Yara masih bersikeras jika bukan dia yang mengambil uang atau apapun dari dalam pakaian atau jas pria yang bernama tuan Anderson ini.
"Kevin... Kau saja yang urus. Saya masih banyak urusan. Jika dia tidak mau mengakui jika dia telah mencuri maka kau tuntut saja wanita ini" perintah nya kepada assisten pribadinya yang bernama Kevin.
"Baik tuan Anderson. Saya akan mengurus nya" sahut Kevin yang kemudian menatap tajam ke arah Yara.
"Mengaku saja lah! Jangan mempersulit keadaan mu jika kau memang memakai uang itu tidak mengapa kami hanya ingin kertas kecil yang terselip di dalam uang itu" ucap Kevin memaksa Yara mengakui perbuatan yang tidak pernah ia lakukan.
"Saya bukan pencuri pak Kevin, Bu Ani kan tahu kinerja saya selama ini" sanggah Yara tetap tidak akan mengakui yang bukan kesalahannya.
"Yara, ibu percaya padamu. Tapi kamu kan tahu, tuan Anderson adalah langganan tetap kita. Lagi pula selama ini tuan Anderson sudah baik kepada kita. Beliau sudah menggratiskan ruko ini untuk kita tempati tapi apa balasan nya ? Para karyawan saya melakukan sesuatu hal yang memalukan" ucap Bu Ani yang semakin membuat Yara terpojok.
"Lagi pula selama ini jika kamu ingin meminjam uang, ibu selalu kasih kok. Ayolah Yara, dimana kertas itu kamu buang?" lanjut Bu Ani lagi.
"Saya tidak melakukan nya Bu...." ucap Yara yang sudah mulai meneteskan air matanya.
Terlihat rekan kerja Yara yang lain berlari tergopoh-gopoh menemui Bu Ani sambil membawa sesuatu di tangan nya.
" Bu Ani, saya menemukan ini di laci tempat Yara biasa menyetrika. Apa ini yang sedang dicari?" ucapnya sambil menyerahkan satu kertas kecil yang sudah mulai lusuh.
"Bawa sini..." pinta Kevin.
"Benar ini dia, dari mana kau memperoleh nya? Lalu mana uang nya?" tanya Kevin sedikit kesal pasalnya kertas itu benar-benar lusuh sekali.
"Saya cuma menemukan ini di bawah meja yang biasa digunakan oleh Yara, pak Kevin" ucapnya ketakutan.
"Bohong, kemarin laci itu bersih tidak ada apa-apa disana. Bu Ani tolong percaya Yara Bu... Yara mohon " sanggah Yara dan memohon kepada atasannya agar mempercayai nya.
"Bukti sudah ada masih saja mengelak.... Ckckck. Dasar manusia, sudah dapat kerja enak malah berbuat kejahatan" sindir Kevin kepada Yara.
"Baik kalau begitu Bu Ani, saya harap ibu bertindak bijak sebagai seorang atasan. Saya permisi " lanjut nya lagi seraya meninggalkan laundry itu.
"Yara,saya benar-benar kecewa padamu. Mulai hari ini kamu tidak perlu bekerja disini lagi. Ambil upah kamu dan tunjangan kamu selama setahun lebih bekerja disini. Saya harap dimanapun kamu nanti bekerja,kamu tidak melakukan hal yang sama seperti ini" ucap Bu Ani tegas dan meninggalkan Yara bersama rekannya yang lain.
"Bu,saya bukan pencuri. Saya mohon jangan pecat saya Bu" pinta Yara yang sudah tak bisa membendung tangisan nya tapi keputusan pemilik laundry seperti nya sudah bulat bahkan wanita yang selalu terlihat ramah itu tidak menoleh sedikitpun kearah Yara yang kini sedang meratapi nasibnya.
"Ckckck... Makanya kalau jadi orang itu nggak usah terlalu sok dan selalu cari muka. Sudah sana kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini. Nanti kamu curi lagi satu persatu pakaian yang dititipkan disini lalu kamu jual" ucap rekan Yara yang tadi menyerahkan kertas yang katanya ia dapat dari laci meja tempat biasa Yara bekerja.
Yara meninggalkan tempatnya mencari rezeki selama setahun lebih ini berbekal sejumlah uang yang tadi Bu Ani berikan padanya.
Yara mengendarai motor nya dalam keadaan sedih. Pekerjaan satu-satunya kini sudah tidak ada lagi. Apa yang harus ia lakukan kini? Kemana ia harus mencari pekerjaan?. Ia hanya lah tamatan SMA, lalu bagaimana ia akan menghidupi anak-anaknya nanti. Apalagi tahun depan si kecil sudah harus masuk sekolah.
Kenapa fitnah itu begitu kejam menghampiri nya tanpa ia bisa membela diri nya sendiri. ia hanya ingin bekerja, apakah ini salah? Kenapa ada saja tidak menyukainya?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Pretty_Mia
Intensitas emosi tinggi.
2024-01-17
0