Terluka

Siang yang biasanya cerah dengan matahari yang memancarkan sinarnya kini diganti oleh awan mendung dengan rintik gerimis hujan

Daffin bocah itu kini termenung dikelasnya dengan memandang langit mendung tersebut dengan penjelasan dari guru yang menjadi lagunya, ntah kenapa ia sangat tak bersemangat hari ini

"Daffin, kenapa?" tanya Leon dengan mengusap punggung Daffin halus

"tidak apa apa bang" jawab nya dengan senyuman tipis, lalu kembali pada posisi awal dengan menelungkupkan wajah di antara kedua lengannya

Kringgg

Akhirnya suara bel istirahat berbunyi, para murid berbondong bondong tak sabar ingin segera mengisi perut mereka di kantin, ada juga yang akan melakukan kegiatan lain, seperti menongkrong mungkin

"yuk, kantin" ucap Regi yang sudah ada di samping kursi Leon dan Daffin

lalu, ketiganya segera ke kantin untuk ikut mengisi perut mereka yang sudah berteriak ingin diisi

Saat telah tiba mereka duduk di kursi kantin pojok kanan karena memang tempat duduk itulah yang masih kosong, sementara yang lainnya sudah sangat penuh

"pesen apa nih?, biar gue aja yang pesen" ucap Regi yang masih berdiri tentunya

"nasi goreng seafood dan lemon tea" jawab Leon dengan tatapan yang masih fokus pada ponselnya

"samain, tapi minumnya teh hangat ya" ucap Daffin dan dibalas anggukan oleh Regi lalu setelahnya ia pergi darisana untuk segera memesan

Tak lama Regi pergi, Daffin melihat kedua kakak kembarnya dengan dua lelaki lain yang Daffin yakini adalah teman dari kedua kakaknya itu, mereka berempat menuju tempat Daffin

"kita duduk di sini ya dek, penuh" ucap Deon dengan senyuman, tak lupa mengelus Surai Daffin lalu duduk diikuti yang lainnya

"widih... jadi ini adik kalian yang baru ketemu itu?" tanya salah satu lelaki asing di sana, sikembar hanya berdehem saja sebagai jawaban

"gini amat nasib punya temen beku semua" kesal lelaki itu

"eh iya kenalin Rayyan frelio panggil bang Rayyan aja hehe" lelaki itu kembali berucap yang ternyata namanya adalah Rayyan, Daffin mengangguk lalu menatap lelaki satunya lagi

"James Arnold, bang James" ucap lelaki itu dengan masih menatap Daffin lekat ntah apa yang lelaki itu pikirkan, lagi lagi Daffin mengangguk paham

"gu-" baru Daffin akan berucap ia ditatap tajam oleh kedua kakak nya dan leon, ia lupa jika mereka tak menyukai bahasa itu dari mulutnya

"emm aku Daffin Alenio Robertson, panggil Afin aja ya Abang Abang" Afin memperkenalkan dirinya dengan senyum yang selalu menghiasi wajah manisnya, namun kali ini seperti ada keterpaksaan didalamnya

"kamu ada masalah?" tanya Dion yang sadar dengan ekspresi dari adik bungsunya itu

"ah nggak kak" jawab afin

"jangan berbohong, jika ada masalah katakan" kini giliran Deon yang berucap, biarpun wajah mereka datar dan terlihat tak peduli tapi dibalik semua itu mereka berdua sebenarnya benar benar khawatir

"Afin gapapa kakak, Afin hanya sedikit gelisah tapi udahlah nanti juga nggak" jawab afin berusaha meyakinkan kedua kakaknya, dan diangguki oleh kedua kakak kembarnya itu

"makanan datang..." Regi datang dengan nampan di kedua lengannya, lalu menaruh semua itu di meja dengan hati hati, setelahnya ia baru saja menyadari bahwa ada empat lelaki lainnya

"ehh bang kembar kakaknya Daffin, lagi apa nih?" basa basi Regi yang malah mendapatkan tatapan jengah dari kedua kakak kembar Afin dan dua lainnya

"duduk aja bang, makan" ucap Daffin yang kasihan melihat Regi yang canggung di tempatnya, setelah mendengar itu Regi duduk di sisi kanan Afin

#Posisi mereka

Regi - Afin - Leon

James - Dion - Deon - Rayyan

"kalian nggak makan?" tanya Daffin dengan menatap keempat lelaki didepannya

"tidak, kami sudah makan tadi" jawab James dengan wajah yang sama datarnya dengan kakak kembarnya, hanya Rayyan saja yang banyak tingkah dan ekspresif tak seperti yang lain

Mereka bertiga makan dengan tenang tanpa menghiraukan tatapan dari keempat lelaki di depan mereka yang terus memandangi Daffin

"Daffin ke kamar mandi dulu ya" ucap Daffin lalu berdiri

"kakak antar" kompak Dion dan Deon

"gakusah Daffin sebentar kok" ucap Daffin meyakinkan

"15menit tak kembali kami menyusul" ucap Deon dan dibalas anggukan oleh Daffin lalu pergi dari sana karena memang ia ingin pipis

***

Setelah sampai di kamar mandi pria, Daffin segera menuntaskan acara pipisnya itu lalu bercermin untuk menata kembali penampilan nya

Bruk

Tendangan yang cukup keras dari pintu toilet itu, Daffin menoleh dan dapat ia lihat di sana ada ketiga lelaki dengan salah satu yang Daffin tau yaitu lelaki yang pernah bertabrakan dengannya di koridor

ketiga lelaki itu melangkah menuju Daffin dengan wajah kesal, Daffin yang tak tau kenapa hanya diam tak bergerak, Sampai...

Bugh

Lelaki yang pernah bertabrakan dengannya itu memukul pipi kirinya dengan keras hingga ia terduduk dilantai

"kalian siapa?!" tanya Daffin yang sekarang sudah benar benar takut dengan tubuh yang sedikit bergetar

"oh iya Lo belum kenal gue, kenalin Rangga pamungkas! Yang udah dibuat malu didepan murid lain, karena Lo sialan!" bentak Rangga dengan menarik rambut Afin sehingga ia mendongak dengan ringisan

"Rivaldi, Vito, hajar dia!" ucap Rangga memerintah kedua temannya lalu mundur kebelakang, Rivaldi dan Vito melangkah kedepan dengan seringai diwajah mereka

Bugh

Sret

Bugh

Bugh

"u-udah...sa-kit.." lirih Daffin sebelum kegelapan merenggut kesadarannya

"cabut" ucap Rangga lalu pergi dari sana diikuti oleh kedua temannya

Sementara itu di kantin keenam lelaki yang tadi duduk dengan Daffin masih sibuk dengan kegiatan mereka sampai Dion berdiri

"Deon ayo susul Daffin ini sudah lewat" ucap Dion dan diangguki oleh Deon, kedua teman mereka dan kedua teman Daffin mengikuti si kembar menuju toilet

Setelah sampai di toilet pria Dion memutar knop pintu tersebut namun ternyata terkunci dari dalam, tanpa ba bi bu ia mendobrak pintu tersebut dan akhirnya mereka masuk dengan Dion yang memimpin

"DAFFIN!" teriak mereka saat melihat Daffin yang sudah tergeletak di lantai kamar mandi dengan kondisi yang dapat dibilang memperihatinkan

Dion segera memangku Daffin ala bridal style lalu berlari langsung ke UKS, karena memang di sekolah mereka ada dokter yang dapat dibilang sangat profesional dalam bidang apapun, Deon dan yang lainnya mengikuti dari belakang

"Deon telpon Daddy dan yang lain, cepat!" ucap Dion dan Deon mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya

"Ya boy?"

"kesekolah"

"ada apa?"

"Daffin, cepat!. Jangan lupa ajak yang lain"

Tut

setelah mengatakan itu Deon segera mematikan panggilan secara sepihak, ia tau daddy-nya pasti paham apa yang ia maksudkan, apalagi mendengar suara cemas dari Deon

akhirnya mereka sampai di UKS sekolah yang dapat dibilang sangat besar dari UKS pada umumnya, saat masuk mereka langsung disambut oleh tiga dokter profesional dan langsung memeriksa keadaan Daffin

Dion dan Deon serta yang lainnya menunggu di depan ruangan karena mereka tau, para dokter butuh ruang untuk memeriksa

