Sherly kembali dengan wajah tegang, dan membuat teman-temannya khawatir.
"Elu kenapa beib, kok pucet gitu?" Tanya Iren setelah mereka kembali ke dalam mobil.
Gadis itu menutup wajahnya dengan telapak tangan, membuat mereka semakin khawatir. "Ta-tadi itu ngeri banget, guys. Gue gak bisa bayangin." Ucapnya gemetaran.
Melihat Sherly ketakutan, Geri pun mengusulkan untuk pulang dan diiyakan oleh mereka semua. Tanpa bertanya lagi, Dika melajukan kembali mobil di jalan beraspal setelah jalurnya kembali normal.
Sepanjang perjalanan, Sherly hanya diam tak bersuara. Mereka berempat hanya saling melirik satu sama lain, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Karena suasana menjadi senyap, Indra mencoba membuka suara. "Sebenarnya tadi ada apaan sih, Dik. Ampe macet gitu?"
"Kecelakaan!" Jawab Dika singkat. "Anehnya, kecelakaan itu terjadi setelah pembangunan jalan tol baru." Lanjutnya lagi.
Sherly ikut menimpali. "Ngeri banget deh, sumpah!" Sontak semua mata menoleh padanya. Melihat tatapan mereka, Sherly tahu jika mereka semua penasaran. Dia pun mulai bercerita.
flashback
Sherly dan Dika turun dari mobil untuk melihat keramaian yang terjadi di depan sana. Keduanya merasa penasaran karena sampai membuat kemacetan yang panjang.
Saat bertanya kepada salah satu warga, akhirnya mereka tahu penyebab terjadinya kemacetan. Yaitu, kecelakaan.
Anehnya, kecelakaan itu terjadi setiap akhir minggu dan sudah sampai sebulan ini. Korbannya, sudah lebih dari tiga belas orang. Semenjak, pembangunan jalan tol di lakukan.
Mereka curiga kepada pria botak dengan tubuh gempal-nya, yaitu pemborong jalan. Kemungkinan, mereka mengambil tumbal untuk pembuatan jalan baru yang menjadi penghubung antar kota.
Di penglihatan Sherly, darah bekas orang kecelakaan yang berceceran di jalan itu, sedang di jilati mahluk yang mengerikan dengan wajah hitam dan mata merah menyala. Badannya yang tinggi dan gede, serta rambut yang gimbal.
Setelah mereka menjilati darahnya, mereka mengkerubuti jasad korban kecelakaan dengan mengambil organ dalam secara ghaib dan tidak terlihat oleh manusia biasa. Walaupun mereka memakannya, tapi organ itu tetap berada di jasadnya jika dilakukan autopsi.
Setelah puas memakannya, mereka menyeret roh korban kecelakaan yang meronta-ronta itu menuju tempat proyek pengerjaan jalan. Mereka mengikatnya dan mengubur di bawah coran jalan, lalu menyiram dengan aspal dan meggilasnya.
Jerit tangis roh para korban kecelakaan itu, begitu menyayat hati bagi yang mendengarkan. Namun, tidak bagi para makhluk yang hina itu. Mereka tertawa melihat para arwah gentayangan yang tak berdosa itu, mengalami penyiksaan yang luar biasa.
Walaupun mereka sudah menjadi roh, tapi mereka tak bisa melakukan apapun. Karena, si pemborong menggunakan jasa dukun sakti yang bisa mengendalikan roh jahat sekalipun.
Sherly tak kuasa melihat penyiksaan mereka, namun dia tak bisa melakukan apa-apa. Dia tak tahu harus berbuat apa untuk membebaskan para roh tak berdosa, dari cengkraman iblis milik si pemborong.
Melihat ada orang yang memperhatikan, iblis itu menyeringai dengan menampakan wajah seram yang penuh amarah. Iblis itu seakan tahu jika Sherly memiliki sesuatu yang istimewa. Dia tersenyum membuat Sherly semakin ketakutan di buatnya.
Dika terkejut melihat Sherly yang bergidik ketakutan dengan wajah sangat tegang. Ia mengusap pelan punggung Sherly dan bergegas membawanya kembali ke dalam mobil.
▪▪▪▪
"Jadi, kecelakaan disini itu memang sudah menjadi rencana si pria botak?" Tanya Geri.
Sherly mengangguk mengiyakan pertanyaan Geri. "Dan lagi, dia meminta tumbal yang banyak untuk pembangunan itu!" Tutur Sherly lagi.
"Gila tuh orang, apa dia gak takut dosa ya?" Emosi Indra meluap.
"Orang kaya gitu gak bakal takut dosa kali, Ndra. Bagi mereka, yang terpenting itu duit." Timpal Dika.
