pria di lampu merah

Pagi ini cuaca sedikit agak mendung. Sabtu pagi atau weekend yang ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat kota besar dimana mereka bisa berkumpul bersama keluarga atau sekedar hang out bersama teman-teman.

Yara mengendarai motor matic nya dan memakai jaket sedikit agak tebal dari biasanya. Udara pagi begitu dingin menusuk.

Setelah tadi ia mengantar anak-anak kerumah orang tuanya, Yara harus lekas pergi bekerja karena hari ini akan banyak pelanggan yang datang dan mengambil pakaian mereka.

Yara berhenti di sebuah persimpangan lampu merah yang terkenal cukup lama jika lampu merah dan cukup singkat jika lampu hijau.

"Mobil nya bagus banget" batin Yara ketika ia secara kebetulan berhenti disamping mobil mercy keluaran terbaru berwarna hitam mengkilap. Sangking mengkilap nya, siapa pun bisa berkaca di bodi mobil mewah itu.

Kaca bagian penumpang terbuka sedikit dan menampilkan sosok pria dengan bulu-bulu halus menghiasi wajahnya. Sepertinya pria itu adalah keturunan bule pikir Yara.

Sayup-sayup Yara mendengar percakapan antara penumpang mobil mewah itu. Yara sempat mengintip dari balik helm yang ia kenakan.

"Kevin, kamu nanti bisa langsung pulang saja setelah mengantar saya" pinta seorang pria yang mengenakan jas mahalnya.

"Baik tuan Anderson" ucap pria yang berada dibalik kemudi yang tak lain adalah asisten pribadinya.

Sangking asyiknya Yara mencuri pandang kepada penumpang mobil mewah itu, sehingga ia tak menyadari jika pria yang sempat Yara kagumi berbalik menatap tajam kearah nya sebelum ia menutup kembali kaca mobil nya dan mobil itu telah melaju jauh karena lampu sudah hijau.

Lamunan Yara dikejutkan oleh suara klakson panjang dari pemilik kendaraan lain disertai umpatan dan makian dari mereka.

"Kalau mau melamun jangan dijalan. Dasar bikin macet saja" umpat salah satu pengendara motor yang melewati Yara.

"Ah kasar banget sih. Aku juga kan nggak sengaja melamun. Ish ini pasti karena pria tadi. Ya ampun Yara kamu mikirin apa sih" bisik Yara kala ia sudah melajukan motornya.

Yara tiba di tempat laundry di iringi oleh tatapan sinis dari para karyawan lain yang juga baru sampai. Banyak yang tidak menyukai nya namun banyak juga yang bersimpati pada nasib buruknya.

Tapi sedikit pun Yara tak pernah ambil pusing. Niatnya hanya untuk bekerja tak ada hal lain.

"Yara syukur lah kamu sudah datang, itu ada klien yang marah-marah. Katanya uang di dalam kantong celananya hilang" sambut salah seorang rekan kerja Yara.

"Hah.... Hilang? Kok bisa? memangnya ia letakkan dimana?" tanya Yara yang heran.

"Katanya ada dalam saku celana, dan kata orang yang bagian mencuci sewaktu mereka mencuci uang itu masih ada, tapi kata pria itu tidak ada ia terima pas ia mengambil pakaian nya. Berarti sewaktu kamu setrika barang kali" ucap rekan Yara lagi.

Yara mengernyit. Pasalnya selama ini ia tidak pernah menemukan apapun dalam kantong celana maupun pakaian selama ia bekerja dan menyetrika disana.

"Ayo cepat, Bu Ani sedang tunggu kamu buat konfirmasi" ujar rekan Yara lagi sambil menarik tangan Yara agar mengikutinya.

"Yara sini" panggil Bu Ani kepada nya.

Yara mendekat dan ia sempat mengernyit seperti mengenal pria berjas hitam dan berpenampilan necis ini, tapi ia lupa dimana melihat pria ini.

"Yara, ini adalah tuan Anderson langganan kita, beliau kehilangan sejumlah uang yang ada dalam saku jasnya. Apa kamu ada menyimpan nya?" tanya Bu Ani selaku pemilik usaha laundry tempat Yara bekerja.

"Tidak ada Bu, saya tidak pernah menemukan apapun selama saya menyetrika disini" ucap Yara jujur.

"Kau pasti berbohong, pasti uangnya sudah kau gunakan untuk menghidupi anak-anak mu itu. Dasar janda gatal, eh sekarang janda maling" ucap salah seorang rekan Yara di bagian mencuci.

"Sumpah Bu, saya nggak begitu. Saya berkata jujur" ucap Yara cemas karena ia takut dipecat.

"Kau...." ucapan rekan Yara terputus kala suara dingin pria menghentikan perdebatan mereka.

