Rencana (part 2)

Masih di tempat itu, keempat orang yang sedang mengintai ala detektif conan, sedang bersembunyi di balik drum besar berisikan minyak yang akan diselundupkan.

Tanpa sadar punggung Sherly menyentuh sesuatu, yang basah dan dingin. Bau busuk yang sedari tadi tercium menusuk hidung dan membuat mereka muntah, ternyata itu adalah sesosok manusia.

Tubuh yang basah mengeluarkan bau khas dengan pakaian kotor, Kumal serta rambut yang gimbal. Orang itu bergerak mendekati Sherly dengan tangan terulur seperti ingin memeluk, membuat Sherly sontak memajukan tubuhnya ke pelukan Hendri.

Teriakan yang tertahan di tenggorokan membuat ia memeluk Hendri dengan erat, karena posisinya yang berada tepat depannya membuat Dika cemburu.

"Haaii ... hehehe!" Orang gila itu say hello kepada mereka sambil cengengesan. "Hai cantik, sini abang peluk!" Tangannya terus terulur membuat Sherly ketakutan.

"Aaaaa, gue gak mau di sentuh dia! Gue gak mau," Mempererat pelukannya dan menghentak-hentakan kakinya.

"Hus ... hus ... pergi sana. Ini udah ada yang punya!" Usir Dika kepada orang gila yang ternyata laki-laki itu.

"Aku mau ini ... aku mau ini." Rengeknya seperti anak kecil.

"Aduh abang ganteng, jangan yang ini yah. Ini mah jelek, gendut, penyakitan, kudisan, badannya bau, terus banyak kutu. Hiiiyy," Kata Indra bergidik merendahkan Sherly supaya orang gila itu gak mau, malah mendapat pelototan dari Hendri dan Dika.

"Enggak apa-apa, kalo bau nanti aku kasih parfum yang wangi." Berbicara dengan nada khasnya dan mengusap ketiaknya.

Sontak membuat Indra mual, "Uwek." Ia berusaha menahan perut yang bergejolak.

Melihat si gelagat si abang wangi, Dika tahu jika dia pasti terobsesi dengan para wanita. Munculah ide untuk menghentikan aksi penjahat, sekaligus menghindarkannya dari Sherly. "Abang yang wangi, itu di sana ada cewek cantik yang mau di jahatin sama orang. Mungkin itu pacar abang." Kata Dika sambil menunjuk ke sana.

Spontan si abang wangi berdiri sambil berteriak mencari pacarnya. "Dimana pacarku?" Aksinya pun sukses membuat para penjahat berhenti karena mendengar teriakannya.

Mereka menutup hidung karena tak tahan dengan bau si abang, sambil mengatakan sesuatu. "Maaf, abang wangi. Kami memanfaatkan jasamu!" Ucapnya serempak.

Mendengar keributan, anak buahnya langsung memeriksa untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Namun saat sedang memperhatikan sekitaran, keluarlah orang gila yang berteriak mencari pacarnya. Dia menjadi bringas saat melihat seorang wanita sedang di pegangi oleh mereka. Amarahnya muncul seketika dengan diiringi aksi ngamuknya.

Semua anak buah pria jahat itu kewalahan menghadapi amukan orang gila yang sedang mencari pacarnya.

Sedangkan keempat orang yang tengah bersembunyi, tertawa terbahak karena amukan si abang wangi terhadap para penjahat itu. Mereka bergegas memanggil wanita muda itu untuk bersembunyi saat si abang wangi mengalihkan perhatian mereka.

Wanita muda itu melihat saat ada tangan yang melambai ke arahnya. Ia segera berlari mendekat ke arah lambaian tangan itu setelah memperhatikan para penjahat yang di buat sibuk oleh orang gila tadi.

Dengan beruraian air mata, wanita itu berkata,. "Dek, tolongin saya!" Ucapnya lirih dan memelas.

