“Astaga!” ucap seorang lelaki ketika menyadari jika ada sebuah motor yang jalannya tak teratur dan menabrak mobil yang saat ini dikendarainya
“Hei, keluar lu!!!” teriak seseorang sambil menggedor kaca tepat di samping pria tersebut. Sementara lalu lintas langsung macet seketika.
“Hoi, keluar lu!!” kembali terdengar teriakan. Kali ini bukan dari orang tadi saja, melainkan ada beberapa orang yang ikut menggedor jendela mobil, dimana pengendara mobil tersebut masih terlihat shock
Karena melihat seperti pengendara mobil tidak akan membuka pintu mobil, beberapa orang lelaki yang mengelilingi mobil tersebut mulai terlihat anarkis.
“Oke, gue keluar!!!” teriak lelaki tersebut dengan cepat membuka pintu mobil
“Gue beri juga lu!” ucap seorang lelaki emosi sambil menarik kerah baju pria tersebut
“Telepon ambulance!” teriak suara panik seseorang
Pria tadi langsung mendorong kasar pria yang menarik kerah bajunya, kemudian dia langsung berjongkok di depan tubuh Rara yang terkapar di aspal
“Selamatkan motornya!” kembali sebuah suara berteriak panik
Beberapa pria menegakkan motor matic warna hitam merah tersebut, dan membawanya ke tepi jalan. Pengendara lain yang melihat terjadinya kecelakaan sore ini hanya menoleh dan sebagian menjulurkan kepala mereka. Bahkan ada sebagian yang mengarahkan ponsel mereka kearah kerumunan orang yang menopang tubuh Rara.
“Bagaimana keadaannya?” tanya pria yang menabrak Rara sambil memegang tangan Rara
“Sepertinya dia pingsan” jawab perempuan yang menopang kepala Rara
“Sudah telepon ambulance?” tanya pria itu lagi
Ada banyak jawaban yang intinya bahwa mereka sudah menelepon ambulance untuk segera datang
“Mbak?” panggil pria tersebut kearah Rara yang masih terpejam
“Makanya lu kalau nyetir pakai mata!!” ucap pria yang tadi menarik kerah bajunya, masih tampak jika pria tersebut emosi
“Aku tidak tahu jika ada motor yang berjalan ke tengah. Aku tidak bisa menghindar, oleh karena itulah tabrakan ini terjadi” jawab pria tersebut membela diri
“Minggir!” ucap sebuah suara lagi ketika ada mobil ambulance berhenti
Orang-orang yang mengerubungi tubuh Rara menyingkir dan memberikan kesempatan pada beberapa perawat untuk membawa turun brankar
“Biar saya” ucap pria yang menabrak Rara ketika dua orang perawat hendak mengangkat tubuh Rara
Dengan pelan diletakkannya tubuh Rara di atas brankar
“Lu jangan kabur. Lu harus tanggung jawab!” ucap beberapa pria ketika mereka lihat jika pria yang menabrak Rara tadi tampak menempelkan ponsel ke telinganya.
