Keluarga

Daffin serta bunda lili sedang duduk di ruang tamu berhadapan langsung dengan beberapa pria berbeda umur, yang Afin yakini mereka adalah keluarga kandung afin?

"saya akan membawa Daffin" ucap yang lebih tua di sana, ayah Daffin sepertinya?

Setelah sedikit berbincang hanya rion dan bunda lili sebenarnya sementara yang lainnya termasuk Afin hanya diam dengan pikiran mereka masing masing

lengan Afin di tuntun oleh salah satu lelaki itu menuju mobil

"Dadah... Bunda.... Jangan kangen Afin yaa" teriak Afin saat akan masuk kedalam mobil, bunda lili mengangguk sembari tersenyum kearahnya

***

Akhirnya Afin dan yang lainnya sampai di rumah yang sangat besar? Ah bukan rumah melainkan mansion, selama perjalanan menuju mansion ini tak ada pembahasan apapun diantara mereka

Afin berpikir apakah keluarga nya ini membencinya? Lalu kenapa ia diambil kembali? Atu mungkin Afin akan di siksa apabila sudah berada dengan mereka?

"jangan melamun ayo masuk" ucap salah satu dari kelima lelaki berbeda umur itu, sembari mengusap surai Afin lembut

Afin diam dengan kepala menunduk tak berani menatap kelima lelaki di hadapan nya saat ini, mereka berenam sudah berada di ruang tamu milik keluarga kandung afin

"apakah karpet bulu itu lebih menarik daripada kita?" tanya salah satu lelaki itu dengan nada datar nya, Afin mendongak untuk mencoba menatap mereka

"maaf" cicitnya

"bisa perkenalkan dirimu nak?" tanya yang lebih tua pada Afin, Afin mengangguk

"nama Afin adalah Daffin Alenio.R jangan tanya apa itu R ya paman, karena Afin pun tidak tau soalnya kata bunda saat bunda menemukan Afin bayi, nama itu sudah ada di kalung Afin in-ups" tanpa sadar Afin berbicara panjang lebar untuk menjelaskan sampai akhirnya ia sadar dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya

Kelima pria dihadapannya terkekeh gemas dengan tingkah permata nya itu, aku ingin sekali melahap pipi nya itu batin mereka

"sudah jelas jika kamu itu anak Daddy baby" ucap yang lebih tua sembari mengangkat tubuh Afin kepangkuannya, Afin tersentak namun ia hanya diam

"paman.." panggil Afin

"Daddy baby, nama Daddy David Frenderick Robertson" ucap sang Daddy dengan senyuman hangat pada Afin dipangkuannya

"dad-dy kakak kembar itu siapa? Mereka kakak kelas Afin kan" bisik Afin takut terdengar oleh yang lainnya, padahal suaranya sangat kencang dan juga telunjuknya menunjuk pada si kembar

"mereka berempat kakak mu baby" ucap sang daddy

"ada empat?" tanya Afin dengan menunjukan jari lengan yang berjumlah empat itu, David hanya tersenyum

dengan susah payah Afin turun dari pangkuan Daddy nya itu, untuk menuju keempat kakak nya berada

"Mari berkenalan" ucap Afin saat sudah berada di hadapan keempat kakaknya itu

Akhirnya mereka semua saling berkenalan satu sama lain, dengan dihiasi senyum bahagia dari Afin

Afin tak menyangka bahwa keluarga nya itu baik, padahal wajah mereka sangat dingin dan datar jadi Afin berpikir bahwa keluarga nya itu jahat atau mungkin tak menginginkannya

sekarang Afin telah mengenal keempat kakaknya yaitu:

- Daniel Immanuel Robertson [ 25th ]

- Darren Malefino Robertson [23th ]

- Dion Arkathena Robertson [18th]

- Deon Arkathona Robertson [18th]

"oh iya Daddy.." panggil Afin sembari mendongak untuk menatap langsung sang ayah yang memangkunya, David memasang wajah seolah bertanya 'apa?'

