Masih di tempat itu, keempat orang yang sedang mengintai ala detektif conan, sedang bersembunyi di balik drum besar berisikan minyak yang akan diselundupkan.
Tanpa sadar punggung Sherly menyentuh sesuatu, yang basah dan dingin. Bau busuk yang sedari tadi tercium menusuk hidung dan membuat mereka muntah, ternyata itu adalah sesosok manusia.
Tubuh yang basah mengeluarkan bau khas dengan pakaian kotor, Kumal serta rambut yang gimbal. Orang itu bergerak mendekati Sherly dengan tangan terulur seperti ingin memeluk, membuat Sherly sontak memajukan tubuhnya ke pelukan Hendri.
Teriakan yang tertahan di tenggorokan membuat ia memeluk Hendri dengan erat, karena posisinya yang berada tepat depannya membuat Dika cemburu.
"Haaii ... hehehe!" Orang gila itu say hello kepada mereka sambil cengengesan. "Hai cantik, sini abang peluk!" Tangannya terus terulur membuat Sherly ketakutan.
"Aaaaa, gue gak mau di sentuh dia! Gue gak mau," Mempererat pelukannya dan menghentak-hentakan kakinya.
"Hus ... hus ... pergi sana. Ini udah ada yang punya!" Usir Dika kepada orang gila yang ternyata laki-laki itu.
"Aku mau ini ... aku mau ini." Rengeknya seperti anak kecil.
"Aduh abang ganteng, jangan yang ini yah. Ini mah jelek, gendut, penyakitan, kudisan, badannya bau, terus banyak kutu. Hiiiyy," Kata Indra bergidik merendahkan Sherly supaya orang gila itu gak mau, malah mendapat pelototan dari Hendri dan Dika.
"Enggak apa-apa, kalo bau nanti aku kasih parfum yang wangi." Berbicara dengan nada khasnya dan mengusap ketiaknya.
Sontak membuat Indra mual, "Uwek." Ia berusaha menahan perut yang bergejolak.
Melihat si gelagat si abang wangi, Dika tahu jika dia pasti terobsesi dengan para wanita. Munculah ide untuk menghentikan aksi penjahat, sekaligus menghindarkannya dari Sherly. "Abang yang wangi, itu di sana ada cewek cantik yang mau di jahatin sama orang. Mungkin itu pacar abang." Kata Dika sambil menunjuk ke sana.
Spontan si abang wangi berdiri sambil berteriak mencari pacarnya. "Dimana pacarku?" Aksinya pun sukses membuat para penjahat berhenti karena mendengar teriakannya.
Mereka menutup hidung karena tak tahan dengan bau si abang, sambil mengatakan sesuatu. "Maaf, abang wangi. Kami memanfaatkan jasamu!" Ucapnya serempak.
Mendengar keributan, anak buahnya langsung memeriksa untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Namun saat sedang memperhatikan sekitaran, keluarlah orang gila yang berteriak mencari pacarnya. Dia menjadi bringas saat melihat seorang wanita sedang di pegangi oleh mereka. Amarahnya muncul seketika dengan diiringi aksi ngamuknya.
Semua anak buah pria jahat itu kewalahan menghadapi amukan orang gila yang sedang mencari pacarnya.
Sedangkan keempat orang yang tengah bersembunyi, tertawa terbahak karena amukan si abang wangi terhadap para penjahat itu. Mereka bergegas memanggil wanita muda itu untuk bersembunyi saat si abang wangi mengalihkan perhatian mereka.
Wanita muda itu melihat saat ada tangan yang melambai ke arahnya. Ia segera berlari mendekat ke arah lambaian tangan itu setelah memperhatikan para penjahat yang di buat sibuk oleh orang gila tadi.
Dengan beruraian air mata, wanita itu berkata,. "Dek, tolongin saya!" Ucapnya lirih dan memelas.
