Rewel

Drap

Drap

Drap

Terdengar suara langkah kaki dengan sedikit berlari dari arah lorong, keenam pemuda itu menolah dan dapat mereka lihat tiga pria dengan usia yang berbeda berjalan menuju mereka dengan wajah penuh amarah dari ketiganya

"Dion, Deon bagaimana?" tanya David dengan wajah datarnya namun dapat mereka lihat ada raut khawatir dan marah

"masih di periksa dokter dad" jawab Deon, akhirnya kedua teman Daffin tau bahwa ketiga pria itu adalah keluarga Robertson, berbeda dengan kedua teman sikembar yang memang sudah tau karena mereka sudah lama berteman tentunya

20 menit kemudian..

Cklek

terlihat satu dokter yang keluar dari ruangan, "bagaimana dok?" tanya Darren yang memang lebih dekat dengan pintu

Darren memang seorang dokter juga namun ia adalah dokter bedah yang hanya paham sedikit tentang hal lain selain pembedahan

"kondisi pasien sudah membaik meskipun tadi ada sedikit masalah, ada luka yang perlu kami jahit dipunggung pasien dan itu adalah luka terparah nya, sementara yang lain hanya memar, untuk masalah dalam tidak ada" jelas sang dokter

"mohon untuk menjaga dan memperhatikan pasien selama masa penyembuhannya, sekarang pasien masih dalam pengaruh obat dan mungkin akan sadar beberapa jam kemudian" lanjut dokter itu menjelaskan

"baik dok terima kasih, apa kami boleh masuk?" tanya Darren

"silahkan" jawab sang dokter mempersilahkan mereka untuk masuk

Saat mereka semua masuk yang pertama kali mereka lihat adalah tubuh Daffin yang penuh dengan luka, posisi Daffin pun menyamping karena ada luka jahit dipunggungnya, seragam yang digunakan Daffin sudah dilepas dan kini ia tak menggunakan baju hanya memakai selimut saja

"baby.." lirih David dengan memegang lembut lengan Daffin yang terbebas dari infus

"siapa yang melakukan ini?!" tanya Daniel dengan aura gelap disekelilingnya, Regi dan Rayyan meneguk ludah kasar karena aura tersebut sementara Leon dan James biasa saja dengan wajah datar yang masih menatap daffin

"belum kami cari" jawab Deon

"cari secepatnya dan laporkan pada Daddy" bukan Daniel melainkan David yang berucap, Deon hanya mengangguk

"mereka sudah salah bermain main dengan, Robertson!" gumam Daniel yang dapat didengar jelas oleh yang lainnya karena memang suasana sedang sunyi

***

Setelah kejadian tadi siang, kini Daffin sudah di bawa pulang kembali ke mansion, dengan Daddy dan keempat kakaknya

Daffin belum juga membuka matanya, karena pengaruh obat yang dokter gunakan saat menjahit luka dipunggung nya

Setelah Daffin digantikan pakaian, David menidurkan si bungsu di kasur king size miliknya Karena khawatir apabila Afin harus tidur sendirian dikamar anak itu dengan kondisinya yang sekarang

David menaruh guling di belakang punggung Daffin sebagai ganjalan agar luka jahit nya tak tertindih oleh tubuhnya

"kalian cepat cari orang yang sudah membuat baby seperti ini, dan bawa keruang penyiksaan" perintah David dan dibalas anggukan oleh keempat anaknya yang lain lalu mereka keluar dari kamar David untuk segera melakukan apa yang diperintahkan

"baby.. Wake up, jangan seperti ini lagi okey" gumam David dengan mengusap surai sang bungsu penuh sayang

***

Jam sudah menunjukan pukul 16.20 dan dari setengah jam lalu Daffin sudah sadar dengan tangisan pilu

David yang sedang berada di kamar mandi segera keluar karena khawatir dengan keadaan anak bungsunya itu, dan dapat David lihat Daffin yang menangis terduduk dengan kedua lengan yang menutupi wajah nya dan tangisan itu terdengar hingga sekarang

"sudah baby, jangan menangis terus" ucap David mencoba untuk menenangkan dengan mengusap punggung Daffin bagian bawah yang tidak ada luka

Daffin sekarang ini sedang berada di gendongan koala daddynya dengan memegang erat leher David tanpa ada niatan untuk melepasnya

