaat kau!"

Andrew kalap dan kembali menghajar Ayah nya yang masih kesakitan, Tinju nya berulang kali menghantam wajah Ayah nya yang telah keriput karena usia.

"Kau yang memperkosa adik ku! Kenapa kau memfitnah ku sialan." Umpat Andrew menghujani Ayah nya dengan tinju.

Ujang sigap memisah kan mereka yang sangat tidak sebanding, Juragan Adi pasti kalah jika menghadapi Andrew. Tendangan Ujang mengarah di pinggang Andrew dan pemuda ini jatuh dari atas tubuh Ayah nya.

"Kemari kau sialan." Andrew pun sangat marah dengan Ujang.

Buaaak.

Malah Ujang duluan yang menghantam wajah Andrew, Pukulan nya terasa sangat kuat di rahang nya. Andrew tidak mau kalah dan kembali membalas dengan menghantam perut Ujang.

Pertengkaran di antara mereka tidak ada yang memisah kan, Seolah mereka memang berharap Andrew kalah dengan Ujang. Laras juga hanya menatap sambil memangku kepala suami nya.

Klentang.

Tongkat besi itu hampir mengenai tulang kering Andrew karena Ujang mengambil senjata untuk mengalah kan anak Juragan nya, Andrew mengambil pisau yang terus ada di pinggang nya.

Ambisi nya adalah membunuh salah satu pemerkosa adik nya, Bahkan jika bisa. Andrew mau membunuh Ayah nya yang selalu berlagak baik, Namun di balik kebaikan nya menyimpan kejahatan busuk luar biasa.

Daak.

Jleep.

Kepala Andrew memang kena hantam dengan tongkat besi itu, Namun nasib Ujang lebih tragis. Karena pisau tanduk loreng menancap di dada dan tembus kejantung. Bahkan Andrew mencabut nya dan kembali menusuk di leher Ujang.

Tak peduli dengan wajah nya yang basah akibat darah, Darah milik nya sendiri karena jidat Andrew yang bocor akibat di pukul dengan besi. Dan darah nya Ujang yang mengucur keluar.

"Mampus kau jahanam!"

Ujang yang sudah ambruk itu masih saja terus Andrew hujani dengan pisau, Hingga daging Ujang ikut keluar juga karena tarikan pisau yang amat brutal.

Rasa kepuasan sangat bisa Andrew rasa karena berhasil membunuh penjahat ini, Senyum setan keluar dari bibir pemuda tampan ini. Santai nya ia masuk kedalam kamar sambil mengedip kan sebelah mata kepada mereka semua.

"Bagai mana ini Juragan?" Jajak ketakutan melihat mayat teman nya.

"Segera bersih kan mayat dan darah itu, Kita akan mengurus nya besok." Titah Juragan Adi.

Ketika mereka sedang membersih kan darah yang berserakan di lantai, Tiba tiba saja pak Mus datang dengan wajah cemas. Di tambah melihat kejadian di rumah Juragan Adi.

"Ada apa Mus?" Tanya Juragan Adi berusaha duduk enak karena tulang ekor nya masih sakit.

"Apa Delon dan Dery ada di sini Juragan?" Tanya pak Mus.

"Tidak ada! Mereka juga kan tidak ikut melayat kerumah Diah." Sahut Juragan Adi.

Semakin bertambah rasa cemas di hati pria tua ini, Ia tadi sudah melihat kedalam Pura. Tidak ada apa pun di sana, Bahkan Denis yang di pasung pun sudah hilang entah kemana.

Tiga putra nya menghilang dengan waktu yang sama, Ia takut terjadi hal buruk. Tentu nya bukan khawatir untuk Denis, Karena ia merasa Denis akan menjerumus kan nya kedalam bahaya.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒃𝒊𝒔𝒂" 𝑨𝒏𝒅𝒓𝒆𝒘 𝒋𝒅 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒌𝒍 𝒈𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒂𝒉 😱😱😱

2024-04-27

0

A B U

A B U

lamjut

2024-04-04

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Andrew jangan kau kotori tanganmu dengan menghabisi mereka,biarlah dibalas dengan Maharani sendri ndrew..

2024-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!