Pertemuan klien

Hari senin adalah hari pertama di setiap minggu, katanya. Tapi kalo menurut gue sih, sama juga. Hehehe...

Setiap orang lebih sibuk di hari senin. Yang sekolah, yang kerja, bahkan yang pengangguran sekalipun. Hari senin itu sering di jadikan hari upacara bendera bagi mereka yang berada di sekolah atau pun di kantor. (masih apa enggak yah?)

Tak jauh beda dengan rutinitas di rumahnya si entong, yang suka menaikan sesuatu ke tiang dan terus di pandangi sambil mendongakkan kepala ke atas.

Depan toko kelontongnya, seorang pria tua terlihat menaikan sangkar burung ke atas dan sesampainya di atas, ia mendongakkan kepala sambil menaruh telapak tangan. Persis seperti sedang menghormat, karena sinar matahari yang menyilaukan. Dan ia sedikit bergumam, terlihat bagaikan sedang bernyanyi lagu kebangsaan.

"Wah babeh, mentang-mentang hari senin. Kaya anak sekolahan aja. Di luar panas-panasan sambil hormat ke atas. Lagi ikutan upacara ya, beh?" Goda si janda kembang yang saat itu melihat babeh dengan gaya hormatnya dan sedikit bergumam. "hebat ya, babeh gak kalah sama anak sekolahan." Lanjutnya sambil tersenyum dan mengedipkan mata genitnya.

(kaya anak kecil yang baru merangkak aja pake mata genit segala, mbak. Mana mata genitnya?uluh ... uluh)

"Eh, dek Nia. Iya dong, kan abang Beni masih mude, masih strong. Kagak boleh kalah ame jiwa muda!" Ucap babeh masih dengan gaya hormatnya.

"Ih, makin seksi aja si babeh kalo gitu!" Ucapnya dengan nada manja.

"Jangan panggil babeh, dong! Abang aje, ye. Kan bang Beni ini, masih mude. Liat, nih!" Membuka peci kebanggaannya dan memperlihatkan rambut yang beruban.

"Iiihhh ... abang Beni lucu deh! Rambutnya ini sedikit beruban, jadi makin macho ih!" Meliuk-liukan badan kecentilan.

"Mana ade uban? Ini sengaja abang cat putih, biar kaya anak mude yang laen nye." Sambil menaik turunkan alis nya dan mencubit sedikit pipi si jande.

"Iiiihh ... bang Ben nakal!" Memukul pelan lengan babeh dengan tersenyum manja.

Saat si tua keladi sedang beraksi, tiba-tiba, dateng seseorang yang mengagetkan mereka. Dengan suara yang lantang, ia menegur si babeh.

"Oh ... babeh, bagus ye. Di rumah si enyak lagi masakin babeh masakan kesukaan, disini babeh suka-suka ame cewek." Ucapnya lantang bikin babeh gelagapan.

"Sssttt, jangan kenceng ngomong nye! Pelanan dikit, nape. Entar enyak lu denger!" Menggeplak si penegur dengan kopiah nya sambil berbisik.

"Salah sendiri, babeh genit. Kalo enyak tau, entar babeh di sleding loh di jalan aspal sambil koprol." Dia malah nakut-nakutin si babeh(gimane ceritanye ye? Ade-ade aje).

"Ya elu nye jangan ngomong, biar enyak elu kagak tau!" Bisik babeh.

Si janda muda itu hanya bisa menggerutu kesal melihat keduanya. "Kok aku di cuekin sih, malah pada asik ngobrol berdua." Rengek Nia.

Si babeh menoleh ke arah Nia. "Eh dek, ade urusan dikit ame si entong. Jadi di cuekin deh, maaf ye!"

"Ya sudah deh, bang Ben. Aku kesini mau beli beras lima kilo, sama telor satu kilo, sekalian mau bayar uang kontrakan. Ini," Menyodorkan uang merah ke arah si babeh.

"Eh, gak useh dek Nia! Buat adek gratis aje, gak useh bayar yeh." Si babeh modus, memegang tangan Nia sambil nyengir memperlihatkan gigi ompongnya dua di samping.

Nia kegirangan mendengar itu. "Aih ... bang Ben baik bener sih! Jadi makin ganteng, deh!" Senyuman yang bikin hati babeh berbunga.

