Rencana(part 1)

Setelah meninggalkan Reihan di sekolahnya, Sherly melajukan mobil sport merahnya menuju basecamp tempat mereka berkumpul untuk merencanakan sesuatu.

 

Di luar basecamp, sudah berdiri seorang pria tampan yang sedang menunggu mereka. Belum satu anggota team pun yang terlihat di sana, kecuali Sherly sang ketua team yang baru datang.

"Hai kak, udah lama nunggu? Maaf ya, tadi nganterin dulu keponakan ke sekolah." Ucap Sherly yang baru turun dari mobilnya dan menghampirinya.

"Oh hai, belum lama kok! Saya juga baru nyampe," Sahut Hendri tersenyum ke arahnya.

"Yang lain belum dateng, ya?" Celingukan mencari ke kanan dan ke kiri.

Hendri menggelengkan kepa, "Belum sih kayaknya!"

Tak lama kemudian, dua motor sport berhenti di depan basecamp.

Dika yang baru datang dengan motor sportnya, disusul dengan dua orang pemuda di belakangnya. "Sorry, gue telat!"

"Sorry ya, kita juga telat!" Ucap Geri yang baru turun dari motor Indra.

"Gak apa-apa, kita juga baru dateng kok! Iya kan, Sher!" Ucap Hendri kepada mereka.

"Oke kalo gitu, kita ngobrol di dalem aja deh biar enak!" Usul Sherly kemudian.

 

Memang basecamp ini jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka, tepatnya pertengahan antara arah rumah semuanya. Tempat ini sudah dari dulunya memang jadi markas mereka.

 

"Dimana Bapak dan Ibu Handoko itu? Kok gak ada?" Tanya Hendri kepada mereka setelah masuk kedalam dan tanpa sadar membuat mereka heran.

"Eh iya, kok gak ada disini sih!" Sherly menimpali pertanyaan Hendri. "Eh, kok kak Hendri tau kalo mereka tidak ada disini?" Ia tersadar dengan pertanyaan Hendri.

"Iya juga, kok kak Hendri tau mereka tidak ada disini?" Tanya Geri. "Emang, mereka tidak ada gitu sher?" Bertanya dan memalingkan wajah ke arah sherly.

Hendri yang tersadar langsung memberikan alasan. "Itu ... anu ... mm, maksud saya nanya sama kamu, apa mereka tidak disini? Biasanya kan kalo ada makhluk halus terasa hawa dingin gitu!" Alibi Hendri menyembunyikan jati dirinya.

"Oh, gitu maksudnya. Kirain kak Hendri bisa melihat seperti Sherly!" Ucap Dika sedikit mengejek karena tak percaya melihat ada yang aneh darinya.

"Ti-tidak kok! Saya beneran bertanya sama Sherly!" Ucapnya gugup membuat semua mata tertuju kepadanya.

"Udah ah, jangan ribut mulu. Kita harus pikirin rencana kita buat mecahin kasus ini." Lerai Sherly kepada semuanya.

"Ya sudah, kita langsung berangkat aja lah ke lokasi buat ngecek kebenarannya!" Usul Geri kepada mereka.

"Baiklah, karena kita sepakat buat pergi ke sana kita putusin naik mobil saya aja biar kita bisa barengan kesana-nya." Ucap Hendri.

"Kok pake mobil kapten sih? Kita kan bawa kendaraan masing masing. Lagi pula, pake motor lebih cepet nyampenya." Ucap Dika tak setuju.

"Iya, kita pake motor saja biar cepet! Jadinya bisa ngejar waktu. Kan kapten sendiri yang bilang bahwa perjalannya jauh. Kalau kita pake mobil pasti kena macet. Bikin lama dong!" Indra membenarkan saran Dika.

"Tapi saya bawa mobil hari ini, tidak bawa motor!" Hendri terlihat kebingungan.

"Kalo gitu, kapten saja pake mobil. Kita sih pake motor, ya kan gengs!" Kata Geri.

Hendri tak terima dengan perkataan Geri. "Ya, gak bisa gitu dong! Saya kan yang dampingi kalian, jadi kita harus barengan perginya."

Melihat akan terjadi keributan, Sherly pun bertindak. "Betul kata kak Hendri. Kita kesana harus barengan, biar gak tersesat. Lagian kan yang tau tempatnya juga dia."

"Tapi Sher, kalo pake motor kita leb_" Ucapan Geri terpotong karena bunyi ponselnya. "Sorry izin sebentar, gue angkat dulu." Geri pun keluar dari ruangan itu. "Ya hallo, ana apa ma'e?" Ucapnya setelah diluar.

"Hallo lek, kowe nangendi saiki toh?" (Hallo nak, kamu dimana sekarang sih?)" Tanya ibunya di sebrang telpon terdengar sedang khawatir.

"Aku neng basecamp ma'e. Ono opo toh?" (Aku di basecamp bu. Ada apa sih?) Tanya Geri balik.

"Lek gawat, eyang kakungmu melebu nang rumah sakit mau esuk! Ma'e kambe bapak'e wes neng kene, tapi...!"(Nak gawat, kakekmu masuk rumah sakit tadi pagi. Ibu sama bapak sudah disini, tapi....)" Ucapan ibunya menggantung bikin penasaran.

(*U*ntung bukan cinta ya, yang di gantung. Hahaha)

"Opo? Eyang kakung melebuh neng rumah sakit?" (Apa? Kakek masuk rumah sakit?)" Teriaknya membuat semuanya panik dan menghampiri Geri. "Lah terus, piye saiki keadaane?" (lah terus gimana sekarang keadaannya?) Tanya-nya lagi.

"Eyang kakung kepingin ketemu karo awakmu, lek. Jarene ono sing arep diomongi." (kakek ingin ketemu sama dirimu, nak. Katanya ada yang mau dibicarakan)" Kata ibunya. "Ma'e wedi mbok ono opo-opo karo eyang kakungmu. Soale, ora biasane takon awakmu." (Ibu takut ada apa-apa sama kakekmu. Soalnya, tidak biasanya nanyain kamu)" Lanjutnya kemudian.

Geri tampak kebingungan. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Yo wes, neng rumah sakit endi?" (ya sudah, di rumah sakit mana?)" Tanya Geri.

"Neng Rumah sakit kota,"(Di rumah sakit kota)" Jawab ibunya sebelum menutup sambungan telpon.

Helaan nafas berat terdengar dari mulut Geri. Dia menjadi tak enak kepada teman-temannya.

"Sorry guys, kayaknya gue gak bisa ikut kalian deh! Eyang kakung masuk Rumah sakit, nih?" Ucapnya dengan tak enak.

"Ya udah Ger, gak apa-apa. Lagian, eyang kakung lebih penting. Masalah ini biar kita yang urus, elu buruan ke RS aja gih!" Ujar Dika. "Kalau ada apa-apa segera telpon kita, oke?" Lanjutnya lagi.

"heemh, buruan pergi sana. Nih bawa mobil gue!" Sherly memberikan kunci mobilnya.

Walaupun tak enak hati, Geri tetap mengambil kunci mobil Sherly untuk di pakai olehnya. "Thanks ya, kawan! Gue janji setelah eyang kakung sembuh, gue ikut kalian lagi buat mecahin kasus." Kata Geri.

"Udah ah gak usah mikirin yang lain, keluarga lebih penting bray." Indra menepuk punggung Geri.

"Ya udah, gue pergi ya. Sekali lagi, sorry and thank you so much." Geri pun pergi menggunakan mobil Sherly menuju rumah sakit kota untuk menjenguk kakeknya.

"Jadi gimana? Apa kita bisa berangkat sekarang?" Tanya Sherly kepada tiga pria itu.

"Oke, let's go!" Seru mereka bertiga.

Dika langsung menarik tangan Sherly. "Beib, lu naik motor gue!"