Pria tersebut tak mempedulikan ucapan para pria yang saat ini mengelilinginya
“Cepat kamu kesini. Saya menabrak orang” ucap pria tersebut. Kemudian pria tersebut tampak celingukan
“Jalan Taruna. Tepatnya saya depan kantor pegadaian” sambung pria tersebut setelah dia memutar badannya
“Oke saya tunggu. Cepat kamu kesini” tambah pria tersebut, lalu setelah itu dia memasukkan ponsel dalam saku celananya
“Saya akan tanggung jawab. Saya tidak akan kabur. Jika kalian tidak percaya, kalian boleh disini bersama saya sambil menunggu teman saya datang”
Beberapa pria yang masih berdiri di dekat pria tadi saling toleh kemudian menganggukkan kepala mereka. Sedangkan yang lain mulai satu persatu membubarkan diri
“Bisa saya tahu, itu tadi ambulance rumah sakit mana?” tanya pria tersebut setelah mereka duduk di depan kantor pegadaian yang sudah tutup karena hari sudah mulai gelap
“Rumah sakit Permata” jawab salah seorang dari beberapa pria yang duduk bersama pria tersebut
“Apa ada diantara kalian yang mengenal perempuan tadi?” sambungnya
Para pria tersebut menggeleng
“Kalau saya tidak salah, tadi seragamnya bertuliskan nama sebuah bank” sela seorang lagi setelah tadi dia tampak berfikir
“Ah iya kamu benar, seragamnya tadi seragam salah satu bank. Saya yakin dia pegawai bank”
Pria yang menabrak Rara tadi mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban salah seorang dari pria yang menahannya
Mereka yang sedang duduk di teras kantor pegadaian tersebut, berdiri ketika sebuah mobil hitam berhenti
“Lu nggak apa-apakan?” tanya seorang pria yang turun dari dalam mobil hitam yang barusan berhenti tersebut
Pria yang menabrak Rara tadi menggeleng
“Tapi wanita yang saya tabrak tadi tidak sadarkan diri. Dan sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana keadaannya”
“Parah?” tanya temannya lagi begitu mendengar jawaban temannya
Pria tersebut mengangkat bahunya
“Motornya sudah dibawa polisi tadi. Beruntung aku tidak dibawa, aku hanya menyerahkan kartu identitasku saja pada polisi yang mengurusi kecelakaan ini. Dan mereka memintaku untuk datang ke rumah sakit, baru setelah itu aku harus memberikan keterangan di kantor polisi"
“Lah, terus kenapa kamu malah disini?”
Pria yang menabrak Rara tadi menoleh kearah beberapa pria yang sejak tadi bersamanya
“Dia teman aku bro. Aku yakinkan sama kalian jika dia akan tanggung jawab dan nggak akan kabur” ucap teman pria tadi kearah beberapa pria yang masih berwajah tak yakin
“Ini kartu nama aku. kalian bisa telepon jika kalian masih tidak yakin” jawab teman pria itu sambil membuka dompetnya dan memberikan kartu nama
“Teman aku ini bukan orang sini. Dia baru dua hari disini. Dan dia rencananya mau pulang ke hotel setelah seharian ini kami ada pekerjaan bisnis” tambah pria tersebut mencoba meyakinkan para pria yang sepertinya masih betah di tempat mereka
“Sebentar!” ucap pria yang menabrak Rara ketika ponsel di dalam saku celananya berdering
“Iya?” ucapnya membuka obrolan
“Oke, saya kesana sekarang” ucapnya sambil menggenggam ponsel ke tangannya dan menatap para pria yang masih memandang curiga kearahnya
“Polisi barusan nelepon saya. Dan meminta saya ke rumah sakit. Maaf jika saya harus meninggalkan kalian semua” ucap pria tersebut mendahului temannya berjalan menuju mobilnya
“Aku yang tanggung jawab. Kalian bisa hubungi aku” ucap teman pria tadi sambil menepuk bahu salah seorang diantara mereka
“Awas kalau kalian berdua bohong. Saya viralkan kalian berdua” jawab pria yang bahunya ditepuk tadi
Teman pria tadi mengangkat kedua jempol tangannya, kemudian segera dia berbalik dan menyusul temannya yang sudah terlebih dulu masuk ke dalam mobil
“Kamu di depan. Saya nggak tahu rumah sakit disini” ucap pria tadi menurunkan kaca jendela mobilnya
“Rumah sakit apa?”
“Tadi mereka bilang rumah sakit Permata”
Temannya tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya. Kemudian dia segera masuk kedalam mobinya dan langsung tancap gas, berada di posisi depan. Sementara temannya yang menabrak Rara tadi berada di belakang, mengiringinya
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mobil mereka masuk kedalam area parker dan segera keduanya keluar dari dalam mobil masing-masing
“Kita tanya bagian depan” ucap temannya memutuskan ketika mereka celingukan di depan rumah sakit
“Pasien yang tadi kecelakaan di jalan Taruna, dirawat dimana?”