Melihat uangnya tak di terima, si entong langsung bertindak. "Eh, maaf nih mbak Nia. Uang kontrakan yang megang enyak. Kalo gak nyampe enyak, nanti nagih lagi ke mbak. Biar Dika yang terima aje, yeh. Demi keselamatan bersama. Hehehe." Dika langsung menyambar uang itu sebelum dimasukan balik ke tas Nia.

Babeh melotot. "Tong, elu jangan bikin malu babeh dong. Masa di ambil lagi, sih?" Ucapnya gak enak.

"Babeh milih malu depan mbak Nia, ape di tarik itu perkutut dari sangkarnye!" Ancam Dika yang di bikin babeh bergidik dan menggeleng kan kepalanya.

"Nah, maka dari itu nurut! Udeh tue juge, masih aje ke gatelan. Kasihanilah anakmu yang masih jomblo ini, beh!" Jiwa jomblo Dika merana.

●●●

Kring..kring..

Terdengar bunyi telpon nyaring dari tempat ia duduk. Dengan sedikit kerepotan, ia mengangkat gagang telpon itu dan berbicara.

"Halo ... GRISHELD GRUP disini. Ada yang bisa kami bantu?" Ucap seorang gadis yang duduk di kursi sekretaris.

"....."

"Iya, betul!"

"....."

"Oh, anda ingin membuat janji temu dengan Presdir kami?"

"....."

"Saya harus menyampaikan dulu kepada beliau. Jika sudah di konfirmasi, saya pasti menghubungi anda kembali."

"....."

"Iya pak, terima kasih atas pengertiannya. di tunggu ya, Selamat siang!"

Setelah Sambungan telpon terputus, gadis itu melangkahkan kakinya ke arah ruangan yang besar di depannya.

Tok..tok..tok..

Terdengar suara ketukan dari luar, yang di persilahkan masuk oleh si empunya ruangan.

Terlihat, lelaki tampan di balik kursi kebesaran nya dan di atas meja bertuliskan PRESDIR GRISHELD GRUP.

Setelah di persilahkan masuk, ia berjalan mendekati meja presdir dan membungkuk memberi hormat kepadanya.

"Maaf, pak! Barusan ada telpon dari sekretaris PT ANTAR REKSA, ingin mengajukan janji temu Presdirnya dengan bapak siang nanti di cafe A." Ucap sekretaris itu pada orang di balik kursinya.

"Hemh, apa yang mereka inginkan?" Tanya nya dengan suaranya yang berwibawa.

"Sepertinya, mereka menginginkan kerja sama dengan kita, pak." Jawabnya.

Presdir itu kembali bertanya, "Bagaimana perusahaannya? Bisnis mereka juga bergerak di bidang apa?"

Sekretarisnya pun menjawab. "Perusahaannya cukup besar, pak. Tapi, karena kesalahan anaknya yang gegabah dalam menandatangani kontrak, mereka mengalami kerugian besar. Sehingga, sekarang mereka dalam keadaan valid." Jelas sekretaris itu. "Mereka juga bergerak di bidang yang sama dengan kita, pak." Lanjutnya.

"Apa pikiran mu sama dengan ku, Ren?" Tanya presdir itu.

"Iya, pak. Saya rasa, mereka ingin mendapat dukungan dari kita karena kita adalah perusahaan nomor satu yang menguasai kerajaan bisnis internasional." Jawab sekretarisnya. "Mereka ingin supaya kita membantu kesulitan yang mereka alami sekarang ini!" Lanjutnya lagi.

Sang presdir diam sejenak sebelum berkata. "Baiklah, kalau begitu. Karena kita sudah tahu apa yang mereka inginkan, maka kita harus mempersiapkan segalanya dengan sangat baik. Jangan ada kesalahan!" Lanjutnya dengan nada menekan.

Waktu yang dinantikan pun tiba. Pertemuan kedua pemimpin perusahaan itu, menghasilkan sebuah kesepakatan di antara mereka.

Presdir Aldriansyah adalah seorang pebisnis yang ulung. Ia menguasai segala kecerdikan dan kecerdasan yang dimiliki ayahnya, pak Hadi prayoga. Di usia muda, ia sudah menaklukan empat perusahaan besar dalam waktu setahun.

Sehingga ia mendapat julukan, si RAJA BISNIS dari partner kerjanya dan lawannya pun banyak yang kalah karena kecerdasannya.

Jika perusahaan yang di dukung GRISHELD GRUP menghianati atau menyelewengkan kekuasaannya, maka ia tak segan mengakuisi perusahaan itu.

Banyak yang takut jika berhubungan degannya, tapi tidak sedikit juga yang ingin bekerja sama dan menawarkan keuntungan yang besar untuk kedua belah pihak. Biar sama-sama untung.

"Ren, kamu mau pulang sekarang atau mau mampir dulu ke butik istriku biar ketemu temen kamu yang bawel itu?" Tanya kak Al.

"Emh, gimana bapak aja. Aku pasti ikut!" Kata Iren.

"Ya elah Ren, kalo di luar kantor jangan panggil pak dong! Kakak aja, seperti biasa!" Kata kak Al padanya.

"Hehe..iya kak. Abis, kebiasaan di kantor sih!" Ucapnya sambil nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Renita memang gadis yang rajin dan tekun. Ia juga termasuk cerdas dan cekatan. Menjadi seorang sekretaris GRISHELD GRUP, bukan hal yang mudah. Tapi, ia membuktikannya masuk ke perusahaan dengan kerja kerasnya sendiri. Walaupun temannya adalah adik sang Presdir, tapi ia tidak meminta bantuannya.

Setengah jam perjalanan menuju butik sang istri, ia pun mengajak Iren turun untuk menemui sahabatnya.

Sherly memang anak yang rajin dan cerdas. Tapi soal pekerjaan, ia memilih untuk menghabiskan waktu di butik kakak iparnya. Padahal, sang Ayah menyuruh memimpin perusahaan yang ia punya supaya kakaknya bisa memegang perusahaan yang ada di belanda.

GRISHELD GRUP sebenarnya adalah perusahaan yang dimiliki Pak Hadi Prayoga. Perusahaan yang tadinya kecil. Karena kecerdikan dan kecerdasan pak Hadi, perusahaan ini berkembang pesat menjadi besar dan memiliki cabang di lima negara. Indonesia, Belanda, Prancis, Rusia dan yang terakhir di china.

"Hay, adek ku yang cerewet. Ada yang mau ketemu kamu, nih!" Teriak kak Al setelah masuk ke butik milik istrinya dan mencium pipi sang istri yang sedang melayani pelanggan.

Pemandangan indah wajah tampan pria yang berusia kepala tiga ini, selalu membuat histeris kaum hawa. Pesona nya memang tak pernah luntur, apalagi dia yang selalu tersenyum ramah menyapa semua orang.

"Wah, gantengnya. Keren abis, ini cowok!"

"Pengen deh jadi pacarnya. Tapi, kenapa dia cium pipi bu Aisyah? Jangan-jangan suaminya!"

"Uuh, manisnya dia,"

Itulah bisikan celotehan para pelanggan yang sedang mengantri di butik milik istrinya.

"Siapa? Jodoh buat aku lagi? Males ah, ngejodohin mulu!" Sherly yang lagi fokus menata rancangannya tidak melihat ke arah kak Al.Ia kesel karena setiap ketemu, kakaknya selalu mengenalkan seorang lelaki.

"Lihat dulu dong sayang. Elu mah gitu, ama kakaknya suudzon mulu." Menarik badan Sherly dengan pelan hingga berbalik menghadap ke arahnya. "Taraaaa ..." Setelah adiknya berbalik ia menyingkirkan tubuh jangkungnya.

Saat mata Sherly melihat seseorang yang di balik tubuh kakaknya, dia mundur ke belakang karena terkejut sekaligus takut. "Siapa dia kak?" Pertanyaan yang membuat kak Al dan Iren mengernyitkan dahinya.

"Sayang," Memanggil istrinya. "Apa dia jatoh dan kepalanya terbentur sesuatu?" Tanyanya setelah istrinya menghampiri.

"Tidak! Kenapa memang?"Jawab Aisyah sambil balik bertanya.

Kak Al menempelkan telapak tangannya ke dahi Sherly dan membolak-balik. "Tidak panas, kok!"

"Ih, apaan sih kak!" Menepis tangan kak Al dari dahinya. "Aku gak sakit," Ketusnya.

"Terus, kenapa ekspresinya gitu? Emang kamu lupa, dia ini siapa?" Menunjuk Iren.

"Pertanyaan macam apa itu?Ya dia Iren lah. Masa kaya gitu aja di tanyain."

"Terus, kenapa kaget?" Tanya kak Al heran.

"Kakak abis dari mana?" Ditanya malah balik bertanya.

"Ya abis dari kantor lah, terus kesini. Emang kenapa sih?"

"Kakak bawa siapa?" Lagi-lagi bertanya.

"Tuh kan yang," Merengek sama istrinya. "Sebenarnya, elu kenapa sih dek?Jelas-jelas gue bawa temen lu, masih ditanya."

"Kakak, bukan Iren yang ku maksud. Tapi laki-laki ini!" Menunjuk ke arah samping Iren membuatnya terlonjak.

"Ah, elu mah Sher. Kebiasaan, bikin takut gue aja." Berpindah dan memeluk tubuh sherly.

"Kebiasaan nih bocah. Yuk, ikut gue keruangan kakak ipar lu!" Kak Al berjalan dan diikuti istri, adiknya dan Iren ke ruangan khusus istrinya.

"Nanda, tolong layani mereka dulu ya. Saya ada urusan penting!" Perintahnya kepada salah satu asisten sebelum mengikuti suaminya yang di jawab olehnya.

Setelah masuk ke ruangan, mereka pun duduk di sofa. Iren yang ketakutan, milih duduk berdempetan Sherly. Pasalnya, ia tau jika temannya itu pasti melihat sosok makhluk tak kasat mata.

Kak Al duduk di depan Sherly yang diikuti istrinya. Setelah mereka duduk, baru Sherly angkat bicara.

"Sekarang jawab aku dengan jujur! Sebenarnya, kakak dari mana?" Bertanya kepada kakaknya sambil melirik lelaki yang tadi mengikuti ke ruangan itu juga.

"Gue ada pertemuan dengan klien di cafe A. Biasa, membahas masalah bisnis." Ucapnya sambil memperhatikan gerak-gerik adiknya.

"Apa ada masalah dengan itu?"

"Aku juga gak tau, sebenarnya dia ini dari utusan klien kakak atau dateng dari cafe A. Yang pasti, dia mengikuti kakak kesini." Jelasnya.

"Dia pengen apa, dek?" Tanya kak Al.

"Aku gak tau, kak. Tapi, sepertinya ia ingin meminta bantuan kita deh!" Lelaki itu pun mengangguk.

________Bersambung__________

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat selalu Thor 🌻🌻🌻🌻

2021-05-05

0

Pink Panther

Pink Panther

lanjut nyicil 5 like🙌👍
kutunggu feedbacknya di karyaku Who is He? dah UP lho😄💕

2021-02-13

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangat ya kak

2021-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Seperti nyata
3 Hilang
4 Masih Hilang
5 Tempat itu
6 Basah
7 Baunya seperti
8 Alya yang malang
9 Tumbal jalan baru
10 Pertemuan klien
11 Hantu pemilik perusahaan
12 Pertemuan antara mereka
13 Orang baru
14 Si kecil Rei
15 Rencana(part 1)
16 Rencana (part 2)
17 Tim sengklek
18 Pertahanan Sherly
19 Sang Penguasa
20 Terungkapnya kejahatan agung
21 Suara dan sosok
22 Kepanikan Keluarga Dika
23 Kamar 108
24 Makhluk kamar 108
25 Hantu Hitam
26 Roh Jahat
27 Siluman
28 Upaya pembebasan
29 Kematian Indra
30 Masih tentang Indra
31 Hantu Indra
32 Visual
33 Pria tampan
34 Istri tuan
35 Salah paham
36 Upacara penyambutan
37 Hantu Bumil
38 Ternyata
39 Jin Penunggu Jembatan
40 Bayi Jin
41 Siluman Serigala
42 Hantu Genit
43 Hantu Nania
44 Berita Duka
45 Terluka parah
46 Berhati iblis
47 Harimau putih
48 Pagi yang bikin tegang
49 Suster ngesot
50 Jum'at keliwon
51 Tangan tanpa tubuh
52 Teman hantu
53 Bunuh Diri
54 Gara-gara tuyul
55 Kuntilanak merah
56 Kecelakaan Geri
57 Penyesalan Indra
58 Penyelidikan kasus.
59 Kerasukan
60 Si Ratu Kecantikkan
61 Sosok di kamar Geri.
62 Si Hantu Pikun
63 Buta dan lumpuh
64 Tanggung jawab
65 Wanita dalam tembok
66 Pria mesum
67 Super Hero
68 Hantu wanita
69 Tragedi di Rutan
70 Pocong
71 Di cuekin
72 Si Poling
73 Two in one
74 Maluku Dimana????
75 3G atau 4G
76 Meledek si galak
77 Hantu gokil
78 kisah kasih
79 Sebuah kesalahan
80 Dasar si Machan
81 Doyok..Otoy..Ali oncom
82 Siluman kerbau
83 Toya sakti sun go kong
84 Kekhawatiran
85 Kesedihan Zidane
86 Hantu sementara
87 Hantu mesum VS Hantu genit
88 Putus
89 Gadis lain
90 Terancam batal
91 Kembalilah
92 Alasan kematian
93 Bangkit dari kubur
94 Nenek lampir
95 Terlambat datang
96 Romantisnya
97 Hantu Anak Kecil
98 Kasus baru
99 Kematian mbok Iyem
100 Kado spesial untuk si machan
101 The most beautiful day
102 Sedikit kemesraan
103 Kecelakaan
104 Kabar mengejutkan
105 Mencari tahu
106 Janji Suci
107 Kemarahan Indra
108 Rahasia Hendri
109 Keputusan orang tua
110 Wajah Hendri
111 Pertolongan Machan King Ice
112 Menghilangnya Dika
113 Liburan
114 Membuat khawatir
115 Masalah Baru
116 Sosok lain dari Sherly
117 Wujud yang keluar
118 Apa yang terjadi?
119 Bergadang
120 Pengumuman
121 Menghindar
122 Tempat Baru
123 Tak dapat di temukan
124 Merindukanmu
125 Kesalah pahaman Geri
126 Masa lalu Zidane
127 Mengetahui
128 Tamu tak diundang
129 Tamu yang datang
130 Pencarian
131 Pulang ke rumah
132 Kematian nyonya Fransisca
133 Zidane dan Sherly
134 Pergi tanpa pamit
135 Sherly terpojok
136 Terikat di ruang gelap
137 Tak bisa keluar
138 Usaha pencarian
139 Keinginan Hendri
140 Gagal lagi
141 Usaha Pengejaran
142 Pengumuman
143 Bersembunyi
144 Yang di temukan Geri
145 Menemukan keberadaan
146 Kelemahan Zidane
147 Sebuah Cara
148 Rata dengan tanah
149 Saling menyerang
150 Kematian Hendri
151 Larangan untuk Reihan
152 Wanita lain
153 Kangen kamu
154 Pertemuan sahabat
155 Ajakan pergi
156 Pemilik sesungguhnya
157 Kabar mengejutkan
158 Ancaman untuk Sherly
159 Siapa dia?
160 Dokter Steven Riandi
161 Keluar villa
162 Sedikit coretan
163 Hantu menyeramkan
164 Senyum mengandung racun
165 Kembali ke ibukota
166 Siapa hantu itu?
167 Kematian Avril Restidiningrat
168 Dalang di balik kematian
169 Akhirnya
170 And The Genk Junior
171 Kembalinya And The Genk
172 Boncabe
173 Boncabe 2
174 Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175 Boncabe Alamat palsu
176 Boncabe Terungkap
177 Boncabe Kembali pulang
178 Boncabe Kemarahan Zidane
179 Boncabe Siapa dia???
180 Boncabe Kisah klasik
181 Boncabe Siapa Diana?
182 Boncabe Tak bisa di dekati
183 Boncabe Suara manja
184 Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185 Boncabe Ternyata itu!
186 K I J (King Ice Junior)
187 Misteri hilangnya ...
188 Alasan penculikan
189 Paket berbahaya
190 Di temukan
191 Berakhir
192 Rilis novel baru
Episodes

