Pertahanan Sherly

Hembusan angin kencang yang disebabkan om gende itu menarik semua roh yang terpisah dari raga mereka, tak terkecuali Sherly and the gangs. Mereka tak dapat menahan tarikan dari mulut si Gende yang seperti vacum cleaner itu.

Tapi, ada yang aneh. Saat yang lain tertarik masuk, justru Sherly seorang diri yang tak bergeming dari tempatnya Iia seperti ada yang menahan diam di tempatnya.

"Sher, elu kok gak terpengaruh sih?!" tanya Dika sambil memegang tangan kirinya.

"Iya sih, apa karena jurus tapak Budha Julai yang elu miliki sampai sekuat ini?!" Indra yang ikut berpegangan di tangan kanannya.

"Kalo gitu kita berpegangan aja pada Sherly," kata Hendri sambil memegang tangan Dika dan Indra yang satunya lagi.

"Gue juga gak tau sih kenapa cuma gue yang gak terpengaruh." samar suara Sherly terdengar di sela angin.

Wuuuuuuuuiiiiisshhh

Si om Gende itu menarik semuanya makin kencang dan sekuat tenaganya.

"Aaaaaa!" Jeritan mereka semakin kencang dan langsung memeluk tubuh Sherly berbarengan.

Bayangin satu ditengah tiga orang (four in one.)

Semua roh anak buah Agung satu persatu tertarik ke mulut lebarnya om Gende, mereka berteriak minta tolong, tapi tak ada yang menolong.

"Makin kenceng, apa lu masih kuat Sher nahan kita semua?" tanya Indra.

"Gue gak yakin kalo kalian meluk erat kaya gini, bikin gue jatoh kali. Apalagi kalian goyang-goyang."

Posisi berdirinya tak stabil karena efek mereka yang bergoyang akibat tarikan angin itu.

"Anginnya kenceng banget, ini udah gak wajar. Longgar dikit kita akan tertarik ke mulut lebarnya seperti mereka!" teriak Dika.

"Iya, kalian benar. Ini sudah gak wajar dan kita harus lakuin sesuatu!" teriak Hendri.

"Hentikan semuanya bodoh, cepat! Kalo tidak, kita semua akan masuk ke dalam mulut baunya si besar peliharaanmu itu." ucap dukun yang katanya sakti mandra encangnya bang doel, eh mandra guna.

Elah, gitu aja sewot.

"Kalo aku menghentikannya, mereka akan kabur. Kamu 'kan dukun sakti, kenapa tak bisa mengontrol tubuhmu supaya tak terpengaruh?" teriak Agung yang rohnya sudah keluar dari raganya karena tertarik oleh angin si Gende.

"Apa kamu milih mati dan tak bisa bereinkarnasi lagi, heh?" Si Dukun kesal dengan tuannya itu.

"Sialan, kita percuma bertahan, ternyata mereka tak bergeming! Anak perempuan itu mempunyai sesuatu sehingga dapat menahan hisapan si gede peliharaan ku." ujar Agung yang terus memperhatikan mereka semua.

Agung menggoyangkan cincin tengkoraknya lagi ke atas sambil membaca matra penjinak untuk menghentikan si gede peliharaannya.

"Kau coba menghentikan ku, Agung?" tanya si gede kepada tuannya karena angin kencang yang mulai berhenti.

"Kau bisa menarik kami ikut masuk ke dalam mulutmu, mahluk bodoh!" Suara lantangnya membuat Genderuwo itu marah.

"Kau mengataiku bodoh, manusia serakah? Sebenarnya yang bodoh itu kau, demi keuntungan mu sendiri, kau menjual diri kepada sebangsa kami, mengorbankan orang yang tak berdosa bahkan keluargamu sendiri kau jadikan tumbal" tutur si gede.

"Apa kau tidak takut jika suatu saat nanti kau mati akan kami jadikan budak, sama seperti kau memperbudak kami semua sekarang?!"

