Pura

Tidak ingin bertemu hantu itu lagi, Andrew berlari pontang panting tanpa melihat jalan nya benar atau salah. Ia malah berlari memasuki hutan yang lebat, Seharus nya Andrew memilih jalan kanan, Namun pemuda ini masuk kejalur kiri.

"Aarrkkhh."

Karena tidak hati hati dan tidak memperhati kan jalan, Andrew terpeleset dan tergulung gulung kedalam lumpur yang ada air nya sedikit. Bau nya pun sama dengan hantu yang mendatangi nya tadi.

"Hueeekk."

Kali ini Andrew tak kuat lagi menahan bau yang sangat memual kan perut ini, Ia memuntah kan isi perut nya. Bentu nya pun sudah tidak bisa lagi di tanya, Ia segera berlari dan sampai lah di sebuah pura yang sangat seram.

"Opo meneh iki?!" Andrew sangat lelah dengan kejadian yang menimpa nya.

Tanpa sadar bahwa yang sudah memutus benang yang selama ini sangat di jaga, Sesajen di sana membusuk hanya dalam sekejab mata saja. Padahal barusan bisa Andrew lihat, Bahwa buah nya masih segar semua.

Di dalam pura pun ada sebuah kolam yang di tumbuhi rumput, Andrew segera menjauh karena firasat kembali tidak enak. Ia sungguh tidak tahu bahwa hidup nya akan segera berubah drastis.

Tak lama Andrew meninggal kan tempat ini, Mang Ujang dan mang Jajak datang dengan senter besar. Mereka berdua tampak kaget melihat keadaan pura yang sudah demikian. Aura gelap sangat terasa sekarang, Mereka yang paham dunia ghaib pun segera pergi karena tidak nyaman.

"Cepat temukan aden, Kita bisa bahaya jika terlalu lama di sini." Ujar Jajak.

"Ini bekas sepatu aden seperti nya." Ujang mengikuti bekas sepatu.

Mereka agak sedikit berlari meninggal kan Pura yang menjadi momok menakut kan selama satu tahun ini, Sementara itu Andrew terus berlari sambil ketakutan.

Suara tangisan hantu wanita itu terngiang ngiang dalam kepala nya, Seolah meninggal bekas yang mendalam. Bahkan Andrew juga menangis sedih, Walau sejujur nya ia juga bingung kenapa ia jadi begini.

"Ya Allah aku semakin kemana ini?" Andrew mengusap wajah nya yang basah oleh air mata dan juga gerimis.

"Hidup sendirian membuat ku menangis....Hidup bersama malah membuat ku mati."

Suara nyanyian yang menggema dalam hutan membuat Andrew kaget bukan kepalang, Lagi pula ia tidak pernah mendengar lagu yang seperti itu. Di bacang pohon jati yang amat tinggi, Hantu itu duduk sambil menggoyang kan kaki nya.

Tatapan nya lurus kepada Andrew yang terpaku, Nyanyian itu terus di ulang ulang sambil di selingi isak tangis yang amat pedih. Seolah hantu ini punya kisah yang sangat kelam semasa hidup nya.

Kaki Andrew tak sadar berjalan maju dan tidak tahu bahwa di bawah sana itu adalah jurang, Ia tetap menatap keatas memperhatikan hantu yang menyanyi.

Seerr.

Selarik angin dan di sertau bau bangkai mendekati Andrew, Hantu ini tidak mau jika Andrew sampai masuk kedalam jurang. Ia berdiri mengambang di hadapan pria kota ini.

"Tolong aku....Hanya kamu yang bisa menolong ku mas." Hantu ini kembali minta tolong sebelum menghilang.

"Kenapa kau mengganggu ku?" Andrew bertanya dengan suara gemetar karena takut.

Slaap.

Hantu itu menghilang tanpa menjawab pertanyaan Andrew, Yang membuat jantung Andrew berdegup ia lah. Saat hantu itu menghilang, Ada sebuah tangan hitam besar yang menarik nya.

"Apa ini ya Allah? Ada apa ini sebenar nya." Panik Andrew karena hati nya sangat cemas.

