Basah

WARNING(18+)

 

Si Anwar sama ceu Nining yang bersatu menjadi warning atau wareug gening.

Happy Reading...

Seorang gadis memasuki sebuah mall besar. Tubuh yang seksi bagaikan gitar spanyol, memakai gaun yang pertontonkan paha mulusnya. Ia berjalan tanpa melihat ke depan.

Dari arah berlawanan, terlihat tiga pemuda yang tampannya tak kalah dengan artis korea. Mereka adalah Dika, Indra, dan Geri.

Karena posisi Indra yang paling belakang, tanpa sengaja tertabrak oleh cewek seksi tadi dan membuatnya hampir terjerambab.

Bukan Indra yang terjatuh, tapi cewek itu. Karena Indra terbilang cowok gagah dengan dada bidang yang pelukable. Tangannya melingkar di pinggang gadis tersebut. Mata indah, hidung mancung dan bibir tipisnya mampu membuat Indra tak berkedip.

Cinta pada pandangan pertama. Mungkin itu yang terjadi pada saat ini. Pipi merah merona seperti kepiting rebus, nampak di wajah keduanya.

Bukit kembar yang cukup besar menonjol, menampakan belahannya. Seketika, membuat si tampan susah untuk menelan saliva-nya.

"Ekhem. Terima kasih mas, karena udah nolongin aku." Ucapnya membuyarkan lamunan indra yang pasti dengan pikiran liarnya.

Indra tersentak, kemudian melepaskan tangannya dari pinggang gadis itu. "Eh, oh, ya, maaf!"

Gadis itu malah tersenyum melihat kecanggungan Indra. "Maaf ya, tadi aku gak liat jalan dengan benar. Jadi, aku nabrak kamu deh. Tahunya, malah aku yang jatuh. Untung, kamu nolongin aku!"

"Gak apa-apa, kok! Lain kali, hati-hati ya!"

Gadis itu mengulurkan tangannya ke arah Indra. "Kenalin, namaku Rara!"

Indra menjabat tangan Rara dengan tersenyum. "Nama ku Indra. Emh... Ya udah deh, karena kamu gak apa-apa, aku pergi dulu ya! Teman-temanku udah nunggu, tuh!" Menunjuk ke arah kedua sahabatnya.

Rara menoleh ke arah tunjukan tangan Indra. "Oh, mereka temanmu ya. Kenalin, dong!"Pinta Rara pada Indra.

Indra pun mengiyakannya dan membawa Rara pada kedua sahabatnya. "Gaess ... Kenalin, ini Rara dan ini Dika sama Geri." Memperkenalkan mereka bersamaan.

"Hai, Rara!" Ucap mereka barengan. "Rara cantik banget, ya!" Puji mereka kepada gadis itu yang pasti membuatnya tersipu.

"Makasih!" Ucapnya dengan wajah merona.

"kalian ada waktu gak? Aku mau traktir kalian, sebagai ucapan terimakasih!" Lanjutnya kemudian.

Mendengar kata traktiran, mata Geri langsung berbinar. "Wah traktiran, boleh nih!"

Plakk

"Makanan aja nyamber." Berkata pada Geri setelah menggeplak kepalanya tanpa rasa bersalah. "Maaf, kita mau ke rumah teman nganterin titipannya. Soalnya lagi ditunggu!" Berbicara pada Rara dengan tak enak hati.

Tentu yang punya kepala menggerutu kesal. "Sialan lu, Dik. Kepala gue di fitrahin tiap tahun, elu maen geplak aja!" Ketus Geri.

"Lagian sih, elu. Udah tahu kalau kita itu lagi ditunggu. Elu mau entar mereka ngamuk?" Kata Dika pada Geri. "Kamu ajak Indra aja deh, kan dia yang nolong kamu. Kami lagi buru-buru nih!" Menyarankan Rara dan berbisik pada Indra. "Semangat ya, si jalu harus ada kemajuan. Liatin body seksi gitu, gue yakin jiwa jomblonya meronta. Hahahaha!"

(Sekedar info unfaedah aja: klo yang belum tau si jalu itu, si abah yang kasih nama buat adik kandung Indra. Si jalu itu artinya, handapeun bujal aya hulu, cenah)dasar si abah aya-aya wae.

"Kok, gue! Maaf Rara, aku gak bisa. Lain kali aja deh, soalnya kita ..." Ucapan Indra langsung di potong oleh Rara.

"Yah, kok gitu sih! Padahal, aku udah tulus hati nih mau traktir kalian, sebagai tanda terimakasih aja!" Ucapnya dengan nada sedih.

"Eh bukan gitu, tapi ... ya udah deh, aku ikut kamu." Ucap Indra tak enak dan Rara terlihat senang. "Yeeeh!"

"Semangat jalu, semoga bisa menunjukan karisma mu!" Ledek mereka.

"Sialan! Si jalu bukan pria gampangan." Ketus Indra pada keduanya.

Setelah Dika dan Geri meninggalkan mereka, Indra pergi ke rumah Rara yang tak jauh dari pusat perbelanjaan itu. Rumah yang sederhana, terletak dipinggiran kota dan melewati gang sempit. Rumah satu-satunya yang terdapat di area itu, tampak sepi tak berpenghuni.

"Kok sepi sih Ra, kemana orang tua kamu?" Tanya Indra.

"Iya, disini sepi cuma ada aku aja. Orang tuaku udah meninggal sejak lama!" Menundukkan kepalanya dengan sedih.

"Maaf, aku tidak tahu kalau ... maaf ya membuat kamu sedih!" Ucapnya tak enak.

"Gak apa apa kok. lagian kamu juga kan gak tau! Disini aku cuma sendiri Ndra, aku kesepian dan aku takut. Hiks," Buliran air mata menetes membasahi pipi gadis cantik itu.

Tangan Indra terulur untuk menyeka pipi Rara dengan lembut. "Kamu jangan sedih gitu. Ada aku dan lainnya yang akan berteman sama kamu, Ra!"

Rara terlihat ceria lagi setelah mendengar ucapan Indra. "Makasih ya, Ndra. Walaupun kita baru kenal, ternyata kamu baik hati." Kata Rara. "Oh iya, kamu mau minum apa? Teh, kopi, apa ... Susu?" Menjeda ucapannya sambil tertawa genit ke arahnya.

"Aa-apa aja deh!" Indra menjadi salah tingkah.

Rara melangkah ke dapur, kemudian kembali dengan secangkir kopi. "Ini, silahkan diminum!" Menyodorkan gelas berisi kopi.

"Terima kasih!" Ucapnya sambil menerima cangkir kopi tersebut.

"Ya udah, kamu minum dulu deh! Aku ganti baju dulu, ya." Ucap Rara sambil berlalu ke arah kamar.

"Oke!"

Belum sempat bibirnya menyentuh gelas yang berisikan kopi, Indra sudah dikejutkan suara teriakan minta tolong dari arah kamar Rara. Dia berlari tergesa-gesa untuk melihat keadaan Rara.

Tapi saat dia masuk, ternyata Rara terjatuh dilantai hanya dengan memakai handuk yang melilit cuma sebatas menutupi bagian atas dan bawah sensitifnya. Ia meringis menahan sakit di kaki kerena terpeleset, membuat Indra kebingungan.

"Maaf, tadi aku mendengar teriakan mu jadi aku buru-buru kesini. Maaf, ya!" Ucap Indra tak enak dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Rara menoleh ke arah Indra. "Enggak apa kok, Ndra. Tadi aku kurang hati- hati, jadi kepeleset." Ucap Rara. "Awww, sakit banget Ndra!" Meringis dan menjatuhkan tubuhnya kembali saat mencoba berdiri. "Bisa bantu aku, gak?" Pintanya pada Indra kemudian.

"Mmm, bentar ya!"Jawab Indra singkat. Matanya melirik sana-sini mencari sesuatu.

Indra adalah lelaki normal. Hal seperti ini membuatnya tak nyaman, sehingga ia mengambil sebuah selimut untuk menutupi tubuh Rara. Kemudian, tubuh gadis itu di gendong dan di turunkan di tepian ranjang

"Apa kaki kamu terluka?" Tanya Indra yang hanya di jawab oleh anggukan kepala. "Ya udah, sini biar aku pijitin! Mana yang sakit?" Tanya Indra lagi.

"Yang ini!" Tunjuk Rara sambil mengangkat selimutnya sedikit ke atas.

"Yang ini?" Indra memegang mata kaki Rara dan memijitnya.

"Bukan! Tapi yang ini!" Ucapnya lagi dengan terus mengangkat selimut sampai ke atas, membuat Indra menurutinya terus menerus. Sampai akhirnya, selimut itu sudah terbuka dengan memperlihatkan paha mulus tanpa cacat.

"Glek." Indra menelan ludahnya dengan susah, karena dengan tak sengaja menuruti permintaan Rara sampai sejauh ini. "Maaf!" Bergegas ia melepaskan tangannya dan berdiri dengan cepat.

Tapi, Rara menahan tangan Indra dan mendekatkan tubuhnya, serta memiringkan kepalanya sedikit, berusaha menggapai bibir Indra oleh bibirnya.

Tubuh Indra seperti terpaku, saat bibir Rara menyerangnya. Bukan cuma mencium, tapi juga menggigit bibir Indra, sehingga membuat si empunya membuka mulut. Dengan bebasnya, lidah Rara bergerak menyusuri rongga mulut pemuda itu. Ciuman itu beralih ke telinga dan kemudian menuju leher, membuat Indra semakin tak karuan.

Tangannya berusaha membuka kaos Indra, dengan cara menariknya ke atas. Sehingga, terpampanglah dada bidang yang kekar dan berotot.

Dengan cepat, Rara menjatuhkan tubuh Indra di atas kasur dan menindihnya. Walaupun ia termasuk pria yang gagah, tapi tetap saja kalah. Karena aksi brutal Rara yang terus menerus menyerangnya dengan gencar, membuat si jalu semakin meronta dan berdiri tegak.

Karena sudah terpancing, si jalu menjadi blingsatan sampai berbuat nekad. Tangannya menarik handuk Rara sampai memperlihatkan bukit kembar yang indah itu. Tanpa membuang waktu, ia langsung melakukan aksinya menggunakan tangan dan lidahnya untuk memanjakan bukit kembar tersebut.

Suara kecil terdengar dari mulut Rara, karena Indra mencium titik sensitifnya dengan sangat liar. Permainan Indra semakin menantang Rara, sehingga dengan beraninya Rara membalikkan tubuh Indra sampai di bawah kungkungannya.

Saat Indra sudah terpancing gairahnya, tiba-tiba wajah Rara berubah menyeramkan. Rambut yang sebahu tadi, kini berubah panjang dan berantakan. Gigi yang rapih, berubah menjadi taring yang panjang serta runcing. Dari perut ratanya, keluar usus yang terburai membuat orang bergidik ngeri bila melihatnya.

Melihat perubahan itu, Indra dengan cepat mendorong makhluk itu dan berlari menjauh darinya. Namun, makhluk itu mengulurkan tangannya yang panjang dan menarik tubuh Indra kembali ke arahnya. Dari jari tangannya, keluar kuku panjang serta hitam dan mencengkram leher Indra dengan kuat sampai dia tak bisa bernapas.

Makhluk itu menyeringai menampakan gigi taringnya dan tertawa cekikikan. Kemudian, ia hendak mendekati leher Indra untuk menghisap darahnya. Tapi aksinya harus terhenti, karena mencium bau seperti ...

"Elu ngompol, ya?" Suara serak itu bertanya kepada pemuda yang sedang ketakutan.

"Hahh?" Indra terheran dengan mode dodolnya.

"Elu ngompol, ya?" Tanya makhluk itu yang suaranya berubah seperti suara temannya, Dika. Makhluk itu pun memukul kepala Indra dengan keras.

Tentu saja itu sakit, membuat Indra protes. "Aww, sakit beo. Kok main pukul, sih!" Gerutunya sambil mengelus kepala.

"Sialan, elu ngompol di kasur gue!" Kini suaranya terdengar seperti Geri.

Indra yang masih belum sadar, tentu saja hanya bergumam kebingungan. "Hahh, kasur?"

"Woi, bangun!" Teriakan Dika dan Geri mengagetkan Indra sampai membuatnya terjerambab ke bawah kasur.