Dengan sigap, Hendri melepas jaketnya dan menutupi tubuh wanita itu karena bajunya yang sedikit terkoyak.

"Mbak, kita akan cari jalan keluar supaya bisa kabur dari sini. Ikutin kami dan jangan bersuara ya." Bisik mereka yang langsung di angguki olehnya. "Saat mereka lengah, kita menyelinap ke belakang gudang." Bisik Dika kepada mereka.

"Oke, dalam hitungan ketiga kita bergerak!" ucap Hendri.

"Tunggu..tunggu!" Indra menghentikannya." Maksud Kapten, kita berhitung satu, dua, ketiga baru lari atau satu, dua, langsung lari atau langsung tiga?" Tanya Indra sedikit dodol otaknya.

"Ya ampun!" Mereka menepuk kening masing-masing karena pertanyaan Indra yang tak bermutu.

"Kamu bisa ngitung kan, Ndra? Satu, dua, tiga, lalu kita bergerak bersama." Penjelasan Hendri yang sedikit kesal.

Indra hanya ber'oh membulatkan bibir seksinya. untung seksi. Kalo enggak, bisa othor pites tuh bibir.

"Kita mulai, satu..dua..tiga!" Hendri memimpin jalan dan diikuti mereka dari belakang sampai ke gudang belakang tanpa terlihat para penjahat.

Saat sedang sibuk dengan orang gila itu, si bos yang menyadari bahwa wanita tawanannya tak ada di sana, sontak marah besar. Dia bertanya pada anak buahnya yang tidak tahu kemana perginya wanita itu.

Amarahnya semakin memuncak, saat tak menemukan wanita itu di manapun. Dengan kesal, pria jahat itu pun mengeluarkan pistol dan menembak ke arah orang gila yang sedang membuat keributan membuat semua orang tak bergerak dari tempatnya.

Dor

Mendengar sebuah tembakan dari arah dalam gudang, kelima orang yang kabur diam-diam itu menjadi mematung di tempatnya tanpa ada suara.

"Apa mereka menembak orang gila itu?" Semuanya menggelengkan kepala. "Bagaimana ini?" Sekali lagi mereka hanya menggelengkan kepala.

Cukup lama mereka terdiam, dan akhirnya Hendri mengeluarkan ponsel miliknya yang kemudian segera menghubungi para bawahannya. "Datang segera ke gudang tua di daerah B, sekarang juga!" Ucapnya di telpon.

Mereka bingung harus berbuat apa. Tapi apapun yang terjadi, mereka harus keluar dan segera pergi dari tempat ini untuk menyelamatkan diri. Hendri menyuruh semua pergi dan mengatakan bahwa jika ada para korban di temukan disini, dia beserta anak buahnya yang akan menyelesaikan semuanya asal mereka selamat.

Tembakan yang dilakukan bosnya itu membuat orang gila itu menjadi marah besar. Seperti kata anak buahnya, ia dirasuki setan dan mulai mengamuk dengan tenaga tak terkalahkan.

Pukulan, tendangan, bahkan tembakan tak sedikitpun melukainya. Dengan sekejap, para penjahat itu kalah dan tersungkur di lantai berdebu dengan luka yang cukup parah.

"Kembalikan semua yang kau ambil dariku, Agung subagja." Orang gila itu berbicara dengan serak seperti bukan dirinya dan mencekik leher Agung, serta mengangkatnya keatas dengan satu tangan.

"Si-siapa kau? Mengapa kau tau namaku?" Ucapnya terbata di sela cengkraman kuat orang gila tersebut.

"Hahaha. Apa kau sudah lupa dengan kakak sepupumu ini, heh!" Tertawa menggema mengejek Agung dengan suara seraknya.

"A-apa ka-kau Ha-han-doo-koohh?" Berusaha bicara walau dalam keadaan susah. Handoko semakin tertawa tertawa melihat Agung menderita. Dia terus mencekik leher Agung semakin kencang.

Agung meronta dan memohon ampun padanya, "Aa-am-pu-ni aa-ku kk-kaakk"

"Apa kau tahu, karena keserakahan mu itu, kami semua menderita. Begitu pula keluarga yang lainnya." Wajahnya berubah menyeramkan dan berubah-ubah seperti para korban yang di bunuh Agung.

Ternyata bukan cuma satu, tapi ada lima roh yang merasuki tubuh orang gila itu dan membuat mereka kalah dengan mudah.

Hantu pak Handoko bertanya kepadanya perihal jasad istrinya yang di buang oleh Agung. Namun orang jahat itu malah tertawa dan tak mau mengatakannya jika tangan Handoko bum lepas dari lehernya.

Mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam, membuat Sherly and the geng merasa khawatir. Takut sesuatu terjadi kepada orang gila itu sehingga mengancam nyawanya.

Tapi, pemandangan di luar pikiran mereka terlihat jelas di depan mata. Agung Subagja seorang bos penjahat, sedang si cekik dan diangkat ke atas oleh orang gila itu.

"Astaga, hebat bener si abang wangi bisa mengangkat orang itu!" Puji Indra terkagum melihat pemandangan itu.

"Gila bener, si abang wangi kuat banget tenaganya. Gak nyangka gue," Dika ikut memujinya.

"Dia dimasuki makhluk halus," Celetuk Hendri dan membuat mereka menatapnya.

"Masa sih?" Bukan bertanya pada Hendri, melainkan pada Sherly sahabatnya.

Sherly mengangguk. "Heemh, lima arwah yang masuk." Jelas Sherly dan membuat mereka melongo.

"Lima sekaligus!" Seru mereka tak percaya. Mereka hanya menatap sendu karena merasa iba terhadap orang gila tersebut.

Makhluk yang berada dalam raganya orang gila tersebut sangat marah. Dia mempererat cengkraman'nya dengan sangat kuat karena kesal terhadap Agung yang tak menjawab pertanyaannya.

Sontak saja Hendri menghentikan aksi orang gila tersebut yang akan membunuh Agung. Dia mengatakan bahwa akan berjanji untuk memberikan balasan setimpal bagi Agung. Tapi, dia tak perduli dan mengatakan bahwa akan tetap membunuhnya.

"Tidak, nak. Saya harus membunuhnya sekarang juga. Kalau tidak, dia bisa bertindak sesuka hatinya." Namun sebelum Han bertindak, Agung terlebih dulu mengeluarkan cincin tengkoraknya.

Ia mengacungkan cincin berbentuk ular berkepala tengkorak, sambil merapalkan mantra, ia menggerakkan cincinnya keatas dan diputar-putarkan tangannya.

Saat itu, keluarlah sosok makhluk menyeramkan. Berbadan tinggi besar dan hitam legam menyerupai genderuwo.

"Huahahahaaaaa,"Tawanya menggema di ruangan yang kecil bagi mahluk itu. "Untuk apa kau memanggilku lagi, budak setiaku?" Suara yang menggelegar bagaikan tong kosong yang di pukul, nyaring bunyinya.

"Yang mulia, hamba ingin memberikan persembahan. Lihat lah!" Menunjukan para arwah penasaran itu, lalu menunjuk mereka yang masih hidup. "Mereka arwah yang tidak punya tujuan, maka ambilah sebagai alat penguat di jembatanmu, dan manusia hidup itu untuk kau makan!" Jelasnya menyeringai membuat mereka yang di tunjuk ketakutan.

"Apa mahluk itu akan makan kita semua?" Indra ketakutan bersembunyi di balik tubuh Dika.

"Kenapa elu ngumpet di balik badan gue?" Tanya Dika kesal

"Gue takut Dik, lihatlah! Badannya besar, mulutnya lebar, giginya tajam, terus tangannya panjang. Pasti mudah buat nangkap dan makan kita, kan?" Celoteh Indra takut.