Andrew gelisah karena takut hantu wanita itu tersakiti, Seolah itu adalah sanak saudara nya yang akan celaka. Jelas sekali bahwa hantu tadi tersenyum kepada nya sebelum menghilang.

"Perasaan apa ini? Kenapa aku cemas kepada nya." Andrew sangat bingung kepada diri nya sendiri.

Selagi Andrew yang bingung pada hati nya, Dari kejauhan tampak cahaya senter yang mengarah kepada nya. Mereka semakin mendekati Andrew yang masih bingung melongo sendirian.

"Aden! Kenapa berdiri di tepi jurang?" Ujang menarik anak tuan nya.

"Ya Allah!"

Tentu saja Andrew kaget karena tiba tiba saja pundak nya di tarik orang dari belakang, Padahal ia masih kebingungan dengan yang baru ia saksikan.

"Ayo kita pulang den! Jangan masuk hutan ini lagi." Cemas Ujang.

"Bagai mana kalian bisa menemukan ku?" Tanya Andrew.

"Kami mengikuti jejak sepatu aden, Untung nya tidak terjadi apa apa." Jajak nampak sangat cemas.

Selama di bonceng dengan sepeda motor oleh Ujang pun, Andrew tetap diam karena pikiran nya sangat terganggu dengan pemandangan tadi. Ia merasa kehilangan setelah hantu gadis itu di tarik oleh tangan hitam.

Andrew menoleh kebelakang karena berharap ada gadis itu, Namun hanya kegelapan malam saja yang terlihat. Entah lah, Rasa nya Andrew sangat kecewa dan cemas.

...****************...

Sampai rumah, Andrew langsung di sambut oleh ayah dan ibu nya. Mereka khawatir karena Andrew sangat lama sampai nya, Sampai pukul satu malam sekarang.

"Ibu kok semakin kurus saja to?" Andrew mencium tangan ibu tiri nya yang sudah ia anggap seperti ibu kandung.

"Ibu kangen adik mu, Entah bagai mana nasib nya tidak ada yang tau." Sahut Laras.

"Sabar ya bu, Nanti aku akan berusaha mencari nya." Janji Andrew.

"Kalau pun sudah meninggal, Ibu ingin melihat jasad nya Drew." Lirih Laras dengan hati yang pedih.

Andrew memeluk Laras agar ibu nya ini tenang, Ia memang bertekad untuk mencari Maharani yang telah menghilang selama satu tahun ini. Selama ini Andrew juga mencari sebenar nya, Namun sambil di selingi bekerja.

"Kamu istirahat ya, Besok ibu akan masak buat kamu." Ujar Laras.

"Iya bu, Ibu juga tidur ya." Ucap Andrew.

Laras mengangguk sambil tersenyum dan masuk kedalam kamar nya, Andrew juga masuk kedalam kamar dan segera membersih kan diri. Namun pikiran nya tetap mengarah pada hantu gadis itu.

"Tidak ya Allah! Ku mohon itu bukan Maharani." Andrew tak bisa menerima cetusan dari hati nya sendiri.

Sementara itu Adi sedang berbicara pada kedua anak buah nya yang tadi menjemput Andrew di hutan, Mereka tampak cemas sehingga Juragan Adi juga ikut cemas.

"Apa kalian bilang! Kenapa benang tangkal bisa putus." Kaget Adi.

"Sungguh kami tidak tau tuan, Hanya saja bekas sepatu Den Andrew ada di sana." Jawab Jajak.

"Tidak mungkin Andrew bisa memutus nya, Bisa bahaya." Adi juga cemas sekarang.

"Sebisa mungkin saya sudah menyambung nya, Namun kita harus meminta yang baru dari mbah Kuncoro tuan." Usul Ujang.

"Besok aku akan kesana, Pura itu harua di jaga." Ujar Adi.

Mereka pun berencana untuk pergi kerumah dukun Kuncoro besok, Setelah itu Adi pun masuk kedalam kamar nya dengan pikiran yang belum bisa tenang.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒈𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒍 𝑴𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒅𝒊 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 🤔🤔🤔

2024-04-27

0

Sekar Sekar

Sekar Sekar

sepertinya hilangnya Maharani ad hubungan nya dngan ayah tirinya

2024-04-05

0

A B U

A B U

next

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!