Bekerja

Kebanyakan murid membenci hari Senin karena memang terasa begitu panjang apalagi harus mengikuti upacara yang cukup lama di pagi hari, namun berbeda dengan Afin yang sekarang sedang bercermin dengan senyum di wajahnya

Setelah selesai Afin turun dengan tas di tangan kanannya, Afin duduk di kursi meja makan yang sudah ada ayah dan keempat abangnya tapi Afin terdiam kaku dengan tatapan mereka yang dilayangkan untuknya itu

"emm Afin kenapa? Afin ada salah? Perasaan enggak deh" ucap Afin dengan pandangan menunduk karena takut dengan semua tatapan itu

"siapa yang menyuruhmu sekolah?" tanya Dion, Daffin mendongak dan langsung bertemu dengan mata kakak ketiganya itu, ia memiringkan kepalanya bingung

"hah? kan sekarang hari Senin kakak, Afin harus sekolah benar?" tanya nya pada semua yang ada di sana

"tidak benar. Kau masih sakit baby jangan sekolah dulu" jawab David dengan nada yang lembut

"benar, karena percuma kau sekolah lalu bagaimana saat kau menulis nanti hm?" kini giliran Darren yang mencoba memberi pengertian pada adiknya itu

"memang benar.. mmm kakak tolong kirimkan surat izin sakit Afin pada Bu guru dena ya" Afin menjawab dengan lirih di awal namun dengan semangat di akhir kalimat dengan menatap Deon

"tentu, akan kakak kirim surat itu oke" jawab Deon dengan senyuman diwajahnya Afin ikut tersenyum tentu saja

"yasudah dad kita berangkat" pamit Deon dengan mewakili Dion pada sang ayah dan dibalas anggukan oleh David

"dad, hari ini aku akan kemarkas" ucap Darren

"ajak kakakmu sekalian, dia sudah lama tak ke markas" jawab David dengan menunjuk si sulung Daniel menggunakan dagunya

"aku ada meeting penting" potong Daniel saat melihat adiknya Darren hendak berbicara

"markas itu apa Daddy?" tanya Daffin, oh shit! ketiga pria itu lupa bahwa bocah gembul itu masih ada di sini

"bukan apa apa baby, sekarang baby ganti baju bersama Daddy" David mencoba untuk mengalihkan pembicaraan

"Daddy tidak bekerja?" tanya Daffin yang sudah di gendong ala koala oleh sang ayah

"nanti siang baby" jawab David dengan diakhiri kecupan di dahi Afin dengan penuh sayang, lalu pergi menuju kamar sang anak

"kak kau akan ikut?" tanya Darren

"tidak"

"oh ayolah, kau sudah lama tak ke markas dan bermain main"

"aku sibuk"

"jangan belaga sibuk hanya dengan berkas berkasmu itu, cobalah refreshing sedikit dengan bermain ke markas"

"jangan bodoh, dasar dokter Gilak!" setelah mengucapkan itu Daniel pergi keluar untuk segera menuju kantornya

Darren memang seorang dokter bedah di rumah sakit milik keluarganya sendiri, bukan hanya karena dia ingin saja tapi juga karena hobinya yang suka membedah orang orang, Gilak memang.

"padahal dia juga suka!" gumam Darren kesal lalu ikut pergi dari sana untuk segera menuju markasnya

🐻

Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi dan David sudah siap dengan setelan kantornya, Afin hanya diam memperhatikan daddy-nya dengan kagum sampai sampai mulutnya terbuka sedikit

"tutup mulutmu baby" David terkekeh dengan wajah menggemaskan anaknya itu, mengapa bungsunya ini berbeda dengan keempat anaknya yang lain pikir David

"wahhh Daddy tampan" puji Daffin dengan tatapan binar yang tetap tertuju pada sang ayah

"Daddy harus pergi kekantor, baby dengan Sam ya di sini" ucap David membuat pikiran Daffin buyar seketika

"uhh kenapa harus?" tanya Daffin dengan wajah sedih?

"Daddy harus bekerja untuk mendapatkan uang benar?" tanya David dan dibalas anggukan oleh Daffin

"dan uang itu untukmu baby" lanjutnya dengan mencubit gemas hidung Afin, padahal jika David tak bekerja pun ia tak akan bangkrut karena dia pemilik perusahaan besar dan bukan hanya satu perusahaan saja yang ia miliki, David akan menghadiri meeting penting oleh hari ini oleh karena itu ia terpaksa datang langsung tak bisa diwakili sekertaris nya dan harus meninggalkan bocah gembul kesayangannya itu.

David hanya ingin anaknya paham jika ia tak akan selalu ada untuknya, akan ada masanya dimana ia sibuk dan tak ada di sisinya

"ah iya, Afin paham Daddy harus bekerja untuk dapat uangkan" ucap Afin dengan mata bulat yang terus memandang daddy-nya itu dengan kagum

"iya baby, yasudah baby dengan Sam dulu ya, jika ada apa apa suruh Sam menelpon Daddy oke? Sampai jumpa jagoan.." ucap David lalu keluar dari kamar sang anak

saat dipintu kamar, "jaga putraku, jangan sampai dia terluka sedikitpun atau kepalamu gantinya" ucap David pada Sam dan dua bodyguard lainnya di sana, tanpa ingin mendengar jawaban dari ketiga orang itu David melenggang pergi

"Sam, jaga yang benar aku masih ingin hidup" ucap salah satu bodyguard itu pada Sam

"kalian juga sama bodoh!" kesal Sam lalu masuk ke kamar tuannya itu

Bisa Sam lihat bahwa tuan kecil nya itu sedang diam di balkon dengan memandang kepergian mobil milik David, ayahnya

"tuan kecil, ada apa? Kau sedih? Tak apa tuan kecil, tuan David hanya sebentar saya yakin" Sam mencoba untuk menenangkan Daffin yang ia pikir sedang bersedih

Daffin menoleh, dan dapat Sam lihat bahwa tuan kecilnya itu terpaku dengan raut bingung atau mungkin bimbang, Sam kira tuan kecilnya itu sedih tapi ternyata bukan, jadi kenapa tuan kecilnya itu?

"kenapa tuan kecil?" tanya Sam sembari mengangkat Afin untuk digendong ala koala olehnya

"paman.." panggil Daffin melirih

"kenapa tuan kecil?" tanya Sam sembari mengelus lembut punggung kecil milik Daffin

"Afin harus bekerja, Afin tak ingin dimarahi oleh Abang calvin, ayo antar Afin bekerja paman" ucap Daffin dengan menatap wajah Sam

Daffin baru ingat bahwa dia sudah mendapatkan pekerjaan tepat sebelum dijemput oleh keluarga kandungnya itu, dan dia rasa ia harus memulai bekerja untuk membantu Daddy nya memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keempat kakaknya pikir Afin

David pasti menyesal telah berucap seperti tadi pada afin, karena sekarang anak itu bertekad ingin membantu nya dalam bekerja padahal kakak pertama dan keduanya juga kan sudah bekerja, ah ntahlah Afin

"tidak tuan kecil, anda tidak boleh bekerja" ucap Sam

"tapi paman, Afin kasihan pada Daddy yang harus selalu bekerja untuk mendapatkan uang dan semua itu untuk memenuhi kebutuhan Afin dan kakak kakak, oleh karena itu Afin harus membantu paman" kekeuh Afin dengan mata yang mulai berkaca kaca

'oh ayolah, tuan David tak akan bangkrut atau kesusahan walau tuan kecil memilih untuk menganggur saat sudah besar' batin Sam

"paman.... Hiks ayoooo antar Afin hiks" runtuh sudah pertahanan Daffin untuk mencoba menahan semua kesedihannya ini

'afin harus bantu daddy, Afin kasihan pada Daddy hiks' pikir Daffin

Daffin apakah anak itu tak melihat mansion yang ia tinggali sekarang bahkan sangat besar dan itu sudah menunjukan bahwa David kaya raya bukan?, apakah ia masih berpikir David tak mempunyai banyak uang sehingga ia harus ikut bekerja

David akan menyesal karena sudah berbicara seperti tadi sebelum pergi ke kantor pada Afin, ucapannya membuat sang bungsu kepikiran dan bertekad untuk bekerja, sungguh anak yang mulia dan juga terlalu polos.

🐻🐻🐻

Like + Comment❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!