...****************...
Beberapa Bulan kemudian, Sarah berusaha menyapa William, ketika tanpa sengaja mereka berpapasan di salah satu pesta kolega mereka.
"Tuan Muda Jones," sapa Sarah"
William membalasnya dengan senyum dingin.
"Bisa kita bicara sebentar?" William melirik jam tangannya, kemudian mengangguk menandakan setuju.
Kemudian Sarah berjalan keluar dari keramaian menuju sebuah taman, di ikuti William dari belakang, mereka pun berhenti setelah di rasa cukup jauh dari keramaian.
Mata William menatap tajam ke arah Sarah.
"Apa yang ingin nyonya bicarakan dengan saya?"
"Tuan Muda, aku ingin membicarakan putri ku Lilian," kata Sarah. Dengan nada suara berat.
William terdiam sejenak, sebetulnya dia ingin langsung pergi ketika mendengar nama itu, walaupun dia sudah menduga Sarah akan membicarakan hal ini.
"Kalau soal putri anda saya tidak ingin mebicarakannya!"
Dia menahan amarah sekaligus air matanya.
"Putri ku tak pantas menerima perlakuan sekejam itu dari mu," kata Sarah lagi.
"Maaf Nyonya aku tidak bisa mengampuni siapa pun yang menghianati ku," kata William agak ketus.
"Dia hanya ingin menyelamatkan nyawa putra ku," kata Sarah lagi.
"Berarti itu pilihannya nyonya," kata William.
"Tidak bisa kah kau bermurah hati, apa sedangkal itu cinta mu pada putri ku," kata Sarah lagi.
"Bahkan adik ku pun tak aku ampuni, karena telah memilih putra anda, apalagi Lilian yang belum lama saya kenal," Kata William dengan suara tegas.
Sarah agak berkaca-kaca.
"Tidak kah kau merasa kasihan padanya, lihat lah dia sebentar, dia begitu mencintai mu, dia sangat menderita saat ini," ungkap Sarah berusaha meluluhkan hati William.
William masih tak bergeming.
"Harus kah aku melakukan ini, agar putri ku tak menderita lagi, dan kau mengampuni putraku,"kata Sarah sambil bersujud di hadapan William.
William agak kaget awalnya, dia sebetulnya ingin membantu Sarah untuk berdiri, namun dia melihat Lilian menghampiri mereka.
"Ibu apa yang sedang ibu lakukan?" Sarah kaget kemudian dia segera berdiri.
"Lily!"
Lilian menatap Wajah William dingin, William merasa perasaannya sangat aneh di tatap Lilian dengan cara seperti itu, kemudian kata kata terucap dari bibirnya:
"Ibu mu memohon agar aku kembali kepada mu," ungkap William.
Lilian tampak kaget mendengar hal itu, kemudian menatap Sarah, Sarah tampak serba salah.
"Maafkan ibu!"
"Aku mau kembali pada mu, asal kau mau bersujud di kaki ku seperti ibu mu" Kata William. Agak angkuh.
Lilian menarik nafas dalam dalam.
"Ayo ibu kita pergi!" Lilian menarik Sarah.
"Bukan kah tawaran ku sangat bagus, mengingat kau perlu dukungan keluaga Jones untuk posisi mu," kata William mencoba menghentikan Lilian.
"Terimakasih untuk tawaran anda, saya rasa keputusan anda memutuskan pertunangan kita sudah tepat," kata Lilian.
"Dan saya pikir saya terlalu bodoh karena mencinta orang tamak dan sombong seperti anda."
"Dan satu hal lagi aku gadis 19 tahun, aku hanya perlu waktu sebentar untuk sembuh dari hal seperti ini," Kata Lillian lagi.
Seraya menatap ibunya Kemudian beranjak dari hadapan William.
Kemudian dia melajutkan langkahnya dan meninggalkan tempat itu.
Entah mengapa kali ini hati william terasa sakit, dia terus berpikir dan mondar mandir disana, dia begitu putus asa.
Dari arah belakang tapak kakeknya Tuan James menghampirinya.
"Sangat di sayangkan kau membiarkan nyonya Dante bersujud di kaki mu, dan kau sama sekali tak mempertimbangkan tawarannya," Kata tuan James William terdiam.
