Dosa Terindah

...****************...

William Memperlihatkan rumah pohon itu kepada Lilian, Dan tak jauh dari sana terlihat air terjun yang sangat indah airnya sangat jernih, bebatuan di sana sangat besar suasana di sana masih sangat asri Lilian tampak takjub.

"Waktu aku kecil ayah ku sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terwat

"Pasti sangat seru," kata Lillian takjub.

"Ayah dan ibu selalu mengajak aku dan Vanessa, camping di sini," William mengenang masa kecilnya yang bahagia.

"Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata William tersenyum melihat ke kesekeliling.

"Pasti seru punya orang tua!" Lilian merasa iri William memiliki memory yang indah tentang orang tuanya.

William memeluk Lillian, sambil mengajaknya ke dekat air terjun.

"Kamu ingin bermain di sana?" William berbisik, wajah Lillian memerah. William menarik tanganya sambil berlari-lari kecil di antara genangan air.

Celepak ... Celepak ... Celepak ...

William melepas seluruh pakaiannya dia tampak bugil, kemudian setelah itu, dia naik ke tempat yang lebih tinggi dia berlari menuju tepi dan melompat.

Byur ...

Dia masuk ke dalam air, dia berenang dengan riangnya melepaskan segala bebannya.

Lilian hanya duduk memperhatikan di tepi yang lebih rendah.

kemudian William menghampiri Lilian, Lillian tampak salah tingkah melihat William tanpa busana. 

"Ayo berenang!" Lillian menggeleng enggan.

"Tidak pasti sangat dingin!" Lilian memeluk dirinya sendiri.

"Akan terasa hangat karena ada aku!" William mencipratkan air ke arah Lilian menggodanya.

"Hentikan baju ku basah!" Lillian agak marah.

"Lepaskan saja baju mu kalau tidak mau basah," Kata Willian terus mengganggunya.

"Aku akan terus melakukan ini," kata William mulai mejengkelkan.

Kemudian Lilian pun, membuka seluruh bajunya dia berlari kecil

Byurr ...

Dia melompat masuk ke dalam air, dia berenang  merasakan air yang segar dan dingin itu. Dia merasa sangat senang dia bermain main seperti kembali lagi ke masa kecil.

Sesekali dia mengoda William mencipratkan air kearah William mereka saling membalas.

"Aku akan menangkap mu!"

William datang mendekati Lilian, kemudian Lilian menghindar menyelam kedalam air.

Mereka saling kejar kejaran, Beberapa kali Lilian berhasil melarikan diri, dan akhirnya dia merasa sangat kelelahan.

"Sudah hentikan!" Lilian menyerah.

William tersenyum dia mulai mendekat ke arah Lilian, tubuh atletisnya sangat mengoda, wajah tampannya sungguh serasi dengan keindahan hutan itu. William seperti malaikat turun dari langit sangat bersinar.

Glup!

Lilian menelan ludahnya, tubuh William semakin  mendekat padanya.

Deg ...

Jatungnya berdegup kencang, tatapan mata William yang tajam membiusnya.

Frezzee ...

Tubuhnya membeku, nafasnya terasa berat, gairah mengalir ke seluruh tubunya.

William mendekat Lilian menyabutnya dengan belaian jari tangannya menyetuh lembut rambut William yang basah, kemudian Lillian mengalungkan ke dua tangannya ke leher William mereka berdua saling menatap.

"Bagaimana?" William tersenyum sambil memeluk Lilian.

Lilian balas tersenyum sambil memiringkan kepalanya.

Much ... Much ... Much ...

Mereka berciuman dengan gairah yang memabukkan, pelukan William semakin kencang. Beberapa bagian tubuh yang saling menyetuh begitu sangat merangsang.

Tangan William mulai meraba punggung Lilian dengan lembut, Jari-jari berlahan turun ke pantan Lillian  meremas lembut.

Aahhh...Aahhh...Terdengar suara desahan!

kaki Lilian secara naluri mulai naik menyilang ke badan William, posisi dadanya sejajar dengan wajah William,

William mencium kedua dada Lilian yang Indah. Nafas William terengah engah, Lillian mengeliat bergairah.

"Aahhh ... Aahhh ... Aahhh ..."

William mulai mabuk kepalanya agak berat, dengan agresif dia mengakat badan Lilian ke darat, masih sambil mencium Lillian namun seketika dia menghetikannya.

Mata mereka saling memandang kemudian.

Much ... Much ...

Lilian menciumnya untuk melanjutkan gairahnya, William tersenyum. 

"Jangan di sini!"

Lilian tampak malu dia menunduk, kemudian beranjak dari hadapan William.

William menghampirinya dan menarik tangan Lilian.

"Ikut aku!" William menarik tangan Lilian. Menuju suatu tempat ya benar saja. 

William mengajak Lilian ke atas rumah pohon.

Tap ...Tap ...Tap ...

Lillian terlebih dahulu naik, di susul William tubuh bugil Lillian tampak merangsang terlebih di lihat dari bawah.

William bergegas naik.

Set ...

Wiliam sampai dengan cepat dia langsung menyalurkan hasratnya.

Dia memeluk Lilian menciumnya dan mengangkat pinggang yang ramping, kemudian menggedongnya. Mereka berciuman lidah mereka menjulur saling mengulum satu sama lain nafas mereka begitu panas.

Bruk ...

William meletakan tubuh Lilian di atas lantai kayu.

Set ...

William berada di atas Tubuh Lilian, dia memeluk William Berlahan, William mengarah kan tangan Lilian untuk menyetuh kepunyaan, Jari-jari Lillian mulai merabanya dengan lembut benda besar itu begitu hangat.

Aahhh ... Aahhh ...

Desahan terdengar Wajah William terangkat. Rahangnya terlihat jelas jari jari Wiliam kemudian meremas lembut dada Lilian.

Aahhh ... Aahhh ...

Lilian mengarahkan kepala William ke dadanya, Lidah Wiliam mejulur mejilat puting Lilian kemudian Menghisap putingnya.

Aaahhhh ... Aaahhhh ...

Suara Lillian mendesah manja menikmati setiap sentuhan William, kepunyaan William menempel di antara selangkangan Lilian.

Selangkangannya sedikit demi sedikit meregang, sesuatu yang hangat dan besar menempel, rasanya tak bisa Lilian ungkapkan rasa nikmat yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

srek ... srek ... srek ...

Begitu basah dan licin.

Aahhhh ... Aaahhhh ... Aahhhh ...

Keduanya tampak Mabuk mereka saling mendekap kuat.

"Lily ini akan terasa sakit!" nafas William kian terengah engah.

Lillian mengangguk memberikan izin, William melakukan penyerangan berlahan lahan dia nampak kesulitan, dia terus Menerobos benteng Pertahanan Lillian dengan sekuat tenaga.

Akh ... Akh ...

Lillian merintih meremas pungung William.

"Tahan sedikit lagi," bisik William.

Jleb...

Benda kepunyaan William Masuk kedalam lingkaran kesucian Lilian.

"Ouch!" Lilian merintih.

Jleb ... Jleb... Jleb ...

Kali ini Serang bertubi-tubi Lilian terima.

Arghhh ... Arghhh ...

William seperti mengerahkan seluruh tenaganya sekarang, karena saking sempitnya, dia terus menyerang maju mundur di tekannya kuat kuat.

"Will.. akh ...Will," katanya sambil menggit pundak William.

William terus  menekan dengan gerakan yang sangat cepat, Lilian merasakan sesuatu seperti letusan kembang Api yang meledak di atas langit.

Aaaaaaaa! Ahhhhhhhh!

Cplak ... Cplak ... Cplak ...

Suara itu terdengar kencang.

Cplak ... Cplak ... Cplak ...

Kepunyaan William merasakan sesuatu yang sangat luar biasa seperti meriam yang akan segera menebakan pelurunya.

Blaar ...

Ahhhhhhhhhh!

Rintih William, menyingkir dari atas tubuh Lilian kemudian terkapar lemas di samping Lilian. 

Nafas mereka terengah engah,William memeluk tubuh Lilian.

Cup...

mengecup keningnya.

Lilian mendekap William.

Setelah beberapa saat mereka turun dari rumah pohon itu, kemudian mereka memakai pakaian mereka. Lilian tak berani menatap wajah William.

William malah mengodanya dengan berdiri di hadapannya.

"Aku ingin melakukannya lagi!"

Lillian beranjak pergi meninggalkan William, William menarik tangannya kemudian memeluknya.

"Kita lakukan di kamar ku yaah?" William tersenyum.

"Sudah lah Will!"  Lilian malu bukan main wajahnya benar benar merah.

Dia ternyata tak bisa mengendalikan diri,melihat ketampanan, dan tubuh atletis yang di miliki William.

"Kita pulang sekarang?" William menggenggam tangan Lilian. Lilian menganguk.

"Masih sakit?"

Lilian mengangguk lagi.

"Mau di gendong?" William berjongkok di hadapan Lilian.

Lilian pun naik kepunggung William, William mengendong Lilian kemudian.

Mereka berjalan begitu lambat seolah ingin menikmati kebersamaan mereka. William begitu sabar menggendong Lilian walau harus menempuh beberapa kilo meter.

"Aku merasa bersalah sampai mebuat mu kesakitan," kata William. Lilian awalnya terharu.

"Ternyata sebesar itu, aku memang perkasa!"

Lilian turun dari punggung William, dia berjalan mendahului William, William mengejarnya.

"Aku bercanda!" seraya menarik tangan Lilian.

"Yang ku lakukan tadi bukan bercanda!" William tersenyum mendengar perkataan Lilian.

"Aku senang, aku akan menjadi seseorang yang akan kamu ingat selamanya," kata William seraya menggenggam tangan Lilian.

"Apa aku bukan gadis, yang akan kamu ingat selamanya?"

"Kamu adalah satu satunya gadis yang membuat ku gila!" mereka saling melempar senyum.

Mereka pun melajutkan perjalanan untuk pulang kerumah peristirahatan.

Terpopuler

Comments

Mèo con

Mèo con

seperti ikut berpetualang bersama tokoh-tokohnya.

2024-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!