"Gue jadi kasihan sama keluarga korban. Mereka mengubur jasad yang tak utuh karena keserakahan dan kekejaman orang itu. Dasar, pria kurang ajar, tuh orang!" Iren ikut berkomentar.
"Mereka pasti jadi arwah penasaran dan bergentayangan di alam bawah tanpa di terima bumi." Timpal Dika lagi.
Mendengar ucapan teman-temannya, Sherly hanya diam dan membenarkannya. "Pasti. Tapi bisa gak, elu bawa mobilnya cepetan dikit. Lama banget sih, kaya keong!" Gerutunya kesal pada Dika.
"Tentu dong, beib. Sesuai perintah lu, gua bakal ngebut kali ini. Bahkan, lebih cepat dari pembalap F1." Seru Dika langsung menuruti perintah Sherly.
Mobil bergerak lebih cepat dari tadi. Mereka sampai berteriak histeris karena kelakuan bocah sengklek bernama si entong itu. "Bisa pelan gak sih, tong! Gua pengen muntah." Teriak Iren sambil membekap mulutnya.
"Kagak bisa. Ini permintaan khusus dari beib Sherly!" Ujar Dika menambah kecepatannya.
"Gua bisa mati muda ini mah!" Teriak Iren lagi yang tak bisa menahan debaran jantungnya karena laju mobil yang begitu cepat.
Sementara itu, Sherly hanya tertawa melihat Iren yang ketakutan dengan wajah pucat pasi. "Peluk Indra apa Geri, gitu!" Ledeknya.
Iren membulatkan mata mendengar candaan temannya. "Ogah. Bisa langsung mati kalau peluk mereka!"
"Mati karena jatuh cinta sama gue, ya gak apa juga kali, Ren!" Ledek Indra.
Iren langsung menoleh ke arah Indra. "Maksud, lu? Hello, Indra. Kita gak sedekat Sherly sama Dika yang panggilannya udah beib. Tapi gue sangsi sebenernya, Sher. Dika panggil beib bukan kependekan dari beibek, kan?" Cibirnya pada kedua orang yang berada di jok depan.
"Hus, ngawur lu. Beib itu artinya, gue sayang sama Sherly." Kata Dika tak terima.
"Elu sayang sama gue?" Dika mengangguk dengan pertanyaan Sherly. "Iiih, so sweat. Gumus, deh!" Memukul pelan lengan Dika dengan wajah sok imut.
Indra dan Geri melengos mendengar rayuan Dika. "Jangan bangga kalau di sebut sayang ama Dika, Sher. Kemaren aja, gue maen ke rumahnya pas dia makan kue. Kue jatoh ke lantai dia pungut lagi. Katanya, sayang ... belom lima menit!" Terkekeh meledek temannya.
"Terus deh, ngeledek gue. Elu berdua kagak bisa dukung usaha gue, apa?" Dika memberengut kesal.
Geri tertawa melihat tingkah lucu Dika. "Hahaha. Maafin kita, deh. Kita gak tahu kalau ada yang mau pedekate. Iya gak, say!" Tangan Geri merentang ke belakang Iren, membuat gadis itu maju sedikit ke depan.
"Say apaan, lu? Sayur? Sembarangan!" Ketus Iren tak terima.
"Kenapa sih bu, sensi amat ama gue? Sherly aja yang dipanggil beib, dia malah seneng! Kok elu nyolot, sih!" Perkataannya malah mendapatkan jitakan dikepala. Bukan ulah Iren, melainkan tangan Indra yang mendarat dengan mulus.
"Aduh woy, sakit dodol. Elu mah kekerasan mulu ih. Kalo ada kantong ajaib doraemon, gue mau minta pintu kemana saja. Terus, gue melambaikan tangan ke kamera. Gue nyerah deh!" Ucap Geri sedikit berlebihan.
Dika malah tertawa melihatnya. "Hahaha. Udah lah, Ger. Kita itu harus saling mengerti. Jangan kaya tukang parkir yang sedikit-sedikit teriak, balas ... balas. Itu tandanya, pendendam!" Lerai Dika.
"Balesnya tukang parkir, jelas dia lagi markirin. Lah elu, kalo gue bales jitak elu geplak. Gue cubit, elu jambak. Mainannya udah kaya emak emak gelut, jambakan mulu. Udah kaya emak-emak komplek!" Perkataannya di sambut tawa oleh mereka semua.
"Kok elu tahu mainan emak-emak, jambakan mulu?" Tanya mereka sambil tertawa.
"Gue sering liat tetangga gue kalo suaminya ketahuan lagi ama cewek, tuh cewek di jambak lah terus dia bales. Model kaya gitu lah!" Jelas Geri.
Indra ikut menimpali. "Gak asik tu emak kalo masih main jambakan. Kaya emak gue donk, liatin si abah ngobrol ama cewek, dia bawa sapu sama seember air." Kata Indra congkah.
"Cih. Emak lu itu mau ngelabrak apa nyari pembokat, sih! Masa, bawa barang gituan."
"Jangan salah! Itu jurus jitu buat ngatasi pelakor." Kata Indra lagi.
Mereka memicingkan bibir mencibir ucapan Indra. "Jurus jitu katanya."
Indra kemudian menjelaskan cara emaknya untuk mengatasi pelakor dengan jurusnya. Dengan hebohnya. ia memperagakan seorang emak yang sedang marah besar jika melihat suaminya sedang di goda wanita lain. Dengan alat kebersihan yang dia sebutkan tadi, Indra memberitahu cara menggunakannya.
Mereka bertepuk tangan mendengar cerita heboh dari Indra. "Weits, hebat bener emak!" Puji mereka sambil bertepuk tangan.
"Sapu buat gebuk palanya, terus air di ember bekas cucian buat nyiram mukanya. Asli, kabur tuh pelakor!" Jelas Indra mengakhiri ceritanya dengan sangat bangga.
"Kalau gue di gituin, ya. Gue mau bilang, kenapa elu bawa sapu sama ember? Mau ngelamar jadi pembantu gue, apa?" Kata Iren terkekeh.
"Yaelah Ren, lagaan elu. Jangankan jadi pelakor, cowok aja yang deket cuma kita doank! Mau rebut cowok siapa? Yang jelas di samping lu aja, dianggurin!" Ledek Dika.
"Ih Dika, itu cuma perumpamaan tau. Ogah banget gue jadi pelakor, Bisa mati gue kalau harus ngadepin cewek model emaknya Indra." Kata Iren lagi.
"Gak akan pernah terjadi dong, Ay. Kan emak bakalan ngajarin jurus jitu sama menantunya!" Tutur Indra menaik turunkan alisnya.
"Maksudnya?" Tanya Iren gak ngerti.
"Percuma lu kuliah tinggi, kalo gitu aja kagak tau!Itu kode, nyai." Ucap Geri gemes.
Iren tersipu mendengar ledekan Geri. "Haish, paan sih lu? Ya gue gak ngerti lah, secara omongannya udah nyangkut menantu aja!Pacaran aja belum, udah jadi mantu." Iren terlihat malu-malu.
Sontak mereka tertawa meledek. "Uhuy, roman-romannya ada yang bakal jadian nih!"
"Jangan lupa pajak jadiannya, ya." Tambah mereka lagi.
Indra mendelik sebal. "Pdkt pajak, Jadian pajak, tunangan pajak, kalo kita married, gue bangkrut dah buat bayar pajak elu pada." Indra melengos.
"Elu mikir kejauhan Ndra! Nembak aja belum, udah mikir married." Ucap Iren keceplosan, kemudian menutup mulutnya. "Ups,"
Mereka semakin gencar meledek. "Ahihi. Lanjut, Ndra. Tembak langsung!"
Yang di ledek tentu terlihat malu. "Masa di mobil, sih!" Menggaruk tengkuknya sambil cengengesan.
"Bener tuh. Kita mampir dulu ke restoran, lah. Makan-makan dulu, biar sah tuh jadiannya. Biar pajak yang nanggung pemenang!" Usul Dika dan Sherly.
"Weh, udah berasa main door prize aja. Pake pajak di tanggung pemenang segala."
"Sekali-sekali, Ndra. Kan gak tiap hari ini, elu traktir kita makan." Ujar Geri terkekeh.
"Terserah elu semua, dah. Yuk, makan!" Ucap Indra pasrah sambil melirik isi dompetnya. "Yaelah, dompet gue menipis kali ini!" Gumamnya sedih.
Sedangkan Iren terlihat malu-malu, dan temannya yang tiga lagi malu-maluin. Karena dengan girangnya mereka masuk kedalam restoran dan memesan banyak makanan.
Hahaha.
___&&____
**Gimana nih? Setuju gak kalau Indra dan Iren, sedangkan Sherly dan Dika?
Lanjut ya, gaes**!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Dearest
naga2nya bakal ada yg jadian nih/Drool/
2024-08-12
1
RayaBumi
triple like untukmu thor, salam hangat dari Two Times, sukses selalu 💕
2021-01-28
0
Vie
keren kak
semangat buat up.nya ya
ditunggu feedbck ya:)
2021-01-17
1