"Apa yang membuat mu, menjadi orang yang arogan seperti ini, kau kehilangan adik mu, tunangan mu, kau menyakiti diri mu sendiri," kata tuan James. Seraya pergi meninggalkan William.
William termenung mendengar ucapan kakeknya.
...----------------...
Lilian menyerah kan kepemilik DNT Korporat Kepada Sarah ibunya, dan melepaskan semua haknya hal itu di dukung tuan James Jones, tuan James memeluk Lilian.
"Kau sudah ku anggap seperti cucu ku"
Lillian tersenyum!.
"Aku tau kakek"
Tuan James tersenyum gembira.
"Maafkan kebodohan cucu ku, aku yakin dia akan menyadari kesalahan nya," Kata Tuan James. Memandang Lilian dengan penuh sesal.
"Kakek kita masih terlalu muda, aku akan mengejar cita cita ku, pertunangan itu terlalu berat untuk gadis muda seperti ku," kata Lilian sambil tersenyum.
"Jaman ku, dan jaman mu berbeda, aku pikir dengan menikahkan cucu ku dan diri mu bisa menyelesaikan masalah," kata tuan James lagi.
"Aku senang bisa mengenal kakek, aku tidak menyesal walau berakhir begini," kata Lilian sambil tersenyum. Di balas senyuman tuan James.
"Pagi ini Lilian mendapat email dari fakultas kedokteran Cambrige university," kata Sarah bangga.
Tuan James tampak takjub.
"Jacob, pasti akan sangat bangga pada mu," katanya lagi sambil memeluk Lilian tuan James tampak terharu.
"Cambrige tentu pilhan yang tepat ketimbang si bodoh William," Kata tuan James lagi.
Sambil berdehem memberikan isyarat kalau William menghampiri mereka, Sarah mengajak tuan James untuk berajak dari sana, dan membiarkan mereka berdua untuk berbincang berdua .
William mendekat ke arah Lilian, Lilian tersenyum ke arah William hal itu justru membuat William tidak nyaman.
"Hi Will!"
"Bagai mana kabar mu?"
"Aku sangat baik!" Lilian tersenyum ke arah William.
Mengatakan hal yang membuat William terkejut, dan memang kenyataannya seperti itu.
"Aku dengar tadi soal Cambrige, itu sangat luar biasa," kata William.
"Terimakasih, bukan kah dulu kamu pernah kuliah di fakultas kedokteran juga," ungkap Lilian.
William tersenyum.
"Aku fikir aku tak cocok jadi dokter," kata William.
Lilian terdiam mendengar jawaban William.
"Kapan kau akan berangkat," tanya William.
"Mungkin Lusa," jawab Lilian singkat.
"Soal hubungan kita?" William tak meneruskan bicaranya.
"Oh Will, aku pikir aku terlalu muda untuk berkomitmen," kata Lilian.
"Keputusan mu sudah tepat," sambung Lilian.
Lagi lagi William tampak tercengang, sekarang dia merasa di campakkan.
"Itu yang kamu rasakan?"
Lilian mengangguk.
"Menjadi dokter adalah impian ku, aku mungkin jatuh cinta pada mu tapi cinta bukan segalanya," kata Lillian lagi, mata Mereka saling menatap.
William tampak memahami kata kata Lilian.
"Aku minta maaf untuk semua yang terjadi Lily," kata William agak menunduk.
"Patah hati hal yang lumrah di rasakan gadis muda bukan, aku berterimakasih untuk semua hal yang aku rasakan untuk pertama kalinya itu berkat diri mu," Kata Lilian bijak.
William semakin kehabisan kata-kata.
"Apa kita masih bisa bertemu?" Kata William agak ragu mengatakan.
"Iya tentu kau cucu Kakek aku menghormatinya!"
William tampak malu mengingat perlakuan nya Kepada Sarah.
"Will aku harus pergi!" kata Lilian tersenyum.
William terdiam, seolah masih menginginkan Lilian di dekatnya.
"Oh baik lah, sampai jumpa," kata William agak canggung.
"Iya sampai jumpa," sahut Lilian tersenyum dan berlalu dari hadapan William.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments