Diabaikan

“Kamu menghubungi siapa?” tanya polisi tersebut sambil berdiri

“Suaminya. Disini tertulis Suami, jadi saya yakin jika itu nomor suaminya pak”

Polisi tersebut meminta kembali pada perawat untuk mengulangi panggilan

“Ini yang kesepuluh kalinya pak” jawab perawat itu dengan wajah sedih

Polisi tadi langsung mengambil alih hp Rara yang diulurkan perawat, kemudian dia sendiri yang langsung turun menelepon suami Rara

“Kemana suaminya ini?” gumam polisi sambil berjalan mondar mandir dengan gelisah

“Apa kita perlu ke rumahnya saja pak?” tanya Arash

Polisi tadi menggeleng

“Jikapun kesana, itu biar kami yang pergi. Bapak tidak bisa kemana-mana. Karena jika terjadi hal buruk pada korban, anda harus mempertanggungjawabkan perbuatan anda”

Arash menelan ludahnya mendengar ucapan polisi tersebut. Kemudian dia mengerling kearah Ardian yang memberi kode padanya untuk tenang

“Ayo angkat…..!!!” gumam polisi tersebut yang masih betah menempelkan hp ke telinganya

“Suami model apa yang menikahi kamu Tamara” geram polisi tersebut sambil mengepal tangannya

“Sini pak, coba saya telepon pakai nomor saya saja” ucap seorang polisi tadi

“Baiklah” ucap polisi tadi menyerah setelah belasan kali teleponnya terabaikan oleh suaminya Rara. Kemudian polisi tadi menyebutkan nomor suami Rara dan dengan segera polisi tadi menempelkan hp ke telinganya

“Sama pak. Tidak diangkatnya” ucap polisi tadi

“Terus bagaimana ini pak?” tanya perawat tadi

“Kami yang akan menjaganya. Yang penting kalian para perawat dan dokter harus stand by disini”

Perawat tadi mengangguk dan menerima kembali hp Rara yang diulurkan polisi kearahnya

“Apa saya langsung kekantor pak?” tanya Arash

“Iya, kamu segera ikut teman saya ini ke kantor. Saya akan disini dulu menunggu siapa tahu suaminya nanti menelepon balik”

Arash dan Ardian mengangguk. Kemudian keduanya segera berdiri, setelah polisi yang mengatakan akan menunggui Rara tadi selesai berbicara dengan temannya

Sepeninggal rekan beserta Arash dan Ardian, polisi tersebut terduduk di kursi yang ada di depan ruang perawatan Rara. Berkali-kali dia menarik nafas panjang dan tampak tercenung

“Ku fikir aku adalah suami yang jahat karena sering meninggalkan keluargaku dengan dinas jauh. Tapi ternyata ada yang lebih jahat dari aku” gumamnya sambil mengusap wajahnya

Setelah cukup lama tercenung, dia bangkit dan masuk kedalam ruang perawatan Rara. Dimana perempuan tersebut masih tampak terpejam

“Masih belum sadar sejak tadi?” tanya polisi tersebut kearah perawat yang segera berdiri di samping tubuh Rara

“Iya pak. Dan jika sampai besok masih juga belum sadar, akan dilakukan ct scan, untuk memeriksa apakah ada benturan keras di kepalanya yang menyebabkan pasien masih belum sadar”

“Apa dia koma?”

Perawat tadi menggeleng

“Dia hanya terlalu lemah pak. Darahnya saja tadi ketika diperiksa 60/70”

Polisi tadi tak menjawab,dia hanya mengamati wajah pucat Rara yang tenang

“Hp pasien pak….” Ucap perawat cepat ketika didengarnya hp Rara berdering

“Angkat dan loudspeaker. Saya ingin dengar apa kata suaminya”

Perawat tadi mengangguk dan segera menloudspeaker hp yang ada di tangannya

“Kamu ngelayap kemana saja hah, sampai jam segini belum pulang?”

Perawat tadi langsung menelan ludahnya dan menatap takut kearah polisi yang fokus mendengar teriakan marah Rafli

“Maaf pak, ini bukan bu Tamara” jawab perawat tersebut takut-takut

“Bukan Tamara. Lantas kamu siapa? Kenapa hp istri saya ada sama kamu?”

“Istri anda saat ini di rawat di rumah sakit Permata pak. Sore tadi terlibat kecelakaan dan sampai saat ini belum sadar” sambung perawat tadi

“Apa istri saya mati?”

“Tidak pak. Cuma belum sadarkan diri saja. Kalau bisa bapak kesini, karena tidak ada satupun keluarga yang menunggui pasien”

Terdengar suara mendecak dari seberang, dan perawat tadi langsung melirik kearah polisi yang terus menantikan jawaban lanjutan dari Rafli

“Bapak bisakan kesini?” lanjut perawat karena diberi kode oleh polisi untuk menanyakan kesediaan Rafli setelah sejak tadi dia diam

“Malas sebenarnya saja kesana sus. Kalian sajalah yang urus dia, besok kalau sempat saya akan kesana” jawab Rafli santai

“Tapi ini istri bapak kan?” tanya perawat tersebut dengan nada heran tak percaya

“Iya istri saya. Tapi saya malas sus ngurusinnya. Toh ada dokter dan perawat kan disana. Jadi untuk apa saya kesana. Sudah sus, saya baru pulang, saya capek. Saya titip istri saya. Tolong jagain dia. Seperti yang saya bilang tadi, jika sempat saya akan kesana besok”

Setelah itu panggilan langsung berakhir. Perawat tadi langsung terbengong menatap layar hp yang sudah gelap, dan dia menoleh kearah polisi yang menggeleng-gelengkan kepalanya

“Terus sekarang bagaimana pak? Suaminya tidak mau datang”

Polisi tadi menarik nafas panjang, kemudian menempelkan hp ke telinganya

“Jika sudah pemeriksaan terhadap pak Arash, kamu balik lagi ke rumah sakit ini. Temani saya nungguin korban. Suaminya benar-benar brengsek”

Perawat yang mendengar nada marah pada suara polisi yang berdiri di depannya ketika menelepon hanya bisa menundukkan kepalanya

“Saya tunggu di luar mbak. Jika pasien sadar, segera beritahu saya”

Perawat tadi mengangguk, kemudian polisi tadi beranjak dari tempatnya, kembali duduk di luar. Dua jam selanjutnya, temannya yang tadi bersamanya kembali dengan Arash dan Ardian

“Bagaimana? sudah dijawab sama suaminya?”

Polisi yang menunggui Rara mendecak kemudian menceritakan jawaban suami Rara. Arash menarik nafas panjang mendengar cerita polisi tadi, begitu juga dengan Ardian

“Boleh saya masuk melihat pasien pak?” tanya Arash

Dua orang polisi tadi menganggukkan kepala mereka, dan Arash segera bangkit kemudian masuk kedalam ruang perawatan. Dilihatnya jika perawat yang menjaga Rara tampak tertidur di sofa. Dengan pelan dia berjalan kearah ranjang pasien, dan menatap dalam wajah pucat Rara

“Maafkan aku, karena aku akhirnya kamu harus berada di tempat ini” lirihnya pelan

“Aku tidak tahu derita apa yang kamu alami, tapi aku merasa marah mendengar jawaban suami kamu yang pengecut itu” tambahnya

Aku merintih dan menggerakkan tubuhku yang terasa sakit. Perlahan namun pasti aku membuka mataku, dan hal pertama yang aku saksikan adalah langit-langit kamar berwarna putih, kemudian aku menggerakkan kepalaku, kearah besi penyangga infus. Kemudian aku memejam mataku, berusaha mengingat kejadian apa yang menimpaku sehingga aku ada disini

“Mas……?” lirihku

Tidak ada sahutan, dan kembali aku mengedarkan pandanganku dan sadar jika suamiku tidak ada di ruangan ini. Nafasku kembali memburu, dan aku kembali bergerak gelisah

“Mbak….. mbak…. Mbak……” panggilku serak

Perawat yang tertidur di sofa sepertinya tidak mendengar panggilanku. Kemudian aku mengulangi panggilanku padanya, dan masih tidak ada jawaban

Sekuat tenaga aku menggapai gelas yang ada di atas meja yang ada di sebelah ranjangku

PRAAAANNNNGGGGGGG

Perawat dan polisi yang berjaga di luar segera terjaga. Dengan terburu perawat tadi menghampiriku

“Alhamdulillah akhirnya ibu sadar” ucapnya sambil mengusap wajahnya

“Apa yang terjadi?” ucap dua orang polisi berbarengan

Aku menatap kaget kearah mereka berdua. Segera keduanya berdiri di dekat perawat yang langsung memeriksa kondisiku

“Awas ada pecahan beling gelas” ucap perawat kearah Arash yang juga terburu masuk

“Kamu sudah sadar?” ucap pria yang baru masuk tadi dengan langsung menggenggam tanganku

Aku hanya diam dan memandang tiga lelaki yang tak ada satupun yang aku kenal di ruangan ini bergantian

“Kamu istirahatlah lagi, aku menjaga kamu diluar” ucap lelaki yang tadi menggenggam tanganku ketika perawat selesai memeriksa keadaanku

Aku tidak menjawab ucapannya, aku hanya mengerjapkan mataku menatap kearahnya

Episodes
1 Curiga
2 Jabatan Baru
3 Bukti
4 Makin Tak Dihargai
5 Insiden
6 Di Rawat
7 Diabaikan
8 ARASH
9 LUKA TAK BERDARAH
10 PULANG
11 KESAN PERTAMA
12 Makan Siang
13 ARASH PULANG
14 PESAN DARI ARASH
15 MULAI KERJA LAGI
16 FIRASAT MAMA
17 POV TAMARA ANGELIKA
18 Ke Rumah Mama
19 Fakta Dari Kak Dilta
20 NYARIS KETAHUAN
21 KAMUFLASE
22 MARAHNYA ARASH
23 TERBONGKAR
24 HANCUR
25 ARASH DATANG LAGI
26 AKU SAKIT
27 Kalapnya Kak Satria
28 LAPORAN
29 PEMBALASAN DI MULAI
30 Kembali Koleps
31 PERHATIAN ARASH
32 PENGAKUAN RAFLI
33 MENCOBA MENENANGKAN DIRI
34 ARASH MENYUSUL
35 HAL TAK TERDUGA
36 PERNYATAAN PERASAAN ARASH
37 BERPISAH, NAMUN BAHAGIA
38 HASIL DIAGNOSIS
39 SIDANG CERAI
40 HASIL DIAGNOSIS
41 KEPANIKAN SATRIA
42 SURPRISE DARI ARASH
43 DAMN!!! INI GILA
44 BERTIGA DENGAN ARDI
45 BERTENGKAR
46 SURAT KEPUTUSAN PENGADILAN
47 TEKA TEKI OBAT PENYUBUR KANDUNGAN
48 SEMAKIN PARAH
49 KE RUMAH SAKIT PROPINSI
50 TAK SADAR
51 DAPATNYA BUKTI
52 BERGERAK
53 PELAKU DIBALIK KASUS OBAT TERLARANG
54 ARASH GALAU
55 BERTEMUNYA AKU DENGAN ARASH DAN KELUARGANYA
56 KAK RAY DATANG
57 LUAPAN RINDU
58 AKU TERKENA LEUKEMIA
59 KEMOTERAPI AWAL
60 TERGUNCANG
61 SUASANA KANTOR
62 DINA SAKIT
63 PERHITUNGAN DI MULAI
64 NEKATNYA ARASH
65 PERMINTAANKU PADA ARASH
66 AKU NGGAK MAU RA......
67 PULANG
68 DINA CURIGA
69 TEKA TEKI PENYAKITKU
70 ARDI MENEMUIKU
71 TUAN HARYO MENEMUI RAFLI
72 MEMINTA BANTUAN KAK DILTA
73 RESIGN
74 DAN LAGI ARASH DATANG
75 DAN AKHIRNYA ITU TERJADI
76 KEMOTERAPI KEDUA
77 MAKIN PARAH
78 STADIUM EMPAT
79 DAN AKU KEMBALI TERGUNCANG
80 DIBAWA KE BELANDA
81 DIRAWAT DI BELANDA
82 TAMU TAK TERDUGA DI PESTA ULANG TAHUN MALIKA
83 Janji
84 ULTIMATUM
85 BABAK BARU KASUS RAFLI
86 KESALNYA ARASH
87 DISKUSI
88 SETITIK HARAPAN
89 PERJUANGAN ARASH
90 KABAR DARI RUMAH
91 KEMANA AKU MENCARI KAMU?
92 JALAN YANG BERLIKU
93 TERUS MENCARI
94 INTEROGASI
95 DOKUMEN RARA
96 Maaffffff...
97 KABAR LAMA
98 INFORMASI BERHARGA
99 TAK KENAL LELAH
100 TERUS BERJUANG
101 AKU HARUS KUAT TUHAN
102 DIANTARA DUA PILIHAN
103 JANTUNG DINA KUMAT LAGI
104 KESEDIHAN ARASH
105 KEPUTUSAN TUAN HARYO
106 Saran Ardi
107 RAMBUTKU MULAI RONTOK
108 PERTOLONGAN ARDI
109 PULANG
110 MENCARI KEBENARAN
