Yara menjelajah dari toko satu ke toko lain, dari tempat laundry satu ke laundry yang lain. Ia tidak langsung pulang setelah tadi dipecat dari pekerjaan lama nya.
Terik mentari terlalu menyengat di siang ini. Perutnya sudah mulai keroncongan meminta diisi.
"Ya Tuhan.... Kemana lagi aku harus cari kerjaan. Semua minta yang berpenampilan menarik. Sedangkan aku... Ya ampun lusuh banget ini" batin Yara yang kini sedang memarkirkan motornya di tepi jalan dekat halte bus ia meringis begitu melihat penampilannya sendiri melalui kaca spion motornya.
"Atau aku balik aja dulu ya... Sekalian mau buat kue untuk besok" pikir nya lagi.
Hari sudah makin siang, Yara membelokkan motornya kearah pasar tradisional. Ia hendak membeli beberapa bahan untuk membuat kue.
Ya sudah ia putuskan, sebelum ia mendapatkan pekerjaan tetap, Yara akan berjualan kue keliling saja dulu. Setidaknya itu adalah salah satu cara untuk ia bisa menyambung hidup.
Yara telah selesai berbelanja, kini ia akan menjemput anak-anak terlebih dahulu sebelum ia kembali ke rumah kontrakan nya.
Yara tiba di rumah kediaman orang tuanya yang disambut oleh gunjingan para tetangga yang berkumpul di depan sebuah warung di seberang rumah orang tuanya.
Seperti biasa, mereka selalu memandang rendah Yara. Seolah Yara adalah kuman yang harus di basmi.
"Eh.. Ibu-ibu itu lihat si janda. Ck lagaknya udah kayak selebritis saja. Hati-hati, kita harus menjaga para suami kita agar tidak tergoda dengan janda itu" ucap salah seorang ibu berbadan gempal kepada teman-temannya.
Yara mendengar semua hinaan itu, tapi ia tidak pernah menanggapi nya. Baginya, hidupnya saja sudah begitu sulit, ia tidak ingin menambah beban hidup lagi dengan mendengarkan semua perkataan orang lain yang tidak tahu apa-apa tentang perjalanan hidupnya.
"Iya ya Bu Darmi... Saya sekarang sudah wanti-wanti dengan putri saya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Nikah kok hamidun, eh sekarang anak dua malah cerai. Itu artinya ada yang salah sama dia" sahut ibu lain nya.
Yara hanya mengurut dadanya. Jujur saja ini terlalu menyakitkan, tapi apakah tidak boleh seseorang yang pernah melakukan kesalahan dimasa lalu kini ingin berubah.
"Kamu dengar kan gunjingan orang-orang tentang kamu. Ibu malu Yara. Malu dengan status kamu sekarang" ucap ibu Yara yang muncul dari dalam.
"Ngapain malu Bu, toh Yara nggak ngapa-ngapain. Yara punya kerjaan halal kok.
Yara juga nggak goda suami orang" sahut Yara kepada ibunya.
"Status kamu Yara. Janda dua anak mana ada yang mau sama kamu lagi Yara. Atau gini saja, kamu terima lamaran itu si Rama anaknya pak Eko. Dia juga duda, walaupun punya anak tiga tapi setidaknya kamu sudah ada suami jadi status janda kamu itu tertutupi" usul ibu.
"Yara nggak mau Bu. Anaknya bang Rama tiga belum lagi anak Yara dua sementara bang Rama kerjanya masih serabutan nggak jelas. Mau dikasih makan apa nanti anak-anak bu. Ujung-ujungnya Yara juga yang kerja. Itu sama aja keluar kandang macan masuk lubang buaya. Lagi pula Yara masih takut untuk memulai hubungan lagi." tolak Yara tegas.
"Lalu mau kamu apa? Tetap menjanda selama nya? Lihat kakak kamu tuh, suaminya orang terpandang dan berpendidikan. Hidupnya terjamin, kamu itu jauh berbeda dengan kakak kamu. Dari dulu selalu saja bikin ibu sama bapak kesal dan malu. Dasar anak nggak tahu diuntung kamu. Sudah lah atur saja hidup mu sendiri " ucap ibu Yara yang benar-benar melukai hati Yara.
Yara menghapus air matanya yang menetes di pipinya. Ia harus kuat. Ia tidak boleh cengeng.
"Mbak Yara..." panggil adik laki-laki Yara yang muncul dari pintu depan bersama si kecil Yasmine.
"Ya.. Eh anak bunda ini dari mana? Udah mandi?" sambut Yara sambil mengendong Yasmine.
"Udah Bun. Yok kita pulang. Yasmine punya mainan baru tadi dibelikan sama om Azam" ucap Yasmine dengan suara cadelnya.
"Ayo, eh Abang mana?" ajak Yara yang kemudian bertanya putra sulungnya yang sejak tadi tidak kelihatan.
"Abang di depan mbak" sahut Azam.
"Mbak balik ya, makasih udah ajak anak-anak jajan" ucap Yara pelan.
Azam mengaguk tanpa banyak bertanya. Ia tahu jika sang kakak kini sedang sedih,ia tidak ingin bertanya apapun yang akan membuat suasana hati kakak keduanya semakin iba.
Yara melajukan motor matic nya ,membelah jalanan yang sedikit padat di sore ini.
Mengendarai motor dengan tangisan tertahan. Ia juga tidak ingin hidup seperti ini, tapi mau menyesali nasib juga nggak akan merubah apapun.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Jk Cute
lanjut
2024-01-18
0
Jk Cute
lanjut...
2024-01-18
0