Ibu dan Yara terkejut mendengar pernyataan dari Arzan barusan.
"Anda siapa? Mengapa anda ingin membayar biaya rumah sakit cucu saya? Dan ada hubungan apa antara kalian?" tanya ibu penuh curiga.
"kalian tidak pernah tidur bersama kan " lanjut ibu lagi.
"Bu.. Kenapa ibu berfikir jika Yara adalah seorang yang hina?" sahut Yara kecewa dengan pertanyaan sang ibu.
Arzan berdehem.
" Anda salah paham. Saya tidak mempunyai hubungan apapun dengan putri Anda. Saya adalah orang yang menyebabkan cucu ibu kecelakaan hanya itu" sahut Arzan dingin.
Ibu mengernyitkan dahi tanda tak paham.
Melihat situasi ini, Kevin langsung maju dan menjelaskan semuanya.
"Begini Bu.. Bos saya tidak sengaja menabrak anak dan juga cucu ibu. Jadi sebagai permintaan maaf, tuan Anderson bersedia membayar seluruh biaya pengobatan cucu ibu hingga nantinya sembuh total" jelas Kevin kepada semuanya.
"Baik kami terima niat baik kalian " ucap ibu singkat.
Yara hanya diam dan menatap kearah Arzan tanpa sepatah katapun.
Entah situasi apa yang kini sedang ia hadapi. Kenapa setiap bertemu pria ini selalu nasib buruk yang menimpanya. Dari mulai ia yang dipecat dari pekerjaannya dan kini putri nya mengalami kecelakaan akibat pria minim ekspresi ini.
Menjelang sore, Yasmine sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VIP sesuai dengan apa yang pria tadi katakan.
"Bun... dedek kok belum bangun juga?" tanya Abhi membuyarkan lamunan Yara.
Yara menatap kearah Yasmine yang sedang tidur karena efek obat bius.
"Dedek tadi dikasih obat sama dokter nya jadi sekarang masih bobok. Abang malam ini bobok di rumah nenek ya. Bunda mau jagain adek dirumah sakit" sahut Yara memberi pengertian kepada putranya.
"Azam, bantu mbak ya. Titip Abhi" ucapnya kepada adik bungsunya.
"iya.. Mbak ada butuh apa? Biar nanti sekalian Azam antarkan" sahut Azam.
"motor mbak Zam, mbak lupa tadi. Aduh bagaimana ini? Kalau di curi bagaimana " ucap Yara yang baru teringat akan motor matic nya.
"memangnya tadi ditinggal dimana, nanti biar Azam minta bantuan teman untuk jemput" ucap Azam.
"Dekat perempatan nggak jauh dari sekolah Abhi. Ada bapak-bapak yang jualan nasi uduk disana. Mudah-mudahan motor mbak diselamatkan sama beliau " jelas Yara.
Terdengar pintu kamar dibuka yang memunculkan sosok yang Yara paling ingat sebagai asisten pria dingin tadi.
"motor nya sudah orang saya bawa ke bengkel. Jadi nanti kamu bisa jemput di alamat ini saja besok" ucapnya sambil menyerahkan satu kartu nama sebuah bengkel.
Kedua kakak beradik itu saling pandang.
"Eh... Ini bengkel mahal pak. Lalu bagaimana kami membayar nya nanti" ucap Azam yang mengetahui sedikit banyak tentang otomotif.
"Sudah dibayar tuan Anderson. Jadi nanti kamu sebut saja nama tuan Anderson" ucapnya dingin dan langsung berlalu meninggalkan dua kakak beradik itu.
"Mbak... Kayaknya tuan Anderson itu kaya banget deh. Lihat saja penampilan nya tadi. Terus itu asisten nya juga sepertinya nggak jauh beda" ucap Azam menilai pria yang telah membiayai keponakannya dan juga membantu memperbaiki motor sang kakak.
"Mboh.. Nggak ngurus Zam. Udah sana cepat balik. Kasihan Abhi udah keliatan ngantuk itu. Hati-hati jangan ngebut bawa motor nya" ucap Yara kepada sang adik.
Sepeninggal Azam dan putranya Abhi, kini Yara hanya tinggal berdua saja dengan si bungsu Yasmine yang masih tertidur pulas. Sementara ayah dan ibunya sudah lebih dahulu pulang setelah tadi Yasmine mendapat kamar rawat inap.
Yara memandangi wajah manis putrinya. Ia benar-benar merasa bersalah karena secara tidak langsung ia telah mencelakai putrinya sendiri.
Yara mengelus kepala Yasmine dengan sayang. Jika ia tidak menuruti ego mungkin saat ini Yasmine baik-baik saja.
"maafin bunda nak. Bunda bukan ibu yang baik untuk Yasmine dan Abang Abhi" Isak Yara di kamar VIP yang lumayan luas ini.
"bunda telah gagal melindungi kamu" lanjut nya.
Bahu Yara berguncang hebat menahan tangisnya. Rasanya ini begitu berat ia jalani seorang diri. Andai waktu bisa diputar kembali, Yara ingin menjalani kehidupan remaja nya dengan baik dan menggapai impiannya.
Hanya karena ia merasa tak dicintai dirumah, Yara remaja melampiaskan nya dengan pria yang katanya bisa menjadi cinta sekaligus tempatnya berkeluh-kesah.
Daniel dulu begitu mencintainya. Ia dan Daniel adalah pasangan yang serasi yang selalu membuat iri. Hingga suatu hari ketika Yara yang bertengkar hebat dengan kakak dan ibunya melampiaskan amarahnya dengan berkeliling kota hingga larut malam bersama Daniel, dan mereka melakukan hal terlarang yang mengakibatkan Yara mengandung Abhinaya.
Daniel dengan gagahnya mau bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Yara karena memang ia juga mencintai Yara.
Setahun pernikahan mereka semua nya berjalan lancar, hingga Abhinaya lahir. Namun memasuki tahun kedua, Daniel berubah menjadi pria yang pemarah dan ringan tangan dan berkali-kali ketahuan selingkuh dengan teman satu kerjanya.
Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai perjalanan pernikahan mereka. Hingga di tahun ketiga, Yara dinyatakan hamil anak keduanya.
Yara pikir sikap Daniel akan berubah menjadi seperti awal pernikahan mereka, tapi nyatanya Yara salah.
Daniel seperti tidak senang akan kehamilan keduanya dan menganggap Yara hanya beban bagi kehidupannya.
Puncaknya pada usia Yasmine yang ketiga tahun, Daniel ketahuan selingkuh hingga sampai menginap di hotel bersama selingkuhan nya yang bernama Dewi.
Bukannya merasa bersalah justru Daniel mengucapkan kata cerai kepada Yara dan lebih memilih untuk hidup bersama selingkuhannya meninggalkan Yara bersama dua anaknya.
Yara tertidur dengan posisi duduk menggenggam tangan kecil Yasmine di pinggir ranjang pasien setelah tadi puas menangis.
Hari ini ia benar-benar lelah.
Terlihat seseorang mengintip dari balik pintu. Dengan tatapan dingin ia menatap punggung wanita yang beberapa kali ia lihat.
"Apa yang sebenarnya kau alami?" bisiknya lirih.
"Kau sedang lihat apa? Kenapa tidak masuk?" ujar suara pria yang mengejutkan nya.
Pria itu berdecak kesal.
"Kau belum pulang? Tumben? Mau jadi dokter teladan?" sindirnya kepada pria yang telah mengganggu kegiatannya mengintip.
"Ini baru mau pulang tapi tidak sengaja melihat ada pria dewasa yang sedang mengintip dari balik pintu. Eh yang di intip janda lagi" sindir nya telak.
"Ameer... Kau adalah dokter paling menyebalkan yang pernah ada" sahut nya dan berlalu dari sana.
Dokter Ameer tak ingin kehilangan jejak sahabat sekaligus sepupunya ini. Ia berjalan cepat mengikuti langkah kaki pria yang memiliki tinggi 180 cm itu dengan langkah yang panjang pula.
"Hai tunggu Arzan.... Kau kebiasaan. Suka pergi seenaknya sendiri" umpat dokter Ameer kesal.
"Kau berisik sekali " sahut Arzan kesal.
"Ada hubungan apa kau dengan ibu anak kecil yang lucu itu? Kau sudah move on ya dari Devina " tanya nya ingin tahu.
Arzan menghentikan langkahnya dan menatap tajam kearah Ameer.
"Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Devina. Jadi buang pikiran aneh mu itu" ucap Arzan dingin.
Ameer terdiam di tempatnya berdiri dan menatap punggung pria yang sudah tiga tahun ini menduda.
"Aku yakin, Tuhan mempertemukan kalian pasti ada maksud tertentu. Kau tidak bisa mengelak takdir Zan. Dan aku akan senang jika kau bisa bangkit dan menjadi Arzan Alvaro Anderson yang dulu. Yang hangat dan bersahabat" ucap Ameer pelan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Erna M Jen
awal cerita yang bagus ..tapi bikin emosi...
2024-12-13
0