Sakit lagi?

Terdengar kicauan burung yang indah dipagi hari yang cerah ini, walaupun masih sangat pagi namun burung burung tersebut sudah bersemangat melakukan kegiatan mereka masing masing

Berbeda dengan bocah pendek berpipi gembil, yang masih terlelap terbalut selimut tebal, padahal sinar matahari pagi sudah masuk kedalam kamar bernuansa baby blue miliknya itu

Cklek

Suara pintu dibuka oleh seseorang, tujuan orang tersebut hanya satu yaitu membangunkan bocah yang masih terlelap itu

"Hey baby.. Wake up" ucap Vano, anak kedua dari ayah Gerald

"emm.. Nanti ya Daddy" gumam Daffin dengan menutup wajahnya menggunakan selimut, Vano hanya terkekeh saat dirinya dipanggil Daddy oleh adik sepupunya itu

"tidak akan sekolah hm? Ini sudah pukul 7 lewat loh" ucap Vano dengan wajah jahilnya, Daffin yang mendengar itu langsung berdiri dari tidurnya dan berlari kekamar mandi tanpa menghiraukan teriakan peringatan dari vano

Setelah keluar lengkap dengan seragam sekolahnya Daffin tak melihat adanya Vano di sana jadi ia langsung turun kebawah dengan tergesa gesa

karena berlari dengan cepat tanpa melihat sekitar saat ia keluar dari lift kakinya tersandung satu sama lain membuatnya terjatuh dengan wajah yang lebih dulu mengenai lantai, semua orang yang berada di meja makan tentu saja terkejut dan langsung menghampiri Daffin

"hey boy.." ucap Frans lalu mengangkat wajah Daffin, betapa terkejutnya mereka melihat wajah menggemaskan dengan wajah memerah seperti kepiting rebus, bibir yang melengkung kebawah, mata yang berair siap menumpahkan tangisnya

Namun, hal yang paling mengejutkan adalah hidung Daffin yang mengeluarkan darah dan jidatnya yang lebam

"astaga baby, panggil dokter cepat" ucap Jeremy orang yang pertama kali sadar bahwa Daffin mendapat luka, Falend segera menghubungi dokter

"ayo masuk kamar" ajak Daniel hendak mengangkat Daffin kegendongan koala nya, namun anak itu tak mau

"ma-u dad-dy... Hiks" ucap Daffin terbata, mereka semua hanya terkekeh melihat itu kecuali Daniel yang tak terima, David yang mendengar itu segera membawa bayi kesayangannya kegendongan koala nya dengan mengusap ngusap punggung bergetar anak itu.

"Daffin harus sekolah hiks Daddy, ini sudah siang" ucap Daffin membuat David mengernyitkan dahinya bingung

"ini masih sangat pagi sayang, bahkan kami sedang menunggu makanan untuk sarapan" ucap David membuat Daffin langsung menatap Vano yang ada di belakangnya, Vano yang ditatap menampilkan senyum kaku nya karena merasa bersalah

"HUWAAAAA.... KAK Vano JAHAT!! HIKS" Daffin mengamuk karena kesal dengan tingkah kakak nya yang satu itu

"tunggu hukumanmu boy" ucap Jeremy menatap Vano yang hanya memasang wajah datarnya

***

Karena kejadian tadi pagi, Daffin tidak diperbolehkan masuk sekolah padahal ia baru masuk setelah libur panjang, namun ia tak bisa membantah karena memang dahi dan hidungnya sakit sekarang

Siang ini Daffin berada di kamar milik Fernand anak kedua dari Frans, tadi Fernand hendak pergi untuk kekantor namun karena melihat Daffin sendirian dimansion ia membatalkan meeting nya hari ini demi adiknya itu serta untuk mencoba mendekatkan dirinya dengan bocah itu

"kakak.. Afin lapar ini, kakak kok liatin Afin terus sih" rengek Daffin pada Fernand yang sedari tadi hanya memperhatikan wajahnya

"sebentar oke" ucap Fernand lalu keluar dari kamar, lalu ia masuk kembali dengan sepiring puding coklat kesukaan Daffin, dengan senang hati anak itu memakan nya dengan semangat

"mwakwaswih Kwak" ucap Daffin tak jelas karena mulutnya penuh dengan puding itu, Fernand terkekeh gemas melihat itu semua

