Orang baru

Saat mereka sedang bingung memikirkan tempat yang di maksud, tiba-tiba suara seseorang mengagetkan mereka.

"Saya tahu dimana tempat itu!"

Seorang laki-laki berusia sekitar tiga puluh dua tahun, memakai jaket kulit berwarna hitam dan topi senada, tak lupa kaca mata hitamnya. Lelaki itu berjalan dengan gagah menghampiri mereka. Tampak aura ketampanannya, membuat dua gadis yang berada di situ terpesona.

"Maaf, anda siapa ya?" Tanya Dika yang melihat dua gadis cantik sahabatnya itu, tersenyum dengan mata berbinar melihat ke arah pria asing tampan itu. (Kalo di komik, biasanya di gambarkan pake bintang bersinar)

"Perkenalkan, nama saya Kapten Hendri Prakoso. Polisi Intel pusat!" Membuka kacamata dan mengulurkan tangan nya.

"Oh, seorang polisi intel?" Mereka beroh sambil mengangguk.

"Nama saya, Mahardika dan ini teman-teman saya!" Ucap Dika memperkenalkan diri, kemudian satu persatu temannya.

"Maaf kalo boleh tau, ada keperluan apa ya kapten kemari?" Tanya Indra.

"Saya di beri tahu dari komandan Deni, kalo kalian ini sudah menjadi bagian dari kepolisian karena bisa memecahkan kasus pembunuhan beberapa bulan ini!" Jelas Hendri. "Dan saya juga di beri alamat ini. Apa saya tidak salah masuk, bukan?" Kapten Hendri menunjukan Kartu alamat.

"Oh iya, itu sangat benar. Kapten tidak salah, kok! Kita sudah memecahkan semua kasus dengan bukti lengkap." Tutur Geri dengan membusungkan dadanya. (sombong lu)

"Oh ya? Kalo gitu, buktikan kepada saya bahwa kalian ini bukan anak-anak nakal yang cuma iseng saja!" Cibir Hendri. "Saya bekerja dengan profesional, jadi kalian pun harus seperti itu. Bagaimana?" Hendri duduk dengan menyilangkan satu kakinya.

Perkataan Kapten hendri membuat semua menatapnya.

"Arogan sekali dia?" Bisik Indra dan mereka pun saling menatap.

"Baiklah. Jika kita bisa membongkar kasus beserta barang bukti, apa yang akan kapten berikan pada kami?" Tantang sherly.

Hendri tersenyum sebelum berkata. "Saya akan memberikan penghargaan bagi kalian dan akan merekomendasikan Tim ini ke kantor pusat!" Kata Hendri. "Setelah kalian mendapatkan kerjasama, bukan cuma penghargaan yang kalian dapat, tapi kalian juga akan mendapatkan gaji perbulan untuk setiap anggota. Bagaimana?Menggiurkan, bukan?" Jelas Hendri mengimingi mereka dengan hadiah.

Mereka saling menatap dengan penuh semangat.

"Wow, memang menggiurkan sekali!"

"Pinter banget orang ini merayu kita,"

"Omongannya terlalu berlebihan, gue mah gak percaya!"

"Uh, tetep ganteng walau dalam keadaan apapun."

"Gila nih orang, bisa di percaya apa enggak ya?"

Itulah celotehan bisikan lirih dari mereka berlima, tanpa berani mengutarakannya.

"Ekhem. Apa kalian sudah memutuskannya?" Tanya kapten Hendri membuyarkan lamunan mereka.

"Baiklah, kita akan membuktikannya kepada anda. Walaupun kita sebenarnya selalu berhasil, tapi its oke. No problem!" Dika berbicara dengan percaya dirinya.

Hendri menjentikkan jarinya. "Bagus, saya tunggu pembuktiannya." Kata Hendri. "Oh ya, kalian sedang mencari gudang bekas pabrik minyak bukan? Saya tahu, ada beberapa pabrik yang sudah tidak terpakai lagi. Salah satunya, di kota ini saja ada dua gudang bekas pabrik minyak yang jaraknya cukup berjauhan!" Tutur Hendri kemudian.

"Ada dua dengan jarak yang berjauhan? Wah, gimana ini? Apa kita datengin langsung keduanya?" Geri bingung sambil menggaruk kepalanya. "Apa ada petunjuk lain sher, supaya kita tidak harus mendatangi keduanya? Jauh lho, tempatnya!" Lanjut Geri lagi.