"hiks.. Sa-kit Daddy..hiks" lirih Daffin, David sakit hati mendengar suara lirih dengan penuh luka dari putranya itu

"sudah sudah, nanti juga sakitnya hilang ya" David kembali mencoba menenangkan

"jagoan Daddy harus kuat oke" lanjutnya dengan mengecup kening Daffin

"hiks... hiks.." Daffin terus menangis karena memang ia merasakan sakit yang amat sakit dari tubuhnya, Daffin sangat merasa lemas dan lesu karena kebanyakan menangis ditambah keadaannya yang memang tak baik

David turun kebawah karena sudah waktunya makan malam, dengan Daffin yang masuk menangis digendongan koalanya, walau kini tangisan anak itu sedikit mereda

setelah sampai dapat David lihat keempat putranya yang lain sudah berada di meja makan, lalu ia duduk di kursi utama dengan Daffin dipangkuannya

"baby... Makan dulu ya" ucap David lembut dengan mengelus rambut Afin, sang anak yang mendengar itu membalikan tubuhnya dibantu oleh David tentunya untuk menghadap meja makan

"jangan menangis terus baby, air matamu berharga" ucap Daniel dengan mengelus Surai Daffin

Lalu setelahnya acara makan malam keluarga Robertson pun dimulai dengan khidmat walau dihiasi dengan ringisan dan tangisan Daffin karena merasakan sakit saat mengunyah

Beberapa menit berlalu, kini mereka semua sedang menonton tv dengan Daffin yang berada dipangkuan Daniel, itu semua atas bujukan Daniel juga karena ia kasihan melihat daddy-nya yang terlihat kelelahan

"padahal Daddy masih kuat untuk memangku baby seharian" ucap David dengan sedikit menyindir pada putra sulungnya itu

"kau sudah tua bila kau sakit akan sangat merepotkan" balas Daniel dengan santai, David menatap kesal pada sulungnya itu dan untuk ketiga adik Daniel yang lain hanya bisa tertawa melihat wajah kesal dari Daddy mereka

"kakak" panggil Daffin lirih dengan wajah yang mendongak menatap Daniel, Daniel pun sama ia menunduk melihat Daffin

"Daffin ingin puding" suara Daffin semakin kecil karena ia malu, ini memang kebiasaan Daffin yang selalu lapar karena menangis dan kali ini ia ingin puding

"puding apa hm?" tanya Daniel dengan tatapan menahan gemas

"puding mangga ya" jawab Daffin antusias dengan suara sedikit berteriak saking senangnya

David dan ketiga anaknya yang lain hanya memperhatikan interaksi si sulung dan si bungsu itu dengan seksama tanpa ada niatan ingin menganggu

Sampai akhirny puding mangga yang Daffin inginkan datang dan ukurannya cukup besar menurut Daffin, ia turun dari pangkuan Daniel dan duduk di karpet bulu bersama kakak kembarnya dengan dirinya yang berada di tengah tengah keduanya

"kakak.. Aaa...." panggil Daffin dengan mengarahkan sendok berisi puding pada mulut Dion, dan Dion menerima nya dengan baik

"kak Deon... Aaa..." kini giliran Deon yang disuapi, dan tentunya dengan senang hati Deon menerimanya

Sementara David, Daniel dan Darren memandang iri pada si kembar yang disuapi oleh si bungsu

"Daddy juga ingin..." rengek David dengan wajah memelasnya namun menyeramkan bagi keempat anaknya kecuali daffin yang menatap sedih lalu menyuapi daddy-nya itu

"aiissssh, pria tua sialan" gumam Daniel kesal

"menyebalkan" gumam Darren yang tak kalah kesal dari kakaknya

"kasihan sekali kalian tak disuapi oleh kesayanganku ini" ucap David dengan memeluk Daffin lalu mencium pipi gembilnya dengan gemas, Daniel dan Darren hanya mendengus kesal melihat itu, sementara sikembar hanya bisa tertawa melihat itu semua

'akan aku balas pak tua sialan!' batin Daniel dan Darren

🐻🐻🐻

Like + Comment ❤️

Terpopuler

Comments

Rizal Hood

Rizal Hood

daffin bukan Darren yg sakit

2024-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!