"mama Afin mana? Emm maksudnya istrinya Daddy ibu kandungnya Afin hehe" Afin bertanya dengan wajah cerah nya, sementara yang lain memasang wajah seolah sedih dan juga bahagia

David menghela nafas panjang untung menetralkan perasaannya saat ini

"mommy nya baby sudah ada disurga sayang" ucap David dengan nada sendu, sembari mengusap halus surai Afin yang ada di dekapannya

Afin paham dengan makna yang diucapkan ayahnya itu, dia anak pintar yang sudah masuk sekolah menengah atas dengan usianya yang masih bisa dibilang muda, jadi ia jelas tau arti itu

ia menunduk sedih saat mengetahui ibunya, ibu kandung nya telah tiada dan juga ia sedih karena telah menanyakan hal itu tapi bagaimana pun Afin berhak tau kan

"maaf, Afin tidak tau" cicitnya yang sangat jelas terdengar oleh yang lainnya karena memang suasana sangat hening

"tak apa sayang, kamu berhak mengetahui nya, jangan sedih oke" David berusaha mengembalikan perasaan Afin agar kembali senang

"yasudah mari kita lihat kamar baru Afin" lanjut David untuk mengalihkan pembicaraan yang jelas membuat mereka sedih

Afin yang mendengar itu mengangguk antusias membuat siapa saja yang melihatnya terkekeh gemas melihat itu

Dengan cepat David segera menuju kamar yang ia maksud dengan Afin di gendongannya tentu saja, keempat kakaknya pun ikut dibelakang mereka

🐻

Malam pun tiba Afin baru saja terbangun dari tidurnya karena dibangunkan oleh salah satu kakaknya, karena memang jam sudah menunjukan waktu makan malam

"eungh.. Kak..?" Afin bangun dan bertanya kakak nya yang mana ini, karena jujur ia juga masih lupa lupa ingat dengan nama mereka berempat

"Darren baby..." Afin cengengesan saat kedua pipinya diunyel gemas oleh kakak keduanya

Darren membawa Afin ke kamar mandi untuk mencuci mukanya ajar terlihat segar, setelah selesai ia membawa sang adik bungsu kegendongan koala nya untuk menuju ruang makan

Saat tiba di sana tubuh Afin dipindahkan kepangkuan kakaknya yang lain, yang Afin yakini itu adalah Kakak sulungnya Daniel. Karena memang di sana hanya ada Abang sulungnya serta abang kembar, dimana daddy-nya? Pikir Afin

"emm kakak" panggil Afin ntah pada siapa, keempat kakak Afin menoleh saat mendengar panggilan dari Afin

"da-ddy mana?" tanya Afin yang benar benar masih canggung dengan suasana barunya ini

"Daddy ada kerjaan baby, jadi kita makan malam terlebih dahulu oke" ucap salah satu kakak kembarnya yang sedikit memiliki ekspresi di wajahnya

"kakak?" tanya Afin

"kakak Deon baby, kamu bisa membedakan dari mata kami oke" ucap Deon menjelaskan dan Afin yang ingin tau pun meneliti dengan jelas

Dan benar saja, mata Deon lebih besar daripada mata Dion yang terlihat lebih kecil

Afin mengangguk paham dengan senyuman manis di wajahnya

"baiklah, makan" perintah kakak sulung Daffin yang sedang memangkunya

Daniel menyodorkan sesendok nasi dan lauk nya tepat pada mulut afin, Afin yang bingung mendongak dan langsung bertatapan dengan kakaknya itu

"makan, kakak suapi" ucap Daniel yang paham dengan tatapan adik bungsu nya itu, Afin hanya mengangguk paham lalu membuka mulutnya dengan telaten Daniel menyuapi adiknya itu tak lupa dirinya juga ikut makan

Ngik

semua yang ada di meja makan menatap afin yang baru saja mengeluarkan suara itu, Afin cegukan!

Afin malu sekarang karena ia jadi tontonan keempat kakaknya itu, canggung, malu semuanya jadi satu Afin menunduk dengan cegukan yang masih terdengar

"minumlah" ucap Daniel dan diangguki oleh Afin yang menerima air itu

keempat kakak Afin itu sebenarnya gemas dengan tingkah Afin hanya saja tertutup oleh sifat dingin dan datar mereka

setelah selesai dengan acara makan malam mereka, kelima kakak beradik itu memutuskan untuk berkumpul diruang tengah untuk sekedar menonton tv

🐻🐻🐻

Like + Comment❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!