111 AKHIRNYA SAMPAI DI RUMAH
112 AKHIRNYA ARASH MENYERAH
113 KE HOPE LIFE
114 KEINGINANKU
115 PENOLAKAN
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Curiga
2
Jabatan Baru
3
Bukti
4
Makin Tak Dihargai
5
Insiden
6
Di Rawat
7
Diabaikan
8
ARASH
9
LUKA TAK BERDARAH
10
PULANG
11
KESAN PERTAMA
12
Makan Siang
13
ARASH PULANG
14
PESAN DARI ARASH
15
MULAI KERJA LAGI
16
FIRASAT MAMA
17
POV TAMARA ANGELIKA
18
Ke Rumah Mama
19
Fakta Dari Kak Dilta
20
NYARIS KETAHUAN
21
KAMUFLASE
22
MARAHNYA ARASH
23
TERBONGKAR
24
HANCUR
25
ARASH DATANG LAGI
26
AKU SAKIT
27
Kalapnya Kak Satria
28
LAPORAN
29
PEMBALASAN DI MULAI
30
Kembali Koleps
31
PERHATIAN ARASH
32
PENGAKUAN RAFLI
33
MENCOBA MENENANGKAN DIRI
34
ARASH MENYUSUL
35
HAL TAK TERDUGA
36
PERNYATAAN PERASAAN ARASH
37
BERPISAH, NAMUN BAHAGIA
38
HASIL DIAGNOSIS
39
SIDANG CERAI
40
HASIL DIAGNOSIS
41
KEPANIKAN SATRIA
42
SURPRISE DARI ARASH
43
DAMN!!! INI GILA
44
BERTIGA DENGAN ARDI
45
BERTENGKAR
46
SURAT KEPUTUSAN PENGADILAN
47
TEKA TEKI OBAT PENYUBUR KANDUNGAN
48
SEMAKIN PARAH
49
KE RUMAH SAKIT PROPINSI
50
TAK SADAR
51
DAPATNYA BUKTI
52
BERGERAK
53
PELAKU DIBALIK KASUS OBAT TERLARANG
54
ARASH GALAU
55
BERTEMUNYA AKU DENGAN ARASH DAN KELUARGANYA
56
KAK RAY DATANG
57
LUAPAN RINDU
58
AKU TERKENA LEUKEMIA
59
KEMOTERAPI AWAL
60
TERGUNCANG
61
SUASANA KANTOR
62
DINA SAKIT
63
PERHITUNGAN DI MULAI
64
NEKATNYA ARASH
65
PERMINTAANKU PADA ARASH
66
AKU NGGAK MAU RA......
67
PULANG
68
DINA CURIGA
69
TEKA TEKI PENYAKITKU
70
ARDI MENEMUIKU
71
TUAN HARYO MENEMUI RAFLI
72
MEMINTA BANTUAN KAK DILTA
73
RESIGN
74
DAN LAGI ARASH DATANG
75
DAN AKHIRNYA ITU TERJADI
76
KEMOTERAPI KEDUA
77
MAKIN PARAH
78
STADIUM EMPAT
79
DAN AKU KEMBALI TERGUNCANG
80
DIBAWA KE BELANDA
81
DIRAWAT DI BELANDA
82
TAMU TAK TERDUGA DI PESTA ULANG TAHUN MALIKA
83
Janji
84
ULTIMATUM
85
BABAK BARU KASUS RAFLI
86
KESALNYA ARASH
87
DISKUSI
88
SETITIK HARAPAN
89
PERJUANGAN ARASH
90
KABAR DARI RUMAH
91
KEMANA AKU MENCARI KAMU?
92
JALAN YANG BERLIKU
93
TERUS MENCARI
94
INTEROGASI
95
DOKUMEN RARA
96
Maaffffff...
97
KABAR LAMA
98
INFORMASI BERHARGA
99
TAK KENAL LELAH
100
TERUS BERJUANG
101
AKU HARUS KUAT TUHAN
102
DIANTARA DUA PILIHAN
103
JANTUNG DINA KUMAT LAGI
104
KESEDIHAN ARASH
105
KEPUTUSAN TUAN HARYO
106
Saran Ardi
107
RAMBUTKU MULAI RONTOK
108
PERTOLONGAN ARDI
109
PULANG
110
MENCARI KEBENARAN
111
AKHIRNYA SAMPAI DI RUMAH
112
AKHIRNYA ARASH MENYERAH
113
KE HOPE LIFE
114
KEINGINANKU
115
PENOLAKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!