Updated 192 Episodes

1
prolog
2
Seperti nyata
3
Hilang
4
Masih Hilang
5
Tempat itu
6
Basah
7
Baunya seperti
8
Alya yang malang
9
Tumbal jalan baru
10
Pertemuan klien
11
Hantu pemilik perusahaan
12
Pertemuan antara mereka
13
Orang baru
14
Si kecil Rei
15
Rencana(part 1)
16
Rencana (part 2)
17
Tim sengklek
18
Pertahanan Sherly
19
Sang Penguasa
20
Terungkapnya kejahatan agung
21
Suara dan sosok
22
Kepanikan Keluarga Dika
23
Kamar 108
24
Makhluk kamar 108
25
Hantu Hitam
26
Roh Jahat
27
Siluman
28
Upaya pembebasan
29
Kematian Indra
30
Masih tentang Indra
31
Hantu Indra
32
Visual
33
Pria tampan
34
Istri tuan
35
Salah paham
36
Upacara penyambutan
37
Hantu Bumil
38
Ternyata
39
Jin Penunggu Jembatan
40
Bayi Jin
41
Siluman Serigala
42
Hantu Genit
43
Hantu Nania
44
Berita Duka
45
Terluka parah
46
Berhati iblis
47
Harimau putih
48
Pagi yang bikin tegang
49
Suster ngesot
50
Jum'at keliwon
51
Tangan tanpa tubuh
52
Teman hantu
53
Bunuh Diri
54
Gara-gara tuyul
55
Kuntilanak merah
56
Kecelakaan Geri
57
Penyesalan Indra
58
Penyelidikan kasus.
59
Kerasukan
60
Si Ratu Kecantikkan
61
Sosok di kamar Geri.
62
Si Hantu Pikun
63
Buta dan lumpuh
64
Tanggung jawab
65
Wanita dalam tembok
66
Pria mesum
67
Super Hero
68
Hantu wanita
69
Tragedi di Rutan
70
Pocong
71
Di cuekin
72
Si Poling
73
Two in one
74
Maluku Dimana????
75
3G atau 4G
76
Meledek si galak
77
Hantu gokil
78
kisah kasih
79
Sebuah kesalahan
80
Dasar si Machan
81
Doyok..Otoy..Ali oncom
82
Siluman kerbau
83
Toya sakti sun go kong
84
Kekhawatiran
85
Kesedihan Zidane
86
Hantu sementara
87
Hantu mesum VS Hantu genit
88
Putus
89
Gadis lain
90
Terancam batal
91
Kembalilah
92
Alasan kematian
93
Bangkit dari kubur
94
Nenek lampir
95
Terlambat datang
96
Romantisnya
97
Hantu Anak Kecil
98
Kasus baru
99
Kematian mbok Iyem
100
Kado spesial untuk si machan
101
The most beautiful day
102
Sedikit kemesraan
103
Kecelakaan
104
Kabar mengejutkan
105
Mencari tahu
106
Janji Suci
107
Kemarahan Indra
108
Rahasia Hendri
109
Keputusan orang tua
110
Wajah Hendri
111
Pertolongan Machan King Ice
112
Menghilangnya Dika
113
Liburan
114
Membuat khawatir
115
Masalah Baru
116
Sosok lain dari Sherly
117
Wujud yang keluar
118
Apa yang terjadi?
119
Bergadang
120
Pengumuman
121
Menghindar
122
Tempat Baru
123
Tak dapat di temukan
124
Merindukanmu
125
Kesalah pahaman Geri
126
Masa lalu Zidane
127
Mengetahui
128
Tamu tak diundang
129
Tamu yang datang
130
Pencarian
131
Pulang ke rumah
132
Kematian nyonya Fransisca
133
Zidane dan Sherly
134
Pergi tanpa pamit
135
Sherly terpojok
136
Terikat di ruang gelap
137
Tak bisa keluar
138
Usaha pencarian
139
Keinginan Hendri
140
Gagal lagi
141
Usaha Pengejaran
142
Pengumuman
143
Bersembunyi
144
Yang di temukan Geri
145
Menemukan keberadaan
146
Kelemahan Zidane
147
Sebuah Cara
148
Rata dengan tanah
149
Saling menyerang
150
Kematian Hendri
151
Larangan untuk Reihan
152
Wanita lain
153
Kangen kamu
154
Pertemuan sahabat
155
Ajakan pergi
156
Pemilik sesungguhnya
157
Kabar mengejutkan
158
Ancaman untuk Sherly
159
Siapa dia?
160
Dokter Steven Riandi
161
Keluar villa
162
Sedikit coretan
163
Hantu menyeramkan
164
Senyum mengandung racun
165
Kembali ke ibukota
166
Siapa hantu itu?
167
Kematian Avril Restidiningrat
168
Dalang di balik kematian
169
Akhirnya
170
And The Genk Junior
171
Kembalinya And The Genk
172
Boncabe
173
Boncabe 2
174
Bon cabe Seeeettttaaaaaaaaaannnn
175
Boncabe Alamat palsu
176
Boncabe Terungkap
177
Boncabe Kembali pulang
178
Boncabe Kemarahan Zidane
179
Boncabe Siapa dia???
180
Boncabe Kisah klasik
181
Boncabe Siapa Diana?
182
Boncabe Tak bisa di dekati
183
Boncabe Suara manja
184
Boncabe Ada apa dengan Zyan?
185
Boncabe Ternyata itu!
186
K I J (King Ice Junior)
187
Misteri hilangnya ...
188
Alasan penculikan
189
Paket berbahaya
190
Di temukan
191
Berakhir
192
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!