Namaku Tamara Angelika. Aku adalah anak asuh dari keluarga kaya raya. Kalau menurut cerita mama, seorang perempuan cantik yang aku anggap sebagai malaikat tak bersayap, aku dibuang oleh orang tua kandung ku di dekat pembuangan sampah
Sampai akhirnya oleh pihak dinas sosial aku diletakkan di panti asuhan milik keluarga mama. Kata mama, waktu ditemukan tali pusar masih melilit di tubuhku. Saat itu aku nyaris mati jika tidak segera di bawa ke rumah sakit.
Umur tujuh hari, barulah aku keluar dari rumah sakit dan aku dibawa ke dinas sosial. Oleh dinas sosial akhirnya aku diserahkan ke panti asuhan Hope Life milik keluarga mama. Disanalah aku dibesarkan, sampai akhirnya aku diadopsi oleh keluarga mama ketika aku berumur lima tahun.
Sejak saat itu, aku langsung jadi anak mama dan papa. Walau aku tidak tinggal serumah dengan mereka, karena aku kekeuh ingin tetap tinggal di panti, karena di panti aku memiliki banyak teman. Sedang di rumah, temanku hanya bibi pembantu, kak Satria dan tiga kakak lelaki ku yang lainnya. Tiga yang lainnya sudah besar-besar, jadi mereka jarang di rumah. Paling aku sama kak Satria, tapi aku tidak akur dengan kak Satria, karena beliau waktu kecilnya sangat jahil. Karena itulah aku memilh kembali lagi ke panti
Setiap week end, mama dan papa akan mengunjungiku dan membawaku jalan-jalan dengan keempat kakak lelakiku. Karena aku satu-satunya anak perempuan, otomatis papa sangat memanjakanku. Yang tidak aku mintapun dibelikan oleh beliau. Mama juga sangat menyayangiku, beliau tidak membeda-bedakan kami berlima
Dan ketiga kakakku yang sudah mulai besar-besar, jika week end berebut ingin menggendongku. Aku ingat, bagaimana mereka bertiga sangat menyayangiku dan memanjakanku sehingga sering membuat kak Satria iri. Mungkin karena itulah dulu kak Satria sangat membenciku
Tapi seiring waktu, ketika ketiga kakakku mulai kuliah dan jauh dari kami, tinggal aku dan kak Satria. Saat itulah kami mulai akur dan saling menyayangi. Tapi tetap aku tinggal di panti, masih tidak mau tinggal di istana papa mama. Aku lebih memilih tinggal di panti, tidur di ranjang bertingkat bersama teman-temanku, rebutan makanan sama mereka. Hal itu sangat membahagiakan ku
Hingga akhirnya aku mendapatkan beasiswa karena nilaiku yang selalu tinggi ketika sekolah, membawaku akhirnya pergi meninggalkan panti
Jangan ditanya bagaimana sedihnya aku ketika hari terakhir aku meninggalkan panti yang sudah delapan belas tahun menjadi tempat tinggalku. Berpisah dengan semua teman semakan seminum denganku, tidur satu kamar denganku, berkelahi, menangis, tertawa, tapi demi tekad bahwa aku harus mengubah imej anak panti, aku menguatkan hati untuk meninggalkan semuanya
Mama dan papa juga sangat mendukung semua yang kulakukan. Walau papa sibuk dengan pekerjaan kantornya, dan mama juga sibuk dengan pekerjaan kantor, yayasan dan memonitor anak-anaknya, ketika mengantarkan aku ke seberang pulau diiringi rasa bangga, haru dan sayang mereka akhirnya menguatkan hati mereka untuk melepaskan aku tinggal sendiri di kota yang baru untuk pertama kalinya aku datangi
Hingga akhirnya tiga tahun empat bulan, pendidikan ku selesai dan aku lulus dengan nilai sangat memuaskan. Aku ingat, saat wisuda papa dan mama membawa puluhan teman ku dari panti untuk turut hadir di acara wisudaku. Dan itu adalah kado terindah dalam hidupku sepanjang pendidikanku
Walau papa bekerja sebagai akuntan di perusahaan besar, tapi papa tidak pernah mempromosikan aku kepada atasannya untuk menerima aku bekerja di sana. Sampai akhirnya pihak perusahaan sendiri yang memintaku untuk membuat cv kepada mereka. Bertepatan dengan adanya penerimaan karyawan bank. Karena melihat bagaimana gaya dan santainya kak Satria yang sudah lebih dulu bekerja di bank, akhirnya aku lebih memilih melamar di bank ketimbang mengirim cv di perusahaan yang sama di tempat papa
Entah karena rezeki ku, atau memang mungkin ada campur tangan papa atau mama, aku juga nggak tahu. Atau mungkin memang perusahaan bank melihat bagaimana nilai ku ketika test dan juga ketika wawancara, akhirnya aku lulus dengan mengalahkan ratusan peserta yang saat itu tes
Hingga akhirnya aku dikerjakan satu kantor dengan kak Satria yang waktu itu belum menjadi kepala. Dan aku masih menjadi bagian marketing, yang bertugas mensurvey calon nasabah dan mengunjungi rumah nasabah
Mama sempat protes, beliau bilang tak tega melihatku panas-panasan atau kadang hujan-hujanan karena aku bekerja di lapangan. Tapi setelah aku jelaskan, dibantu papa yang juga yakin dengan kemampuanku, akhirnya mama hanya bisa setuju walau hanya setengah hati
Setelah bekerja di bank, aku terkadang pulang ke rumah mama dan papa, terlebih ketika week end, aku akan bermalam disana. Dan mulai jarang pulang ke panti. Hingga akhirnya aku benar-benar tinggal di istana mama papa sampai akhirnya aku menikah dengan mas Rafli.
Bagaimana aku bisa kenal dengan mas Rafli itu akan aku ceritakan nanti. Terlebih bagaimana kami akhirnya menikah itu juga akan aku ceritakan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak
2024-09-21
1