"Khemm, Bu Ani. Saya sudah lama menjadi langganan di laundry ibu. Tapi baru kali ini ada kejadian seperti ini. Saya harap pencuri ini mau mengembalikan uang yang telah dia ambil. Bukan masalah jumlahnya, tapi didalam lipatan uang itu ada kertas kecil yang berisi informasi penting bagi saya. Jadi saya harap kau mengaku saja" ucap pria itu menatap dingin dan sinis ke arah Yara.

"Saya berkata jujur Bu, saya tidak menemukan apapun dalam pakaian ataupun jas dari para pelanggan" ucap Yara sekali lagi. Ia hampir saja menangis karena tuduhan palsu ini.

Seumur hidup, dimana pun ia bekerja, kejujuran adalah hal yang paling utama ia junjung.

Terpopuler

Comments

Beerus

Beerus

Dialog keren.

2024-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 berusaha bangkit
3 pria di lampu merah
4 tuduhan palsu
5 gunjingan lagi
6 kecelakaan
7 Arzan Alvaro Anderson
8 ada hubungan apa antara kalian?
9 tawaran pekerjaan baru
10 bertemu asisten Kevin
11 kenapa bayangan nya yang muncul?
12 masalah baru
13 fatal
14 pria aneh
15 keputusan sepihak
16 hidup baru
17 apa sudah memiliki seorang kekasih?
18 kemarahan tuan William
19 calon tunangan Arzan
20 aku siap menerima mereka
21 sebuah awal
22 menyesali diri
23 berita duka
24 seberapa besar luka mu
25 senyum dalam luka
26 perangkap
27 kembali (18+)
28 perhatian kecil
29 rencana sang mantan
30 jangan ganggu istri ku
31 cemburu Arzan
32 panggilan berbeda
33 ceritakan padaku
34 kejadian tak terduga
35 kehilangan
36 izinkan aku pergi
37 belajar melepas masa lalu
38 selamat datang di hidupku
39 Karma kah ini?
40 murka Arzan
41 sosok yang berbeda
42 Penculikan
43 ulah mantan
44 jeda tanpa reda
45 mungkin hanya mirip
46 fitnah keji
47 membasmi hama
48 Sang singa
49 Hanum Raisa
50 menjadi rekan kerja
51 bibit pelakor
52 face to face
53 salah paham
54 menenangkan diri sejenak
55 Yara vs Hanum
56 hukuman Arzan
57 kumpul kakak adik
58 seribu mawar untuk Yara
59 Dena yang malang
60 menyelidiki
61 kami bersama mu
62 posesif Arzan
63 menyelesaikan masalah
64 asisten dan sepupu
65 menjelang kelahiran
66 Afkar Falah Anderson
67 ayah baru yang posesif
68 terima kasih suami ku
69 cinta itu masih ada untukku
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Perceraian
2
berusaha bangkit
3
pria di lampu merah
4
tuduhan palsu
5
gunjingan lagi
6
kecelakaan
7
Arzan Alvaro Anderson
8
ada hubungan apa antara kalian?
9
tawaran pekerjaan baru
10
bertemu asisten Kevin
11
kenapa bayangan nya yang muncul?
12
masalah baru
13
fatal
14
pria aneh
15
keputusan sepihak
16
hidup baru
17
apa sudah memiliki seorang kekasih?
18
kemarahan tuan William
19
calon tunangan Arzan
20
aku siap menerima mereka
21
sebuah awal
22
menyesali diri
23
berita duka
24
seberapa besar luka mu
25
senyum dalam luka
26
perangkap
27
kembali (18+)
28
perhatian kecil
29
rencana sang mantan
30
jangan ganggu istri ku
31
cemburu Arzan
32
panggilan berbeda
33
ceritakan padaku
34
kejadian tak terduga
35
kehilangan
36
izinkan aku pergi
37
belajar melepas masa lalu
38
selamat datang di hidupku
39
Karma kah ini?
40
murka Arzan
41
sosok yang berbeda
42
Penculikan
43
ulah mantan
44
jeda tanpa reda
45
mungkin hanya mirip
46
fitnah keji
47
membasmi hama
48
Sang singa
49
Hanum Raisa
50
menjadi rekan kerja
51
bibit pelakor
52
face to face
53
salah paham
54
menenangkan diri sejenak
55
Yara vs Hanum
56
hukuman Arzan
57
kumpul kakak adik
58
seribu mawar untuk Yara
59
Dena yang malang
60
menyelidiki
61
kami bersama mu
62
posesif Arzan
63
menyelesaikan masalah
64
asisten dan sepupu
65
menjelang kelahiran
66
Afkar Falah Anderson
67
ayah baru yang posesif
68
terima kasih suami ku
69
cinta itu masih ada untukku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!