Sherly menoleh ke arah hantu bu Handoko. "Gimana bu? Apa yang ibu ingat tentang kejadian itu?" Bertanya kepada makhluk yang tak terlihat mereka, membuat kapten Hendri tersenyum.

Ibu Han menggelengkan kepalanya. "Saya tidak ingat apapun, nak!"

"Coba diingat dulu, sayang. Apa kamu pernah melihat atau mendengar sesuatu yang di bicarakan mereka?" Ucap suaminya lembut.

"Memang, elu gak liatin sesuatu di penglihatan ibu itu, beib?" Tanya Dika kepada Sherly.

"Penglihatan gue terbatas, jika korban ditutup matanya sampai tempat tujuan." Jelas Sherly.

Semua menghela nafas berat. "Gimana dong?" Mereka pun kebingungan.

"Oh iya, nak. Ibu pernah mendengar sesuatu sebelum mereka membunuhku. Mereka bilang bahwa mayatku tidak akan di temukan siapa pun, karena disini jauh dari keramaian!" Jelas bu Han kepada Sherly.

Sherly pun mengangguk dengan penjelasan ibu itu. "Tempat yang jauh dari keramaian? Apa ada pabrik bekas minyak yang jauh dari keramaian?" Tanyanya pada kapten Hendri.

Hendri tampak termenung. "Semua pabrik minyak di daerah sini tempatnya jauh dari keramaian. Kira-kira yang mana?" Dia pun ikut bingung.

"Apa?" Pekik mereka semua. "Jadi, itu tidak membantu dong!"

"Coba Sher, lu liatin lagi deh penglihatan ibunya supaya jelas!" Usul Iren.

Sherly mengangguk sebelum berkata. "Sebenarnya gue udah lemes banget nih, tapi ya sudah lah! Sekali lagi, demi gajian ... eh, demi kawan. Hehehe!" Dia nyengir malu-maluin di depan cogan. Heleh.

Mereka berempat memicingkan mata. "Dia yang bosnya, dia yang pengen dapet gajian!" Ledek Geri yang di sambut dengan juluran lidahnya. "Wlek!"

Setelah menjulurkan lidah menanggapi ledekan Geri, Sherly pun berkata. "Baiklah! Sini bu, sekali lagi ya?" Mengulurkan tangannya kepada tangan ibu Han yang diikat.

Nampaklah, kejadian itu lagi di penglihatannya. k

Kali ini, ia tak langsung menghentikannya. Dia terus menahan, sampai akhirnya mendengar bunyi sesuatu. Suara kereta melintas di dekat tempat itu mengagetkanya.

Tempat itu ternyata dekat rel kereta api dan bukan gudang bekas pabrik minyak, melainkan stasiun bekas pengoprasian atau pemberhentian kereta api yang jauh dari pusat kota dan pedesaan. Sekarang di jadikan gudang penyelundupan minyak oleh mereka, karena tempat itu tak pernah tersentuh oleh orang.

"Ya tuhan, gue mau pingsan!" Sherly terhenyak hampir terjatuh membuat keempat pria tampan berlarian ke arahnya, tapi tubuhnya tertangkap oleh kapten Hendri.

Tangan kekar itu melingkar di pinggang Sherly dan matanya menatap lurus ke arah mata si gadis, membuat degub jantung menjadi tak karuan.

"Maaf!" Ucapnya seraya melepaskan gadis itu setelah ia berdiri dengan tegak.

Sherly tersenyum manis. "Terimakasih, kapten!" Ucapnya dengan pipi merona.

"Rasanya, tidak enak di dengar ya. Gimana kalo manggilnya kakak aja? Biar lebih akrab!" Pinta Hendri dengan lembut.

"Ekhem," Deheman Dika membuat keduanya tersadar bahwa disitu masih ada yang lain.

"Gimana beib? Apa sudah tau tempatnya?" Tanya Dika.

"Hah, eh udah kok! Ternyata bukan gudang bekas pabrik minyak, tapi bekas stasiun yang sudah tak pernah terjamah orang dan mereka juga menggunakannya untuk tempat penyelundupan minyak!" Jelas Sherly panjang lebar.

"Bekas stasiun? Cuma ada satu di provinsi ini yang jauh dari keramaian. Terletak di luar ibukota dekat pegunungan, kalo tidak salah!" Hendri berbicara dengan menatap ke arah mereka.

"Ya sudah kalo gitu, kita tidak boleh menundanya lagi! Sekarang juga, kita harus pergi kesana!" Ucap Indra yang bersemangat.

"Tidak bisa!!" Perkataannya membuat semuanya menoleh.

"Kenapa?" Tanya mereka kompakan seperti paduan suara.

"Lihat!" Menunjuk jam tangannya. "Sudah jam berapa ini? Perjalanan kesana memakan waktu empat sampai lima jam dari sini." Kata Hendri. "Kalo kita pergi sekarang, mungkin sampai sana habis isya. Disana gelap dan tidak ada penerangan. Listrik sengaja di putus, karena pernah korsleting dan menyebabkan kebakaran." Jelas kapten Hendri lagi.

Mereka cuma beroh ria. "Oh!"

"Besok, saya akan mendampingi kalian kesana Kita akan kumpul disini jam tujuh pagi. Bagaimana?" Kata Hendri.

"Tapi aku gak bisa ikut, kak. Soalnya, besok aku harus masuk kantor karena ada meeting penting sama Presdir. Jadi gak bisa!" Iren yang sedih merasa tak enak.

Tangan Indra terulur dan menyentuh kepala Iren. "Gak apa-apa, yank! Biar aku yang wakilin kamu, ok!" Ucap Indra mesra mengelus kepala pacarnya.

"hemm, manisnya. Uluh ... uluh. Pacal ciapa cih nih?" Geri yang gemes nyubit pipi Indra.

"Apaan sih, lu?" Indra menepis tangan Geri sebel karena di ledekin.

"Jangan hiraukan mereka kak! Udah biasa kaya gitu. Maaf, ya?" Ucap Dika yang tak enak.

"Hemh, gak apa-apa kok!" Namanya anak muda, ya gitu!" Tersenyum manis ke arah mereka.

"Maaf kak, Hendri. Senyumnya pake gula berapa sendok? Kok manis banget sih! Aku takut diabetes deh kalo liatin terus!" Goda Sherly membuat Hendri tersipu.

"Yiihhhiiii ... gue gerah banget nih dengernya!" Indra mengipaskan tangannya.

"Ya, Sherly. Gombalin yang lain kok di depan Dika! Gue kan jadi pengen nyanyi," Ledek Geri. "Panas ... panas ... panas ... panas hati ini. Pusing ... pusing ... pusing ... pusing liatin kamu!" Nyanyian Geri mendapat pukulan di kepala yang di lakukan Dika. "Aduh, sakit dodol. Elu kebiasaan, geplakin kepala gue mulu sih!" Geri meringis sambil mengelus kepalanya.

"Nyanyi yang bener, gak usah buat ledekin orang!" Ketus Dika.

"Sherly, sejak kapan sih suka gombalin cowok?" Cibir Iren ikutan meledek.

"Gombalin apaan sih? Gue muji tau. Memang bener kok senyum kak Hen manis. Kalo gak ada Indra, mesti lu ikutan muji. Iya kan?" Hardik Sherly kepada Iren yang menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Dia menempel mendekati Indra. "Enggak kok, yank! Aku gak pernah mengagumi selain senyumanmu. Suer deh!" Mengangkat dua jari tangan di depan dengan nada manjanya.

Indra tersenyum sambil mencium sekilas kening Iren. "Aku percaya kok! Biar kan lah para jomblo ini berkicau semaunya." Ucap indra meledek mereka.

"Huuuu ... yang punya pacar. Tau aja deh, kalo kita ini cuma burung yang berkicau di waktu senja." Cibir Geri.

"Udah ah, malu sama Kak Hendri kalau pada ribut mulu." Ucap Dika melerai keduanya.

"Gak apa-apa! Oh ya, kalian lapar tidak? Sebagai tanda persahabatan kita, saya mau traktir kalian makan di resto yang lagi hits sekarang ini. Karena kalian sudah mengganggap saya sebagai kakak, jadi jangan sampai nolak ya?" Hendri meminta mereka dengan sedikit memaksa.

"Wah, makan!" Seru mereka kompak. "Asyik nih, di traktir!" Bersemangat sampai berjingkrakan.

Hendri tersenyum sambil berkata, "Ya sudah, ayo kita berangkat!" Ajak Hendri kemudian. "Emh itu, temen baru kalian diajak apa enggak?" Ucap Hendri sungkan.

"Diajak dong. Iya kan, pak, bu?" Sherly melirik mereka berdua.