" makan yang benar, tak akan ada yang memintanya" ucap Fernand sembari mengelap ujung bibir Daffin yang terdapat puding, anak itu hanya tertawa kecil menanggapi ucapan kakaknya

Tak lama pusing itu habis, Fernand menaruh piring kosong itu diatas nakas kamarnya lalu beralih menatap Daffin, Fernand mengerutkan keningnya saat melihat Daffin meremat kepalanya

Daffin merasa kan pusing mendera, ia memegang kepalanya karena sakit mencoba untuk sedikit mengurangi sakitnya itu. Padahal dokter bilang tak apa hanya lebam luar dan untuk mimisan pun sama hanya luka kecil tapi kenapa pusing sekali

"hey baby, kenapa hm? Apa yang sakit?" tanya Fernand yang khawatir sembari menangkup kedua pipi Daffin

"sa-kit kak..mmm sa-sakit.." lirih Daffin dengan terus memegang kepalanya, dengan segera Fernand menelpon David untuk segera kembali ke mansion dan kabari yang lain

"hey.. hey... Kenapa hm? kenapa menjadi seperti ini? Jangan tutup matamu baby bertahanlah, kak Gio sebentar lagi kemari" ucap Fernand panik dengan terus mengusap dahi Daffin yang dipenuhi peluh

"sa-kit.." gumam Daffin yang akhirnya kehilangan kesadarannya, Fernand terus mencoba membangunkan Daffin hingga ia memutuskan untuk membawa anak itu ke rumah sakit milik kakaknya, Gio.

Giofano cucu sulung Jeremy memang seorang dokter umum, berbeda dengan Darren yang menjadikan profesi nya sebagai topeng untuk kesenangannya membedah, gio memang sedari kecil memiliki cita cita menjadi dokter umum, biarpun sifatnya terlampau dingin pada setiap pasien tetapi ia adalah seorang profesional, Sehingga banyak pasien yang berlangganan pada nya.

***

Fernand duduk dikursi depan ruangan tempat dimana Daffin diperiksa oleh gio tentunya, ia menunduk meratapi dirinya yang bodoh tak tau kenapa Daffin bisa jadi seperti itu

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar jelas disepanjang lorong rumah sakit itu, terlihat banyak pria berbeda umur yang datang dengan tergesa gesa, semua yang berada di sana memandang mereka, keluarga Robertson.

Sementara Fernand tetap menunduk tak peduli siapa itu dan mau apa dia, yang ia pikirkan sekarang adalah adiknya

"Fernand, bagaimana?" tanya Frans

"kenapa bisa seperti ini?" tanya Jeremy

"bagaimana keadaan baby ku?" tanya David

mereka bertanya secara serempak membuat Fernand mendongak menatap mereka semua, sementara Gerald dan anak anak yang lain hanya diam dengan raut yang sulit diartikan

"aku belum tau, baby masih kak gio periksa. Maaf dad aku lengah menjaga nya.. Aku siap dihukum" ucap Fernand kembali menundukkan kepalanya

"sudahlah boy, kita tunggu dulu gio keluar" ucap David mengusap pundak Fernand

"tapi dia tetap harus dihukum!" tegas Gerald yang sedari tadi diam, David dan Fernand yang mendengar itu menoleh padanya

"baik" ucap Fernand

"tidak" ucap David

Mereka serempak berucap dengan jawaban yang berbeda

"sudahlah aku yakin bayiku baik baik saja... Dia anak yang kuat, sangat kuat!" ucap David mencoba untuk memberi pengertian pada kakak pertama nya itu, karena bagaimana pun ia yakin semua ini bukanlah salah Fernand

"terserah" ucap Gerald lalu mendudukan dirinya di kursi samping Jeremy

"opa, aku dan falend kekantin dulu kita belum makan siang" Gallan meminta izin pada Jeremy karena memang mereka berdua sangat lapar sekarang