Flashback

Sore itu Dika, Geri sama Indra pulang dari rumahnya Sherly. Setelah mengantar Renita pulang, mereka berencana menginap dirumahnya Geri. Karena, orang tua Geri sedang mengantar eyang kakung pulang kampung.

"Dik, Ndra, nginep di rumah gue, ya!" Ajak Geri kepada keduanya yang langsung di iyakan.

"Ya udah deh, hayu aja! Lagi pula, besok gua gak ada kerjaan! Jadi, bisa santai." Ucap Indra.

Dika pun mengiyakan ajakan Geri. "Okey aja sih, gue mah. Kebetulan, toko juga tutup!" Timpal Dika.

Dan akhirnya, mereka pun melajukan kendaraannya menuju rumah Geri, yang sebenarnya gak terlalu jauh dari rumah Renita. Karena Geri dan Renita bertetanggaan, hanya beda komplek saja.

Sesampainya di rumah Geri, Dika dengan cepat membuka tudung saji. "Ger, gak ada makanan nih. Cemilan atau apa, gitu. Perut gue laper banget, ini. Kalo kek gini, lama-lama gue bisa pingsan!" Seru Dika seraya mengelus perutnya.

"Kalo elu pingsan, gampang banget kok! Tinggal gue kasih nafas buatan, bangun deh elu. Gampang, kan?" Ucap Geri terkekeh.

"Naj*s, gue dikasih nafas buatan dari elu. Bukannya gue bangun, bisa-bisa gue pergi untuk selamanya. Fyuh," Menggerakkan tangan ke atas.

"Sembarangan anda kalo ngemeng. Orang yang di kasih nafas buatan dari gue, kebanyakan minta nagih. Kalo lu gak percaya, boleh di coba. Sini, gua kasih khusus buat elu!" Geri memonyongkan mulutnya mendekati Dika.

Dengan cepat, Dika menjauh dari Geri. "Kagak usah! Gue percaya, kok. Itu orang langsung ke alam baka setelah mencium nafas lu yang bau naga."

Keduanya berlarian mengitari meja seperti sedang adegan film romantis.

"Ya elah, elu berdua malah iindiaan! Kejar- kejaran tuh di bawah pohon, di taman bunga atau guyuran hujan. Lah ini, meja makan elu puterin!" Cibir Indra meledek keduanya.

Mereka terus saling mengejar sampai kelelahan. Dengan nafas terengah, mereka duduk dan mengambil minum sambil melambaikan tangan. "Gue capek!"

"Siapa suruh malah kejar-kejaran? Mending kita makan!" Kata Indra lagi.

"Hooh, Ger. Buruan, gue laper!" Rengek Dika mengiyakan perkataan Indra.

Geri pun membuka lemari yang ternyata hanya ada mie instan dan juga telur. "Adanya mie doang. Gak apa-apa, kan!"

Dengan cepat Dika berkata, "mie pun jadi. Asal jangan racun yang elu kasih sama gue. Gue minta mie tiga bungkus, telor ceplok dua, sama kerupuknya dua bungkus. Oh iya, pake cabai jang lupa! Terus, minumnya jus jeruk aja!" Cerocos Dika yang memancing emosi tuan rumah.

"Udah ini rumah gue, yang masakin juga gue, masih nawar pula. Kalo namu dirumahnya orang, tuh sopan santun dibawa napa. Jangan ditinggal ditoko. Apalagi elu gantung, dipojokan pintu!" Ucap Geri kesal.

"Anda tidak pernah tau peribahasa ya, kalo tamu itu juragan. Jadi, tolong layanin dengan senang hati, juga jiwa dan raga." Elak Dika tanpa bersalah.

"Cih, peribahasa darimana itu. Yang ada, pembeli adalah raja. Lagian, kalo tamu seperti elu, bukannya raja, tapi tamu nyusahin!" Ketus Geri melempar bungkus mie dan cangkang telur ke arah Dika yang segera menghindar.

"Wlekk!"

Terpopuler

Comments

RayaBumi

RayaBumi

triple like untukmu thor, sukses selalu 💕

2021-01-25

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

hai kak😊

asisten dadakan masih setia berkunjung kembali😉

mampir yuk

semangaaatt ya💪

2020-12-25

1

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

ya dika.. mimpi basah di kasur orang 😅

2020-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!