Cinta Pertama

...****************...

Aku mendengar Lilian berteriak.

Aku hanya tersenyum sambil menutup mata ku, mungkin malam ini gadis itu tak akan tertidur nyenyak.

Awalnya aku berniat jahat aku terbayang perbuatan adiknya dengan pacar ku, jadi ku lampiaskan amarah ku pada Lilian.

Aku merasa sangat konyol sekali melakukan itu kepada gadis polos, dia tidak seperti yang di gambarkan media.

Wajahnya memang sangat cantik dia seperti elle Faning si Aurora di film melvicent, Pipinya kemerahan senyumnya menawan dan matanya sangat bening.

Padahal kemarin malam aku baru di selingkuhi Rosaline wanita yang aku pacari selama 2 tahun,

Tapi kenapa saat ini aku malah senyum senyum sendiri.

"Iya tuan!"

"Besok pagi, tidak usah datang" kata ku.

"Baik tuan muda!"

"Kamu hanya datang saat aku perintahkan saja"

"Baik tuan!"

Sepertinya dia sudah mengerti aku hanya ingin berduan saja dengan tunangan ku, aku tertidur dengan senyuman di bibir ku.

...----------------...

Aku terbangun di pagi hari, sinar matahari berlahan masuk ke dalam mata ku, ku buka kelopak mata ku berlahan sampai terbuka sepenuhnya.

Aku bergegas ke kamar mandi ku percepat aktivitas ku, ku kenakan Tshirt dan celana pendek aku ingin menemuinya segera.

Kreek ...

Ku buka pintu kamar ku, aku langsung ingin menemuinya dan mengganggunya.

Tap ...Tap ...Tap ...

Langsung saja aku naik ke kamarnya.

Kreek ...

Ternyata pintunya tak di kunci aku mulai panik ku pikir dia kabur ku kira dia marah dan membenci ku, aku segera masuk dan memeriksanya ternyata dia masih tertidur ku dekati wajahnya.

"Ya ampun dia cantik sekali!"

Cup ...

Aku Mengecupnya dia kaget matanya terbuka sedikit, tapi aku marasakan hawa panas dari tubuhnya tubuhnya menggigil sepertinya dia syok sampai demam.

"Kamu sakit?" dia tak menjawab.

Ku pegang keningnya, dengan telapak tangan ku yang terbalik.

"Panas sekali!

Aku turun kebawah aku segera mencari obat di kotak P3K, ku temukan paracetamol tak lupa ku bawakan segelas air.

Kemudian aku segera naik lagi ke kamar Lilian.

Kuangkat badannya ku bantu dia duduk sedikit bersandar, aku menyuruhnya membuka mulutnya ku masukan obat kemudian ku berikan segelas air.

Gluk ... Gluk ... Gluk ...

Dia pun mengikuti perintah ku.

Uhuk ... Uhuk ...

Lilian Tersedak dia batuk batuk.

"Pahit!"

Entah dari mana asalnya ide gila ini.

Much..

Aku mencium bibirnya dengan lembut.

"Masih pahit?" Lilian sedikit kaget.

Aku merasa malu wajah ku memerah, dia pun demikian kali ini bukan ekspresi marah.

Deg ...

Jatung ku bedegup kencang, dia mengeleng pelan menjawab pertanyaan ku aku semakin salah tingkah.

"Ciuman ku memang berasa maniskan?"

Mata sayunya menatap ku, kemudian terdengar suara.

Kruk ... kruk ... kruk ...

Yang berasal dari lambungnya dia menuduk malu.

"Kapan terakhir kali kamu makan?"

Lilian terdiam berusaha mengingat.

"Mungkin, di rumah mu!"

Aku kaget dia terakhir makan 2 hari yang lalu.

"tunggu!"

Aku bergegas turun ke bawah, mencari makanan di dapur, namun aku tak mendapatkan apapun yang aku dapat hanya sekotak coklat.

Bergegas aku naik ku berikan coklat itu.

"Hanya ini yang bisa ku temukan!" sambil memberikan sekotak coklat itu padanya.

Nyam ... Nyam ...

Kemudian dia memakannya berlahan lahan.

Aku teringat sesuatu segera ku telpon Gracia.

"kamu datang sekarang!"

"Ba..baik.. tuan!"

"Tunangan ku sakit cepat lah"

"Baik Tuan!"

Kemudian aku menutup sambungan telpon itu.

"Aku baik baik saja Will," kata Lilian pelan.

Dia mencoba bangkit.

Ting! Tong!

Tak lama kemudian Gracia datang.

Tap ...Tap ... Tap...

Aku segera turun dan menghampirinya, dia membawa banyak sekali makanan kemudian aku menyuruhnya untuk menyiapkan makanan untuk Lilian.

Awalnya Gracia akan membawa makanan itu sendiri ke kamar Lilian.

"Tunggu biar aku saja!" Gracia tersenyum.

Kemudian memberikan nampan berisi bubur dan sebotol susu itu kepada ku.

"Silahkan tuan," kata Gracia sambil tersenyum.

Aku Segera mengambil alih membawa nampan itu, kemudian aku segera membawanya kekamar Lillian, Gracia memperhatikan ku dari belakang.

Aku menoleh dan menyuruhnya untuk tidak mengikuti ku, Gracia cengengesan sambil membalikan badannya.

Kemudian aku melajutkan langkah ku menuju kamar Lilian.

Kreek ...

Ku dorong pintu kamarnya dia tampak sedang berbaring saja, dia tampak kaget aku mebawakan nampan berisi bubur.

"Apa yang anda bawa Tuan Muda William?"

Ku simpan nampan di atas meja, aku menoleh kepadanya sambil tersenyum kemudian membawa magkuk berisi bubur dia menghapiri ku.

"Aku bisa mengambilnya sendiri!" seraya merebut mangkuk itu dari tangan ku.

Dia duduk diatas sofa kemudian.

Srup ... Srup ...

Kemudian dia menyantap bubur itu, sedikit demi sedikit dia menyeruput bubur itu.

Aku segera membantunya, kurebut mangkuk dan sedok itu dari tangan Lilian.

Fuuu ... Fuuu ... Fuuu ...

Ku tiup dan menyuapinya, dia melongo kaget aku pun merasa sangat norak melakukan itu.

"Panas?" tanya ku sambil menatapnya.

"Eeh nggak!" dia menggeleng. 

Fuuuu ... Fuuuu ...

Aku mengambil bubur itu meniupnya kemudian menyuapinya lagi. Dia menerima suapan ku dengan sungkan.

"Kenapa takut di racun?"

Lillian terkejut,dan menoleh ke arah ku.

"hah,nggak bukan begtu!"

"Aku akan melakukannya lagi kalau kamu sakit!"

Uhuk ... Uhuk ...

Lillian tersedak, aku segera mengambilkan nya segelas air.

Gluk ... Gluk ... Gluk ...

Kemudian dia meminumnya dengan terburu-buru, dia tampak salah tingkah aku suka melihatnya begitu terlihat konyol dan sangat menggemas kan.

Aku memegang kening nya wajahnya memerah kutatap wajahnya yang cantik itu, suhu tubuhnya sudah kembali normal dan sepertinya dia sudah lebih sehat.

Sedikit demi sedikit bubur itu akhirnya habis, aku juga bingung kenapa aku rela melakukan hal seperti itu.

"Kamu istirahat!" ku bawa nampan itu. Beranjak dari kamarnya dia menatap ku sambil tersenyum.

"Will!" aku menoleh ke arah nya.

"Terimakasih," katanya sambil menatap ku.

"Ok!" aku pun beranjak dari tempat itu.

Rasanya jantung ku berdebar debar aku mesem mesem sendir, aku tak menyadari Gracia memperhatikan ku.

"Sudah tuan?"

Aku tersadar dari lamunan ku, kemudian kuberikan

napan itu kepadanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!