"Emang elu udah siap buat mati dimakan dia?" Tanya Sherly.

"Amit-amit jabang bayi. Gue gak mau mati sebelum si jalu bersemayam di huniannya!" Masih sempat Indra mengatakannya.

"Huh, dasar. Makanya kalo si jalu pengen ketemu sarangnya, kita harus selamat dulu!" Ucapan Dika membuat Sherly, Hendri dan wanita itu saling pandang tak mengerti.

"Si jalu, siapa? Apa ada orang selain kita?" Tanya Sherly serius dan diikuti tatapan serius dua diantaranya.

"Itu adik kandung Indra," Jawab Dika santai

"Adik lu ikut kita? Perasaan kita berangkat berempat kan?" Sherly yang masih bingung, sedangkan Hendri dan Wanita itu tersenyum mengerti akan arah pembicaraan.

"Itu Sher, anu ..." Ucapan Dika tak sempat tersampaikan karena teguran dari para hantu.

"Woyi, masih lama gak ngobrolnya? Kpan nih kita lanjutin yang tadi?" Tanya para arwah dan genderuwo, juga Agung yang sedang main hom-pim-pah menentukan siapa yang di bawa duluan.

"Yaelah, hari gini masih main hom-pim-pah!" Ledek Dika.

"Terus main apa dong?"Tanya mereka.

"Suit kek, apa batu gunting kertas gitu!"Usul Indra.

"Oh gitu toh! Ya udah, kita ulangi!" Seru mereka dengan menurutinya.

Mereka saling pandang karena melihat tingkah aneh para hantu. "Sebenarnya, kita yang dodol apa mereka yang oon sih. Masa mau bawa aja nentuin pilihan." Bisik Indra.

"Udah diem, kita liatin aja siapa yang menang!" Dika menepuk tangan Indra.

"Ayo semangat pak, jangan mau kalah." Mereka menyemangati. "Yaahhh," Mereka kecewa saat teman arwah pak Handoko kalah.

"Yeah..saya menang!" Seru Agung mengepalkan tangannya keatas sambil berdiri dan jingkrak-jingkrakan.

krik krik...

Suara jangkrik terdengar membuat semua menatap Agung yang salah tingkah. "Hehehe,"

"Kalian sebenarnya ngapain sih?" Tanya istri Handoko yang baru saja tiba.

"Enggak tau!" Jawaban yang salah dari mereka.

"Yaelah, gak seru ah. Udahan lah om-om main nya. Kita capek mau pulang dulu ya. Bye bye," Dika dan Indra melambaikan tangan.

Melihat Indra dan Dika bisa melihat para hantu, Hendri pun penasaran. "Eh bentar deh Dika, Indra. Kok kalian bisa liat mereka juga sih?" Tanya Hendri.

Mereka pun sadar dengan pertanyaan Hendri."Eh iya juga, kok kita bisa liat mereka main hom-pim-pah ya?"

Sherly ikut penasaran. "Tapi kak Hendri juga bisa melihat mereka?

"Saya juga bisa liat mereka!" Seru wanita itu.

"Kenapa yah? Bukannya mereka biasanya tak terlihat, ko sekarang kalian bisa liat?" Pertanyaan Sherly sontak membuat mereka semua berpikir dengan mengetuk-ngetuk telunjuk ke dagunya. Tak terkecuali dengan para arwah dan Genderuwo yang ikutan.

Hahaha ... kayaknya mereka kena penyakit menular.

...BERSAMBUNG...

Tularin juga mereka yang belum like, komen, dan vote cerita otor supaya ikutan dukung otor yang caem ini.😍😍

Hatur tengkiyuhh.😘😘😘***

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

hallo ka aline cantik

2021-02-04

0

Wulandari

Wulandari

lima like

2020-12-14

1

Caramelatte

Caramelatte

lanjut thorrr

2020-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!