Teman Baru

Sinar matahari pagi masuk menerobos melalui celah jendela kamar milik pemeran utama kita, ia masih terlelap tanpa terganggu sedikit pun dengan bisingnya kegiatan orang orang yang sudah memulai aktivitas pagi mereka

Eungh

Akhirnya daffin terbangun karena suara jam weker di sampingnya

"buset jam berapa nih?" ucapnya bertanya tanya ntah pada siapa, cahaya yang masuk sangat terang seperti sudah siang? Batinnya

"waduh, bundaaaa kenapa gak bangunin Afin sih!!" heboh Daffin saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 07.45 sedangkan masuk sekolah pukul 08.00 sudah pasti dia akan terlambat sampai, sialnya lagi dia murid baru dan ini adalah hari keduanya

Dengan gerakan cepat Daffin mandi dan segera memakai seragam nya, ntah benar atau tidak yang jelas ia harus segera sampai secepatnya

"BUNDA... BUNDA...!?" teriak Daffin mencari sosok sang bunda yang ntah kemana

"apa nak? Maaf ya bunda lupa karena Yafi sakit" ucap bunda lili yang baru saja datang dengan penampilan yang dapat dibilang aut autan

"gapapa bund, Afin berangkat ya.. Maaf gakbisa bantuin urus adik adik" ucap Daffin

"iya nak gapapa, hati hati" Daffin mengangguk lalu segera melenggang pergi keluar mengingat ia sudah terlambat

                      🐻

Benar saja Daffin terlambat masuk ke sekolah dan sekarang ia berakhir berjemur di lapangan besar sekolahnya ini dengan beberapa siswa yang terlambat lainnya

setelah melaksanakan hukuman berjemur di tengah lapangan yang luas dengan cuaca yang sangat panas, kini Afin sudah berada di kantin sekolah untuk mengisi energinya yang hilang

"emang boleh seenak ini" ucap Afin setelah menelan mie ayam yang ia pesan dengan jus favorit nya yaitu jus alpukat

"hey.." panggil seseorang yang jelas padanya karena bahunya ikut ditepuk, dengan cepat Afin menoleh ia melihat dua lelaki yang berada di kelas X sama sepertinya namun dengan kelas yang berbeda

"ah ya?" ucap Afin dengan menampakan raut wajah kebingungan

"kita duduk dulu gaksi, kosong tuh" ucap lelaki satunya lalu Afin mengangguk reflek, kedua lelaki itupun duduk dihadapan Afin

"murid baru juga?" tanya Afin

"iya nih kita berdua juga baru kenal barusan dikelas" ucap lelaki yang tadi menepuk pundaknya

"oh iya iya" ucap Afin sembari mengangguk ngangguk paham

"Lo sendiri aja?" lelaki itu kembali bertanya, Afin yang mengangguk canggung sambil tersenyum manis kearah keduanya

"aku belum dapet teman hehe" ucap Afin

"yaudah kita temenan aja, gapapa beda kelas juga" ucap lelaki yang sedari tadi diam

"okee kenalin nama Afin itu Daffin Alenio.R" Afin memperkenalkan dirinya dengan antusias

"gua Regi Pratama" ucap lelaki yang tadi menepuk pundak Afin dengan senyum tipis

"kalo gua Leonardo Dicaprio" ucap lelaki yang sedari tadi tak banyak bicara

"Oh haii Regi dan Leon, kita temenan sekarang hehe" ucap Afin dengan antusias, Afin sebelumnya memang tak mempunyai teman karena dia tak pernah mau memulai untuk berteman dan tak ada yang mengajaknya berteman, tapi sekarang dia diajak berteman itu membuatnya sangat senang akhirnya dia tak harus memulai untuk mempunyai teman

"hahaha seneng banget kayanya" ucap Leon dengan gemas sembari mencubit pelan pipi Afin yang akan tumpah itu

"eh iya, R itu apa sih?" tanya Regi yang akhirnya bertanya apa yang ia ingin tau sedari tadi

"emm Afin juga tidak tau, Karena memang bunda panti bilang kalo saat dia menemukan Afin bayi nama Afin sudah ada di kalung ini dan untuk R nya Afin juga tidak tau" ucap Afin dengan senyuman manis diwajahnya, walau suara nya terkesan pilu saat menceritakan itu semua