"Oke lah, abang Dika ku sayang! Pakein dong helmnya!" Perkataan Sherly berhasil membuat Dika merona.

Dengan senang hati, Dika memasangkan helm perlahan ke kepala Sherly. "Manjanya ke sayangan gue," Ucapannya sukses membuat Indra mencibir keduanya dan membuat Hendri panas hati.

Hendri yang sedari tadi menyimak tersenyum kecut."Kapan kita akan nyampenya, kalau disini terus?" Ucap Hendri tak senang melihat kedekatan Sherly dan Dika.

Indra bergegas memberikan helm ke arah Hendri dan mengatakan akan memboncengnya. Namun, Hendri menolah dan dia yang menawarkan diri untuk membawa motor Indra. Tanpa banyak berpikir, Indra mengiyakan permintaan Hendri dengan langsung menurutinya. Dia tak mau berprasangka apapun kepada kapten muda itu.

"Jangan jauh dari saya ya, biar kalian gak tersesat?" Ujarnya kepada Sherly dan Dika.

"Siiipp!" Seru keduanya mengacungkan jempol.

 

Dua motor dengan membawa empat orang, berangkat menuju tempat yang dimaksud kapten Hendri. Daerah yang cukup jauh dari perkotaan, tempat yang sudah terbengkalai tanpa adanya kegiatan pekerjaan membuat tempat itu terasa begitu sunyi sepi bagaikan kuburan.

Mereka masuk di sambut dengan debu yang menyeruak masuk ke lubang indra penciuman mereka, membuat mereka terbatuk dan bau minyak yang tumpah di ruangan yang kotor menambah polusi di hidung mereka. 

Saat mereka masuk lebih dalam ke ruangan itu, tercium bau busuk yang menyengat membuat mereka muntah.

"Uwweeeekkk," Bau bangkai itu menusuk hidung dan membuat tak tertahankan lagi.

"Gila, bau apaan ini?" Dika menutup hidungnya setelah ia memuntahkan isi perutnya.

"Asli, gue gak kuat!" Indra melambaikan tangan dan berlari keluar.

"Gue mau pingsan," Sherly pun tak tahan dengan bau busuk itu.

"Kita harus bertahan teman-teman. Pakailah ini!" Hendri memberikan Masker untuk menutupi panca indra penciuman mereka.

"Kak Hen udah menyiapkan ini semua!"Seru Sherly yang memasang masker menutupi hidung dan mulutnya.

"Iya. Saya tahu kalo ini tidak akan mudah. Kejadian seperti ini sudah saya duga sebelumnya." Ujarnya seraya memperhatikan sekeliling.

"Wei, gawat guys! Ada orang yang dateng kesini. Buruan ngumpet!" Indra berlari masuk ke dalam memperingatkan mereka tak lupa menutup kembali pintu masuknya.

"Waduh, gawat dong! Kita ngumpet dimana?" Tanya Sherly panik.

"Kita kesana aja!" Ajak Hendri menunjuk drum besar tempat menyimpan minyak.

Mereka berlari terburu-buru, bersembunyi di belakang drum yang ada di ruangan itu.

"Gimana sama motor kita?" Tanya Dika saat mereka sudah bersembunyi.

"Tenang, udah gue umpetin di tempat rongsokan di belakang gudang sana!" Indra berbisik karena beberapa orang sudah masuk ke ruangan itu.

[

[

"Bos, mereka minta minyaknya dikirim sekarang juga. Kalau tidak, mereka akan membongkar rahasia kita kepada polisi!" Ucap salah seorang pria dari mereka.

"Kalian tidak usah panik, tenang saja.karena aku sudah mengantongi kartu AS mereka. Hahahaha." Pria paruh baya itu tertawa terbahak.

"Memangnya apa yang bos punya sampai membuat mereka takut kepada kita, bos?" Tanya satunya lagi.

"Kalian lihat saja!" Berkata dengan pasti. "Bawa masuk dia!" Memerintah kepada anak buahnya, untuk menyuruh orang yang baru datang dengan mobil box.

Terlihat, beberapa anak buahnya menyeret masuk seorang wanita muda yang diikat tangannya dengan menutupi matanya juga. Wanita itu meronta meminta di lepas, tapi mereka malah sengaja membiarkannya berteriak dan hanya menertawakan.

Wanita itu memaki dan meludahi si bos, bahkan mengutuk pria itu setelah penutup matanya terbuka. Tapi, pria itu malah tergelak dan menyuruh anak buahnya untuk merobek pakaian wanita muda itu setelah ia menamparnya.

Melihat kejadian itu, Sherly, Dika, Indra dan Hendri yang bersembunyi di balik drum besar merasa sangat geram terhadap sikap mereka yang berani menganiaya wanita tak berdaya. Ingin sekali mereka menghajar si pria brengsek itu. Tapi Hendri menahan tangan mereka supaya tidak bertindak gegabah.

Mereka tak tahu seberapa banyak anak buahnya itu. Takutnya, itu malah membahayakan nyawa mereka semua termasuk wanita itu.

Sherly pun duduk ke tempatnya kembali dengan memundurkan tubuhnya lebih ke belakang. Tanpa sengaja, punggungnya menabrak sesuatu yang sedikit basah dan dingin membuat dia terhenyak. Saat ia menoleh ke belakang, di lihatnya sesuatu yang membuatnya terkejut seketika. Dia pun menjerit namun untung telapak tangan Dika menempel di mulutnya, sehingga jeritannya tak keluar dengan keras.

"Siapa itu?" Mereka yang mendengar sebuah jeritan kecil, menghentikan aksinya untuk melucuti pakaian wanita itu.

Dengan segera, Indra beraksi. "Kuuuciiieeeng ... eh, Meooong." Indra yang tersadar dengan ngeongannya. (hadeuh kang Indra).

"Oh ... meong," Ucap penjahat serempak.

"Huhh selamat!" Mereka mengelus dadanya.

Sherly yang masih di bekap mulutnya memukul pelan tangan Dika."Hmmmpphhh ... Tangan lu asin banget sih, bekas apaan? Pluh ... pluh," Mengelap mulutnya saat tangan Dika terlepas.

"Hehehe, sorry ya. Tadi pagi gue sarapan nasi pake ikan asin, lupa cuci tangan. Masih kerasa ya?" Dika nyengir bagaikan monyet ikut kontes cover boy.

Sherly melotot mendengarnya. "Idih, lu jorok banget sih. Wuekk," Rasanya sangat mual mengingat rasa asin tadi. "Oh ya, di belakang gue itu...?" Ucapnya menggantung karena Dika buru-buru menempelkan telunjuk yang langsung di tepis keras olehnya.

"Sssttt," Dika menempelkan jari telunjuk di bibir Sherly yang langsung di tepis. "Jangan pake itu!" Ucapnya.

"Kalo pake bibir, boleh?" Tanya Dika sambil menaik turunkan alisnya.

"Apalagi itu! Gak boleh!" Ketus Sherly lagi membuat Dika merajuk layaknyaanak kecil.

Indra meledeknya sambil menepuk bahu Dika. "Belum sah, Dik. Sabar!" Dia terkekeh senang karena berhasil menggoda sahabatnya itu.

"Udah jangan bahas itu, yang penting di belakang gue?" Kata Sherly menunjuk ke belakang dengan wajah masih menghadap ke depan.

"Itu penyebab bau yang dari tadi kita cium," Ujar Hendri yang di angguki Dika dan Indra.

"Ja-jadi, i-iituu ...!" Sherly terbata tak bisa berkata dan lagi-lagi diangguki mereka bertiga. Dia hanya bisa menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Terpopuler

Comments

Pink Panther

Pink Panther

nyicil 5 likes lagi👍

kutunggu feedbacknya di karyaku Who is He? dah UP lho😁💕

2021-02-16

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangatt

2021-02-11

0

BELVA

BELVA

absen buat author kece

2021-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!