Sekolah

Cuaca yang cerah di pagi hari membuat siapa saja senang untuk memulai hari mereka dengan penuh semangat tentunya

Seperti bocah pendek dengan pipi gembil yang sekarang sedang sarapan bersama keluarganya, ia Afin, senyum yang tercetak jelas diwajahnya dengan binar dimatanya membuat ayah dan keempat kakaknya ikut senang saat melihatnya

"bahagia sekali sepertinya" ucap David dengan mencubit gemas pipi Afin

Daffin mengangguk antusias, "Afin sangat bahagia akhirnya Afin sekolah, Afin sudah sangat bosan dimansion terus sendirian tanpa ada yang menemani" ucapnya dengan lirihan diakhir namun kembali bahagia saat mengingat ia akan kembali kesekolah sekarang

semua yang melihat itu terkekeh gemas, memang sangat menyenangkan saat melihat Afin bercerita, sangat antusias dan penuh ekspresi

"yasudah sekarang ambil tasmu, dan susul Daddy keluar oke" ucap David lalu berdiri hendak pergi keluar

"Daddy akan mengantarmu" lanjutnya sebelum benar benar pergi keluar

Afin yang mendengar itu sangat senang karena ini adalah kali pertama ia diantar sang ayah, keempat kakaknya dapat melihat kebahagian yang terpancar dari wajah Afin

Akhirnya kelima kakak beradik itu segera berangkat ke tujuan masing masing namun sebelumnya mereka sudah saling berpamitan satu sama lain, lebih tepatnya keempat kakak Afin pada dirinya dengan kecupan dipagi hari

🐻

"Jangan nakal, jika ada yang mengganggumu hubungi Daddy secepatnya dengan ponsel yang Daddy berikan kemarin" ucap David dengan mengelus Surai Afin penuh sayang

"didalam ponsel itu sudah ada nomor Daddy dan keempat kakakmu" lanjutnya lalu mengecup dahi dan kedua pipi Afin

"iya iya Daddy... Bawel iisssh" sebal Afin dengan bibir mengerucut, David terkekeh dengan itu semua

"yaudah Afin masuk dulu ya, Daddy hati hati papayyy" ucap Afin lalu pergi berlari kedalam sekolah nya

"dasar anak itu" gumam David lalu pergi untuk menuju kantornya setelah Afin masuk kedalam sekolahnya

***

Daffin berjalan di koridor dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah manisnya semua siswa siswi yang melihat itu hanya bisa mengulum senyum menahan gemas

Bruk

Karena bahagia Afin sampai tak sadar ada seseorang yang berjalan kearahnya tepat didepannya hingga terjadilah peristiwa ini, Afin dan orang itu bertabrakan, Afin jatuh terduduk sementara lelaki tinggi tegap itu masih berdiri kokoh di tempatnya

belum sempat Afin berucap dan berdiri kerah bajunya ditarik oleh lelaki itu, afin tentu saja berontak karena sakit dilehernya akibat tarikan itu

setelah Afin berdiri tegap, ia memegang lehernya "apa apaan sih, sakit tau" kesalnya dengan menatap wajah lelaki didepannya itu

"apa liat liat, yang salah di sini itu Lo!, kalo jalan itu liat dong" sentak lelaki itu dengan menoyor pundak kanan Afin dengan sedikit keras sampai bocah itu terhuyung kebelakang untung saja ada seseorang yang menangkapnya

"tidak apa apa?" tanya Leon, ya orang yang sudah menangkap Afin adalah leon dengan Regi di sampingnya

"tidak apa apa terima kasih kak" ucap Afin lalu berdiri dengan tegak

"Lo apa apaan hah? Kalo Leon sama gue gak cepatan Dateng mungkin Daffin udah jatoh kebelakang!" bentak Regi dengan menatap sengit lelaki yang sudah membentak dan mendorong Afin tadi

"Lo kalo mau marah, marah sama dia! Dia yang jalan gak liat liat" ucap lelaki itu dengan menunjuk Afin

"udah udah, ini salah Afin, Afin minta maaf kak" ucap Afin dengan rasa bersalah

"nggak! Ini bukan salah kamu Fin, dia nya aja yang emosian!" ucap Regi masih dengan tatapan tajamnya yang tertuju pada lelaki didepannya

Karena malas meladeni lebih jauh, lelaki itu melenggang pergi dari sana tanpa sepatah kata pun, bocah sialan, tunggu pembalasan gue, karena Lo gue jadi bahan tontonan yang gak guna didepan semua orang batinnya sebelum benar benar pergi

"makasih kak" ucap Afin tulus dengan senyum manis diwajahnya

Regi dan Leon mengangguk, "sama sama, yasudah ayo kita pergi ke kelas" ucap Leon dengan merangkul pundak Afin, namun langkah ketiganya terhenti saat suara seseorang terdengar kepada mereka

"Tunggu!" Afin dan kedua temannya berbalik, di sana ada kakak kembar Afin dengan wajah datar mereka menghampiri Afin

"siapa?" bisik Regi

"kakak kembar Afin" sontak Leon dan Regi terkejut mendengar jawaban Afin lalu beralih menatap kedua lelaki yang sedang berjalan menuju kearah mereka

"kalian siapa?" tanya Dion dengan wajah datarnya

"kita teman Afin, aku Regi kak dan ini Leon salam kenal" ucap Regi dengan sedikit senyum canggung, si kembar berdehem sebagai jawaban

"tapi bukannya Afin tinggal dipanti asuhan ya? Apa Afin sudah diadopsi?" tanya Regi pelan pada Afin

"nanti Afin jelasin ya, yang jelas mereka kakak kandung afin" jawab afin dengan senyuman yang terus menerus ia lontarkan pada siapa pun itu , Leon dan Regi hanya mengangguk paham lalu diam

"ayo masuk kelas kakak antar, sebentar lagi masuk" ucap Dion lalu merangkul Afin untuk segera pergi menuju kelasnya diikuti oleh Deon dibelakangnya

Leon dan Regi masih terdiam di tempatnya, "apa apaan perasaan tadi sama kita tuh kakel kembar gak senyum anjir, giliran sama Afin dia senyum tulus begitu" ucap Regi kesal, sementara Leon hanya diam lalu melenggang pergi darisana meninggalkan Regi

"dih anjir kok gue dicuekin Mulu sih" kesal Regi lalu ikut menyusul kedua temannya itu

***

Sekarang Afin dan kedua temannya sudah berada di kantin sejak 15 menit lalu, mereka sedang makan sembari mendengarkan Afin yang bercerita tentang bagaimana Afin bisa mempunyai kedua kakak kembar, kandung pula.

Daffin menceritakan semuanya dari awal dia yang dijemput oleh ayah kandungnya langsung di panti, lalu mereka menjelaskan semua nya dan memberikan hasil tes DNA pada afin dan semuanya

"ahh iya iya gue paham" ucap Regi dengan meminum jus apel nya

"iya, dan semenjak itu Afin hidup dengan penuh aturan tapi Afin senang karena Afin tau itu cara mereka menyayangi Afin" ucap Afin antusias, lalu meminum jus favorit nya jus alpukat

"syukurlah jika Afin bahagia" ucap Leon dengan mengelus lembut rambut Afin gemas

"oh iya kan Afin manggil keempat kakak Afin dengan sebutan 'kakak' jadi manggil kita 'abang' oke?, biar beda" ucap Regi, Afin tampak berpikir lalu menjawab

"iya deh hehe" jawab afin dengan kekehan kecil

mereka akhirnya menghabiskan waktu istirahat hari ini dengan mengobrol dan bercerita dengan sesekali diisi tawa kecil Afin

Tanpa ketiga orang itu sadari ada beberapa pasang mata yang memandangi mereka dengan pandangan yang berbeda beda, ada Dion dan Deon yang memandang adik mereka dengan pandangan cemburu karena dekat dengan kedua temannya itu