"ah maaf gua gak tau" ucap Regi dengan cengengesan karena selain tak enak ia juga ditatap tajam oleh Leon disampingnya

"tidak apa, Afin senang kok karena dirawat oleh bunda lili yang baik sama Afin dan sekarang Afin punya dua teman juga" ucap Afin dengan masih memperlihatkan senyuman manis nya itu

                      🐻

"Fin, kapan kapan kita main ya" ucap Leon sembari merangkul pundak Afin yang memang jauh lebih pendek darinya dan juga Regi

"okee, sekarang juga boleh kok tapi mainnya ke panti ya biar adik adik Afin yang lain juga bisa kenal sama kalian" ucap Afin

"boleh deh sekarang aja gaksi mumpung bisa nih gua" ucap Regi dan dibalas anggukan oleh Leon serta Afin

mereka memang sudah berada di parkiran sekolah saat ini, dengan Afin ditengah tengah mereka

"yaudah Afin ambil sepeda Afin dulu ya" ucap Daffin lalu hendak pergi menuju sepedanya namun lengannya dicekal oleh Leon

"biar gue aja, nanti kita naik mobil gue sepedanya juga bawa" ucap Leon saat melihat Afin memberi kan ekspresi bertanya

"em oke makasih Leon"

                      🐻

disinilah Afin dan kedua teman barunya berada di dalam mobil milik leon dengan Afin yang ada di samping Leon dan Regi di kursi belakang sendirian

"oh iya, Afin kok pendek sih, yaa em maksudnya kan yang lain juga banyak yang pendek cuman Afin kaya lebih pendek gitu haha" ucap Regi dengan sedikit candaan

"kan Afin masih 14 tahun" ucap Afin melirih karena jujur saja setiap ia dikatai pendek ia selalu merasa sedikit tersinggung

Regi dan Leon terkejut dengan apa yang Afin ucapkan, pantas saja anak itu terlihat lugu nan polos ternyata memang bocah itu masih kecil ya walaupun hanya dua tahun dibawah mereka

"widih kok udah sekolah menengah atas sih?" lagi lagi tanya Regi bertanya karena memang rasa penasarannya sangat tinggi terhadap bocah itu

"kan Afin pintar jadi Afin loncat kelas terus hehe" ucap Afin yang tak bisa lepas dari perasaan senang nya itu

Mereka bertiga pun mengobrol sepanjang perjalanan menuju panti 'kasih ibu' tempat Afin tinggal dari kecil hingga saat ini

🐻

"Dahh Regi... Dahh Leon... hati hati yaaa" teriak Afin pada kedua temannya yang hendak pulang karena memang sekarang sudah pukul 16.00

"wah seneng banget kayanya" ucap bunda lili dari belakang Afin dengan memangku Talita

"iya dong, Afin punya dua teman baru sekarang" ucap Afin dengan sangat antusias, bunda lili yang melihat itu hanya tersenyum serta mengusak rambut Afin gemas

"yasudah masuk sekarang ya sudah mau malam" ucap bunda lili dan dibalas anggukan oleh Afin, lalu ketiganya masuk kedalam rumah panti dengan Afin yang terus menerus menceritakan keseruannya bersama kedua temannya tadi pada bunda lili

🐻

Sementara itu di sebuah mansion besar dengan warna hitam yang menjadi dominan di setiap sudut nya, lima pria berbeda umur sedang membicarakan hal penting menyangkut dengan permata mereka yang hilang

"dad, aku sudah menemukan keberadaannya" ucap salah satu dari mereka

"apa? Benarkah? kapan kita akan menjemputnya?" tanya salah satu pria di sana

"secepatnya, namun Daddy butuh bukti tes DNA dan beberapa bukti lainnya" ucap pria paling tua diantara mereka berlima

"bukti apa lagi dad? Daddy meragukan bahwa dia bukan permata kita yang hilang?" protes pria lain dengan tampang marah serta kecewa di dalamnya

"bukan seperti itu, Daddy yakin dia pasti tak akan percaya begitu saja lagi pula aku yakin dia permata ku yang dulu sempat hilang" jelas yang paling tua

"baiklah, akan aku Carikan dan kau bagaimana pun caranya kau harus mendapatkan helaian rambut miliknya" ucap pria lain dengan menunjuk yang paling muda di sana

🐻🐻🐻

Like + Comment

Terpopuler

Comments

♡~Yuki.nur019

♡~Yuki.nur019

next

2024-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!