Dia berlari kesana-kemari dengan tak tentu arah. Terpontang-panting sampai tercebur kesungai, dengan aliran arus air yang cukup deras. Bebatuan yang besar disekitar sungai, menyelamatkan dia dari terseret arus.
Apakah akan mati, atau ada yang menolong? Entah lah! Berbaiklah pada nasib, biar dia yang menolong disaat titik terakhirmu.
"Apa ini takdir yang harus gue terima, kalo gue harus mati disini dengan tenggelam?" Rasanya dia sudah sangat putus asa, sampai tak percaya diri untuk bisa selamat.
"Enggak! Gue gak boleh mati! Gue harus berusaha sekuat tenaga, supaya gue selamat." Tekadnya dalam hati.
Namun, lagi-lagi ia di buat putus asa, dengan keberadaan para sahabatnya.
"Dimana yang lainnya? Kenapa gak ada?" pikirannya terus menerawang ke sana kemari. Dan yang pasti otor pun tak tahu.
Sebuah tangan terulur menggenggam tangan si gadis dengan erat. Dia sempat berpikir, apa ini pertanda jika dirinya akan selamat atau malah dalam bahaya.
"Tooolloooooong ... Toooolloooong! ."Suaranya lirih sampai nyaris tak terdengar lagi.
BYUUURRR
Seember air, terjun bebas membasahi tubuh sang pemilik mimpi.(sekalian aja suruh mandi)
PLAKK
"Woy sherly, bangun lu! Tidur teriak-teriak ga jelas, minta tolong udah kaya diapain aja.
Bikin orang kaget nyampe mikir yang iya-iya" Berbicara setelah menggeplak lengan temennya.
" Ya ampun ... banjir! Tolong, gue bisa mati. Selamatin gue, tolong!" Sherly yang terlonjak kaget, langsung berdiri saat tubuhnya terkena hujan lokal.
Iren yang mendengar ocehan temannya itu, langsung menghentikan aksi gilanya yang sedang melompat terus karena terkejut "Elu belum mati kok, Sher! Asli masih idup. Tuh kaki lu masih napak dan juga disini ga banjir. Cuma gue ... hehehe!" Iren gak bisa melanjutkan kata-katanya sambil memperlihatkan ember bekas nyiram Sherly.
Melihat itu, sontak mata Sherly membulat sempurna. "Astaga, elu nyiram gue?" Pertanyaannya hanya di tanggapi cengengesan saja. "Sialan emang! Elu itu temen macam apa sih?" Hardik sherly kepada temannya sambil mengelap wajah cantiknya menggunakan telapak tangan.
"Gue udah panggil nama lu, goyangin bahu, nyipratin air. Bukannya bangun, elu malah teriak minta tolong. Kenceng banget lagi." Tutur Iren menjelaskan. "Mangap-mangap kek ikan kehabisan aer, tangan ngegapai keatas narik tiang tenda, bikin mau rubuh nih!" Panjang kali lebar penjelasannya, dan untungnya gak pake kali tinggi. "Tadinya kalo belum bangun, gue mau nyuruh si Dika buat ..."
"Buat apa? Jangan macem-macem lu ya." Potong Sherly cepat. "Lagian, kenapa pake disiram segala sih! Kan jadinya basah baju gue! dasar lu, temen kurang di hajar." Gerutunya mencebik sebal.
Iren hanya cengengesan menanggapi gerutuan sahabatnya itu. "Gue kira lu kesurupan, makanya gue siram. Sorry ya! Hehehe." Ucapnya sambil cengengesan mengangkat jari telunjuk sama jari tengah ke depan wajah cantiknya "peace, ah".
Sherly tertunduk lesu mengingat mimpi barusan yang terasa nyata.
Melihat Sherly murung, Iren kembali bertanya. "Lu ga apa kan Sher? Sorry deh, gue gak lagi-lagi oke!" Ucap Iren meyakinkan.
Sherly menoleh sekilas. "Lu gak liat ini tanduk angel gue udah patah satu, gegara lu siram? Kalo ultramen, udah bunyi ting nong ting nong kehabisan baterai!" Hardiknya kesal.
"Eh si neng, pinter amat! Mana ada angel bertanduk, yang ada itu lingkaran putih atas kepala. Devil tuh yang bertanduk." Ujar Renita tak terima.
"Ah sama aja." Ucap Sherly malas.
Iren masih keukeuh. "Idih, di bilangin ngeyel"
Saat sedang ribut kecil, salah satu temannya datang menghampiri. "Elu ga apa-apa kan Sher?" Tanya Dika. "Gue khawatir banget pas Iren bilang, kalo elu ga bisa dibangunin sama sekali!" Ujar Dika lagi.
"Gak apa-apa! Gak usah khawatir, santei ae oke!" Jawab Sherly dengan menarik tangan Iren supaya mengikutinya.
Melihat mereka akan pergi, dengan cepat Dika menarik tangannya. "Elu mau kemana? Perlu gue temenin?"
"Elu gak liat, bajunya basah kaya gitu? Dia mau mandi, lah!" Bukannya Sherly yang menjawab, melainkan Iren yang sebelumnya menepis pelan tangan Dika. "Emangnya elu mau ikut?" Tanya Iren kemudian.
Mendengar itu, Dika cengengesan sambil menggaruk kepalanya. "Kalo boleh sih, hehehe!"
"Pengennya. Huuuuhh!" Serempak mereka mencibir.
Keduanya melangkah pergi ke arah sungai.
Beberapa saat kemudian ...
Sherly celingukan kesana-kemari. "Geri sama Indra keman, Dik? Kok gak kelihatan!"
"Mereka pergi ke selatan gunung, di ajak Rendi. Katanya banyak hewan buruan di sana." Jelas Dika.
"Rendi? Siapa dia?"
"Orang yang kemping di sini juga. Tendanya sebrang sungai, deket pohon gede itu!" Menunjuk ke arah sungai.
DEG
Sebrang sungai, deket pohon gede? Kok kaya mimpi gue semalem, ya.
Wajah cantiknya berubah menjadi tegang menerawang kedalam lamunan. Mengingat apa yang di mimpikan semalam, itu begitu nyata.
Dia sedikit takut, saat bertemu beberapa makhluk halus dengan penampakan menyeramkan. Namun, dia tetap tak percaya dengan hal ghaib seperti itu.
Ah, itu hanya kebetulan saja kali. Gue kan cuma mimpi.
"Ternyata selain kita, ada orang lain yang berani kemping di sini juga lho, Sher. Padahal, dia cuma berdua." Ucap Iren membuyarkan lamunan Sherly.
Sherly mengerutkan dahinya. "Oh, ya. Berani benar, mereka!"
Iren mengangguk penuh semangat. "Heemh, selain keduanya ganteng, mereka juga sangat pemberani. Ouch, jadi bingung mau milih yang mana!"
Mendengar racuan gak jelas Iren, Dika memutar bola mata malas tentu sambil protes. "Eh bocah, lu pikir mereka mau apa sama elu yang somplak, alay, dan gak jelas modelnya. Udah suara lu kaya toa mesjid, badan pendek kaya pohon toge, idung kecil kaya ..."
"Terus aja ngerendahin gue. Entar lu sendiri yang jatuh cinta sama gue, sampe jungkir balik." Renita dengan nada kesalnya.
"No no no. Gak bakalan ya gue terjebak sama cewek modelan lu gini." Ucap Dika sambil menggoyangkan telunjuknya di depan. "Lagian, udah ada cewek spesial di hati gue. Jadi, elu jangan ngarepin gue jatuh cinta!" Imbuhnya lagi.
Gadis itu mendelik sebal. "Ih kocak nih bocah, pede gila. Emangnya elu paling ganteng, apa?"
"Emang nyatanya, gue ganteng abis!" Ucap Dika congkak.
"Iya, gantengnya lu udah abis dimakan rayap. Yang tersisa cuma jeleknya doank, heh!" Ketus Iren tak suka.
Mereka terus saja ribut membuat Sherly pusing. Kelakuan mereka udah seperti anak kecil saja.
"Woi, stop! Gue pusing denger kalian terus ribut. Lama-lama, gue kawinin juga lu berdua!" Ujar Sherly melerai pertengkaran mereka.
"Nikah!" Serempak Dika dan Renita meralat.
"Kalo kawin mah, ayam jago si babeh hampir tiap hari ngejar ayam betina tetangga cuma buat gitu doang!" Ucap Dika.
Sherly terkekeh sendiri dengan perkataannya. "Eh iya, nikah maksudnya. Hehehe. Tuh kompak!"
Iren dan Dika saling melirik, kemudian memalingkan wajah secara bersamaan. "Najong, hemh!"
"Jodoh mana tau, guys. Hahaha!" Ledek sherly kepada mereka berdua.
Dika kesal karena Sherly meledeknya. Dia langsung melangkah pergi untuk mencari kedua sahabatnya. "Yuk ah, cari mereka. Udah kelamaan nih perginya!" Ajaknya pada kedua gadis cantik itu.
Iren mengiyakan ucapan Dika. "Eh, iya juga. Mereka kan perginya dari tadi. Yuk cari!"
Sebelum pergi, Sherly merengek pada keduanya. "Guys, laper nih!" Wajah tak berdaya bertengger di sana sambil memegangi perutnya.
Dika dan Iren menoleh ke arahnya. "Elu mau makan?" Dia mengangguk cepat.
Dika langsung mengambil semangkuk mie instan yang sudah di masak tadi. Dia lupa kalau udah masak buat Sherly saat keduanya pergi ke sungai tadi. "Huh, Astuti. Bangun tidur minta makan." Menyodorkan mangkuk yang langsung di sambut girang. "Yeeeaahh, makan!"
Setelah Sherly puas memanjakan perut, akhirnya ketiganya pergi untuk mencari kedua sahabatnya yang di ajak pergi oleh orang asing yang baru mereka kenali.
*
*
*
Geri dan Indra yang sudah kelelahan mencari hewan buruan yang gak ketemu-ketemu, langsung bertanya pada Rendi dan Iqbal.
"Ren, Bal, dimana sih tempatnya? Perasaan dari tadi kagak nemu-nemu, deh!" Ucap Geri kesal
Rendi dan Iqbal menoleh ke belakang. "Sabar, mungkin di depan sana. Yuk!" Menepuk pundak keduanya dan melangkah terlebih dahulu.
"Kalian berdua kan udah janji sama mereka, kalau mau bawa pulang sesuatu untuk di masak. Yuk ah, cepetan!" Ajaknya lagi.
Geri dan Indra hanya bisa saling pandang tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Memang benar, mereka udah janji. Tapi untuk masuk kesana, rasanya ada sedikit ketakutan di hati mereka. Keduanya tampak ragu untuk melangkah, sebelum Rendi mendorong keduanya masuk.
"Ren, apa tidak apa-apa? Ini kek semacam pintu goa, deh!" Tukas Geri yang ragu.
"Gak apa-apa. Ayo, masuk!" Kata Rendi dan Iqbal sambil mendorong keduanya.
Keduanya di dorong paksa oleh kedua orang asing tersebut sampai ke mulut goa. Namun, sesuatu membuat mereka berhenti, dan tak masuk lebih dalam lagi.
**
"Geri ... Indra ... Dimana kalian?"
Sontak keduanya menoleh. "Eh, lu denger gak? Kaya ada yang manggil kita deh!" Ujar Geri bertanya pada Indra.
"Heemh. Keknya mereka khawatir, makanya sampai nyari kesini!" Kata Indra mengiyakan.
Keduanya berbalik untuk menyahuti saat mendengar teriakan lagi dari mereka. "Kita di sini!"
Ketiga temannya berteriak memanggil nama mereka lagi. "Geri ... Indra ... elu berdua dimana, sih!" Teriakan kencang itu terdengar tak jauh. Malah kini tampak di depan mata.
Geri dan Indra sontak melambaikan tangan saat sudah melihat mereka di sana. "Hei guys, kita di sini!"
Namun, sepertinya ada yang aneh. Lambaian tangan keduanya tak bisa di lihat oleh ketiga temannya yang sedang sibuk mencari.
Ketiganya sudah berdiri di depan mata, namun seolah mereka tak terganggu oleh lambaian tangan keduanya. Mereka terus berteriak memanggil nama Geri dan Indra.
"Geri ... Indra ...!" Mereka terus berteriak memanggil-manggil nama keduanya walau sudah tepat berada di depan mata.
Melihat kejanggalan itu, ada rasa takut dalam diri Indra maupun Geri. "Kok mereka gak bisa liat kita ya, Ren. Ada apa sebenarnya?" Bertanya pada orang asing yang batu mereka kenali.
Tapi, lagi-lagi keduanya di buat bingung dengan menghilangnya Rendi dan Iqbal dari tempat itu. "Lah, tuh bocah dua pada kemana? Rendi ... Iqbal." Namun tak ada jawaban dari kedua orang tersebut.
"Jangan-jangan mereka itu ... Aaaaaaaaaaa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
XiaoLien
Wah semangat ya ceritanya gak ngebosenin ini..👌👍
2021-01-24
1
RayaBumi
double like untukmu thor, salam hangat dari Two Times, sukses selalu 💞
2021-01-13
1
Sekapuk Berduri
😱 like kak
2020-12-24
1