"Hahaha, aku tak 'kan pernah mati, aku kekal abadi. Kau mahluk rendah cukup merendah saja dan aku akan memerintahkan supaya kau segera menghabisi mereka semua." Dengan congkahnya Agung melangkah dan membusungkan dada.

"Jika kau tak mau, aku akan menyiksamu di dalam sini!" sambungnya sembari memperlihatkan botol kecil.

"Jangan, jangan, Tuan! Aku akan menyelesaikan tugasku dan akan menghabisi semua yang menghalangi jalanmu itu." Si gede menyatukan kedua tangannya dan memohon ampun setelah melihat botol kecil yang dipegang Agung.

Blugh...

Semua jiwa yang keluar dari raganya menyatu kembali setelah mantra penghentian Agung.

"Aduh sakit tau! Gue gak kuat," rengak Indra.

"Iya cepetan minggir, kita udah gak kuat! Engap," Hendri juga meminta.

"Gue gak sakit tuh." Dika dengan santai malah menyangga dagunya menggunakan tangannya di atas tubuh Hendri.

"Elu gak bakal sakit, yang nindihin cuma tubuh Sherly yang kecil. Lah gue ditindih kalian bertiga," Suara Indra yang tertahan karena engap berada di posisi terbawah.

"Sorry ... sorry, gue gak tau kalo gue di atas kalian. Pantesan gue gak ngerasa sakit, maaf ya. Hehe!" Sherly tak enak buru-buru turun dari tumpukan ketiga teman lelakinya itu.

"Gak apa-apa kok, Sher, jangan gak enak gitu. Coba kalo tadi gue balik badan ya, mesti enak posisinya." Dika meracau tak jelas sambil berdiri.

"Maunya elu itu mah!" Indra menggeplak kepala Dika.

"Sialan lu, kebiasaan kalo udah maen tangan." Dika membalasnya.

Posisi telungkup menyilang Indra paling bawah ditindih Hendri dan diatasnya ada Dika. Paling atas lagi Sherly yang terlenteng di atas Dika.

"Hei bocah ingusan, kalian ini mengganggu saja pekerjaan kami." Ucapan Agung menghentikan perkelahian mereka.

"Wadaw, kita dibilang bocah ingusan, Ndra!" seru Dika.

"Biarin kita bocah ingusan, kita emang bocah, dari pada situ Bapak tua ingusan. Wlek." ledek Indra.

"Anak-anak nakal ini! Ayo serang mereka!" Perintahnya kepada anak buah yang kembali ke raganya seperti mereka.

"Hiyaatt!"

"Wuuhh!"

"Wattaaaww!"

Mereka segera memasang kuda-kuda dan terjadilah pertarungan antara semuanya.

Sherly, Dika, dan Indra memang jago bertarung karena mereka menguasai ilmu beladiri. Sedangkan Hendri sendiri seorang polisi intel yang mengharuskan ia bisa bela diri.

Perlawanan yang sengit dari mereka semua membuat kewalahan para penjahat, walaupun mereka membawa pisau, pedang, tongkat dan pistol.

Cress

Sebuah pedang tajam menggores punggung Dika yang dilakukan orang yang berada di belakangnya.

"Argh!" Dika tersungkur dengan luka yang cukup dalam, darah mengucur keluar dari luka yang tergores.

"Dika!" pekik ketiga temannya.

"Ya Tuhan, darahnya banyak banget!" Sherly duduk dan memeriksa keadaan temannya.

"Kurang ajar kalian semua!" Indra yang marah langsung menyerang mereka dengan ganas membuat semua kewalahan.

Duk ... duk

Tongkat kayu itu menghantam tubuh Indra dengan keras, membuatnya tersungkur ke tanah dengan luka di wajah, tangan, kepala dan sudut bibir yang berdarah karena pukulan mereka.

"Aww ... aww ... akh ... sstt!" Bukan cuma satu tapi tiga orang yang memukulnya membuat Indra tak sanggup melawan.

"Indra!" Hendri menghentikan pukulan mereka dengan menerjang dan menendang mereka semua.

Saat Hendri sedang sibuk melawan mereka, tiba-tiba ...