"baiklah, jangan terlalu lama" ucap Jeremy

"baik opa" kompak Gallan dan Falend, lalu melenggang pergi dari sana

🐻🐻🐻

Like + Comment ❤️

Episodes
1 Awal
2 Teman Baru
3 Titik terang
4 Siapa?
5 Keluarga
6 Kehangatan
7 Bekerja
8 Sekolah
9 Terluka
10 Rewel
11 Balasan
12 Josh
13 Amarah
14 Hukuman
15 Sakit
16 Keluarga besar
17 Sakit lagi?
18 Keracunan
19 Pengkhianat
20 Ibu?
21 Pasar malam
22 Singa
23 Teror
24 London
25 Tersesat
26 Menginap
27 Kenzie
28 Pulang
29 Petras
30 Kebenaran
31 Bersatu kembali
32 Pencarian Bukti
33 Peringatan kecil
34 Ulat Lagi
35 Mendaki Gunung
36 Boni
37 Sekolah Baru
38 Libur
39 Samurai?
40 Janson
41 Keributan
42 Pertarungan
43 Rumah sakit
44 Pembalasan
45 Bayi Kesayangan
46 Ngambek
47 Bos Kecil
48 Jadi Bayi?
49 Murid Baru
50 Flora?
51 Berkenalan
52 Obsesi
53 Bertamu
54 Ketakutan
55 Lagi?
56 Rencana
57 Rencana 2
58 Penyamaran
59 Eksekusi
60 Kembali Damai
61 Kura Kura
62 Kejutan
63 Ulang Tahun
64 Buah Mangga
65 Maaf Daddy
66 Cita cita
67 Salju
68 Mulai Nakal?
69 Hukuman lagi
70 Trauma
71 Tragedi
72 Comeback
73 Ceria
74 Lupa?
75 Kamu lagi
76 Madhava
77 Zico!
78 Cemburu
79 Pengaruh Buruk
80 Petir
81 Kemah?
82 Pergi Kemah
83 Jurit Malam
84 Topeng Zico
85 Panas Dingin
86 Keindahan
87 Menunggu
88 Siapa dia?
89 Siapa dia? 2
90 Gadis gila
91 Absurd
92 Rindu
93 Main
94 Main 2
95 Iri
96 Ayah
97 Maaf
98 Kebahagiaan
99 Bermain
100 Game
101 Menangis
102 Anonym?
103 Pelaku
104 Ruang Bawah Tanah
105 Ceroboh!
106 Pentas
107 Serangan
108 Tembakan
109 Terpuruk
110 Buruk
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Awal
2
Teman Baru
3
Titik terang
4
Siapa?
5
Keluarga
6
Kehangatan
7
Bekerja
8
Sekolah
9
Terluka
10
Rewel
11
Balasan
12
Josh
13
Amarah
14
Hukuman
15
Sakit
16
Keluarga besar
17
Sakit lagi?
18
Keracunan
19
Pengkhianat
20
Ibu?
21
Pasar malam
22
Singa
23
Teror
24
London
25
Tersesat
26
Menginap
27
Kenzie
28
Pulang
29
Petras
30
Kebenaran
31
Bersatu kembali
32
Pencarian Bukti
33
Peringatan kecil
34
Ulat Lagi
35
Mendaki Gunung
36
Boni
37
Sekolah Baru
38
Libur
39
Samurai?
40
Janson
41
Keributan
42
Pertarungan
43
Rumah sakit
44
Pembalasan
45
Bayi Kesayangan
46
Ngambek
47
Bos Kecil
48
Jadi Bayi?
49
Murid Baru
50
Flora?
51
Berkenalan
52
Obsesi
53
Bertamu
54
Ketakutan
55
Lagi?
56
Rencana
57
Rencana 2
58
Penyamaran
59
Eksekusi
60
Kembali Damai
61
Kura Kura
62
Kejutan
63
Ulang Tahun
64
Buah Mangga
65
Maaf Daddy
66
Cita cita
67
Salju
68
Mulai Nakal?
69
Hukuman lagi
70
Trauma
71
Tragedi
72
Comeback
73
Ceria
74
Lupa?
75
Kamu lagi
76
Madhava
77
Zico!
78
Cemburu
79
Pengaruh Buruk
80
Petir
81
Kemah?
82
Pergi Kemah
83
Jurit Malam
84
Topeng Zico
85
Panas Dingin
86
Keindahan
87
Menunggu
88
Siapa dia?
89
Siapa dia? 2
90
Gadis gila
91
Absurd
92
Rindu
93
Main
94
Main 2
95
Iri
96
Ayah
97
Maaf
98
Kebahagiaan
99
Bermain
100
Game
101
Menangis
102
Anonym?
103
Pelaku
104
Ruang Bawah Tanah
105
Ceroboh!
106
Pentas
107
Serangan
108
Tembakan
109
Terpuruk
110
Buruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!