🐻🐻🐻

Like + Comment ❤️

Terpopuler

Comments

Rizal Hood

Rizal Hood

mengangkat mungkin bukan memangku

2024-04-10

0

Rizal Hood

Rizal Hood

emg ada es teh hangat ? es teh yang dingin lah wkwkw

2024-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Teman Baru
3 Titik terang
4 Siapa?
5 Keluarga
6 Kehangatan
7 Bekerja
8 Sekolah
9 Terluka
10 Rewel
11 Balasan
12 Josh
13 Amarah
14 Hukuman
15 Sakit
16 Keluarga besar
17 Sakit lagi?
18 Keracunan
19 Pengkhianat
20 Ibu?
21 Pasar malam
22 Singa
23 Teror
24 London
25 Tersesat
26 Menginap
27 Kenzie
28 Pulang
29 Petras
30 Kebenaran
31 Bersatu kembali
32 Pencarian Bukti
33 Peringatan kecil
34 Ulat Lagi
35 Mendaki Gunung
36 Boni
37 Sekolah Baru
38 Libur
39 Samurai?
40 Janson
41 Keributan
42 Pertarungan
43 Rumah sakit
44 Pembalasan
45 Bayi Kesayangan
46 Ngambek
47 Bos Kecil
48 Jadi Bayi?
49 Murid Baru
50 Flora?
51 Berkenalan
52 Obsesi
53 Bertamu
54 Ketakutan
55 Lagi?
56 Rencana
57 Rencana 2
58 Penyamaran
59 Eksekusi
60 Kembali Damai
61 Kura Kura
62 Kejutan
63 Ulang Tahun
64 Buah Mangga
65 Maaf Daddy
66 Cita cita
67 Salju
68 Mulai Nakal?
69 Hukuman lagi
70 Trauma
71 Tragedi
72 Comeback
73 Ceria
74 Lupa?
75 Kamu lagi
76 Madhava
77 Zico!
78 Cemburu
79 Pengaruh Buruk
80 Petir
81 Kemah?
82 Pergi Kemah
83 Jurit Malam
84 Topeng Zico
85 Panas Dingin
86 Keindahan
87 Menunggu
88 Siapa dia?
89 Siapa dia? 2
90 Gadis gila
91 Absurd
92 Rindu
93 Main
94 Main 2
95 Iri
96 Ayah
97 Maaf
98 Kebahagiaan
99 Bermain
100 Game
101 Menangis
102 Anonym?
103 Pelaku
104 Ruang Bawah Tanah
105 Ceroboh!
106 Pentas
107 Serangan
108 Tembakan
109 Terpuruk
110 Buruk
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
Teman Baru
3
Titik terang
4
Siapa?
5
Keluarga
6
Kehangatan
7
Bekerja
8
Sekolah
9
Terluka
10
Rewel
11
Balasan
12
Josh
13
Amarah
14
Hukuman
15
Sakit
16
Keluarga besar
17
Sakit lagi?
18
Keracunan
19
Pengkhianat
20
Ibu?
21
Pasar malam
22
Singa
23
Teror
24
London
25
Tersesat
26
Menginap
27
Kenzie
28
Pulang
29
Petras
30
Kebenaran
31
Bersatu kembali
32
Pencarian Bukti
33
Peringatan kecil
34
Ulat Lagi
35
Mendaki Gunung
36
Boni
37
Sekolah Baru
38
Libur
39
Samurai?
40
Janson
41
Keributan
42
Pertarungan
43
Rumah sakit
44
Pembalasan
45
Bayi Kesayangan
46
Ngambek
47
Bos Kecil
48
Jadi Bayi?
49
Murid Baru
50
Flora?
51
Berkenalan
52
Obsesi
53
Bertamu
54
Ketakutan
55
Lagi?
56
Rencana
57
Rencana 2
58
Penyamaran
59
Eksekusi
60
Kembali Damai
61
Kura Kura
62
Kejutan
63
Ulang Tahun
64
Buah Mangga
65
Maaf Daddy
66
Cita cita
67
Salju
68
Mulai Nakal?
69
Hukuman lagi
70
Trauma
71
Tragedi
72
Comeback
73
Ceria
74
Lupa?
75
Kamu lagi
76
Madhava
77
Zico!
78
Cemburu
79
Pengaruh Buruk
80
Petir
81
Kemah?
82
Pergi Kemah
83
Jurit Malam
84
Topeng Zico
85
Panas Dingin
86
Keindahan
87
Menunggu
88
Siapa dia?
89
Siapa dia? 2
90
Gadis gila
91
Absurd
92
Rindu
93
Main
94
Main 2
95
Iri
96
Ayah
97
Maaf
98
Kebahagiaan
99
Bermain
100
Game
101
Menangis
102
Anonym?
103
Pelaku
104
Ruang Bawah Tanah
105
Ceroboh!
106
Pentas
107
Serangan
108
Tembakan
109
Terpuruk
110
Buruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!