Dor dor

Dua buah tembakan dilepaskan ke arahnya dan mengenai bahu kiri dan kakinya membuat Hendri terjatuh dengan darah mengucur.

"Tidak!" Sherly berteriak di antara ketiga temannya yang tergeletak, bingung harus berlari kearah mana.

"Dika, Indra, kak Hen, bangun!" Ia meneriaki nama teman-temannya.

"Uluh uluh uluh, kacian gadis manis ini, temennya pada terluka, ya!" Agung mendekati Sherly yang terduduk dan menekan kedua pipinya.

"Jangan dekati dia, tua bangka!" Dika mencoba merangkak mendekati mereka.

"Kau mau apa pemuda jagoan?!" tanya Agung meremehkan. "Lihatlah kondisimu saat ini, sudah tak berdaya dan tak berguna." Agung menginjak punggung Dika yang tergores pedang membuat si empunya memekik kesakitan.

"Aaaakkhh!" Darah keluar lebih banyak karena orang tua itu menekannya dengan kuat.

"Tidak, jangan lakukan itu!" Sherly mendorong Agung yang sedang menginjak punggung Dika dengan satu kaki yang ditekankan.

Sherly langsung duduk dan menangis sambil memangku kepala Dika. "Jangan pernah membahayakan nyawa lu, Dik! Gue bisa jaga diri kok, hiks." Ia mengelus kepala Dika dengan lembut.

"Jangan menangis gadis bodoh, lu harus kuat. Lawan semua orang jahat itu dan ingat jangan pernah menyerah sama mereka, oke!" lirih Dika menyemangati Sherly.

"Gue janji gak akan pernah menyerah, Dika. Demi kalian semua." Sherly berdiri dan melirik mereka semua, menghitung jumlah mereka semua yang ada belasan orang.

"Kau perduli padanya, gadis kecil? Coba ku lihat jika ini terjadi pada yang lain." Orang itu berjalan dan mendekati Hendri. "Bagaimana dengannya?!"

Orang itu menginjak kaki Hendri yang tertembak membuatnya memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya karena menahan sakit.

"Oh, kau tak mengeluarkan jeritanmu sama sekali ya. Bagus nak, kau cukup kuat!" pujinya kepada Hendri yang diam saja menahan rasa sakit itu.

"Berhenti pria tua yang jahat, lawan aku sekarang juga!" Sherly mempersiapkan dirinya dengan memasang kuda-kuda dan mengepalkan tinjunya.

"Hahaha, mau mencoba melawanku, gadis manis? Cukup menarik." Agung tertawa dengan nada meremehkan. "kalian semua serang dia, jangan beri ampun!" perintahnya kepada semua anak buahnya.

"Kuasa tujuh, hiyaaaatt!" Sherly melawan semua dengan sebuah tongkat yang ia ambil dari anak buah yang kalah. Ia menendang, menerjang bagaikan kesatria baju hitam, kuat dan tak terkalahkan, hahaha.

"Bocah cilik, kau hebat juga ya. Baiklah, kita lihat seberapa hebat kau gadis kecil!"

"Saatnya kau beraksi peliharaanku, mereka semua untukmu, terutama gadis kecil itu. Silahkan kau nikmati!" Agung menggerakan lagi cincin tengkoraknya sambil komat kamit.

"WUAHAHAHA, BAU DARAH YANG ENAK MEMBUATKU LAPARR!" Si gede peliharaan Agung tertawa menggema setelah tuannya memberikan perintah langsung kepadanya. Ia bergerak setelah mantra yang dibacakan tuannya.

"Astaga, gue lupa masih ada si om Gende," gumam Sherly disela pertahanannya. "Baiklah om Gende, gue akan melawan lu sekarang!" seru Sherly dengan gaya super hero nya.

Jangan lupa, like, komen, dan vote sebanyaknya.

Matur nuwun😘😘

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like

2021-02-20

0

BELVA

BELVA

aku absen kembali pagi ini

2021-02-15

0

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Dapat salam dari "Belong to Esme"

2020-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!