Dengan sigap, Hendri melepas jaketnya dan menutupi tubuh wanita itu karena bajunya yang sedikit terkoyak.
"Mbak, kita akan cari jalan keluar supaya bisa kabur dari sini. Ikutin kami dan jangan bersuara ya." Bisik mereka yang langsung di angguki olehnya. "Saat mereka lengah, kita menyelinap ke belakang gudang." Bisik Dika kepada mereka.
"Oke, dalam hitungan ketiga kita bergerak!" ucap Hendri.
"Tunggu..tunggu!" Indra menghentikannya." Maksud Kapten, kita berhitung satu, dua, ketiga baru lari atau satu, dua, langsung lari atau langsung tiga?" Tanya Indra sedikit dodol otaknya.
"Ya ampun!" Mereka menepuk kening masing-masing karena pertanyaan Indra yang tak bermutu.
"Kamu bisa ngitung kan, Ndra? Satu, dua, tiga, lalu kita bergerak bersama." Penjelasan Hendri yang sedikit kesal.
Indra hanya ber'oh membulatkan bibir seksinya. untung seksi. Kalo enggak, bisa othor pites tuh bibir.
"Kita mulai, satu..dua..tiga!" Hendri memimpin jalan dan diikuti mereka dari belakang sampai ke gudang belakang tanpa terlihat para penjahat.
Saat sedang sibuk dengan orang gila itu, si bos yang menyadari bahwa wanita tawanannya tak ada di sana, sontak marah besar. Dia bertanya pada anak buahnya yang tidak tahu kemana perginya wanita itu.
Amarahnya semakin memuncak, saat tak menemukan wanita itu di manapun. Dengan kesal, pria jahat itu pun mengeluarkan pistol dan menembak ke arah orang gila yang sedang membuat keributan membuat semua orang tak bergerak dari tempatnya.
Dor
Mendengar sebuah tembakan dari arah dalam gudang, kelima orang yang kabur diam-diam itu menjadi mematung di tempatnya tanpa ada suara.
"Apa mereka menembak orang gila itu?" Semuanya menggelengkan kepala. "Bagaimana ini?" Sekali lagi mereka hanya menggelengkan kepala.
Cukup lama mereka terdiam, dan akhirnya Hendri mengeluarkan ponsel miliknya yang kemudian segera menghubungi para bawahannya. "Datang segera ke gudang tua di daerah B, sekarang juga!" Ucapnya di telpon.
Mereka bingung harus berbuat apa. Tapi apapun yang terjadi, mereka harus keluar dan segera pergi dari tempat ini untuk menyelamatkan diri. Hendri menyuruh semua pergi dan mengatakan bahwa jika ada para korban di temukan disini, dia beserta anak buahnya yang akan menyelesaikan semuanya asal mereka selamat.
Tembakan yang dilakukan bosnya itu membuat orang gila itu menjadi marah besar. Seperti kata anak buahnya, ia dirasuki setan dan mulai mengamuk dengan tenaga tak terkalahkan.
Pukulan, tendangan, bahkan tembakan tak sedikitpun melukainya. Dengan sekejap, para penjahat itu kalah dan tersungkur di lantai berdebu dengan luka yang cukup parah.
"Kembalikan semua yang kau ambil dariku, Agung subagja." Orang gila itu berbicara dengan serak seperti bukan dirinya dan mencekik leher Agung, serta mengangkatnya keatas dengan satu tangan.
"Si-siapa kau? Mengapa kau tau namaku?" Ucapnya terbata di sela cengkraman kuat orang gila tersebut.
"Hahaha. Apa kau sudah lupa dengan kakak sepupumu ini, heh!" Tertawa menggema mengejek Agung dengan suara seraknya.
"A-apa ka-kau Ha-han-doo-koohh?" Berusaha bicara walau dalam keadaan susah. Handoko semakin tertawa tertawa melihat Agung menderita. Dia terus mencekik leher Agung semakin kencang.
Agung meronta dan memohon ampun padanya, "Aa-am-pu-ni aa-ku kk-kaakk"
"Apa kau tahu, karena keserakahan mu itu, kami semua menderita. Begitu pula keluarga yang lainnya." Wajahnya berubah menyeramkan dan berubah-ubah seperti para korban yang di bunuh Agung.
Ternyata bukan cuma satu, tapi ada lima roh yang merasuki tubuh orang gila itu dan membuat mereka kalah dengan mudah.
Hantu pak Handoko bertanya kepadanya perihal jasad istrinya yang di buang oleh Agung. Namun orang jahat itu malah tertawa dan tak mau mengatakannya jika tangan Handoko bum lepas dari lehernya.
Mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam, membuat Sherly and the geng merasa khawatir. Takut sesuatu terjadi kepada orang gila itu sehingga mengancam nyawanya.
Tapi, pemandangan di luar pikiran mereka terlihat jelas di depan mata. Agung Subagja seorang bos penjahat, sedang si cekik dan diangkat ke atas oleh orang gila itu.
"Astaga, hebat bener si abang wangi bisa mengangkat orang itu!" Puji Indra terkagum melihat pemandangan itu.
"Gila bener, si abang wangi kuat banget tenaganya. Gak nyangka gue," Dika ikut memujinya.
"Dia dimasuki makhluk halus," Celetuk Hendri dan membuat mereka menatapnya.
"Masa sih?" Bukan bertanya pada Hendri, melainkan pada Sherly sahabatnya.
Sherly mengangguk. "Heemh, lima arwah yang masuk." Jelas Sherly dan membuat mereka melongo.
"Lima sekaligus!" Seru mereka tak percaya. Mereka hanya menatap sendu karena merasa iba terhadap orang gila tersebut.
Makhluk yang berada dalam raganya orang gila tersebut sangat marah. Dia mempererat cengkraman'nya dengan sangat kuat karena kesal terhadap Agung yang tak menjawab pertanyaannya.
Sontak saja Hendri menghentikan aksi orang gila tersebut yang akan membunuh Agung. Dia mengatakan bahwa akan berjanji untuk memberikan balasan setimpal bagi Agung. Tapi, dia tak perduli dan mengatakan bahwa akan tetap membunuhnya.
"Tidak, nak. Saya harus membunuhnya sekarang juga. Kalau tidak, dia bisa bertindak sesuka hatinya." Namun sebelum Han bertindak, Agung terlebih dulu mengeluarkan cincin tengkoraknya.
Ia mengacungkan cincin berbentuk ular berkepala tengkorak, sambil merapalkan mantra, ia menggerakkan cincinnya keatas dan diputar-putarkan tangannya.
Saat itu, keluarlah sosok makhluk menyeramkan. Berbadan tinggi besar dan hitam legam menyerupai genderuwo.
"Huahahahaaaaa,"Tawanya menggema di ruangan yang kecil bagi mahluk itu. "Untuk apa kau memanggilku lagi, budak setiaku?" Suara yang menggelegar bagaikan tong kosong yang di pukul, nyaring bunyinya.
"Yang mulia, hamba ingin memberikan persembahan. Lihat lah!" Menunjukan para arwah penasaran itu, lalu menunjuk mereka yang masih hidup. "Mereka arwah yang tidak punya tujuan, maka ambilah sebagai alat penguat di jembatanmu, dan manusia hidup itu untuk kau makan!" Jelasnya menyeringai membuat mereka yang di tunjuk ketakutan.
"Apa mahluk itu akan makan kita semua?" Indra ketakutan bersembunyi di balik tubuh Dika.
"Kenapa elu ngumpet di balik badan gue?" Tanya Dika kesal
"Gue takut Dik, lihatlah! Badannya besar, mulutnya lebar, giginya tajam, terus tangannya panjang. Pasti mudah buat nangkap dan makan kita, kan?" Celoteh Indra takut.
"Emang elu udah siap buat mati dimakan dia?" Tanya Sherly.
"Amit-amit jabang bayi. Gue gak mau mati sebelum si jalu bersemayam di huniannya!" Masih sempat Indra mengatakannya.
"Huh, dasar. Makanya kalo si jalu pengen ketemu sarangnya, kita harus selamat dulu!" Ucapan Dika membuat Sherly, Hendri dan wanita itu saling pandang tak mengerti.
"Si jalu, siapa? Apa ada orang selain kita?" Tanya Sherly serius dan diikuti tatapan serius dua diantaranya.
"Itu adik kandung Indra," Jawab Dika santai
"Adik lu ikut kita? Perasaan kita berangkat berempat kan?" Sherly yang masih bingung, sedangkan Hendri dan Wanita itu tersenyum mengerti akan arah pembicaraan.
"Itu Sher, anu ..." Ucapan Dika tak sempat tersampaikan karena teguran dari para hantu.
"Woyi, masih lama gak ngobrolnya? Kpan nih kita lanjutin yang tadi?" Tanya para arwah dan genderuwo, juga Agung yang sedang main hom-pim-pah menentukan siapa yang di bawa duluan.
"Yaelah, hari gini masih main hom-pim-pah!" Ledek Dika.
"Terus main apa dong?"Tanya mereka.
"Suit kek, apa batu gunting kertas gitu!"Usul Indra.
"Oh gitu toh! Ya udah, kita ulangi!" Seru mereka dengan menurutinya.
Mereka saling pandang karena melihat tingkah aneh para hantu. "Sebenarnya, kita yang dodol apa mereka yang oon sih. Masa mau bawa aja nentuin pilihan." Bisik Indra.
"Udah diem, kita liatin aja siapa yang menang!" Dika menepuk tangan Indra.
"Ayo semangat pak, jangan mau kalah." Mereka menyemangati. "Yaahhh," Mereka kecewa saat teman arwah pak Handoko kalah.
"Yeah..saya menang!" Seru Agung mengepalkan tangannya keatas sambil berdiri dan jingkrak-jingkrakan.
krik krik...
Suara jangkrik terdengar membuat semua menatap Agung yang salah tingkah. "Hehehe,"
"Kalian sebenarnya ngapain sih?" Tanya istri Handoko yang baru saja tiba.
"Enggak tau!" Jawaban yang salah dari mereka.
"Yaelah, gak seru ah. Udahan lah om-om main nya. Kita capek mau pulang dulu ya. Bye bye," Dika dan Indra melambaikan tangan.
Melihat Indra dan Dika bisa melihat para hantu, Hendri pun penasaran. "Eh bentar deh Dika, Indra. Kok kalian bisa liat mereka juga sih?" Tanya Hendri.
Mereka pun sadar dengan pertanyaan Hendri."Eh iya juga, kok kita bisa liat mereka main hom-pim-pah ya?"
Sherly ikut penasaran. "Tapi kak Hendri juga bisa melihat mereka?
"Saya juga bisa liat mereka!" Seru wanita itu.
"Kenapa yah? Bukannya mereka biasanya tak terlihat, ko sekarang kalian bisa liat?" Pertanyaan Sherly sontak membuat mereka semua berpikir dengan mengetuk-ngetuk telunjuk ke dagunya. Tak terkecuali dengan para arwah dan Genderuwo yang ikutan.
Hahaha ... kayaknya mereka kena penyakit menular.
...BERSAMBUNG...
Tularin juga mereka yang belum like, komen, dan vote cerita otor supaya ikutan dukung otor yang caem ini.😍😍
Hatur tengkiyuhh.😘😘😘***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
BELVA
hallo ka aline cantik
2021-02-04
0
Wulandari
lima like
2020-12-14
1
Caramelatte
lanjut thorrr
2020-12-07
1