"Tidak, nak! Kami akan disini saja. Sudah lama tidak bertemu, rasanya kangen." Ucap pak Handoko.

"Yah, kok ga ikut sih! Padahal, kita mau makan-makan lho!" Serunya pada kedua hantu itu.

"Kenapa sher? Mereka tidak mau pergi, ya?" Tanya Hendri.

"Iya kak, Hen! Gimana dong?"

"Kita pesan makanan saja buat mereka berdua. Gimana?" Usul Hendri.

"Ah, ide bagus kak. Biar mereka melepas rasa rindunya yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu." Ucap Iren.

"hehh, selama itukah mereka berpisah?" Tanya Hendri.

"Iya kak. Mereka dibunuh satu-persatu dan terpisah pula jasadnya." Tutur Sherly.

"Kasihan! Ya sudah, kita pesan makan dulu ya buat mereka. Setelah itu, kita pergi. Oke!" Hendri menatap iba pada mereka berdua. Sebenarnya, ia bisa melihat makhluk halus, tapi ia menyembunyikan kelebihannya itu dari orang lain.

Setelah makanan yang di pesan sampai di tempat, mereka pun berangkat menuju tempat yang akan meraka datangi sesuai rekomendasi dari Hendri.

Restoran yang mewah dan tentunya dengan harga setiap makanan yang cukup mahal, menjadi tempat makan malam mereka. Hendri tak sungkan memesankan semua jenis hidangan yang terkenal disana, membuat kelima remaja itu tak enak hati.

Makan malam pun telah usai, kini mereka berpamitan pulang ke rumah masing-masing.

"Kak Hen, terimakasih ya atas traktirannya!" Ucap mereka tersenyum.

"Sama-sama! Ya sudah, ayo saya antar kalian ke rumah biar aman dan selamat!" Ucap Hendri.

Mereka menggelengkan kepala dengan cepat sambil melambaikan tangan. "Gak usah, kak! Kita kan bawa mobil, sedangkan kakak bawa motor. Lagi pula, kita berlima sudah biasa lagi. Gak apa-apa, kak!"

"Owh, ya sudah kalo gitu! Eh Sherly, saya boleh ngomong sesuatu gak?" Menarik tangan Sherly yang akan melangkah pergi.

"Emmh, iya kak ada apa?" Tanya Sherly.

"Ada sesuatu yang saya ingin tanya, mengenai mereka yang ada di tempat kalian itu. Jadi, bisa tidak saya yang antar kamu pulang!" Ucap Hendri.

"Emmm, gimana ya!" Sherly melirik kepada sahabatnya yang menatap ke arahnya. "Kalo ada yang mau ditanyakan, mending lewat telpon aja deh kak. Soalnya, orangtua ku itu gak suka aku dianter cowok kecuali mereka. Apalagi orang yang baru kenal. Jadi, maaf ya!" Ucapnya tak enak.

"Oh, gitu ya!" Hendri melepaskan pegangan tangannya. "Ya sudah, minta nomor ponsel kamu aja biar gampang menghubunginya!" Pinta Hendri.

"Ini kak," Menyodorkan benda pipih miliknya ke arah Hendri."Nanti kakak telpon aku aja kalo ada apa-apa ya?" Mengambilnya setelah Hendri selesai mencatat nomornya.

"Ya sudah kak, kita pulang duluan ya? Bye," Mereka melambaikan tangan dan pergi dari sana.

Setelah mereka semua pergi, Hendri termenung masih di tempatnya berdiri. "Saya penasaran banget sama kamu, Sherly. Orang seperti apa kamu itu, sampai bisa menyembunyikan kekuatan sebesar itu!" Ucapnya tersenyum setelah mobil and the gengs melaju dari tempatnya berdiri.

Hendri bukan orang biasa. Dia mempunyai kelebihan bukan cuma bisa melihat mahluk halus, tapi ia juga bisa melihat kekuatan yang tersembunyi dalam diri seseorang.

Aura yang terpancar dari dalam diri Sherly, mampu ia lihat dengan jelas. Sebenarnya, siapa Hendri ini? Kenapa ia punya kemampuan yang seperti itu?

Tunggu kelanjutannya ya gengs.

Biar otor rajin up, jangan lupakan ritualnya.

Like, komen, and vote.

Terimakasih 😘😘

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

hadir🙋

2021-02-11

0

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

wah siapa hendri?

2020-12-29

1

Caramelatte

Caramelatte

so far so good

2020-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!