Dan di sisi lain ada juga mata yang menatap marah ada Afin dan kedua temannya

"awas aja Lo bocah" gumam lelaki itu lalu pergi dari sana

🐻🐻🐻

Like + Comment ❤️

Episodes
1 Awal
2 Teman Baru
3 Titik terang
4 Siapa?
5 Keluarga
6 Kehangatan
7 Bekerja
8 Sekolah
9 Terluka
10 Rewel
11 Balasan
12 Josh
13 Amarah
14 Hukuman
15 Sakit
16 Keluarga besar
17 Sakit lagi?
18 Keracunan
19 Pengkhianat
20 Ibu?
21 Pasar malam
22 Singa
23 Teror
24 London
25 Tersesat
26 Menginap
27 Kenzie
28 Pulang
29 Petras
30 Kebenaran
31 Bersatu kembali
32 Pencarian Bukti
33 Peringatan kecil
34 Ulat Lagi
35 Mendaki Gunung
36 Boni
37 Sekolah Baru
38 Libur
39 Samurai?
40 Janson
41 Keributan
42 Pertarungan
43 Rumah sakit
44 Pembalasan
45 Bayi Kesayangan
46 Ngambek
47 Bos Kecil
48 Jadi Bayi?
49 Murid Baru
50 Flora?
51 Berkenalan
52 Obsesi
53 Bertamu
54 Ketakutan
55 Lagi?
56 Rencana
57 Rencana 2
58 Penyamaran
59 Eksekusi
60 Kembali Damai
61 Kura Kura
62 Kejutan
63 Ulang Tahun
64 Buah Mangga
65 Maaf Daddy
66 Cita cita
67 Salju
68 Mulai Nakal?
69 Hukuman lagi
70 Trauma
71 Tragedi
72 Comeback
73 Ceria
74 Lupa?
75 Kamu lagi
76 Madhava
77 Zico!
78 Cemburu
79 Pengaruh Buruk
80 Petir
81 Kemah?
82 Pergi Kemah
83 Jurit Malam
84 Topeng Zico
85 Panas Dingin
86 Keindahan
87 Menunggu
88 Siapa dia?
89 Siapa dia? 2
90 Gadis gila
91 Absurd
92 Rindu
93 Main
94 Main 2
95 Iri
96 Ayah
97 Maaf
98 Kebahagiaan
99 Bermain
100 Game
101 Menangis
102 Anonym?
103 Pelaku
104 Ruang Bawah Tanah
105 Ceroboh!
106 Pentas
107 Serangan
108 Tembakan
109 Terpuruk
110 Buruk
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
Teman Baru
3
Titik terang
4
Siapa?
5
Keluarga
6
Kehangatan
7
Bekerja
8
Sekolah
9
Terluka
10
Rewel
11
Balasan
12
Josh
13
Amarah
14
Hukuman
15
Sakit
16
Keluarga besar
17
Sakit lagi?
18
Keracunan
19
Pengkhianat
20
Ibu?
21
Pasar malam
22
Singa
23
Teror
24
London
25
Tersesat
26
Menginap
27
Kenzie
28
Pulang
29
Petras
30
Kebenaran
31
Bersatu kembali
32
Pencarian Bukti
33
Peringatan kecil
34
Ulat Lagi
35
Mendaki Gunung
36
Boni
37
Sekolah Baru
38
Libur
39
Samurai?
40
Janson
41
Keributan
42
Pertarungan
43
Rumah sakit
44
Pembalasan
45
Bayi Kesayangan
46
Ngambek
47
Bos Kecil
48
Jadi Bayi?
49
Murid Baru
50
Flora?
51
Berkenalan
52
Obsesi
53
Bertamu
54
Ketakutan
55
Lagi?
56
Rencana
57
Rencana 2
58
Penyamaran
59
Eksekusi
60
Kembali Damai
61
Kura Kura
62
Kejutan
63
Ulang Tahun
64
Buah Mangga
65
Maaf Daddy
66
Cita cita
67
Salju
68
Mulai Nakal?
69
Hukuman lagi
70
Trauma
71
Tragedi
72
Comeback
73
Ceria
74
Lupa?
75
Kamu lagi
76
Madhava
77
Zico!
78
Cemburu
79
Pengaruh Buruk
80
Petir
81
Kemah?
82
Pergi Kemah
83
Jurit Malam
84
Topeng Zico
85
Panas Dingin
86
Keindahan
87
Menunggu
88
Siapa dia?
89
Siapa dia? 2
90
Gadis gila
91
Absurd
92
Rindu
93
Main
94
Main 2
95
Iri
96
Ayah
97
Maaf
98
Kebahagiaan
99
Bermain
100
Game
101
Menangis
102
Anonym?
103
Pelaku
104
Ruang Bawah Tanah
105
Ceroboh!
106
Pentas
107
Serangan
108
Tembakan
109
Terpuruk
110
Buruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!