“Oh, masih di UGD. Masih dilakukan penanganan awal” jawab seorang perawat. Kemudian perawat tersebut menunjukkan arah ruang UGD yang dimaksudnya tadi
“Hampir satu jam dan dia masih di UGD, apakah dia terluka parah?” tanya pria yang menabrak Rara dengan nada panik
Temannya tidak menjawab melainkan hanya menoleh dan menepuk sedikit pundak sahabatnya
“Calm down”
Pria tadi membuang nafas panjang mendengar jawaban temannya. Kemudian mereka mempercepat langkah mereka ketika melihat ada dua orang polisi berdiri di luar ruang UGD
“Bagaimana keadaannya pak?” tanya pria tadi begitu dia tiba di depan dua orang polisi tadi
“Oh, anda yang menabrak perempuan tadi, kan?”
Pria tadi menganggukkan kepalanya, sambil mengulurkan tangannya
“Arash” ucap pria tersebut menyebutkan namanya
“Saya Ardian, temannya Arash” ucap temannya Arash sambil ikut mengulurkan tangannya juga
“Apa dia parah pak?” kembali Aras bertanya
“Saya juga tidak tahu pak Arash, tapi kita berharap tidak” jawab salah seorang dari dua polisi tersebut
Saat mereka melanjutkan obrolan mereka sambil duduk di kursi tunggu depan ruang UGD, pintu ruangan tersebut terbuka
“Dokter bagaimana keadaannya?” Aras langsung berdiri dan segera menyongsong dokter yang melepas masker di wajahnya
“Ini akan kita pindahkan ke ruang perawatan. Darahnya sangat rendah, oleh karena itulah sampai sekarang dia masih belum sadarkan diri”
Dokter dan Arash menyingkir ketika brankar tempat Rara terbaring di dorong oleh dua orang perawat
“Anda keluarganya?” tanya dokter lebih lanjut
Arash menggeleng
“Dia korban yang saya tabrak”
“Suster, begitu sampai di ruangan segera hubungi keluarganya. Saya yakin keluarganya pasti menunggunya di rumah”
Seorang perawat yang keluar paling terakhir menganggukkan kepalanya. Di tangannya dia membawa sebuah tas, dan polisi langsung mencegat langkah perawat tersebut
“Apakah ini tas pasien?”
Perawat tersebut menganggukkan kepalanya.
“Bisa saya periksa apa isinya?”
Perawat tersebut mengangguk dan memberikan tas Rara pada polisi yang tadi meminta izin padanya. Setelah tas berpindah ketangannya, polisi tersebut langsung membuka tas Rara dan memeriksa isinya
“Hanya ada dompet dan HP” ucapnya
“Periksa dompetnya pak, siapa tahu ada kartu identitasnya” ucap polisi lainnya
Polisi tersebut mengangguk, dan segera mengeluarkan dompet berwarna abu-abu tersebut
“Tamara Angelika” ucap polisi tersebut membaca nama Rara yang tertulis di KTP nya
“Terus bagaimana sekarang pak?” tanya Arash
“Kita hubungi dulu keluarganya, jika pihak keluarganya sudah datang, baru anda ikut kami ke kantor”
Arash mengangguk. Kemudian polisi tadi mengeluarkan hp Rara dan mencoba membukanya. Iseng, mata Arash mengerling kearah layar hp Rara yang menyala
“Jadi dia sudah menikah” batinnya ketika dilihatnya jika wallpaper hp tersebut bergambar foto pernikahan
“Menggunakan sidik jari” ucap polisi tadi sambil menoleh kearah perawat yang masih berdiri di tempatnya
“Kamu masuk, dan ambil sidik jari pasien. Dengan begitu kita bisa menghubungi keluarganya dan memberitahu mereka untuk datang kesini”
Perawat tadi segera mengiyakan perintah polisi tersebut, dan dengan segera diambilnya hp milik Rara dan dengan langkah cepat dia langsung berjalan menuju ruang tempat Rara di rawat. Sementara dua orang polisi, Arash dan Ardian mengiring di belakang perawat tersebut
“Bagaimana?” tanya polisi ketika perawat yang masuk tadi keluar lagi dengan membawa hp Rara
“Tidak diangkat” jawab perawat tersebut sendu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments